Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Model Cooperative Learning Tipe STAD
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
MATERI INDUKSI MAGNETIK MATA PELAJARAN FISIKA
DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD KELAS XII MIA 2
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nur Aini Widi Astuti
Madrasah Aliyah Negeri Tengaran
ABSTRAK
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian alam serta interaksi antara benda-benda, atau materi-materi di alam ini.Seperti halnya dengan matematika, di dalam ilmu fisika juga mempelajari mengenai struktur dan hubungan.Rendahnya semangat peserta didik dalam pembelajaran terindikasi dari kurang antusiasnya peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dimana sebagian peserta didik terlihat bosan, mengantuk, dan peserta didik kurang tertarik dengan materi pelajaran yang diajarkan guru.Hasil penelitian menunjukkan 61,54% siswa belum mencapai KKM. Nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 47 dengan rata-rata nilai PTS 73,34
Kata Kunci: Hasil Belajar Fisika, STAD
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar fisika selain melibatkan pendidik dan peserta didik secara langsung, juga diperlukan pendukung yang lain yaitu: alat pelajaran yang memadai, penggunaan metode yang tepat, serta situasi dan kondisi lingkungan yang menunjang.
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian alam serta interaksi antara benda-benda, atau materi-materi di alam ini.Seperti halnya dengan matematika, di dalam ilmu fisika juga mempelajari mengenai struktur dan hubungan.
Metode belajar mengajar banyak macamnya antara lain metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, kerja kelompok, demonstrasi, eskperimen, dan simulasi.
Rumusan Masalah
Apakah penerapan model pembelajaran cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions dapat meningkatkan hasil belajar fisika materi Induksi Magnetik kelas XII MIA-2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 di MAN Tengaran?
Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Induksi Magnetik tahun pelajaran 2017/2018 di MAN Tengaran dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Pengembangan teori baru tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar fisika materi Induksi Magnetik
Manfaat Praktis
Bagi speserta didik
Peserta didik akan mendapatkan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan, menantang dan meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran fisika
Bagi guru
Guru memperoleh pengalaman yang memberikan inspirasi dan dorongan kepadanya akan menerapkan metode pembelajaran yang menarik dan menantang
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Kajian Teori
Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).
Aspek-aspek Hasil Belajar
Klasifikasi Bloom ini secara garis besar membagi pada tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 2012: 39).
Induksi Magnetik
Induksi magnetic adalah kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor.
Induksi magnet di sekitar kawat berarus
Medan magnetik adalah ruang di sekitar suatu magnet dimana magnet lain atau benda lain yang mudah dipengaruhi akan mengalami gaya magnetik jika diletakkan dalam ruang tersebut. Besaran yang menyatakan medan magnetikdi sekitar kawat berarus listrik adalah induksi magnetik. Arah garis-garis medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus dapat menggunakan kaidah putaran tangan kanan: genggam kawat lurus dengan tangan kanansedemikian hingga ibu jari menunjukkan arah kuat arus, maka arah putaran keempat jari yang didapatkan akan menyatakan arah lingkaran garis-garis medan magnetik.
Metode Pembelajaran Type STAD
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Pembelajaran Kooperatif type STAD merupakan pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Rachmadinarti, 2001)
Hipotesis Tindakan
Bertolak dari kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Teams-Achievent Divisions) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik materi induksi magnetik pada mata pelajaran fisika kelas XII MIA2 semester 1 MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018”.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu
Penelitian dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 tiga bulan mulai bulan Oktober 2017 sampai dengan Desember 2017. Lokasi
Penelitian dilaksanakan di MAN Tengaran sebagai tempat kerja penulis.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XII MIA2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018. Jumlah siswa ada 26 siswa, yang rinciannya sebagai berikut: jumlah siswa putra 4, siswa putri 22.
Variabel Penelitian
Variabel Y
Variabel Y dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa materi induksi magnetik mata pelajaran fisika kelas XII MIA2
Variabel X
Variabel X dari penelitian ini adalah model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD
Sumber data
Sumber data penelitian didapatkan dari:
- Hasil pengamartan yang dilakukan oleh guru pengamat yang dicatat pada lembar observasi
- Hasil belajar siswa di akhir siklus
Teknik dan alat pengambilan data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
- Teknik tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk uraian
- Teknik non-tes
Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan.
Validasi data
Dalam penelitian ini validasi data dilakukan melalui triangulasi sumber yaitu:
- Hasil belajar siswa
- Hasil observasi guru
- Hasil refleksi teman sejawat
Analisis data
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar siswa dengan indikator keberhasilan. Hasil siklus I, dijadikan pedoman tindakan pada siklus II. Hasil siklus II dibandingkan dengan indikator kinerja. Apabila terpenuhi, maka penelitian ini berhasil.
Indikator kinerja
Berdasarkan nilai ketuntasan belajar materi induksi magnetik mata pelajaran fisika kelas XII MIA2 Semester 1 tahun pelajaran 2017/2018, yaitu sebesar 75, maka penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa memenuhi nilai minimal 75 atau lebih.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Kondisi Awal
Kondisi awal sebelum dilakukan tindakan penelitian kelas, hasil belajar siswa MAN Tengaran kelas XII MIA 2 untuk mata pelajaran fisika sedang. Hasil observasi menunjukkan 61,54% siswa belum mencapai KKM. Nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah 47 dengan rata-rata nilai PTS 73,34.
Hasil Penelitian Siklus I
Hari I: Jumat, 17 November 2017 jam ke 5
Perencanaan
Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran materi Induksi Magnetik menggunakan model cooperative learning dengan metode STAD untuk satu kali pertemuan (lampiran 1). Guru membuat instrumen untuk kegiatan pembelajaran meliputi lembar diskusi siswa (LDS), soal tes sesuai indikator yang akan dicapai serta lembar pengamatan.
Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan (10 menit)
Guru memberi salam kemudian meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu, guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Guru menjelaskan skenario pembelajaran. Siswa menunjukkan rasa ketertarikan dan semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Kegiatan inti
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 – 6 siswa berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan belajarnya. Siswa dengan semangat mengatur tempat duduk agar dapat berkumpul dengan kelompoknya.
Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi mengerjakan LDS yang sudah dibagikan. Dalam kelompoknya setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap siswa sudah memahami jawaban dari LDS yang sudah dikerjakan.
Setelah diskusi selesai, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban dari semua jawaban. Guru memberikan penjelasan tambahan berkaitan dengan materi diskusi. Selanjutnya guru mengoreksi semua jawaban masing-masing kelompok untuk penghitungan skor peningkatan individu.
Penutup
Guru bersama peserta didik membuat simpulan materi pelajaran. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik pada kegiatan pembelajaran. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
Pengamatan
Hasil belajar menunjukkan rata-rata nilai dari 5 kelompok 91,92. Dengan nilai kelompok tertinggi 100 dan nilai terendah 90. Semua siswa sebanyak 26 siswa tuntas (100%)
Hari II: Sabtu, 18 November 2017 jam ke 7
Perencanaan
Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran materi Induksi Magnetik menggunakan model cooperative learning dengan metode STAD untuk satu kali pertemuan. Guru membuat instrumen untuk kegiatan pembelajaran meliputi soal tes sesuai indikator yang akan dicapai serta lembar pengamatan.
Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan (10 menit)
Guru memberi salam kemudian meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu, guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengajukan pertanyaan apersepsi kepada siswa “ Masih ingat cara menentukan arah induksi magnetik dengan kaidah tangan kanan? Beberapa siswa dengan antusias menjawab pertanyaan apersepsi dari guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan skenario pembelajaran. Siswa menunjukkan rasa ketertarikan dan semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Kegiatan inti
Guru membagikan soal kepada semua siswa dan semua siswa mengerjakan soal yang diberikan guru secara individu.
Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban dari semua soal. Selanjutnya guru mengoreksi semua jawaban masing-masing siswa untuk penghitungan skor peningkatan individu.
Penutup
Guru bersama peserta didik membuat simpulan materi pelajaran. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
Pengamatan
Hasil belajar menunjukkan rata-rata nilai 76,54. Dengan perolehan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 0. Sebanyak 16 siswa tuntas (61,54%), 10 siswa tidak tuntas (38,46%).
Tabel 5. Hasil Penelitian Siklus I
No | Variabel Terikat | Indikator | Hasil | Keterangan |
1 | Hasil Belajar | 1. Rata-rata nilai ≥ 75 | 76,54 (tinggi) | Berhasil |
2. Minimal 75% siswa tuntas KKM | 61,54% tuntas | Belum berhasil |
Refleksi
Guru dibantu teman sejawat melakukan analisis hasil pengamatan. Guru juga bertanya jawab dengan siswa tentang proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hasil refleksi siklus 1:
- Tindakan penerapan strategi pembelajaran cooperative learning dengan metode STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, siswa juga lebih bersemangat mengikuti pembelajaran.
- Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai 76,54.
- Siswa tuntas KKM sebanyak 61,54%, sehingga dikatakan belum berhasil.
- Guru belum dapat mengakomodasi semua respon siswa ketika mengerjakan LDS
- Jawaban didominasi oleh siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademis lebih di masing-masing kelompok
- Diperlukan tindakan pada siklus II, dengan melakukan beberapa strategi kegiatan pembelajaran yaitu mengurangi jumlah anggota per kelompok agar peran serta siswa lebih optimal, pemberian penugasan untuk membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang.
Hasil Penelitian Siklus II
Hari I: Selasa, 21 November 2017 jam ke 8
Perencanaan
Pada tahap ini guru menyusun rencana pembelajaran materi Induksi Magnetik menggunakan model cooperative learning dengan metode STAD untuk satu kali pertemuan (lampiran 5). Guru membuat instrumen untuk kegiatan pembelajaran meliputi lembar diskusi siswa (LDS), soal tes sesuai indikator yang akan dicapai serta lembar pengamatan.
Pelaksanaan Tindakan
Pendahuluan (10 menit)
Guru memberi salam kemudian meminta siswa untuk berdoa terlebih dahulu, guru menanyakan kabar siswa dan mengecek kehadiran siswa. Guru mengajukan pertanyaan apersepsi kepada siswa “ Apakah semua sudah dapat menentukan arah induksi magnetik dengan kaidah tangan kanan?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta garis besar cakupan materi. Guru menjelaskan skenario pembelajaran. Siswa menunjukkan rasa ketertarikan dan semangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
Kegiatan inti
Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3 – 4 siswa berdasarkan jenis kelamin dan kemampuan belajarnya. Siswa dengan semangat mengatur tempat duduk agar dapat berkumpul dengan kelompoknya.
Guru membagikan LDS kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi mengerjakan LDS yang sudah dibagikan. Dalam kelompoknya setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap siswa sudah memahami jawaban dari LDS yang sudah dikerjakan.
Penutup
Guru bersama peserta didik membuat simpulan materi pelajaran. Guru memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik pada kegiatan pembelajaran. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
Pengamatan
Hasil belajar menunjukkan rata-rata nilai dari 8 kelompok 97,12. Dengan nilai kelompok tertinggi 100 dan nilai terendah 90.
Penerapan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
Terjadi peningkatan yang signifikan dari kondisi awal, hasil siklus I maupun hasil siklus II. Hasil belajar rata-rata pada siklus I adalah 76,54 dengan jumlah nilai tuntas 16 siswa (61,54%). Sedangkan hasil belajar pada siklus II adalah 96,73 dengan jumlah nilai tuntas 26 siswa (100%). Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar dari siklus I dan siklus II sebesar 86,64 dengan jumlah nilai tuntas 80,77%.
Pembahasan
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I
Hasil refleksi siklus I disimpulkan bahwa:
Perencanaan tindakan mulai dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi arah induksi magnetik, Lembar Diskusi Siswa (LDS), soal dan lembar observasi dilaksanakan dengan baik.
Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran fisika kelas XII MIA 2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 terdapat peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan. Dari indikator rata-rata ulangan terdapat peningkatan dari 73,34 menjadi 76,54.
Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran fisika kelas XII MIA 2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan hasil prosentase ketuntasan klasikal dari 38,46% menjadi 61,54%. Hal ini menunjukkan peningkatan. Walaupun terjadi peningkatan prosentase ketuntasan klasikal masih perlu dilakukan tindakan pada siklus II karena ketuntasan klasikal belum mencapai 75%.
Diperlukan tindakan pada siklus II, dengan melakukan beberapa perubahan strategi kegiatan pembelajaran yaitu mengurangi jumlah anggota per kelompok agar peran serta siswa lebih optimal, pemberian penugasan untuk membaca materi yang akan disampaikan pada pertemuan yang akan datang.
Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II
Tindakan siklus II diawali dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi besar induksi magnetik di sekitar kawat lurus panjang berarus, Lembar Diskusi Siswa (LDS), soal dan lembar observasi dilaksanakan dengan baik. Dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Hasil refleksi siklus II disimpulkan bahwa:
Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran fisika kelas XII MIA 2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Dari indikator rata-rata ulangan terdapat peningkatan dari 76,54 menjadi 96,73.
Penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran fisika kelas XII MIA 2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkatkan hasil prosentase ketuntasan klasikal dari 61,54% menjadi 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang luar biasa
Penerapan Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar kelas XII MIA 2 semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 dari rata-rata nilai ulangan 73,34 sebelum tindakan meningkat menjadi 86,64. Ketuntasan klasikal juga mengalami peningkatan dari 38,46% siswa sebelum tindakan menjadi 80,77% siswa setelah tindakan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dalam pembelajaran fisika kelas XII MIA 2 MAN Tengaran Tahun Pelajaran 2017/2018. Peningkatan tersebut ditunjukkan oleh hasil belajar siswa berupa rata-rata nilai ulangan yang meningkat dari 73,34 sebelum tindakan menjadi 76,54 pada siklus I dan 96,73 pada siklus II. Pencapaian ketuntasan klasikal meningkat dari 38,46% sebelum tindakan menjadi 61,54% pada siklus I dan 100% pada siklus II.
Implikasi
Bila penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar materi induksi magnetik maka implikasinya lebih lanjut peneliti kalau mengajarkan materi induksi magnetik akan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD.
Saran
- Kepada siswa, untuk lebih semangat mengikuti pembelajaran
- Kepada guru, hendaknya lebih kreatif dan inovatif pada pembelajarannya sehingga bisa lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai fasilitator dan mediator.
- Bagi sekolah, untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang baru, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
- Bagi perpustakaan sekolah, hasil penelitian ini sebaiknya disimpan atau didokumentasikan di perpustakaan sekolah sehingga bisa menambah referensi bagi kepustakaan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiona, 2002 Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik Omar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara
Nana Sudjana.1995. Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Slavin, Robert E. 2000. Cooperatif learning Theory, Research, and Practice.
Second Edition. Noedham height: A. Simon and scuster Company.