PENINGKATAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA

DAN KESEHATAN (PJOK) DENGAN MENGGUNAKAN

MEDIA BANTU BOLA BEREKOR BAGI SISWA KELAS IV

SD NEGERI 1 JONO KECAMATAN TAWANGHARJO

KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Pardilah

SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media bantu bola berekor dalam meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jono Kabupaten Grobogan. Subjek penelitian adalah kelas IV sebanyak 24 siswa. Pengumpulan data dengan tes dan observasi. Indicator keberhasilan yaitu tindakan dikatakan berhasil apabila Jumlah siswa yang termotivasi mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari 75%. Nilai proses pelaksanaan tolak peluru dan nilai produk tolak peluru secara keseluruhan minimal 85. Jumlah siswa yang tutas (mencapai nilai minimal cukup) dengan KKM 80 minimal 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media bantu bola berekor pada pembelajaran tolak peluru dapat meningkatkan proses dan hasil belajar praktek siswa pada mata pelajaran PJOK materi “tolak peluru” kelas IV semester genap siswa SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Peningkatan proses pelaksanaan tolak peluru dari prasiklus ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 16,88 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 71,25 meningkat menjadi 88,13 pada siklus II). Peningkatan produk tolak peluru dari prasiklus ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 17,50 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 74,17 meningkat menjadi 91,67 pada siklus II). Motivasi belajar siswa dari prasiklus sebesar 45.1% meningkat pada siklus I menjadi 66,7%, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 78,5%. Dengan demikian melalui media bantu bola berekor dapat meningkatkan nilai proses dan produk tolak peluru, serta meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kata kunci: hasil belajar, PJOK, tolak peluru, motivasi belajar, media

 

PENDAHULUAN

Pendidikan jasmani atau yang lebih dikenal dengan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) di sekolah dasar merupakan salah satu mata pelajaran formal, yang diberikan sejak siswa kelas I hingga kelas VI (enam). Peranan Pendidikan Jasmani bagi siswa sekolah dasar sangat penting, pendidikan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

PJOK sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya PJOK khususnya di kelas VI SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan belum berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Khususnya pada semester II Tahun pelajaran 2017/2018, kompetensi dasar 6.3.Mempraktekkan pengembnagan koordinasi beberapa nomor tekhnik dasar atletik dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai sportivitas, percaya diri dan kejujuran, materi tolak peluru, sebagian besar siswa kesulitan dalam melakukan sikap awal, sikap pelaksanaan, maupun gerakan akhir tolak peluru, sehingga hal tersebut berakibat pada hasil tolakan yang kurang jauh.

Kesalahan sikap siswa dalam melaksanakan tolak peluru tersebut disebabkan ketakutan siswa terhadap bola tolak peluru yang mencapai 5 kg untuk putra, dengan diameter + 115 mm, dan 3 kg untuk putri dengan diameter + 97 mm. Ketakutan siswa terhadap bola tolak peluru tersebut menyebabkan saat melakukan sikap awal, pelaksanaan maupun gerakan akhir menjadi terganggu karena konsentrasi siswa lebih terfokus pada upaya bagaimana agar bola tolak peluru tersebut terjatuh, atau menjatuhi dirinya sendiri.

Walaupun latihan gerak tolak peluruh telah dilakukan berkali-kali sebelum pelaksanaan, namun hasil penilaian proses pelaksanaan tolak peluru di kelas VI SD Negeri 1 Jono, masih rendah, demikian halnya dengan hasil tolakan diketahui belum maksimal. Rendahnya nilai proses dan hasil tolakan tersebut disebabkan oleh kesalahan siswa dalam melakukan sikap awal tercermin dari cara siswa saat berdiri tegak, mencondongkan badan, meletakkan peluru, dan pandangan, sebagian besar siswa belum dapat melakukan dengan benar. Demikian halnya saat melakukan sikap pelaksanaan terlihat siswa belum memapu menolakkan dengan cara mengayun lengan dari belakang ke depan, tumpuhan kaki belum sepenuhnya berada pada kaki kiri. Saat melakukan gerakan akhir sebagian besar siswa belum mampu menjaga keseimbangan badan, sehingga saat melakukan gerakan akhir siswa telah keluar dari garis strat sebelum bola tolak peluru jatuh. Selain itu pelaksanaan tolak peluru dengan cara langsung menggunakan bola tolak peluru tidak mendorong siswa untuk aktif belajar, siswa justru enggan untuk mencoba melakukan tolakan.

Permasalahan tersebut di atas perlu diatasi, mengingat materi atletik tolak peluru tersebut nantinya masih diulang pada tingkat pendidikan berikutnya (SMP), sehingga siswa harus dibekali dengan gerak dasar tolak peluru yang benar. Meningat faktor penyebab utama adalah ketakutan siswa terhadap berat bola tolak peluru, maka sebelum melakukan tolakan dengan bola tolak peluru yang sebenarnya, siswa perlu dilatih dengan menggunakan media bantu berupa bola plastik berekor yaitu bola plastik dengan ukuran yang mendekati dengan ukuran bola tolak peluru yang sebenarnya dan diberi beberapa tali rafia sehingga membentuk ekor.

Keberhasilan dari upaya peningkatan proses dan hasil tolak peluru melalui media bantu bola berekor tersebut dapat terlihat apabila pelaksanaannya dirancang secara bertahap dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Melalui PTK, maka perkembangan kemampuan siswa dalam melakukan proses akan terlihat, dan setiap kekurangan dapat diketahui melalui hasil pengamatan. Sesuai dengan permasalahan, upaya, tempat dan waktu penelitian, maka penelitian ini mengambil judul: “Peningkatan Hasil Belajar Tolak Peluru pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Melalui Media Bantu Bola Berekor bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

 

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah dengan menggunakan media bantu bola berekor dapat meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penggunaan media bantu bola berekor dalam meningkatkan hasil belajar tolak peluru pada mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pendidikan Jasmani

Menurut Samsudin (2008: 2) pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan hidup diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Tolak Peluru

Tolak peluru terdiri dari dua kata yaitu tolak dan peluru. Kata tolak berarti sorong atau dorong. Sedangkan kata peluru berarti bola besi yang harus dilempar dengan tangan. Jadi, tolak peluru adalah olahraga yang menggunakan alat berupa bola besi dengan cara mendorong atau ditolak sejauh-jauhnya. Olahraga tolak peluru ini dapat dilakukan orang putra maupun putri.

Tolak Peluru merupakan bagian dari nomor lempar dalam atletik, nomor ini mempunyai karakteristik tersendiri yaitu peluru tidak dilemparkan tetapi ditolakkan dari bahu dengan satu tangan. Menurut Suyatno (2010: 27) berat peluru untuk untuk kelas senior putra adalah 7,25 kg dan putri 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. Hasil tolak peluru ditentukan oleh beberapa unsur, diantaranya adalah unsur eknik dan unsur fisik.

Hasil Belajar Tolak Peluru

Suprijono (2013: 5) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai pengertian, sikap, apresiasi dan keterampilan. Sementara Sudjana (2013: 22) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Belajar memiliki beberapa tujuan dan fungsi yang akan dicapai dalam pelaksanaannya.

Hasil belajar dapat diperoleh melalui mekanisme berupa penilaian hasil belajar. Menurut Sudjana (2008: 3) penilaian hasil belajar adalah suatu proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini memiliki arti bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, dalam menilai hasil belajar, peran tujuan yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan dalam kegiatan penilaian. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Media Bola Berekor

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi sesuai dengan yang diharapkan (Sadiman, 2011). Menurut Djamarah (2012: 120) media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternative dalam pembelajaran pendidikan jasmani, oleh karenanya pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira. Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik dan menarik. Modifikasi disini mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian dan menampilkan suatu alat/sarana dan prasarana yang baru unik dan menarik terhadap suatu proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Modifikasi adalah suatu perubahan dari suatu yang ada menjadi hal baru. Modifikasi merupakan salah satu alternative dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Modifikasi media bola berekor adalah suatu benda olahraga yang dimodifikasi dari bola kasti di ikat dengan tali rapia sepanjang 40 cm dan digunakan untuk meningkatkan hasil belajar tolak peluru. Modifikasi media bola berekor ini untuk menimbulkan rasa ketertarikan dalam belajar dan dapat pula untuk memuaskan rasa bermain siswa agar bisa meningkatkan perkembangan hasil belajar tolak peluru.

Motivasi Belajar Siswa

Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam dan luar diri individu. Terhadap tenaga-tenaga tersebut beberapa ahli memberikan istilah yang berbeda, seperti: desakan atau drive, motif atau motive, kebutuhan atau need, dan keinginan atau wish. Walaupun ada kesamaan dan semuanya mengarah kepada motivasi beberapa ahli memberikan arti khusus terhadap hal-hal tersebut. Desakan atau drive diartikan sebagai dorongan yang diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah. Motif atau motive adalah dorongan yang terarah kepada pemenuhan kebutuhan psikis atau rokhaniah. Kebutuhan atau need merupakan suatu keadaan di mana individu merasakan adanya kekurangan, atau ketiadaan sesuatu yang diperlukannya. Keinginan atau wish adalah harapan untuk mendapatkan atau memiliki sesuatu yang dibutuhkan (Sukmadinata, 2007: 61).

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu (Djamarah, 2012: 114). Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi yang timbul dan tumbuh berkembang dengan jalan datang dari dalam diri individu yang disebut motivasi instrinsik dan yang datang dari lingkungan masyarakat yang disebut motivasi ekstrinsik (Makmun, 2014: 36).

Kerangka Pemikiran

Pelaksanaannya PJOK khususnya di kelas VI SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan belum berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Khususnya pada semester II Tahun pelajaran 2017/2018, kompetensi dasar 6.3.Mempraktekkan pengembnagan koordinasi beberapa nomor tekhnik dasar atletik dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai sportivitas, percaya diri dan kejujuran, materi tolak peluru, sebagian besar siswa kesulitan dalam melakukan sikap awal, sikap pelaksanaan, maupun gerakan akhir, sehingga hal tersebut berakibat pada hasil tolakan yang kurang jauh.

Permasalahan tersebut di atas perlu diatasi. Meningat faktor penyebab utama adalah ketakutan siswa terhadap berat bola tolak peluru, maka sebelum melakukan tolakan dengan bola tolak peluru yang sebenarnya, siswa perlu dilatih dengan menggunakan media bantu berupa bola plastik berekor. Dengan menggunakan media bantu bola berekor, diharapkan keberanian siswa untuk melakukan gerak tolak peluru dengan benar, yang akhirnya akan berdampak pada hasil tolakan yang maksimal.

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut di atas, maka dapat ditentukan hipotesis tindakan yaitu: melalui media bantu bola berekor, motivasi belajar dan hasil belajar tolak peluru pada mata pelajaran PJOK bagi siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono semester II tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkat dengan maksimal.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Jono yang beralamat di desa Sembungrejo, Jono, Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pemilihan tempat ini atas pertimbangan bahwa peneliti adalah guru PJOK dan peneliti telah memperoleh ijin untuk melakukan penelitian di SD tersebut dari kepala sekolah seperti terlampir. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018, yaitu mulai bulan Januari 2018 sampai dengan bulan Juni 2018. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri 1 Jono, Kecamatan Tawangharjo semester II tahun pelajaran 2017/2018, yang terdiri dari 24 siswa.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes praktek untuk memperoleh nilai hasil belajar yang terdiri dari nilai proses gerak dan hasil tolakan pada kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II, yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono, Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan, pada mata pelajaran PJOK materi tolak peluru. Non tes yang berupa pengamatan langsung tentang motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar dan pengamatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran.

Validasi Data

Validasi data yang berupa hasil penilaian proses dan produk tolak peluru dilakukan dengan triangulasi waktu, yaitu dengan cara melakukan penilaian berulang-ulang dalam waktu yang berbeda. Untuk memperoleh hasil penilaian yang valid, maka peneliti dalam melakukan penilaian proses dan produk, tidak hanya dilakukan sekali, namun beberapa kali, dengan melakukan penilaian berulang-ulang tersebut peneliti akan memperoleh keyakinan untuk menentukan nilai proses dan produk.

Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil prestasi belajar siswa dari kondisi awal (prasiklus) dengan hasil belajar siswa setelah tindakan siklus I dan hasil prestasi belajar setelah tindakan siklus II, dari hasil pembandingan tersebut dilakukan refleksi dengan menarik kesimpulan untuk memperoleh data ada tidaknya peningkatan prestasi hasil belajar siswa, kemudian menentukan tindak lanjut.

Indikator Kinerja

Keberhasilan kinerja guru dalam menerapkan pembelajaran PJOK di kelas IV SD Negeri 1 Jono, Kecamatan Tawangharjo dengan penerapan media bantu bola berekor ditetapkan dengan indikator sebagai berikut: Jumlah siswa yang termotivasi mengikuti pembelajaran telah mencapai lebih dari 75%. Nilai proses pelaksanaan tolak peluru dan nilai produk tolak peluru secara keseluruhan minimal 85. Jumlah siswa yang tutas (mencapai nilai minimal cukup) dengan KKM 80 minimal 85%.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan proses yang berkesinambungan yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklusnya, meliputi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau class Action, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Penelitian ini didasarkan atas konsep pokok bahwa peneltian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu: Perencanaa atau planning, Tindakan atau acting. Pengamatan atau observing, dan Refleksi atau reflecting.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prasiklus

Berdasarkan hasil penilaian proses pelaksanaan tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dalam mengikuti pembelajaran PJOK, tergolong kurang, tergolong cukup, nilai produk tergolong cukup, jumlah ketuntasan belajar sebesar 54,2% (13 siswa), dan motivasi belajar siswa tergolong rendah (45,1%). Artinya proses pelaksanaan tolak peluru yang merupakan unjuk kerja siswa dalam melaksanakan tolak peluru, dan hasil produk yang menunjukkan hasil tolakan yang dicapai oleh siswa belum maksimal, hal ini terkait dengan masih rendahnya motivasi belajar siswa. Sebagai dampak dari belum maksimalnya proses pelaksanan tolak peluru maka prosentase ketuntasan belajar masih rendah. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi siswa saat melakukan gerak tercurah pada bola tolak peluru. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka untuk memperbaiki proses pelaksanaan, maka perlu adanya media bantu berupa bola berekor.

Siklus I

Berdasarkan hasil penilaian proses pelaksanaan tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dalam mengikuti pembelajaran PJOK siklus I, mencapai nilai 80,42 (tergolong baik), nilai produk rata-rata sebesar 84,58 (tergolong baik), jumlah ketuntasan belajar sebesar meningkat dari 54,2% (13 siswa) menjadi 100% (24 siswa), dan motivasi belajar siswa meningkat dari 45,1% menjadi 66,7%. Artinya proses pelaksanaan tolak peluru yang merupakan unjuk kerja siswa dalam melaksanakan tolak peluru, dan hasil produk yang menunjukkan hasil tolakan yang dicapai oleh siswa dibanding dengan prasiklus mengalami peningkatan, tetapi belum maksimal. Sebagai dampak dari peningkatan proses dan motivasi belajar siswa tersebut, nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa mengalami peningkatan, dan jumlah siswa yang tuntas menjadi meningkat. Namun jika dibanding dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, nilai proses pelaksanaan tolak peluru baru mencapai 80,42 (masih kurang dari 85), nilai produk baru mencapai 84,58 (masih kurang dari 85), siswa yang menunjukkan motivasi dalam mengikuti pembelajaran rata-rata 66,7% (masih kurang dari 75%).

Berdasarkan kenyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PJOK materi tolak peluru dengan menggunakan media bantu bola berekor mampu meningkatkan proses pelaksanaan tolak peluru, hasil produk tolak peluru, dan motivasi belajar siswa. Namun peningkatan tersebut belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan untuk itu perlu dilakukan tindakan lanjutan pada siklus II dengan memperbaiki beberapa langkah pembelajaran.

Siklus II

Berdasarkan hasil penilaian tolak peluru siswa kelas IV SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan dalam mengikuti pembelajaran PJOK siklus II, nilai proses pelaksanaan rata-rata sebesar 87,99 (tergolong sangat baik), nilai produk rata-rata sebesar 91,67 (tergolong sangat baik), jumlah ketuntasan belajar sebesar 100% (24 siswa), dan motivasi belajar siswa meningkat dari dari 66,7% meningkat menjadi 78,54%. Artinya proses pelaksanaan tolak peluru yang merupakan unjuk kerja siswa dalam melaksanakan tolak peluru dan hasil produk yang menunjukkan hasil tolakan yang dicapai oleh siswa dibanding dengan prasiklus mengalami peningkatan, dan dibanding dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, nilai proses pelaksanaan tolak peluru telah mencapai 87,99 (lebih dari 85), nilai produk baru mencapai 91,67 (lebih dari 85), siswa yang menunjukkan motivasi dalam mengikuti pembelajaran rata-rata 78,54% (lebih dari 75%).

Berdasarkan kenyataan di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran PJOK materi tolak peluru dengan menggunakan media bantu bola berekor mampu meningkatkan proses pelaksanaan tolak peluru, hasil produk tolak peluru, dan motivasi belajar siswa. Setelah dilakukan tindakan sebenyak 2 (dua) tindakan, maka hasilnya telah mampu mencapai indikator kinerja yang ditetapkan, dengan demikian tindakan tidak perlu dilanjutkan.

Pembahasan

Proses Pelaksanaan Tolak Peluru

Pada tahap awal tindakan (prasiklus), guru mengajar tidak menggunakan media bantu bola berekor. Berdasarkan hasil observasi, proses pelaksanaan tolak peluru sangat rendah, namun setelah dilakukan perubahan media belajar yaitu dengan menggunakan media bantu bola berekor, terjadi peningkatan, walaupun peningkatannya belum masksimal. Adapun perbandingan nilai rata-rata proses pelaksanaan tolak peluru sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan I (siklus I) dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, nilai rata-rata proses pelaksanaan tolak peluru siswa meningkat menjadi 80,42 (peningkatan sebesar 9,17 dari nilai rata-rata 71,25). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, proses pelaksanaan tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

Perbandingan nilai rata-rata proses tolak peluru dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai rata-rata proses pelaksanaan tolak peluru siswa meningkat menjadi 87,99 (peningkatan sebesar 7,57 dari nilai rata-rata 80,42). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, proses pelaksanaan tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

Perbandingan nilai rata-rata proses tolak peluru dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai rata-rata proses pelaksanaan tolak peluru siswa meningkat menjadi 87,99 (peningkatan sebesar 16,74 dari nilai rata-rata 71,25). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, proses pelaksanaan tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

Penilaian Produk tolak peluru

Pada tahap awal tindakan (prasiklus), guru mengajar tidak menggunakan media bantu bola berekor. Berdasarkan hasil observasi, tolak peluru sangat rendah, namun setelah dilakukan perubahan media belajar yaitu dengan menggunakan media bantu bola berekor, timbul peningkatan, walaupun peningkatannya belum signifikan. Perbandingan nilai rata-rata hasil tolak peluru sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan I (siklus I) dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus I, nilai rata-rata hasil tolak peluru siswa meningkat menjadi 84,58 (peningkatan sebesar 10,42 dari nilai rata-rata 74,17). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, hasil tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

Adapun perbandingan nilai rata-rata hasil tolak peluru dari siklus I ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai rata-rata hasil tolak peluru siswa meningkat menjadi 91,67 (peningkatan sebesar 7,08 dari nilai rata-rata 84,58). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, hasil tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

Adapun perbandingan nilai rata-rata hasil tolak peluru dari prasiklus ke siklus II dapat diketahui bahwa setelah dilakukan kegiatan pada siklus II, nilai rata-rata hasil tolak peluru siswa meningkat menjadi 91,67 (peningkatan sebesar 17,50 dari nilai rata-rata 74,17). Dengan demikian melalui pembelajaran dengan menggunakan media bantu bola berekor, hasil tolak peluru siswa rata-rata meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bantu bola berekor pada pembelajaran tolak peluru dapat meningkatkan proses dan hasil belajar praktek siswa pada mata pelajaran PJOK materi “tolak peluru” kelas IV semester genap siswa SD Negeri 1 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.

Peningkatan proses pelaksanaan tolak peluru dari prasiklus ke siklus I nilai rata-rata meningkat sebesar 9,17 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 71,25 meningkat menjadi 80,42 pada siklus I). Peningkatan proses pelaksanaan tolak peluru dari siklus I ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 7,71 (nilai rata-rata siklus I sebesar 80,42 meningkat menjadi 88,13 pada siklus II). Peningkatan proses pelaksanaan tolak peluru dari prasiklus ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 16,88 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 71,25 meningkat menjadi 88,13 pada siklus II).

Peningkatan produk tolak peluru dari prasiklus ke siklus I nilai rata-rata meningkat sebesar 10,42 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 74,17 meningkat menjadi 84,58 pada siklus I). Peningkatan produk tolak peluru dari siklus I ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 7,08 (nilai rata-rata siklus I sebesar 84,58 meningkat menjadi 91,67 pada siklus II). Peningkatan produk tolak peluru dari prasiklus ke siklus II nilai rata-rata meningkat sebesar 17,50 (nilai rata-rata prasiklus sebesar 74,17 meningkat menjadi 91,67 pada siklus II). Motivasi belajar siswa dari prasiklus sebesar 45.1% meningkat pada siklus I menjadi 66,7%, dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 78,5%. Dengan demikian melalui media bantu bola berekor dapat meningkatkan nilai proses dan produk tolak peluru, serta meningkatkan motivasi belajar siswa.

Saran

Untuk UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Tawangharjo

Sebaiknya dilaksanakan workshop guru khusus guru PJOK, tentang media bantu untuk pembelajaran PJOK khususnya cabang atletik seperti tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing.

Untuk Kepala Sekolah

Sebaiknya sarana dan prasarana sekolah dilengkapi dengan media bantu untuk pembelajaran PJOK seperti bola plastik, piring (untuk latihan cakram), tali rafia, dan bambu untuk latihan lempar lembing.

Untuk Guru PJOK lain

Sebaiknya saat kegiatan KKG, diagendakan untuk membahas media bantu dalam pembelajaran PJOK.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri, 2012, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Makmum, Abin Syamsudin. 2014. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sadiman, Arif S., dkk. 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMP/ MTs. Penerbit:Litera. Jakarta

Sudjana, Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus, 2009, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyatno. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Untuk SD/MI, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas