UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN DASAR RENANG

GAYA BEBAS DAN GAYA DADA DENGAN METODE PENAMPILAN PADA SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN LANGENHARJO 02 KECAMATAN MARGOREJO KABUPATEN PATI

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Joko Kunarman

SDN Langenharjo 02 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati

ABSTRAK

Renang adalah salah satu jenis cabang olahgara yang diajarkan di sekolah dalam olahgara renang terdapat semua unsur gerakan dalam olahraga, serta olahraga renang ini sangat baik untuk pembentukan tubuh, sebab dalam renang dapat menggerakkan semua anggota tubuh mulai dari kepala sampai kaki. Permasalah yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi penguasaan dasar-dasar renang bagi siswa dengan diterapkannya metode penampilan? (b) bagaimanakah pengaruh metode penampilan terhadap motivasi belajar siswa? Tujuan dari penelitian ini adalah (a) bagaimanakah peningkatan prestasi belajar dasar-dasar berenang pada siswa setelah diterapkannya metode penampilan, (b) Mengetahui motivasi belajar dasar-dasar berenang setelah diterapkannya metode penampilan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu : rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi Sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas IV Semester II SDN Langenharjo 02, Kec. Margorejo, Kab. Pati dari data diperoleh berupa hasil tes praktik , lembar observasi kegiatan beolajar mengajar. Dari hasil analisa didapat bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatakan dari siklus I sampai II yaitu, siklus I (48,72%), siklus II (87,18%) untuk ranah psikomotro, siklus I (69,23%). Siklus II (91,66%) untuk ranah afktif. Simpulan dari penelitian ini adalah metode penampilan dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa Kelas IV, Semester II SDN Langenharjo 02, serta model pembejalaran dapat digunakan sebagai salah satu alternative pelatihan renang bagi anak SD kelas IV .

Kata kunci: Gaya Dada, Gaya Bebas, metode penampilan


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Melihat kenyataan diatas, maka sudah sepantasnya dalam usaha pengem-bnagan dan pembibitan olahraga yang berprestasi di upayakan semaksmal mungkin, hal ini juga disinggung dalam GBHN, ketetapan MPR No II/MPR/1998 yang berbunyi; “ Pendidikan jasmani dan olahraga peerlu makin ditingkatkan dan memasyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat selanjutnya perlu ditingkatkan prestasi dalam berbagai cabang olahraga”

Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olahgara menarik untuk dikaji bersama, sehingga perkembangan pere-nang Indonesia semakin diminati masyara-kat sekaligus mampu duduk sejajar dengan atlit renang dari luar negeri. Dari kenyataan tersebut maka dalam penelitian ini peneliti memilih judul “ Upaya Meningkatkan Penguasaan Dasar Renang Gaya Bebas dan gaya Dada Dengan Metode Penampilan Pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu maslaah sebagai berikut:

1. Apakah gaya bebas dapat peningkatan prestasi belajar penguasaan dasar-dasar renang dengan diterapkannya metode penampilan pada Siswa Kelas IV semester II di SDN Langenharjo 02 tahun 2014/2015 ?

2. Apakah gaya dada dapat meningkatkan prestasi belajar penguasaan dasr- dasar renang dengan metode penampilan tpada siswa Kelas IV.Semester II di SDN Langenharjo 02 tahun 2014/2015 ?

3. Manakah yang lebih dominan antara gaya bebas dan gaya dada dalam penguasaan dasar-dasar renang dengan metode penampilan pada siswa kelas IV Semester II di SDN Langenharjo 02 tahun 2014/2015 ?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1.   Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain berenang pada siswa setelah diterapkan metode penampilan.

2.   Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar berenang pada siswa setelah diterapkan metode penampilan.

3. Untuk menggali bakat anak yang memilki dasar-dasar renang melalui penerapan metode penampilan.

Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat:

1.   Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran Penjaskes.

2.   Meningkatkan Motivasi pada pelajar Penjaskes.

3.   Mengembangkan Model Pembelajaran yang sesuai dengan Mata Diklat Penjaskes.

Definisi Operasional Variabel

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini , maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1.   Metode Penampilan adalah :

Suatu bentuk pelaksanaan praktik oleh siswa di bawah bimbingan dari dekat oleh pengajar. Praktik tersebut dilaksanakan atas dasar penjelasan atau penampilan yang diterima atau diamati siswa .

2.   Motivasi belajar adalah :

Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang dijaring melalui angkat motivasi.

3.   Prestasi belajar adalah :

Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, maka diperlukan pembatasan masalah yang meliputi :

1.   Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas IV Semester II.

2.   Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun ajaran 2014/2015.

3.   Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan renang gaya bebas dan gaya dada.

KAJIAN PUSTAKA

Sejarah Renang

Pada tahun 1908 dibentuk Federasi internasional de Negtion Amateur (FINA). Renang mulai diperlombakan pada PON I di Surakarta tahun 1948. Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) dibentuk pada tahun 1951 dan menjadi anggota FINA tahun 1952, dan pada PON ke 4 di Ujung pandang PBSI diubah menjadi Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

Sekilas Tentang Renang

Renang merupakan salah satu aktivitas di kolam (air) yang diatur sedemikian nyata sehingga menghasilkan suatu gerakan yang teratur. Renang terdiri atas empat gaya, yaitu gaya bebas , gaya kupu-kupou, gaya dada dan gaya punggung.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat, waktu dan Subjek Penelitian

1.   Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Langenharjo 02.

2.   Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Semester II.

3.   Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi SDN Langenharjo 02 kelas IV Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut tim Pelatih Proyek PGSM, PK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terha-dap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003:3).

Sedangkan menurut Mukhlis (2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yan dilakukan.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah u8ntuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannnya adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan gurj (Mukhlis, 2003:5).

PTK terdiri atas empat tahap, yaitu Planning (Rencana), Action (tindakan), Observasi (pengamatan) dan Reflection (refleksi). Siklus Spiral dari tahap-tahap PTK dapat dilihat pada gambar berikut:

1.   Rangangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan maslaah, tujuan dan membuat rencana tindkan, termasuk di dalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran

2.   Kegiatan dan pengamatan, melipouti tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasai.

3.   Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat

4.   Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rangangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya

Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran dikenal perilaku yang sama (alur kegiatan yang sama0 dan membahas satu sub pokok bahasan yang diahiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system pengajaran yang dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Analisis Data Penelitian Persiklus

1.   Siklus I

Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang paling dominant pada siklus I adalah menjelaskan materi yang sulit, membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan konsep yaitu 72%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, menjelaskan materi yang sulit dan membimbing siswa merangkum pelajaran yaitu masing-masing sebesar 85% dan 83%. Sedangkan aktivitas siswa yang paling dominant ada-lah mengerjakan/memperhatikan penjelas-an dalam kegiatan pembelajaran guru yang dilaksanakan dan siswa kelas IV di SDN Langenharjo 02 yaitu 85%. Aktivitas lain yang persentasenya cukup besar adalah bekerja dengan sesama anggota kelompok, diskusi antar siswa dengan guru, dan membaca bukup yaitu masing-masing 85% dan 65%

Pada siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode penampilan sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominant untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa.

Hasil berikutnya adalah tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Tes Praktik Siswa Pada Siklus I

No

Uraian

Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes formatif

Jumlah siswa yang tuntas belajar

Pe Prosentase ketuntasan belajar

70,83

19

48,73

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa degnan menerapkan metode penampilan diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 70,83 dan ketuntasan belajar mencapai 48,72% atau ada 9 siswa dari 27 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ³70 hanya sebesar 48,72% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode penampilan

2.   Siklus II

a.   Tahap perencanaan

Pada tahap in peneliti memper-siapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan pembelajar-an metode penampilan dan lembar observasi siswa.

b.   Tahap kegiatan dan pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015 di kelas IV dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekuarangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.

Pengamatan (observasi) dilaksana-kan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah peneliti dibantu oleh seorang guru Penjaskes.

Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa aktivitas guru yuang paling dominant pada siklus II adalah membimbing dan mengamati siswa melakukan latihan yaitu 25%. Jika dibandingkan dengan siklus I aktivitas ini mengalami peningkatan. Aktivitas guru yang mengalami penurunan adalah memberi umpan balik (16,6%), menjelaskan/melatih menggunakan alat (11,7). Meminta siswa mendiskusikan dan menyajikan hasil kegiatan (8,2%) dan membimbing siswa memperbaiki kesalahan (6,7%)

Sedangkan untuk aktivitas siswa yang paling diminan pada siklus II adalah praktik menggunakan alat yaitu (21%). Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas ini mengalami peningkatan. aktivitas siswa yang mengalami penurunan adalah mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru (17,9%). Diskusi antar siswa / antara siswa dengan guru (13,8%), memprak-tekkan yang relavan dengan KBM (77%) dan merangkum pembelajaran (6,7%). Adapun aktivitas siswa yang mengalami peningkatan aalah memperhatikan peraga-an (12,1%) menyajikan hasil pembelajaran (4,6%), menanggapi/mengajukan perta-nyaan/ide (5,4%) dan berlatih bersama siswa lain (10,8%)

Pembahasan

1.   Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Melalui hasil penelitian ini menun-jukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan II) untuk ranah psikomotor yaitu 48,72%, 87,18% sedangkan untuk ranah afektif yaitu 69,23% dan 94,87%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode penampilan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata—rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.   Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran metode penampilan paling dominan adalah belajar dengan sesama anggota kelompok, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan diskusi antara siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah metode penampilan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mempraktikkan hasil pembelajaran, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik dalam prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

4.   Tanggapan siswa terhadap Model pembelajaran metode penampilan

Berdasarkan analisis angket siswa dapat diketahui bahwa tanggapan siswa termasuk positif. Ini ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan model pembelajaran metode penampilan . Hal ini menunjukkan bahwa siswa memberikan respopn positif terhadap model pembelajaran metode penampilan , sehingga siswa menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya metode penampilan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan berdasarkan seluruh pembahaan serta ana-lisis yang telah dilakukan dapa disimpulkan sebagai berikut

1.   Pembelajaran dengan model pembe-lajaran metode penampilan memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu rata-rata siklus I (48,72%), siklus II (87,%), sedangkan untuk ranah afektif yaitu siklus I (69,23%), siklus II (91,66%)

2.   Penerapan model pembelajaran meto-de penampilan mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengna rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran metode penampilan sehingga mereka menjati termotivasi untuk belajar.

Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1.   Untuk melaksanakan metode penampilan memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan metode penampilan dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2.   Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nanti-nya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan kete-rampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

3    Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas IV Semester II SDN Langenharjo 02. Kecamatan Margorejo tahun pelajaran 2014/2015

4.   Untuk penelitian yang serupa hendak-nya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi , 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta PT. Rineksa Cipta

Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta; Erlangga

Haller, David, 1982. Belajar Berenang . Bandung; CV Pioner Jaya

Husni, Agusta, dkk. 1987. Buku pintar Olahraga . Jakarta; CV Mawar Gempita

Kamtomo, Ndong, 1987. Renang dan Metodik. Untuk SGO. Jakarta : Prakarsa Belia

Kurnia, Dedeng , 1982. Cara Praktis Belajar Renang Modern. Jakarta: Prakarsa Belia.

Muhajir, 1998, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Untuk SMU Kelas 2, Jakarta; Erlangga

Slamet, S.R. 1994.Penjaskes 3. Jakarta; Tiga Serangkai

Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi, Jakarta; PT. Rosda Karya

Suharno. 1986, Ilmu Kepelatihan Olah Raga Yogyakarta; IKIP Yogyakarta.

Syafi’I, Imam, 1999, Sepakbola Dasar. Surabaya; UM Press IKIP Surabaya

Syarifuddin, Aib. 1997, Penjaskes 1,2,3, Jakarta; PT. Gramedia Widiasmara Indonesia

Â