PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI METODE EXAMPLE NON EXAMPLE

PADA MATERI STRUKTUR BUNGA DAN FUNGSINYA

DI KELAS IV SEMESTER I SDN GEGUNUNG KULON

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Sri Hartiningsih

Guru Kelas IV di SDN Gegunung Kulon

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan belajar siswa, tentang materi struktur bunga dan fungsinya melalui metode example non example. Dalam pembelajaran IPA tentang struktur bunga dan fungsinya mendapatkan hasil belajar dengan nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM yang ditentukan, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran yang telah peneliti lakukan tidak berhasil. Untuk itu peneliti melibatkan teman sejawat untuk menelaah, mengobservasi, serta bersama peneliti mencari solusinya. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Gegunung Kulon Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang dan dilakukan oleh guru kelas tersebut. Dengan siswa yang telah diteliti sebanyak 10 siswa terdiri dari 3 siswa putra dan 7 siswa putri. Penelitian dilakukan dikelas IV tahun pelajaran 2013/2014 semester I dengan bahan kajian meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 sampai bulan Nopember 2013. Pelaksanaan PTK IPA di kelas IV semester I dilaksanakan dalam II (dua) siklus masing-masing siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data, dan tahap refleksi. Metode yang digunakan adalah Example non example. Pendekatan tersebut digunakan karena adanya kurang berhasilnya pembelajaran IPA pada materi tersebut. Dengan latar belakang data prestasi siswa awal yang lulus KKM sebesar 30%. Setelah diupayakan perbaikan pembelajaran siklus I (satu) prestasi siswa meningkat menjadi 60%, selanjutnya siklus ke II (dua) prestasi siswa meningkat lagi menjadi 80%.

Kata Kunci: Metode Example Non Example, Kelebihan Dan Kekurangan Metode Example Non Example.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rendahnya perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA di SDN Gegunung Kujon menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas. Untuk mengetahui mengapa prestasi siswa tidak seperti yang diharapkan, tentu guru perlu merefleksi diri untuk dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidak berhasilan siswa dalam pembelajaan IPA. Sebagai guru yang baik dan profesional, per-masalahan ini tentu perlu ditanggulangi dengan segera.

Setelah penulis memeriksa hasil evaluasi tes formatif dari 10siswa yang mendapat nilai di bawah 75 ada 7 siswa yaitu 70% dan di atas nilai 75 ada 3siswa yaitu 30%. dari hasil pengamatan ada be-berapa masalah yang perlu diketahui dalam pembelajartn diantaranya: 1) rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran struktur bunga dan fungsi-nya, 2) siswa tidak aktif menjawab perta-nyaan yang diajukan oleh guru.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis ingin menerapkan model pembe-lajaran examples non examples menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan pres-tasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan peneliti yang bertugas sebagai tenaga pengajar di SDN Gegunung Kulon Dengan ini, diharapkan kemampuan profesional guru dalam merancang model pembelajaran yang lebih bervariatif. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas, penulis dibantu teman sejawat sebagai pengamat (Observator) diharapkan dapat meningkatkan kemam-puan guru dalam merefleksi diri terhadap kinerja yang telah dilakukannya, sehingga dapat melakukan perubahan dan perbaikan kualitas pembelajaran dan mengelola proses pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode Examples Non Examples?

2. Apakah metode Examples Non Exam-ples dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa kelas IV SD pada materi struktur bunga dan fungsinya?

Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan pengaruh pengguna-an metode Examples Non Examples terhadap kemampuan dan hasil belajar siswa dalam materi struktur bunga dan fungsinya.

2. Mendeskripsikan pembelajaran IPA melalui metode Examples Non Exam-ples untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada materi struktur bunga dan fungsinya.

KAJIAN PUSTAKA

Hakekat Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan kete-rampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan IPA secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Memiliki keterampilan untuk mengem-bangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di labora-torium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses.

Untuk itu ada tiga hal yang berkaitan dengan sasaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut. (1) IPA tidak semata berorientasi kepada hasil tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran IPA harus utuh menyeluruh dan (3) pembela-jaran IPA akan lebih berarti apabila dilaku-kan secara berkesinambungan dan melibat-kan siswa secara aktif.

Metode Example Non Example

Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example merupakan model pem-belajaran yang menggunakan gambar se-bagai media pembelajaran. Metode Exam-ple non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkan-dung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar.

Penggunaan Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekan-kan pada konteks analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti: 1) kemampuan berbahasa tulis dan lisan, 2) kemampuan analisis ringan, 3) kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya.

Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan memu-satkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong siswa untuk menuju pema-haman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.

Kerja Kelompok

Suatu strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan IPA yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bekerja sama, berpikir kritis, dan pada saat yang sama meningkatkan prestasi akade-miknya. Disamping itu kerja kelompok dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit sambil pada saat yang bersamaan sangat berguna untuk menumbuhkan kemauan kerja sama dan kemauan membantu teman.

Kerja kelompok memungkinkan siswa lebih terlibat secara aktif dalam belajar karena ia mempunyai tanggung jawab belajar yang lebih besar dan memungkinkan berkembangnya daya kreatif dan sifat kepemimpinan pada siswa. Sedangkan peran guru lebih ditekankan sebagai organisator kegiatan belajar-mengajar, sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar, serta penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa. Guru harus dapat mendiagnosa kesulitan siswa dalam belajar dan dapat memberikan bantuan kepadanya sesuai dengan kebutuhannya.

Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar bisa mempunyai arti sebagai tingkat keterkaitan siswa di dalam proses belajar mengajar sebagai evaluasi yang dilakukan oleh pengajar. Prestasi belajar adalah sebuah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dituliskan dalam bentuk simbol angka atau huruf dan kapital yang bisa menunjukkan hasil yang telah didapat oleh setiap murid pada periode tertentu. Dari uraian tersebut maka bisa disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran keberhasilan aktivitas belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode tertentu.

Kreativitas

Kreativitas terletak pada kemam-puan untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak tampak hubungannya. Seorang anak kecil asyik bermain dengan balok-balok yang mempunyai bentuk dan warna yang bermacam-macam, setiap kali dapat menyusun sesuatu yang baru, artinya baru bagi dirinya karena sebelumnya ia belum pernah membuat hal yang semacam itu. Anak ini adalah anak yang kreatif, berbeda dengan anak lain yang hanya membangun sesuatu jika ada contohnya.

Gordon dalam Joice and Weill (1996) dalam E. Mulyana (2005 : 163) me-ngemukakan empat prinsip dasar sinektik tentang kraetivitas. Pertama, kreativitas merupakan sesuatu yang penting dalam kegiatan sehari-hari. Hampir semua manu-sia berhubungan dengan proses kreativitas, yang dikembangkan melalui seni atau penemuan-penemuan baru. Lebih jauh Gordon menekankan bahwa kreativitas me-rupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari dan berlangsung sepanjang hayat. Ke-dua, proses kreatif bukanlah sesuatu yang misterius. Hal tersebut dapat diekspresikan dan mungkin membantu orang secara langsung untuk meningkatkan kreativitas-nya. Secara tradisional, kreativitas dido-rong oleh kesadaran yang memberi petun-juk untuk mendeskripsikan dan mencipta-kan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. Ketiga, penemuan kreatif sama dalam semua bidang, baik dalam bidang seni, ilmu, maupun dalam rekayasa. Selain itu, penemuan kreatif ditandai oleh beberapa proses intelektual. Keempat, berpikir kreatif baik secara individu maupun kelompok adalah sama. Individu dan kelompok menurunkan ide-ide dan produk dalam berbagai hal.

Kerangka Berfikir

Pada saat melaksanakan pembela-jaran IPA dengan materi struktur bunga dan fungsinya penulis merasa kecewa karena hasil belajar siswa sangat rendah. Dari 30 siswa hanya 9 siswa yang men-dapat nilai 75 ke atas. Artinya hanya 30% siswa saja yang dapat mencapai KKM, sedangkan 70% belum mencapai KKM karena hanya mendapat nilai di bawah 75. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas IV SDN Gegunung Kulon kec. Rembang masih belum memahami materi struktur bunga dan fungsinya.

Penulis melakukan perbaikan pem-belajaran melalui PTK dengan cara mene-rapkan metode examples non examples. Dengan melakukan perbaikan melaui metode examples non example penulis berharap hasil belajar siswa meningat sesuai KKM yang penulis terapkan yaitu 75.

Penerapan metode example non example dalam pembelajaran Ilmu Penge-tahuan Alam pada materi ” Struktur bunga dan fungsinya” di kelas IV adalah: 1) merangsang siswa untuk lebih kritis dalam menganalisi gambar, 2) membantu siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar, 3) memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELA-JARAN

Subjek Penelitian

Pelaksanaan perbaikan pembelajar-an IPA pada materi struktur bunga dan fungsinya, dilaksanakan di kelas IV semes-ter I SDN Gegunung Kulon, Kecamatan Rembang. Jumlah siswa kelas IV ada 10 anak yang terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Lokasi

Sekolah terletak di pusat kota tetapi sebagian besar dari faktor ekono-minya tergolong dari kelas menengah ke bawah. Keadaan itu menyebabkan perhati-an orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang dan motivasi belajar siswa rendah.

Waktu

Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus dan setiap siklus berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Pembelajaran Awal

Pada pembelajaran awal ini belum diadakan perbaikan pembelajaran. Nilai tes formatif IPA dengan kompetensi dasar menjelaskan struktur bunga dan fungsinya hasilnya kurang memuaskan. jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 3 siswa bila diprosentasi hanya 30%. Sedangkan jumlah siswa yang nilainya kurang dari 75 lebih dari separo jumlah seluruhnya atau sebanyak 7 siswa jika diprosentase ada 70%.

Siswa yang memperoleh nilai 30 sebanyak 1 siswa, nilai 40 sebanyak 2 siswa, nilai 50 sebanyak 2 siswa, nilai 60 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 1 siswa, nilai 80 sebanyak 1 siswa, nilai 90 sebanyak 2 siswa. Tingkat ketuntasan hanya 30% dengan nilai rata-rata 60. Maka peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan menggunakan metode Examples Non Examples.

Siklus I

Peneliti bertindak sebagai guru teman sejawat bertindak sebagai peng-amat. Peneliti telah menyiapkan rancangan perbaikan pembelajaran dengan kompe-tensi dasar menjelaskan struktur bunga dan fungsinya.

Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 adalah 6 siswa dengan prosentase 60%. Sedangkan jumlah siswa yang kurang dari 75 sebanyak 4 siswa dengan prosentase 40%.

Siswa yang memperoleh nilai 30 sebanyak 1 siswa, nilai 40 sebanyak 0 siswa, nilai 50 sebanyak 2 siswa, nilai 60 sebanyak 1 siswa, nilai 70 sebanyak 0 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa, nilai 90 sebanyak 2 siswa. Tingkat ketuntasan mencapai 60% dengan nilai rata-rata 69. Maka selanjutnya peneliti memutuskan untuk mengadakan perbaikan pembelajar-an pada siklus II dengan menggunakan metode Examples Non Examples.

Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran si-klus II ini peneliti sudah menyiapkan ran-cangan perbaikan pembelajaran dengan kompetensi dasar menjelaskan struktur bunga dengan fungsinya.

Jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 75 sebanyak 8 siswa denan prosentase 80%. Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai dari 75 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 20%.

Siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 2siswa, nilai 70 sebanyak 0 siswa, nilai 80 sebanyak 5 siswa, nilai 90 sebanyak 0 siswa, nilai 100 sebanyak 3 siswa.

Pembahasan

1. Pembelajaran Awal

Pembelajaran Awal pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Struktur Bunga dan Fungsinya be-lum dilaksanakan secara maksimal. Motiva-si guru kepada siswa masih kurang yang menyebabkan murid kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Guru dalam menjelaskan materi tidak menggunakan metode dan alat pera-ga, sehingga pembelajaran kurang menarik bagi siswa. Disamping itu kesempatan siswa untuk bertanya juga masih kurang bahkan sebagian siswa masih takut untuk bertanya.

Pada saat pembelajaran awal hasil belajar siswa sangat mengecewakan dengan rata-rata 60, tingkat ketuntasan 30%. Oleh karena itu penulis mengulang materi yang sama dalam perbaikan pembelajaran pada siklus I.

2. Siklus I

Dengan memperhatikan pembela-jaran awal, pada perbaikan pembelajaran siklus I ini sudah terjadi peningkatan. Mulai dari penggunaan metode yang sudah dikembangkan juga penggunaan alat peraga, meskipun penerapannya dalam pembelajaran masih belum maksimal.

Guru sudah memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan namun sebagian siswa masih takut untuk bertanya. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan diskusi kelompok namun jalannya diskusi masih didominasi oleh siswa yang pandai sehingga diskusi kelompok kurang aktif.

Dibandingkan dengan pembelajar-an awal terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sebelumnya pada pembelajaran awal rata-rata 60 menjadi 69. Sedangkan tingkat ketuntasan dari 30% menjadi 60%. Karena hasil pembelajaran pada siklus I belum mencapai standart ketuntasan bela-jar maka penulis melanjutkan pembela-jaran pada siklus II.

3. Siklus II

Perbaikan pembelajaran yang pe-nulis lakukan pada siklus II ini lebih mendekatkan pembelajaran melalui metode Examples Non Examples. Karena dengan pendekatan tersebut dapat mengubah pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi terpusat pada siswa. Siswa aktif mencoba, menemukan, dan menyimpulkan pembelajaran.

Penggunaan alat peraga oleh guru sudah berhasil menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Hasil belajar siswa pun dapat tercapai dengan maksimal dan memuaskan. Dalam hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif pada pembelajaran siklus I dengan nilai rata-rata 69 menjadi 82. Sedangkan prosentase ketuntasan dari 60% menjadi 80%. Karena hasil tes formatif telah mencapai KKM maka perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan penulis telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.

PENUTUP

Simpulan

1. Penggunaan metode yang tepat dan bervariasi dapat menciptakan suasana yang konduktif dan mengaktifkan siswa.

2. Penggunaan pendekatan metode example non example dapat memo-tivasi siswa untuk belajar lebih aktif khususnya pada materi pembelajaran IPA struktur bunga dan fungsinya.

3. Melibatkan siswa secara berkelompok akan membantu mempermudah siswa dalam memahami konsep.

4. Pengguanaan alat peraga akan mem-permudah siswa dalam mengingat konsep sehingga siswa tidak verbalis-me dalam menerima pelajaran.

Saran

1. Pembelajaran hendaknya bermakna bagi siswa. Dapat digunakan sehari-ha-ri sehingga siswa tertarik untuk mem-pelajarinya.

2. Dalam pembelajaran hendaknya guru tidak mendominasi kegiatan pembe-lajaran. Siswa dilibatkan dalam aktifitas pembelajaran.

3. Dalam kegiatan apapun, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia de-ngan baik dan benar dalam berko-munikasi, sehingga mempermudah sis-wa dalam mempelajari semua pelajar-an.

4. Hendaknya guru berusaha mengguna-kan alat peraga yang sesuai dengan materi pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Wahyono, Setya Nurachmandani. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sutarno, Drs. Nono, M.Pd, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tim FKIP. (2007). Penerapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka

Wardhani, Igak, dkk .(2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Winataputra, Udin S, dkk. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

…………2011. http://www.ras-eko.com/2011/05/model-pembelajaran-example-non-example.html pada senin, 7 Oktober 2013 Pukul 10.00 WIB

…………….2013. http://koffienco.blogspot.com/2013/07/definisi-prestasi-belajar. html#sthash.t0d9q0qf.dpuf pada Rabu, 9 Oktober 2013 Pukul 11.45 WIB