PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MATERI ARTI EMPATI DAN SIMPATI

MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS II

SDN 1 NGAWEN SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lewiyono

SDN 1 Ngawen Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan Metode Talking Stick dapat meningkatkan proses pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari keterampilan guru dengan menerapkan Metode Talking Stick pada siklus I mendapat skor sebanyak 29 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 34 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Talking Stick dapat meningkatkan keterampilan guru. Aktivitas siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Metode Talking Stick mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 18,8 dengan rata-rata 2,4 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 26,8 dengan rata-rata 3,2. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Metode Talking Stick mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas II pada siklus I yaitu 70, dan pada siklus II yaitu 90. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 3 siswa sebanyak 50%, dan pada siklus II yaitu 5 siswa sebanyak 83%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan menggunakan Metode Talking Stick. Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dapat Hasil Belajar pada Siswa Kelas II SDN 1 Ngawen Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci : Hasil Belajar, Metode Talking Stick


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Landasan pembelajaran PAK meru-pakan acuan atau dasar pijakan, titik tumpu atau titik tolak dalam pencapaian tujuan pendidikan agama Kristen. Pendi-dikan agama Kristen yang diselenggarakan dengan suatu landasan yang kokoh, maka prakteknya akan mantap, artinya jelas dan tepat tujuannya, tepat pilihan isi kurikulumnya, efisien dan efektif cara-cara pendidikan yang dipilihnya. Dengan demikian landasan yang kokoh setidaknya kesalahan-kesalahan konseptual yang dapat merugikan akan dapat dihindarkan sehingga praktek PAK diharapkan sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan uraian di atas pembelajaran Pendidikan Agama Kristen sangat penting bagi peserta didik yang beragama Kristen. Siswa SDN 1 Ngawen yang beragama Kristen berhak mendapat-kan pengajaran dari guru Pendidikan Agama Kristen. Namun minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Kristen cenderung rendah. Hal tersebut ditunjukan dari hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa kelas II SDN 1 Ngawen masih berada dibawah standar KKM yang ditentukan yakni 70. Hal itu didukung data dari hasil ulangan harian Pendidikan Agama Kristen yakni 5 dari 6 siswa kelas II SDN 1 Ngawen mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditentukan oleh sekolah yakni 70 .Pada ulangan pertama nilai terendah 50 dan tertinggi 90 ,sedang pada ulangan kedua nilai terendah 60 dan tertinggi 100. Dengan melihat hasil ulangan diatas perlu adanya peningkatan hasil pembelajarannya, agar siswa dapat me-nguasai materi pembelajaran Pendidikan Agama Kristen guna peningkatan hasil pembelajaran.

Berdasarkan diskusi dengan guru kelas II SDN 1 Ngawen untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan hasil belajar, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan Metode Talking Stick. Pemilihan alternatif Metode Talking Stick dilandasi argumen pentingnya guru mendesain pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenang-kan. Penggunaan Metode Talking Stick dan merupakan salah satu pembelajaran multimakna yang bermuara pada pembela-jaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan penda-pat.

Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Materi Arti Empati dan Simpati Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas II SDN 1 Ngawen Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016”.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Latar Belakang Masalah Diatas, Dapat Dirumuskan Sebagai Berikut: “Bagaimana Cara Meningkatkan Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Materi Arti Empati Dan Simpati Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas II SDN 1 Ngawen ?”

TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah: ”Untuk meningkatkan Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Kristen Materi Arti Empati Dan Simpati Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas II SDN 1 Ngawen.”

KAJIAN TEORI

Pengertian Belajar

Gagne dan Berliner (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Morgan et.al. (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. Menurut Slavin (Anni, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan indivudu yang disebabkan oleh pengalaman.

Keterampilan guru

Menurut James B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M (dalam B Suryosubroto, 2009:2) mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiap-kan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa.

Aktivitas siswa dalam belajar

Menurut Sardiman (2011:100) aktivitas belajar merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini bukan hanya aktivitas fisik tetapi mencakup aktivitas mental. Pada kegiatan belajar, kedua aktivitas tersebut saling berkait. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau-pun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal.

Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkem-bangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Pendidikan Agama Kristen

Dalam Kekristenan pendidikan aga-ma ini dikenal dengan nama Pendidikan Agama Kristen (PAK). Istilah ini lebih baik digunakan dalam konteks pendidikan aga-ma di Indonesia mengingat di Indonesia memiliki keberagaman agama, sehingga jika hanya dipakai istilah Pendidikan Agama saja hal ini masih kabur dan belum secara khusus mengarah ke Agama Kristen. Istilah Pendidikan Agama Kristen diambil dari terjemahan bahasa Inggris yaitu Christian Religius Education, yang dalam prakteknya adalah sebuah proses pembelajaran bersumber dari kebenaran Firman Tuhan.

Pendidikan Agama Kristen adalah sebuah usaha yang bersifat pendidikan dan pembelajaran kepada seluruh warga jemaat secara bertahap untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat pribadi, yang dituliskan dalam Alkitab sebagai sumber utama pembela-jaran, dengan demikian setiap peserta didik memiliki pengenalan yang benar akan anak Allah, kedewasaan penuh, dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai persoal-an yang terjadi dalam kehidupan setiap hari, sehingga dapat mengasihi sesama, dan menunjukkan perananannya di tengah masyarakat luas. Dari definisi ini dapat dijelaskan bahwa pengertian PAK adalah:

1. Usaha yang bersifat pendidikan dan pembelajaran.

2. Peserta didik adalah semua warga jemaat

3. Sumber utama materi dan kajian Pendidikan Agama Kristen adalah dari Alkitab.

4. PAK memiliki hasil yang jelas.

Metode Talking Stick

Pembelajaran dengan metode talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran dengan metode talking stick diawali oleh penjelasan guru mengenai materi pokok yang akan dipelajari. Peserta didik diberi kesempatan membaca dan mempelajari materi tersebut. Berikan waktu yang cukup untuk aktivitas ini.

Guru selanjutnya meminta kepada peserta didik menutup bukunya. Guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tongkat tersebut diberikan kepada salah satu peserta didik. Peserta didik yang menerima tongkat tersebut diwajibkan menjawab pertanyaan dari guru demikian seterusnya. Ketika stick bergulir dari peserta didik ke peserta didik lainnya, seyogyanya diiringi musik.

Langkah terkhir dari metode talking stick adalah guru memberikan kesempatan kepada peserta didik melaku-kan refleksi terhadap materi yang telah dipelajarinya. Guru memberi ulasan terha-dap seluruh jawaban yang diberikan peser-ta didik, selanjutnya bersama-sama peserta didik merumuskan kesimpulan. (Supriono Agus, 2009: 109 – 110)

METODOLOGI PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan menyusun proposal penelitian.Waktu pene-litian dilkukan mulai bulan Januari sampai Maret 2015 selama tiga bulan.Tempat penelitian dikelas II SD Negeri 1 Ngawen pada semester 2 tahun Pelajaran 2015/ 2016. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas II SD Negeri 1 Ngawen Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 6 anak.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data meng-gunakan teknik dokumentasi untuk menda-patkan data kondisi awal, tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran,Teknik Peng-amatan / observasi untuk mencari data tentang keaktifan siswa dalam pembela-jaran baik dalam siklus 1 maupun dalam siklus 2, dan teknik tes tertulis untuk mencari data tentang hasil belajar siswa baik dalam siklus 1 maupun dalam siklus 2.

Alat Pengumpulan Data berupa Dokumen daftar nilai dan Dokumen catatan personal siswa data tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal,Lembar Pengamatan dan pedoman pengamatan untuk mendapatkan data ke-aktifan belajar siswa dalam pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2.

Validasi dan Analisis Data

Validasi data untuk memperoleh data keaktifan siswa selama proses pembelajaran dilakukan observasi / pengamatan yang dibantu oleh teman guru,sedangkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa menggunakan tes tertulis.Agar butir soal yang dibuat benar –benar valid maka perlu dibuat kisi –kisi soal.

Dalam menganalisis hasil belajar menggunakan analisis deskriptif kompera-tif, yaitu membandingkan nilai tes yang diperoleh siswa pada kondisi awal,nilai tes setelah siklus pertama dan nilai tes setelah siklus kedua.Kemudian dilanjutkan refleksi: menarik kesimpulan berdasarkan deskripsi komperatif,membuat ulasan berdasar sim-pulan, dan menentukan action plan / tindak lanjut.

Prosedur Tindakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas. Tindakan yang dilakukan ada 2 siklus.Siklus 1 yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan konstektual tanpa bimbingan guru dalam tiap-tiap langkah kegiatan. Siklus 2 yaitu melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan konstektual dengan bimbingan guru dalam tiap-tiap langkah kegiatan. Tahapan tindakan Ada 4 tahap yaitu : (1) Planning (perencanaan), (2) Acting (pelaksanaan), (3) Observasi (Pengamatan), (4) Reflecting (refleksi), yang direfleksi deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal peneliti belum menggunakan pembelajaran dengan meto-de talking stick,diperoleh hasil bahwa keaktifan belajar Pendidikan Agama Kristen siswa dikelas II SD Negeri 1 Ngawen rendah Hasil belajar juga rendah, nilai rata-rata ulangan harianya masih dibawah nilai KKM yang ditetapkan Sekolah.

Deskripsi Siklus 1 dan Siklus 2

1. Keterampilan guru dengan menerapkan Metode Talking Stick pada siklus I mendapat skor sebanyak 29 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mendapat skor sebanyak 34 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menun-jukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Talking Stick dapat meningkat-kan keterampilan guru.

2. Aktivitas siswa pada pelajaran Pendi-dikan Agama Kristen dengan menerap-kan Metode Talking Stick mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I memperoleh skor 18,8 dengan rata-rata 2,4 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II mendapat skor 26,8 dengan rata-rata 3,2. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas siswa.

3. Hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan menerapkan Metode Talking Stick mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas II pada siklus I yaitu 70, dan pada siklus II yaitu 90. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 25 siswa sebanyak 57,5%, dan pada siklus II yaitu 34 siswa sebanyak 97,13%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Simpulan

Dari seluruh pelaksanaan penelitian tindakan kelas di kelas II SD Negeri 1 Ngawen kecamatan Ngawen Kabupaten Blora dapat disimpulkan bahwa : Menurut teoritik, Penggunaan Metode Talking Stick dalam pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil pembelajaran bagi siswa. Menurut Empirik,Berdasarkan pengamatan dan refleksi menunjukan adanya hasil yang benar, yaitu adanya peningkatan nilai dari kondisi awal,siklus 1, dan Siklus 2.Secara umum dapat disimpulkan bahwa menurut teoritik dan empirik ternyata terbukti kalau Metode Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran inovatif lainya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.

Bagi Siswa, melalui Metode Talking Stick yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006b. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi.2006a. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahar, Ratna Wilis. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2002. Petunjuk Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, StandarKompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen SD/MI. Jakarta: Depdiknas.

Ekosiswoyo, Rasdi, dkk. 1997. Manajemen Kelas Suatu Upaya Untuk Memperlancar Kegiatan Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Semarang : Rasail Media Grop

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sardiman, AM. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Soekamto, Toeti dan Winataputra. 1994. Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.

Subagyo. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno, 2008. Jurnal Pendidikan Widyatama. Pembelajaran IPADengan Pendekatan realistik. Jawa Tengah : LPMP

Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1990. Psikologi Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press.

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

 

Zaini, Hisyam dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD