UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI

BERBICARA DI DEPAN UMUM MELALUI LAYANAN

BIMBINGAN KELOMPOK TEMA “PERINTAH BICARA”

PADA SISWA KELAS VIII C SEMESTER GANJIL TAHUN 2012/2013

DI SMP NEGERI 3 NGUTER SUKOHARJO

Purwito

Sekolah Menegah Pertama Negeri 3 Nguter Sukoharjo

ABSTRAK

Pada hakekatnya perilaku manusia dapat dibentuk dengan cara belajar. Oleh karena itu guru pembimbing dapat membelajari siswa untuk percaya diri berbicara di depan umum. Strategi yang ditempuh adalah dengan cara melatih mereka berbicara di depan umum melalui layanan bimbingan kelompok Tema “Perintah Bicara”. Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat berlatih berbicara di depan umum di depan teman satu kelompok. Topik layanan tentang meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum sangat dibutuhkan oleh siswa SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo, karena beberapa diantara mereka memiliki kepercayaan diri rendah ketika berbicara di depan umum. Padahal sebagai pelajar mereka sering dihadapkan pada situasi yang menuntut kopentensi tersebut. Rendahnya kepercayaan diri berbicara di depan umum siswa SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo antara lain disebabkan karena layanan bimbingan kelompok masih konvensional dan belum menggunakan Tema “Perintah Bicara” yang menarik. Dengan Tema “Perintah Bicara” dicoba untuk mengatasi kelemahan tersebut.  Layanan bimbingan kelompok dengan Tema “Perintah Bicara” dilakukan dengan permainan dalam kelompok. Siswa secara bergilir melakukan praktek berbicara di depan kelompok dengan memilih tema yang tersedia sehingga siswa lebih leluasa dalam menyampaikan ide bicara. Tema “Perintah Bicara” ini memiliki kelebihan: (1) Siswa dapat langsung berlatih berbicara di depan umum, (2) Siswa lebih aktif, dan (3) Meningkatkan minat siswa. Kegiatan ini dicobakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dengan Tema “Perintah Bicara” yang dibuat oleh guru pembimbing, siklus II dengan Tema “Perintah Bicara” yang dibuat siswa dan pemberian penguat oleh pembimbing dengan cara mengomentari atau memuji setiap kali siswa selesai praktek bicara.Berdasarkan pembahasan dan kajian yang mendalam diperoleh kesimpulan bahwa layanan bimbingan kelompok Tema “Perintah Bicara” telah berhasil meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter Sukoharjo dari skor rata-rata 2,0 menjadi 3,8.

Kata Kunci: Kepercayaan diri berbicara, Layanan Bimbingan Kelompok Tema “Perintah Bicara”


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebagian besar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter kurang percaya diri ketika berbicara di depan umum. Dari hasil pengamatan peneliti sebagai guru pembimbing, ketika mereka diminta maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi, berpendapat, dan tugas yang mengandung aspek kemampuan tampil berbicara di depan umum, mereka gugup, tidak mampu mengungkapkan hal yang sudah dipersiapkan, bahkan untuk maju saja keberatan.

Kenyataan ini juga diakui oleh sebagian besar guru, khususnya guru bahasa Indonesia yang mnegmukakan bahwa ketika pelajaran bahasa Indonesia sebagian besar siswa kurang percaya diri untuk tampil mengungkapkan ide dan gagasan di depan umum. Apalagi jika harus berbicara di depan semua siswa.

Data tentang rendahnya kepercayaan diri siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter didukung oleh hasil pengamatan peneliti ketika rapat persiapan persami untuk siswa baru. Dari 24 siswa kelas VIII C yang hadir, yang mau maju untuk mengungkapkan ide hanya 5 orang (20,8%). Dari 5 yang mau maju, hanya 1 siswa yang tampil percaya diri. Empat lainnya gugup, gerak tubuh tidak mendukung, dan pandangan mata tidak fokus dan bicara tidak lancar.

Dari data di atas peneliti meyakini ada masalah pada siswa dalam hal kepercayaan diri berbicara di depan umum. Kepercayaan diri berbicara di depan umum bagi siswa merupakan hal penting karena mereka sering mendapat tugas untuk memimpin rapat, diskusi, dan mengikuti seminar. Beberapa mata pelajaran juga menuntut kemampuan siswa mampu berbicara di depan umum. Misalnya, mempresentasikan hasil diskusi, apresiasi sastra, kemampuan berbicara pada pelajaran bahasa, dan lain sebagainya.

Bahkan siswa yang sering menjadi delegasi lomba, tidak jarang harus tampil berbicara di depan umum. Lomba siswa teladan ada penilaian berpidato dan wawancara kepribadian, lomba cerdas cermat harus mampu berbicara untuk menjawab pertanyaan secara lisan, lomba sinopsis harus berani menceritakan isi cerita secara lisan. Oleh karena itu rendahnya kepercayaan diri siswa untuk berbicara di depan umum sangat penting untuk ditingkatkan.

Faktor yang penyebab percaya diri siswa rendah yaitu: (1) Dari dalam diri siswa yaitu ketidakmantapan akan kemampuan yang dimiliki, dan (2) Dari luar yaitu belum ada stimulus berupa informasi yang masuk pada diri individu yang mengakibatkannya yakin atas potensi dirinya. Pada penelitian ini akan diatasi faktor penyebab yang ke dua yaitu dengan memberi informasi dan rangsangan agar siswa yakin bahwa dia memiliki potensi untuk berbicara di depan umum.

Guru pembimbing adalah pendidik psikologis yang bertugas membantu siswa dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang menyangkut perilakunya, kemampuannya dalam menyesuaikan diri dan pengembangan pribadinya secara menyeluruh. (Prayitno, 1999: 52). Oleh karena itu guru pembimbing dapat memberi rangsangan dan informasi agar mereka dapat meningkatkan percaya diri berbicara di depan umum.

Selama ini guru pembimbing telah menyampaikan topik tersebut melalui layanan bimbingan kelompok tanpa Tema “Perintah Bicara”. Siswa langsung dilatih untuk tampil berbicara di depan kelas secara bergilir. Ternyata layanan tersebut belum berhasil optimal. Sebagian besar siswa tidak mau disuruh maju dengan alasan malu dan takut.

Menurut teori behaviorisme dikatakan bahwa perilaku manusia dapat dibentuk dengan cara belajar (Corey, 2005:202). Oleh karena itu guru pembimbing dapat membelajari siswa untuk percaya diri berbicara di depan umum. Strategi yang ditempuh adalah dengan cara melatih mereka berbicara di depan umum dengan tema “Perintah Bicara”. Dengan tema ini siswa dapat berlatih berbicara di depan umum di depan teman satu kelompok. Karena tema ini disajikan dalam bentuk permainan maka sangat dimungkinkan siswa antusias mengikutinya.

Dengan dilaksanakannya tema tersebut diharapkan siswa mampu meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum. Sedangkan dampak secara tidak langsung adalah dapat meningkatkan prestasi belajar.

Rumusan masalah.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:”Apakah layayan bimbingann kelompok tema “Perintah Bicara” dapat meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter ”.

Tujuan

1.   Tujuan Umum

Meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter

2.   Tujuan Khusus

Meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum bagi siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Nguter melalui layanan bimbingan kelompok tema “Perintah Bicara”.

Manfaat Penelitian

1.   Manfaat teoritis

a. Menemukan teori baru tentang teknik membantu siswa meningkatkan keper-cayaan diri berbicara di depan umum.

b.   Sebagai dasar untuk penelitian selan-jutnya.

2.   Manfaat secara praktis.

a.   Bagi siswa:

1.   Meningkatkan rasa percaya diri.

2.   Meningkatkan kemampuan mengatasi hambatan yang menyebabkan ketegangan ketika tampil di depan umum.

3.   Meningkatkan prestasi belajar siswa.

b.   Bagi Guru

1.   Mengetahui strategi layanan konseling yang bervariasi untuk memperbaiki hasil layanan bimbingan kelompok.

2.   Diperolehnya strategi layanan bimbingan kelompok yang tepat untuk topik berbicara di depan umum.

3.   Diperolehnya bentuk kegiatan yang cocok untuk meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum.

c.   Bagi Sekolah

1.   Menumbuhkan budaya berbahasa lisan dengan baik.

2.   Menambah koleksi bahan bacaan di perpustakaan

PEMBAHASAN

Kajian Teori

Ketidakpercayaan Diri Berbicara di Depan Umum sebagai Masalah dalam Bimbingan dan Konseling

Rasa percaya diri merupakan keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan berkeyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (Hakim, 2002:6).

Beberapa ciri orang yang percaya diri menurut Hakim (2002:6-7) adalah sebagai berikut: (1) selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu, (2) mempunyai kemampuan dan potensi yang memadai, (3) mampu menetralisir ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi, (4) mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, (5) memiliki kondisi mental dan fisik yang menunjang penampilannya.

Kepercayaan diri berbicara di depan umum sangat dibutuhkan oleh siswa dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan belajar di sekolah. Jika tidak, dimungkinkan mereka akan mengalami hambatan dalam belajar. Dengan demikian mereka dikatakan memiliki masalah dan perlu dibantu untuk mengatasinya.

Ciri-ciri percaya diri yang akan ditingkatkan pada penelitian ini adalah mampu menetralisir ketegangan yang muncul dalam berbagai situasi. Situasi pada penelitian ini dikhususkan pada situasi berbicara di depan umum. Sedangkan kemampuan berbicara di depan umum yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan berbicara untuk menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat secara lisan di depan kelompok.

Layanan Bimbingan Kelompok Tema ”Perintah Bicara” Sebagai Bantuan kepada Siswa untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Umum.

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi, menerima pendapat orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antar pribadi yang dimiliki.(Sukardi 2003 ; 48) Meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum merupakan salah satu topik bidang sosial, yaitu pada komponen kemampuan berkomunikasi, serta menerima dan menyampaikan pendapat secara logis, efektif, dan produktif (Prayitno, 1997: 102).

Layanan bimbingan kelompok dilakukan dengan teknik penyajian (menyajikan materi pokok konten) dan kegiatan lanjutan (diskusi kelompok, penugasan, latihan terbatas, survei lapangan / studi kepustakaan, percobaan, termasuk kegiatan laboratorium, bengkel), latihan tindakan (Prayitno, 2004: 12). Praktek bicara dengan ”Perintah Bicara” merupakan lanjutan yaitu latihan tindakan untuk meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum. Ini merupakan salah satu cara meningkatkan kepercayaan diri dengan memanfaatkan pengalaman langsung.

Praktek berbicara di depan umum dengan tema ”Perintah Bicara” merupakan inovasi layanan BK dari teori behavior dengan teknik desensitisasi in vivo. Teknik in vivo dilakukan dengan menghadapkan klien pada situasi nyata tentang hal yang menyebabkan kecemasan secara bertahap (Corey, 2005: 289). Dalam penelitian siswa diajak langsung menghadapi situasi nyata berbicara di depan umum secara bertahap. Melakukan perintah yang tertulis dalam ”Perintah Bicara” dalam kelompok merupakan tahapan awal sebelum mereka dihadapkan pada kelompok yang lebih luas

Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Kepercayaan diri berbicara di depan umum dapat ditingkatkan dengan layanan bimbingan kelompok tema ”Perintah Bicara”.

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Nguter pada kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan selama Tiga bulan mulai Agustus sampai dengan bulan Oktober 2012.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII C, berjumlah 5 orang( 2 laki-laki dan 3 perempuan). Mereka kepercayaan dirinya untuk berbicara di depan umum rendah, padahal mereka memiliki potensi.

Data yang dukumpulkan adalah data primer (dari subyek penelitian) berupa kepercayaan diri berbicara di depan umum siswa ketika maju di depan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes yaitu observasi dan angket.

Validasi data dilakukan dengan triangulasi teknik, yaitu mencocokkan data dari observasi dan angket. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2.

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah dalam bentuk peningkatan kepercayaan diri berbicara di depan umum dari rata-rata 2,0 menjadi 3,0.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dikemas dalam dua siklus. Langkah-langkah dalam setiap siklus terdiri dari: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Pada silkus 1 tema “Perintah Bicara” dibuat oleh guru pembimbing dan guru belum memberikan penguatan atas peningkatan kepercayaan diri. Pada siklus 2 tema “Perintah Bicara” dibuat oleh siswa dan guru pembimbing memberi penguatan berupa pemberian komentar/pujian.

Prosedur Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dengan Tema “Perintah Bicara”

1. Persiapan Pelaksanaan

a. Membuat lembar tema “Perintah Bicara”. Adapun isi perintah bicara dikaitkan dengan hal-hal yang sering di alami siswa. Intinya untuk melatih kepercayaan diri dan belum menekankan kemampuan berbahasa. Tema Perintah Bicara dibuat oleh guru sejumlah 40 item dengan alasan agar masing-masing siswa lebih leluasa dalam memilih tema yang sesuai dengan kesiapannya. Contoh isi tema: coba sampaikan rasa kagummu pada bangsa dan negara.

b. Menentukan waktu pelaksanaan. Kare-na kegiatan dilakukan di luar jam pelajaran, maka perlu dimusyawarah-kan dengan siswa.

c. Menyiapkan ruang dan tempat. Bangku di tata dengan setting melingkar.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Tahap penyajian dengan memberi penjelasan kepada siswa tentang pentingnya meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum dan cara meningkatkannya. Tahap ini dilakukan dengan ceramah, tanya jawab, dan diskusi.

b. Kegiatan lanjutan dengan cara latihan tindakan dengan menggunakan tema “Perintah Bicara”. Didahului dengan penjelasan tentang cara permainan praktek berbicara di depan kelompok. Adapun caranya sebagai berikut:

1) Setiap anggota akan menerima lembar perintah bicara yang telah dibuat oleh guru sejumlah 40 tema

2) Ketua kelompok menunjuk salah satu anggota kelompok untuk berbicara didepan kelompok

3) Anggota yang ditunjuk bisa memilih salah satu tema bicara yang sesuai

4) Anggota yang telah selesai menampilkan diri berbicara didepan kelompok, selanjutnya bisa ganti menunjuk salah seorang anggota dalam kelompok untuk berbicara didepan kelompok.

5) Guru pembimbing memberi penguat berupa komentar setiap kali siswa selesai melakukan perintah bicara di depan kelompok

6) Permainan dilakukan secara bergilir sampai semua anggota kelompok melaksanakan.

c. Melakukan evaluasi. Evaluasi pada layanan konseling dilakukan dengan mengungkap perolehan hal baru berupa pemahaman, perasaan, dan rencana tindakan yang dilakukan segera menjelang layanan berakhir dan 1 minggu pasca (mengetahui pelaksanaan rencana tindakan).

Hasil Penelitian

Perbandingan kepercayaan diri berbicara di depan umum sejak kondisi awal sampai siklus II (hasil pengamatan pada penilaian jangka pendek) terus mengamali peningkatan. Semula rata-rata 2,0 (rendah), menjadi 2,4 (sedang), dan siklus II menjadi 3.8 (sedang). Prosentasenya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Prosentase Kepercayaan Diri Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Skor

Kategori

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Frekuensi

%

Frekuensi

%

Frekuensi

%

0 – 2

Rendah

4

80

3

60

0

0

2,1 – 4

Sedang

1

20

1

20

4

80

4,1 – 6

Tinggi

0

0

1

20

1

20

Jumlah

5

100

5

100

5

100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prosentase kepercayaan diri berbicara di depan umum subyek penelitian mengalami peningkatan, sejak kondisi awal sampai siklus 2. Pada kondisi awal, 4 siswa (80%) memiliki kepercayaan diri berbicara di depan umum ”rendah” menjadi tidak ada pada siklus II. Siswa dengan kategori ”sedang” semula hanya 1 (20%) meningkat menjadi 4 siswa (80%). Siswa yang memiliki kepercayaan diri berbicara di depan umum ”tinggi” pada awalnya tidak ada (0%) menjadi 1 siswa (20%)

Minat siswa dalam mengikuti layanan rata-rata 8,6 (tinggi) dengan prosentase tertera di tabel berikut.

Tabel 2. Prosentase Minat siswa mengikuti layanan Bimbingan Kelompok Tema ”Perintah Bicara”

Skor

Subyek

Frekuensi

%

Keterangan

6,65 – 10

Sangat berminat

5

100

3,31 – 6, 64

Berminat

0

0

0 – 3,3

Tidak berminat

0

0

JUMLAH

5

100

Sumber: Rekapitulasi Hasil Angket Minat, 2012

Dari tabel di atas tampak bahwa semua siswa ”sangat berminat” mengikuti layanan. Tidak ada siswa yang berminat ”sedang” maupun ”rendah”. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok tema ”Perintah Bicara” mampu menciptakan suasana proses layanan yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Hal baru yang diperoleh siswa sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok tema ”Perintah Bicara” yang dievaluasi melalui angket lisan terbuka menjelang layaan berakhir adalah siswa memperoleh pemahaman baru tentang cara berbicara di depan umum, mengetahui cara mengatasi grogi, mengetahui teknik berlatih mening-katkan percaya diri, dan mengetahui kesulitan berbicara. Perasaan siswa sesudah mengikuti layanan adalah semua senang karena mendapat kesempatan latihan, percaya diri meningkat ( 1 siswa) , dan dua siswa menyesal karena selama ini tidak pernah mau tampil ketika diberi kesempatan.

Setelah mengikuti layanan siswa juga mampu merencanakan tindakan untuk meningkatkan kepercayaan diri. Semua siswa (5) merencanakan akan terus berlatih. Di antara mereka ada yang merencanakan tidak menolak jika diberi kesempatan tampil (4 siswa), dan satu siswa akan membaca buku yang berkaitan dengan berbicara di depan umum. Dengan demikian maka layanan bimbingan kelompok tema ”Perintah Bicara” berhasil memberikan hal baru yang bermanfaat bagi siswa

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, mereka menunjukkan kemajuan ketika mendapat tugas yang berkaitan dengan berbicara di depan umum.

PENUTUP

Simpulan

Berdasar penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa: Layanan bimbingan kelompok tema ”Perintah Bicara” dapat meningkatkan kepercayaaan diri berbicara di depan umum dari skor 2,0 (rendah) menjadi 3,8 (tinggi).

Rekomendasi

Tema “Perintah Bicara” merupakan bentuk kegiatan alternatif yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk meningkatkan kepercayaan diri berbicara di depan umum sebagai latihan tahap awal sebelum siswa dihadapkan pada kelompok yang lebih luas.

Saran

1.   Siswa diharapkan dapat melanjutkan latihan berbicara di depan umum di luar kegiatan bimbingan dan konseling

2.   Guru pembimbing diharapkan dapat mencari media layanan yang inovatif sehinggga dapat meningkatkan mutu proses dan hasil bimbingan dan konseling. Untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan, guru pembimbing disarankan bekerja sama dengan guru bahasa.

3.   Kepala sekolah diharapkan dapat memberi kebijakan dalam pengaturan waktu pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

DAFTAR PUSTAKA

Gerald Correy, 2005. Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy, Seventh Edition. USA: Thomson Brooks

M. Sya’roni Ismail, 2006. Efektifitas Bimbingan Vokasional dalam Peningkatan Motivasi Berprestasi dan Kepercayaan Diri pada Bidang Studi yang Dipilih di SMK Texmako Semarang. Tesis. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Semarang.

Prayitno, 2004. Seri Layanan Konseling, Layanan Penguasaan Konten. Padang: Jurusan BK FIP Universitas Negeri Padang.

______, 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Ikrar Mandiri Abadi.

______, 2000. Penilaian Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling, Makalah Disajikan pada Diklat Calon Instruktur Guru Pembimbing SMP PPPG Keguruan, Parung, tanggal 12 – 26 Juni 2000

Thursan Hakim, 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Pujaswara.

Utami , MS. 1991. Efektivitas Relaksasi dan Terapi Kognitif untuk Mengurangi Kecemasan Berbicara di Muka Umum. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Pasca Sarjana UGM.

 

Wining Rohani, 2005. Tips Hidup Enjoy di Masa Remaja. Yogyakarta: PT Gloria Usaha Mulia.