Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Asmaul Husna

Melalui Metode Cipta Lagu dan Menyanyi

Bagi Siswa Kelas VII.C Semester 1 SMP Negeri 2 Pucakwangi

Tahun Pelajaran 2014/2015

Ali Muktar

SMP Negeri 2 Pucakwangi Kab. Pati

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini adalah merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca Asmaul Husna (Al Qur’an) dengan menggunakan media interaktif yang menarik yaitu cipta lagu dan menyanyi . Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan ketrampilan membaca Asmaul Husna /Al Qur’an dengan membiasakan menerapkan ilmu tajwid dengan menggunakan media cipta lagu religi dan menyanyikannya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji kuantitatif,. Kegiatan ini diobservasi dan refleksi pada setiap siklus untuk membandingkan kemampuan membaca Asmaul Husna/Al Quran sebelum menggunakan media interaktif dan sesudah menggunakan media interaktif cipta lagu dan menyanyi. Prosedur penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, yang terdiri dari: (1) Perencanaan (Planning), (2) Tindakan (Acting), (3) Pengamatan (Observing), (4) Refleksi (Reflecting). Setelah dilakukan penelitian selama 2 siklus, maka dapat diperoleh perubahan yang signifikan dari data kemampuan identifikasi hukum bacaan asmaul husna sebesar, pada siklus I: 7,30%, dan pada siklus II ketrampilan membaca sebesar 8,36% . Dengan demikian terjadi peningkatan yang signifikan antara kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II yang menggunakan media interaktif cipta lagu dan menyanyi. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa media interaktif cipta lagu dan menyanyi dengan informasi dan bimbingan yang tepat berhasil memperbaiki proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga meningkatkan kemampuan membaca Asmaul Husna/ Al Qur’an pada siswa.

Kata Kunci: cipta lagu, menyanyi, asmaul husna


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran agama Islam kelas VII di tingkat SMP adalah menyebutkan arti ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna (nama-nama yang baik). Di antara faktor yang mendukung pemahaman ayat terkait dengan 10 Asmaul Husna tersebut, tentunya langkah awal yang dilakukan adalah siswa dapat hafal 10 lafadz Asmaul Husna sekaligus mengetahui artinya. Namun, kenyataan di lapangan tidak demikian. Banyak siswa kelas VII yang tidak kompeten dalam memahami 10 Asmaul Husna. Siswa kurang berminat memahami 10 Asmaul Husna dalam bahasa Arab karena dianggap sulit dan memerlu-kan waktu cukup lama. Dengan demikian, masalah penguasaan terhadap kompetensi 10 Asmaul Husna menjadi masalah pendi-dikan dan pembelajaran Agama Islam di SMPN 2 Pucakwangi yang bersifat penting dan mendesak untuk segera dipecahkan. Karena itulah, Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan. 10 Asmaul Husna yang dimaksud adalah (1) Al-‘Azîz, (2) Al-Wahhâb, (3) Al-Fattâch, (4) Al-Qayyûm, (5) Al-Hâdî, (6) Al-Khâliq, (7) Ash-Shabbûr, (8) Al-Ghafâr, (9) Al-Chakîm, dan (9) Asy-Syakûr. Nama-nama yang baik tersebut merupakan bagian dari 99 Asmaul Husna. Disebut Asmaul Husna karena hanya Allah yang mempunyai kesempurnaan dari setiap nama-Nya. Dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 180, manusia diperintahkan untuk berdo’a dengan menyebut Asmaul Husna. Sedangkan Hadits nabi yang diriwayatkan Bukhori Muslim, manusia diperintahkan menghafal Asmaul Husna dengan jaminan pahala berupa surga. Dengan demikian, kemampuan siswa memahami 10 Asmaul Husna merupakan kompetensi penting dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam. Dengan pemahaman yang baik terhadap Asmaul Husna, yakni hafal lafal dan mengerti artinya, kualitas pembela-jaran agama Islam, khususnya tentang Asmaul Husna, diasumsikan akan meningkat. Selama ini, kemampuan siswa terhadap kompetensi 10 Asmaul Husna tergolong rendah. Dari 70 siswa yang berada di kelas VII, hanya 60% (siswa) saja yang memiliki ketuntasan nilai pada ulangan harian tentang 10 Asmaul Husna. Rendahnya nilai tersebut diakibatkan oleh sulitnya menghafal lafal dan arti dari 10 Asmaul Husna. Dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa, diketahui bahwa mereka merasa kesulitan menghafal 10 Asmaul Husna dan artinya. Apalagi metode guru dalam pembelajaran selama ini masih terbatas pada metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Penggunaan strategi bernyanyi yang sesuai dengan usia anak belum dilakukan. Dunia anak identik dengan dunia bermain, bercerita, dan menyanyi. Karena itulah, upaya pembelajaran yang sesuai dengan minat dan usia pebelajar perlu terus mene-rus diujicobakan sehingga belajar menjadi menyenangkan dan mengasyikkan. Siswa akan merasa nyaman dan senang untuk belajar (joyfull learning). Pembelajaran yang memiliki karakteristik seperti inilah yang digalakkan dalam pembelajaran berbasis kompetensi. Lagu Asmaul Husna memang sering terdengar, namun yang terkait dengan 10 Asmaul Husna yang dipelajari di kelas VII semester ganjil ini belum pernah ada, sekaligus merupakan upaya mengenalkan Asmaul Husna kepada anak sedini mungkin. Sehingga anak-anak diharapkan mau melaksanakan dalam kehidupannya. Selama ini pelajaran Asmaul Husna terasa menjemukan karena berhu-bungan dengan bahasa Arab yang tidak dimengerti siswa. Kenyataan itu menuntut kreativitas guru untuk menangani pembela-jaran secara profesional dalam rangka membangun sikap positif anak terhadap pelajaran 10 Asmaul Husna. Harapannya, siswa menjadi suka dengan materi 10 As-maul Husna dan berimplikasi pada kese-nangan untuk mengamalkannya dalam ke-hidupan sehari-hari. Pencerahan pembela-jaran 10 Asmaul Husna untuk anak tergan-tung pada profesionalisme guru serta strategi yang digunakan. Untuk itu, guru dituntut memahami karakteristik anak didiknya dan memiliki ketrampilan khusus dalam mengajar sesuai dengan bidang keahliannya. Di antaranya adalah keteram-pilan dalam memilih materi dan menerap-kan strategi pengajaran yang sesuai de-ngan karakter siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dalam situasi yang menarik dan menyenangkan. Dengan demikian, tanpa disadari anak diharapkan akan memperoleh apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut. Di antara strategi yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak adalah menyanyi. Terkait dengan (a) rendahnya kemampuan siswa kelas VII pada kompe-tensi 10 Asmaul Husna, (b) rendahnya motivasi siswa dalam belajar 10 Asmaul Husna, (c) pentingnya penggunaan strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna dalam pembe-lajaran, (d) kecocokan strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna dengan usia anak kelas VII, (e) belum diterapkannya strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna untuk pembe-lajaran agama Islam, (f) Kesesuaian strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna dengan pembelajaran berbasis kompetensi, (g) Strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna sebagai media yang mudah dilakukan, (h) belum diadakannya penelitian tindakan kelas terkait dengan penerapan strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna, maka penerapan strategi bernyanyi 10 Asmaul Husna dalam proses pembelajaran ini diusulkan untuk diterapkan dalam rangka meningkatkan penguasaan kompetensi 10 Asmaul Husna dalam pembelajaran agama Islam di SMPN 2 Pucakwangi.

Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar bela-kang masalah tersebut di atas, maka permasalahan umum dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimanakah strategi bernyanyi dapat meningkatkan penguasaan kompetensi 10 Asmaul Husna pada mata pelajaran Agama Islam berbasis kompetensi bagi siswa SMPN 2 Pucakwangi kelas VII? Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut. Bagaima-nakah mencipta lagu 10 Asmaul Husna dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas VII C SMPN 2 Pucakwangi pada mata pelajaran agama Islam? Bagaimanakah menyanyi lagu 10 Asmaul Husna dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas VII C SMPN 2 Pucakwangi pada mata pelajaran agama Islam?

Tujuan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan ku-alitas pembelajaran Agama Islam berbasis kompetensi di SMPN 2 Pucakwangi melalui cipta lagu 10 Asmaul Husna dan menya-nyikannya dalam pembelajaran Agama Islam kelas VII. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Agama Islam berbasis kompetensi di kelas VII C pada SMPN 2 Pucakwangi melalui: Pembuatan lagu untuk pembelajaran 10 Asmaul Husna pada mata pelajaran agama Islam bagi siswa kelas VII C SMPN 2 Pucakwangi. Menyanyikan lagu 10 Asmaul Husna dalam pembelajaran pada mata pelajaran agama Islam bagi siswa kelas VII C SMPN 2 Pucakwangi. Proses penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% siswa dapat menciptakan lagu 10 Asmaul Husna dan kemudian dapat menyanyikannya. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil jika 80% dari siswa yang diberi perlakuan mengalami pening-katan dalam hal ketuntasan belajar (de-ngan nilai minimal 75).

Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bermanfaat, baik bagi guru, siswa, maupun pihak-pihak lain yang terkait. Bagi guru Agama Islam di SMPN 2 Pucakwangi, pe-nelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kompetensinya dalam mengatasi masalah pembelajaran yang berkaitan tentang pembelajaran 10 Asmaul Husna bagi siswa kelas VII C SMPN 2 Pucakwangi. Jika kompetensi guru Agama Islam meningkat, maka diharapkan kualitas pembelajaran di kelas pun menjadi meningkat. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat karena proses belajar keseharian siswa di kelas menjadi tambah menyenangkan dengan membuat dan menyanyikan lagu sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran yang dila-kukan dengan menyenangkan merupakan faktor penting pemerolehan ilmu secara alamiah. Anak akan belajar sambil bernya-nyi dan menyanyi sambil belajar. Strategi menyanyi ini juga mendorong siswa untuk berlomba berbuat yang terbaik di dalam kelas, memotivasi mereka untuk aktif dan kreatif dalam rangka meningkatkan kompe-tensinya karena pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan, sesuai dengan ke-butuhan dan tingkat perkembangan psiko-logis mereka. Siswa akan melakukan pro-ses learning by doing dan lebih aktif dalam menemukan pengalaman dan ketrampilan, bukan hanya sekedar penerima informasi dari guru sebagaimana yang selama ini terjadi. Para siswa akan termotivasi untuk belajar karena mereka juga tertuntut untuk bertanggung jawab terhadap suksesnya pembelajaran. Bagi pihak-pihak terkait, misalnya lembaga sekolah, penelitian ini penting dilakukan karena dapat mening-katkan kualitas pembelajaran agama Islam di SMPN 2 Pucakwangi. Penelitian ini juga mendorong bagi guru mata pelajaran lain untuk memperlakukan siswa dengan kegi-atan serupa sehingga kualitas pembela-jaran akan meningkat pula. Dengan demi-kian, secara umum, penelitian ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manu-sia, khususnya guru dan siswa. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran berar-ti ikut membantu mensukseskan tujuan pembangunan nasional, yaitu mencer-daskan kehidupan bangsa secara menye-luruh dan utuh.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFI-KIR, DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, dipapar-kan kajian teoretis dan empiris yang digunakan sebagai dasar penyusunan kerangka berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Kajian pustaka ini meliputi (a) strategi bernyanyi, (b) manfaat menyanyi untuk pembelajaran Asmaul Husna, (c) penerapan strategi bernyanyi dalam pembelajaran 10 Asmaul Husna.

Strategi Bernyanyi

Pada umumnya, anak- anak me-miliki karakter yang khas. Mereka senang belajar sesuatu dengan melakukan sesuatu (learning by doing), seperti belajar sambil bermain atau sebaliknya bermain sambil belajar. Dalam suasana yang alami tersebut, mereka dapat menyerap infor-masi dan mengubah perilaku secara alami-ah atau di bawah sadar, sehingga rasa bosan dan rasa tertekan di dalam belajar bisa dihindari, dan motivasi untuk meng-ikuti kegiatan belajar berikutnya tetap tinggi (Everet, 1987). Siswa kelas VII berada dalam usia antara 13-14 tahun. Menurut teori psikologi pendidikan, anak yang berada dalam usia ini termasuk dalam kategori concrete operational. Pada tahap ini, anak memerlukan banyak ilustrasi, model, gambar dan kegiatan-kegiatan lain, maka strategi bernyanyi merupakan salah satu alternatif untuk memecahkan masalah yang sedang berlangsung. Strategi bernya-nyi, sesuai dengan teori PAKEM (pembela-jaran aktif kreatif efektif dan menyenang-kan) yang digalakkan penerapannya pada kurikulum berbasis kompetensi dan relevan dengan kurikulum 2013 yang berorientasi pada science proach. Teori PAKEM ini seiring pula dengan pemberlakuan quan-tum teaching and learning, yaitu pembela-jaran yang dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Pembelajaran quantum berpegang pada semboyan “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Seorang guru hendaknya memasuki dunia murid (bernya-nyi) terlebih dahulu untuk memudahkan guru memasukkan pengetahuan dalam be-nak mereka (De Porter, dkk. 1999). Strategi bernyanyi dilakukan secara berke-lompok dan dalam suasana yang menye-nangkan juga sesuai dengan pembelajaran kontekstual, yaitu pembelajaran yang didasarkan pada dunia nyata. Salah satu prinsip CTL, adalah Learning community, yaitu belajar kelompok. Belajar kelompok dalam CTL seiring pula dengan pembe-lajaran koperatif yang juga digalakkan penerapannya dalam kurikulum berbasis kompetensi. Dalam pembelajaran CTL dan kooperatif akan terjadi proses belajar sambil bekerja (learning by doing). Proses pembelajaran ini berlangsung secara alamiah. Artinya, siswa bekerja dan mengalami sendiri dan kegiatan berfokus kepada siswa serta lebih memberdayakan siswa sebagai pebelajar dan bukan kepada guru sebagai pengajar (Suyanto 2003, Nurhadi, 2003). Dunia anak identik dengan dunia bermain, bercerita, dan menyanyi. Oleh sebab itulah, para guru terus melakukan usaha untuk menemukan strategi pengajaran yang cocok untuk kelompok umur tertentu dan mengusa-hakan agar pengalaman belajar bahasa menjadi pengalaman yang mengasyikan.

Manfaat Menyanyi untuk Pembelajar-an Asmaul Husna

Secara umum, menyanyi dapat mencegah kejenuhan yang menjadi musuh utama dalam pembelajaran berbahasa Arab seperti Asmaul Husna. Penggunaan nyanyian dalam pengajaran Asmaul Husna dapat dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi. Pada konsep yang pertama, nyanyian digunakan sebagai penunjang pengajaran secara umum, termasuk untuk pengayaan dan motivasi. Sedang pada konsep yang kedua, nyanyian digunakan sebagai penunjang pengajaran secara spesifik karena isi nyanyian merujuk pada materi pelajaran. Berarti, penerapan strategi bernyanyi untuk pembelajaran 10 Asmaul Husna ini tergolong kategori belajar sambil bernyanyi karena teks lagu disesuaikan dengan materi, yaitu 10 Asmaul Husna. Pemilihan strategi ini, didasarkan atas beberapa per-timbangan berikut: Menyanyi disenangi oleh semua anak, termasuk anak yang pemalu, sehingga semua anak dapat mengalami latihan pengucapan 10 Asmaul Husna. Nyanyian umumnya berkonteks sehingga mudah dihafal anak, dengan demikian akan memperkaya kosa kata (mufradat) mereka. Nyanyian anak-anak seringkali berisi kata, frasa, atau kalimat yang diulang-ulang sehingga mudah diingat dan diproduksi ulang oleh mereka. Sebuah lagu akan sering dinyanyikan anak di luar kelas, sehingga lambat laun anak akan menjadi akrab dengan 10 Asmaul Husna, dan tidak menjadi asing baginya, serta anak akan belajar secara alamiah.

Penerapan Strategi Menyanyi untuk Pembelajaran 10 Asmaul Husna.

Dalam menerapkan strategi me-nyanyi, perlu diperhatikan dua hal berikut: Waktu, Konstantinotik dari Primary Scool Sabac mengemukakan bahwa bernyanyi dapat dilakukan kapan saja ketika siswa mulai terlihat lelah atau jenuh dalam belajar (1973). Pendapat lain mengatakan bahwa nyanyian dapat pula diberikan sebagai hadiah manakala mereka dapat menyelesaikan suatu tugas yang diberikan guru. Guru dapat pula mengajak anak-anak bernyanyi pada saat-saat khusus, misalnya ketika salah satu siswa ada yang berulang tahun, dan sebagai nya. Dalam nyanyian 10 Asmaul Husna ini bukan karena sebab di atas, namun bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui pelafalan 10 Asmaul Husna dan artinya. Dengan bernyanyi, diharapkan siswa tidak jenuh dan akan sering mengulang-ulang lagu tersebut di mana saja, di sekolah ketika dalam pembelajaran maupun di ru-mah atau di tempat lain. Materi Nya-nyian (lagu). Materi nyanyian dibuat atau diambilkan dari materi 10 Asmaul Husna yang telah tersedia di buku. Siswa menciptakan lagu dengan dibimbing guru. Siswa dapat mencontoh lirik lagu yang digemari. Hanya saja, di dalam memilih lagu sebagai media pengajaran, hendaknya guru dan siswa memperhatikan hal-hal berikut. 1) Pilihan lagu sesuai dengan karakteristik siswa, artinya lirik lagu yang sedang digemari. 2) Lagu hendaknya menarik dan dinamis 3) Untuk pengajaran materi 10 Asmaul Husna, lagu hendaknya berisi pengulangan kosakata tersebut. 4) Guru sebaiknya menguasai lirik lagu yang dipilih siswa untuk memberi penilaian yang proporsional, namun yang terpenting adalah kebenaran pelafalan dan arti 10 Asmaul Husna karena lagu hanya sebagai media belajar saja. 5) Siswa dan guru dapat menggunakan bantuan kaset apabila tidak menguasai melodi lagu tersebut. Jika memungkinkan, guru dan siswa dapat memainkan alat musik sebagai pengiring lagu. 6) Lagu dinyanyikan secara kelom-pok, dan beberapa yang terbaik dinya-nyikan secara bersama- sama sebagai reward.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori, perlu diperhatikan: Dalam mempelajari Asmaul Husna hendaknya siswa meningkatkan kemampuan (1) membaca, (2) menterje-mahkan, (3) menjelaskan dan (4) mene-rapkan ajaran Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Belajar terjadi apabila sese-orang telah mampu mendemonstrasikan salah satu dari empat komponen tersebut. Menyanyi Asmaul Husna bermakna mem-fasilitasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemam-puan membaca Al Quran. Dr. Vernon A. Magnesen (1983) mengatakan Kita belajar: 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan kita dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan, lafalkan dan kita lakukan.

Hipotesis Tindakan

Penulis berkeyakinan bahwa Pem-belajaran membaca Asmaul Husna dengan media menyanyi/ nadzom dapat mening-katkan kemampuan membaca, menghafal asmaul husna pada siswa kelas VII.C di SMP Negeri 2 Pucakwangi. Tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Pucakwangi Kabupaten Pati. Mulai tanggal: 3 Agustus 2014 sampai de-ngan tanggal: 10 September 2014. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 2 Pucakwangi tahun pelajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa 23 siswa dengan 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Clas-room action research). Dikatakan demikian karena adanya (1) intervensi yang dilakukan peneliti dalam kegiatan belajar 10 Asmaul Husna untuk mengubah situasi pembelajaran, (2) konsep yang digunakan untuk memperbaiki pembelajaran bersifat situasional dan kontekstual, (3) terlibatnya peneliti dalam pembelajaran 10 Asmaul Husna, (4) dilakukannya evaluasi sendiri (self evaluation) secara berkelanjutan.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMPN 2 Pucakwangi kelas VII C yang berjumlah 23 siswa, yaitu 14 siswa laki-laki dan 9 siswi perempuan. Penelitian ini terdiri atas dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindak-an, pengamatan dan evaluasi, dan refleksi. Hasil refleksi siklus I dijadikan pijakan untuk pelaksanaan siklus II. Artinya, pelaksanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada hasil cipta lagu dan menyanyikan lagu 10 Asmaul Husna dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran agama Islam berbasis kompetensi di SMPN 2 Pucakwangi secara lebih baik.

Desain Penelitian

PTK merupakan proses pengkajian melalui siklus dalam berbagai kegiatan pembelajaran (cf. Ardiana, 2004; Hopkins, 1992; Mills, 2003). Dengan menggunakan kerangka pikir dikemukakan oleh Raka Joni dkk. (1998), dapat dikenali adanya 5 (lima) tahap pelaksanaan PTK, termasuk tahap awal berupa proses penghayatan mengenai adanya permasalahan yang perlu menda-pat penanganan (pengembangan fokus masalah penelitian). Adapun tahap-tahap tersebut adalah (1) pengembangan fokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, (4) analisis dan refleksi, (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini adalah bagan yang menunjukkan hal itu. Secara lebih jelas, siklus dalam PTK yang meliputi empat tahap (plan, action, observation, reflection) dapat digambarkan sebagai berikut. Pada langkah perencanaan tindakan, dilakukan pengamatan, dan observasi terhadap minat dan tanggapan siswa tentang pembelajar-an PAI melalui metode angket dan wawancara dengan simpulan bahwa siswa kurang berminat dalam mempelajari 10 Asmaul Husna dan sulit memahami 10 Asmaul Husna yang menggunakan bahasa Arab. Mereka menghendaki adanya strategi dan media pembelajaran yang menyenang-kan. Berdasarkan studi awal tersebut, kemudian dibuatlah nyanyian yang liriknya mencontoh pada lirik-lirik nyanyian yang sudah ada dan disukai anak- anak. Selanjutnya, siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk menerapkan strategi tersebut dalam pembelajaran. Untuk mengetahui sikap dan minat siswa dalam mempelajari 10 Asmaul Husna,

Pelaksanaan siklus Pertama:

1. Perencanaan Setelah diketahui pemahaman dan minat siswa yang rendah terhadap pelajaran 10 Asmaul Husna, disusunlah RPP untuk memenuhi tujuan, yakni peningkatan pemahaman siswa terhadap 10 Asmaul Husna dengan cipta lagu dan menyanyikannya. Selain itu, disusun pula beberapa instrumen yang diperlukan untuk observasi, yakni: instru-men keaktifan, partisipasi dan kerjasama dalam kelompok untuk menciptakan lagu dan menyanyikannya secara bersama- sama. 2.Tindakan Pembelajaran cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada saat yang sama, dilakukan pula observasi. Hasil siklus I diamati dan dikaji untuk perbaikan pada siklus berikutnya. 3. Observasi Guru dan guru mitra melaksanakan observasi terhadap keaktifan, partisipasi dan kerjasama siswa dalam cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna, dan mendiskusikan hasilnya. Dalam lembar pengamatan, ada tiga kategori keaktifan, yakni: kurang, sedang, dan baik. Siswa dikategorikan “kurang” jika mereka tidak mau atau tampak malas, siswa dika-tegorikan “sedang” jika mereka melakukan-nya dengan biasa saja, tanpa semangat; siswa dikategorikan “baik” jika mereka mempunyai semangat dan antusias tinggi terhadap proses cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna. Setelah itu dilakukan evaluasi melalui tes apakah tingkat pemahaman siswa terhadap 10 Asmaul Husna sudah meningkat.4. Refleksi. Dalam siklus I dilakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. Saat itu dijumpai ada beberapa anak yang belum terlibat secara penuh, atau bahkan anak-anak ada yang terlalu lama untuk memilih lirik lagu yang dicontoh sehingga memakan waktu yang cukup lama.

Pelaksanaan Siklus Kedua

Perencanaan: Disusun RPP untuk memenuhi tujuan, yakni pembelajaran 10 Asmaul Husna berdasarkan hasil siklus I. Kelemahan tindakan dalam siklus I berupa waktu yang digunakan untuk menentukan pilihan lirik lagu terlalu lama dan ada beberapa anak yang belum terlibat secara penuh dalam cipta lagu 10 Asmaul Husna.

Tindakan: Pembelajaran cipta lagu 10 Asmaul Husna dan menya-nyikannya dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Pada saat yang sama, dilakukan pula observasi. Siswa diminta membuat lagu yang sederhana dan cukup populer. Hasil siklus II dinyanyikan bersama kelompoknya dan untuk menambah semangat boleh diiringi alat musik, difoto dan direkam.

Observasi: Guru dan guru mitra melaksanakan observasi terhadap keaktif-an, partisipasi dan kerjasama siswa dalam cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna, dan mendiskusikan hasilnya. Setelah itu dilakukan evaluasi melalui ulangan harian apakah tingkat pemahaman siswa terhadap 10 Asmaul husna sudah meningkat dari pada siklus 1.

Refleksi: Hasil refleksi menunjuk-kan siswa semakin aktif, berpartisipasi dan kerja sama, dan lebih memanfaatkan waktu dengan baik. Pada akhirnya, semua hasil observasi ditabulasikan dan direkap sehingga ada tiga jenis rekap: (1) keaktifan, partisipasi dan kerjasama siswa, (2) hasil cipta lagu, (3) pemahaman siswa terhadap 10 Asmaul Husna.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Diskripsi Siklus I

a.   Perencanaan (Planning)

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu: Menyiapkan media, yaitu ; 1). 2 lembar charta potongan tulisan Asmaul husna 2). 1 lembar charta bertuliskan 10 asmaul husna 3). Mempersiapkan MP 3 yang berisi lagu-lagu relegi. 4). 8 X 5 kartu tulisan huruf atau lafadl bacaan dengan 5 warna, untuk mengidentifikasi. Penyusunan Program Pembelajaran, yang terdiri: 1). Penyusunan RPP, 2). Menyiapkan media, 3). Menyiapkan instrument observasi, 4). Menyiapkan instrument penilaian

b.   Tindakan

Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran de-ngan langkah-langkah: Identifikasi bacaan asmaul husna dalam bacaan Al Qur’an, Latihan membaca asmaul husna dan lagu-lagu yang telah diciptakan sendiri dengan bimbingan tutor sebaya sesuai kemampuan sendiri.

c. Observasi

Hasil observasi ketrampilan identi-fikasi bacaan asmaul husna dan melagukan dari hasil cipta lagu sendiri yang dilakukan siswa dan penerapannya dapat dilihat dari tabel di bawah . Dalam tabel tersebut siswa yang mampu membaca menerapkan bacaan asmaul husna dengan melagukan (cipta lagu) sebesar 7,30%. Dengan analisa bahwa siswa yang mendapat nilai 9,5 = 1 siswa, 8,5 = 3 siswa, 8 = 4 siswa, 7,5 = 2 siswa, 7 = 7 siswa, 6,5 = 2, dan nilai 6 = 4 siswa. Bila dibuat diagram adalah seperti berikut di bawah ini .

d. Refleksi

Setelah Kegiatan Belajar Mengajar berakhir, secara umum anak kesulitan memahami bacaan asmaul husna dan penerapannya dalam membaca Al Qur’an walaupun sebenarnya sudah diajarkan pada sekolah tingkat sebelumnya yaitu: ( SD/MI). Hal ini terlihat dari nilai hasil evaluasi dengan menerapkan bacaan asmaul husna dalam ayat-ayat Al Qur’an.

Diskripsi Siklus II

a. Perencaan

Tahapan-tahapan dalam penelitian ini yaitu: Menyiapkan media, yaitu; 1). MP3,CD lagu religi sebagai contoh , dan charta potongan tulisan asmaul husna pada Al Qur’an 2). 1 lembar charta skema 10 asmaul husna 3). 2 X 22 lebar kertas HVS yang berisi tulisan potongan tulisan asmaul husna pada Al Quran sebagaimana no 1). 4). 8 X 5 kartu tulisan asmaul husna dengan 5 warna, untuk mengidentifikasi. Penyusunan Program Pembelajaran, yang terdiri: 1). Penyusunan RPP, 2). Menyiap-kan media, 3). Menyiapkan instrument observasi, 4). Menyiapkan instrument penilaian

b.   Tindakan

Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran de-ngan langkah-langkah: Identifikasi bacaan asdalam bacaan asmaul husna pada Al-Qur’an, Latihan membaca asmaul husna pada Al-Qur’an dengan bimbingan tutor sebaya sesuai dengan ilmu tajwid.

c. Observasi

Observasi pada penelitian siklus kedua ini, meliputi ketrampilan identifikasi bacaan asmaul husna dengan mengguna-kan media interaktif berupa mean cards (kartu-kartu bermakna). Pengamatan dilakukan oleh dua orang observer dari guru mata pelajaran lain. Kegiatan pem-belajaran ini dengan menggunakan media charta yang berisi tulisan/lafadl-lafadl bacaan asmaul husna. Setiap kelompok mendapatkan kartu yang digunakan untuk identifikasi bacaan asmaul husna dengan menempelkan kartu bermakna pada lafadl yang sesuai yang terdapat pada charta yang telah disiapkan. Hasil observasi ketrampilan identifikasi bacaan yang dilakukan siswa dan penerapannya dalam Al Qur’an dengan menggunakan media interaktif mean card dapat dilihat dari tabel 2. Dalam tabel tersebut terlihat kemajuan kemampuan membaca asmaul husna dengan melagukan hasil cipta lagu sebesar 8,36%. Denagan analisa bahwa hasil peng-amatan pada siklus 2 oleh peneliti maka sebagai berikut: siswa yang mendapat rata-rata nilai 9,5 =1 siswa, 9 = 2 siswa, 8,5 =11 siswa, 8 = 6, dan yang mendapat nilai 7,5 sebanyak 3 siswa. Bila dibuat grafik adalah sebagai berikut: Setelah Kegiatan Pembelajaran dengan mengguna-kan media pembelajaran bermain lagu, cipta lagu-lagu religi maka siswa mengisi angket yang intinya untuk mengetahui respons/tanggapan siswa terhadap pembe-lajaran tersebut. Dari hasil angket, secara umum anak merasa senang dan tertarik terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif, CD, M P3 yang berisi lagu-lagu religi tersebut untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil angket siswa tentang pembelajaran dengan media CD, Mp3, lagu-lagu religi dan kartu bermakna (mean card) yang terlihat pada data dibawah ini.

d. Refleksi

Dengan memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif berupa cipta lagu-lagu religi, dan mean cards (kartu bermakna) pada kompetensi dasar: Asmaul Husna, terjadi peningkatan ketrampilan mengidentifikasi kemampuan membaca dan menghafal asmaul husna dalam Al- Qur’an sebanyak 8,36% dari 23 jumlah siswa di kelas VII.C SMP Negeri 2 Pucakwangi tahun pelajaran 2014/2015.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada kondisi awal masih menggu-nakan pendekatan konvensional, bahwa siswa yang tutas pada ulangan adalah 10 siswa (43,4%). Berdasarkan pengamatan guru (dua guru), tampak bahwa semua siswa aktif, berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik dalam cipta lagu dan menyanyikan hasil karyanya. Adapun hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh guru mitra untuk keaktifan, kerjasama dan partisipasi siswa dalam cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna. Menurut pengamatan guru mitra, strategi cipta lagu dan bernyanyi 10 Asmaul Husna membuat siswa aktif belajar, bekerja sama dan berpartisipasi untuk menyukseskan pembe-lajaran. Secara lebih rinci, hal itu ter-gambar dari tabel di atas, bahwa dari 23 siswa, pada siklus I, tidak ada siswa yang kurang aktif. Hanya ada 3 siswa yang mempunyai nilai sedang. Adapun selebih-nya dinyatakan bahwa siswa aktif belajar, bekerja sama dan berpartisipasi untuk menyukseskan pembelajaran secara baik. Adapun pada siklus II, hanya ada 1 siswa yang memiliki nilai sedang. Selebihnya memiliki nilai baik. Hal ini menunjukkan bahwa siswa antusias dalam pembelajaran dengan strategi menyanyi. Berdasarkan pengamatan, tampak bahwa siswa aktif menyanyikan lagu yang diciptakannya dan menyanyikannya secara berulang-ulang hingga betul- betul hafal dan penuh penghayatan. Fenomena ini tampak pada siklus ke II. Sedangkan pada siklus I, siswa masih belum terkondisikan dengan baik. Banyak waktu yang digunakan berdebat untuk menentukan lirik lagu yang dicontoh dan menentukan pilihan kata- kata yang tepat dalam menyusun lagu 10 Asmaul Husna. Pada siklus II anak semakin enjoy dan menikmati. Hal ini dapat dilihat dari sebagian anak yang membawa alat musik dan keinginan mereka untuk selalu berdiskusi dengan temannya, dan bertanya kepada guru ketika ada hal- hal yang tidak bisa diselesaikan oleh kelompok. Pemahaman siswa terhadap 10 Asmaul Husna. Berdasarkan hasil tes pada siklus I dan II, diketahui bahwa pemahaman anak terhadap 10 Asmaul Husna tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai sebagaimana tabel yaitu: silus 1 nilai ketuntasan mencapai 73,0%. Berdasarkan perlakuan atau treatment terhadap siswa VIIc pada siklus I, diketahui bahwa proses belajar mengajar masih mengalami hambatan dan siswa kurang maksimal di dalam belajar. Penyebabnya adalah (1) siswa berdebat menentukan lirik lagu yang dicontoh sehingga cukup banyak membu-tuhkan waktu, (2) siswa kurang teratur, cenderung ramai sehingga mengganggu kelas lain, (3) siswa belum begitu me-nguasai lagu. Berdasarkan hasil kegiatan belajar siklus I, diperoleh data yaitu dari 23 siswa, sudah mencapai ketuntasan nilai 75, sedangkan pada siklus II meningkat lagi menjadi 83,6%. Hal ini karena siswa ketika menciptakan lagu dan menyanyikannya secara tidak langsung mengulang- ulang lafadz dalam Asmaul Husna tersebut. Meskipun berbagai kendala telah terjadi pada siklus I, tetapi dengan kegiatan menyanyi ini sudah cukup meningkatkan prestasi siswa dibanding sebelum diterapkannya kegiatan permainan dalam pembelajaran.

Berdasarkan tabel dan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II, disimpulkan bahwa strategi bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi hasil pembelajaran pada siklus I belum mengalami peningkatan prestasi yang signifikan. Hal itu tidak terlepas dari kendala pembelajaran sebagaimana telah disebutkan. Untuk mengatasi kendala pembelajaran pada siklus I, dilakukan alternasi pemecahan masalah, yaitu (1) para siswa diminta untuk menentukan lirik lagu sebelum belajar, (2) kegiatan pembelajaran dilaksanakan di luar kelas (di serambi masjid) agar tidak mengganggu kelas lain, (3) siswa mempelajari kembali konsep sambil bermain dan bermain sambil belajar. Selanjutnya, berdasarkan perlakuan atau treatment terhadap siswa VII.C pada siklus II, diketahui bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, siswa aktif dan kreatif, dan mereka tampak senang dan antusias dalam belajar. Suasana tersebut telah mendukung hasil belajar, yaitu siswa mengalami ketuntasan belajar sehingga peneliti menganggap cukup sampai pada siklus II.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Cipta lagu dalam pembelajaran 10 Asmaul Husna dengan mencontoh lirik lagu yang sudah ada dan kemudian menyanyi-kan lagu tersebut dapat meningkatkan minat belajar siswa, dengan peningkatan secara signifikan yaitu kondisi awal 43,4%, siklus 1 mencaai 73,0% dan siklus 2 naik lagi menjadi 83,6%. Ini terlihat dari keaktifan, kerjasama dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Strategi bernyanyi dapat meningkatkan prestasi belajar 10 Asmaul Husna pada siswa kelas VII.C, SMPN 2 Pucakwangi. Meningkatnya presta-si tersebut karena siswa aktif dan kreatif, merasa senang belajar, dan ikut bertang-gung jawab akan suksesnya pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori bahwa penerap-an strategi bernyanyi dalam pembelajaran memiliki dampak positip dalam meningkat-kan motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran karena kegiatan belajar berpusat kepada siswa (student oriented) dan tidak berpusat kepada guru (teacher oriented).

Saran

Penelitian tindakan kelas perlu terus menerus dilakukan untuk meningkat-kan kualitas pembelajaran. Guru sebagai pahlawan tanpa tanda saja hendaknya selalu bersemangat, aktif, dan kreatif dalam menciptakan inovasi pembelajaran. Guru hendaknya selalu berupaya untuk menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa termotivasi untuk selalu belajar dan tidak jenuh dalam pembelajaran. Sehingga bermanfaat, ber-dampak positif pada siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, dan lembaga sekolah di mana siswa menuntut ilmu pengetahu-an.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Depporter, Bobbi. 2000. Quantum Teaching (Pen. Ari Nilandary). Bandung: PT. Mizan Pustaka.

Effendy, A. Fuad. 1993. Lagu dan permainan sebagai media pengajaran bahasa Arab di MI. Nadi Th 5, No. I, Juni 1993. Pucakwangi: FPBS IKIP Malang.

Everett, Warron. 1987. A Popular Song as a Teaching Instrument. Forum vol xxv.

Konstantinotik, Anka. 1973. Let’s Sing a Song. English Teaching Forum Yugoslavia.

Muhdi, Muhaiban. 2000. Al-Syi’ru wal-Ghina’u lil Atfal. Makalah tidak diterbitkan

Nurhadi. 2003. Pendekatan Kontekstual.: Penerbit Universitas Negeri Yagyakarta.