PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS

TENTANG TOKOH- TOKOH SEJARAH ISLAM

MELALUI PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SEMESTER 1 SDN 1 SIDOMULYO BANJAREJO TAHUN 2018/2019

 

Jumiyah Astutiningsih

Guru SDN 1 Sidomulyo Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar Tokoh- tokoh Agama Sejarah Islam Melalui Bermain Peran pada Siswa Kelas V SDN 1 Sidomulyo semester I.Hasil penelitian ini menunjukkan pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan prose pembelajaran, baik keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Hal dapat terlihar dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Keterampilan guru dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran pada siklus I pertemuan 1 mendapat skor sebanyak 29termasuk kriteria baik dan pada siklus I pertemuan 2 mendapat skor sebanyak 33 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor sebanyak 36 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus II pertemuan 2 mendapat skor sebanyak 38 termasuk kriteria sangat baik. Aktivitas siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 19,65 dengan rata-rata 2,5 dan masuk dalam kreteria baik, sedangkan pada aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 22,33 dengan rata-rata 2,79 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor 25,01 dengan rata-rata 3,13 dan masuk dalam kreteria sangat baik, sedangkan pada siklus II pertemuan 2 mendapat skor 27,18 dengan rata-rata 3,4 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas V pada siklus I yaitu 68,85 dan pada siklus II yaitu 85,38. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 14 siswa sebanyak 57,69%, dan pada siklus II yaitu 20 siswa sebanyak 84,62%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran bermain peran pada pembelajaran IPS materi Tokoh- tokoh Agama Islam dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo Kecamaatan Banjarejo Kabupaten Blora.

Kata kunci: Keaktifan dan Hasil Belajar, Bermain Peran

 

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Berdasarkan temuan Depdiknas (2007:5) terdapat beberapa permasalahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS yaitu guru masih berorientasi pada buku teks, alokasi waktu yang diberikan cukup singkat sedangkan materi yang harus diberikan cukup banyak, pelajaran masih cenderung pada hafalan, metode yang diterapkan guru cenderung pada aktivitas guru bukan aktivitas siswa sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Namun kenyataan dilapangan tidak berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan sebenarnya. Banyak permasalahan yang timbul dalam pembelajaran IPS di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian sinposium tahunan yang diadakan oleh Depdiknas, Zuriah (2008:15) menemukan bahwa siswa mengalami ketidakpuasan dalam mengikuti pembelajaran IPS. Hal itu disebabkan guru kurang menguasai metode penyampaian materi, cenderung membosankan dan bersifat abstrak. Penerapan metode-motode pembelajaran konvesional Pendidikan cenderung kurang menarik perhatian siswa. Dalam pembelajaran guru menggunakan metode yang monoton dan kurang variatif. Beberapa permasalahan tersebut diatas, mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang antusias pada pembelajaran. Pembelajaran IPS yang dilakukan monoton hanya menggunakan metode ceramah saja juga mengakibatkan tidak adanya respon dalam pembelajaran.

Fenomena pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut, merupakan gambaran yang terjadi dikelas V SDN 1 Sidomulyo. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi bahwa 65% siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo belum mampu memahami mata pelajaran IPS dengan baik. Hal ini dikarenakan pola pengajaran yang selama ini digunakan guru belum mampu mengaktifkan siswa dalam belajar, memotivasi siswa untuk mengemukakan ide dan pendapat mereka, dan bahkan para siswa masih enggan untuk bertanya pada guru jika mereka belum paham terhadap materi yang disajikan guru.

Data menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas V semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dalam mata pelajaran IPS pokok bahasan tokoh-tokoh Agama Islam belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah, yaitu 70. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 90, dengan rata-rata kelas 60. Dengan melihat data hasil belajar dalam mata pelajaran IPS tersebut, perlu sekali proses pembelajaran IPS untuk lebih ditingkatkan kualitasnya agar siswa Sekolah Dasar tersebut mempunyai minat dan motivasi yang tinggi untuk mempelajari materi-materi Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan minat dan motivasi belajar yang baik maka tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Selain itu, dengan pembelajaran IPS diharapkan siswa dapat mengembangkan dan meleskan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat.

Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan tim kolaborasi, untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan keterampilan guru. Maka peneliti menggunakan Bermain peran. Dengan menggunakan Bermain peran, siswa akan lebih merasa senang, lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembalajaran. Melihat kegiatan pembelajaran seperti tersebut di atas, peneliti bersama tim kolaborasi berinisiatif menetapkan alternatif tindakan untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS dengan meningkatkan keterlibatan siswa pada pembelajaran dan meningkatkan keterampilan guru. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu model yang diharapkan bisa meningkatkan pembelajaran IPS yaitu Bermain peran.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah untuk peningkatan keaktifan dan hasil belajar IPS, dimana hasil belajar IPS siswa meningkat dan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPS Tentang Tokoh- Tokoh Sejarah Islam Melalui Bermain peran pada Siswa Kelas V Semester 1 SDN 1 Sidomulyo Banjarejo Tahun 2018/2019

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah cara meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo?

Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Apakah Bermain peran dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 1 Sidomulyo?
  2. Apakah Bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V SDN 1 Sidomulyo?
  3. Apakah Bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

  1. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Bermain peran di kelas V SDN 1 Sidomulyo.
  2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan meng-gunakan Bermain peran pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo.
  3. Mendiskripsikan hasil belajar IPS dan menggunakan Bermain peran pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo.

KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN TEORI

Keaftifan Siswa

Menurut Dierich (dalam Sardiman, 2011:101) menggolong-kan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:

  1. Visual activities

Misalnya: membaca, memperhatikan gambar-gambar, men­gamati eksperimen, demonstrasi, percobaan, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

  1. Oral activities

Misalnya: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, meng­hubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi­kan saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, dan diskusi.

  1. Listening activities

Misalnya: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan uraian, mendengarkan radio, dan mendengarkan suara dalam video.

  1. Writing activities

Misalnya: menulis laporan, menyalin, menulis cerita, membuat rangkuman, memeriksa karangan, memeriksa bahan-bahan kopi, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

  1. Drawing activities

Misalnya: menggambar, membuat grafik, diagram, chart, diagram peta dan pola.

  1. Motor activities

Misalnya: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melak-sanakan pameran, membuat model, bermain, berkebun, dan menari.

  1. Mental activities

Misalnya: mengingat, merenungkan, menganalisis, meme­cahkan masalah, menganalisis factor-faktor, melihat hubun­gan-hubungan, mengambil keputusan, dan memecahkan soal.

  1. Emotional activities

Misalnya: minat, membedakan, tenang, gembira, berani, bergairah dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan oleh jasmani maupun rohani atau fisik dan mental untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Kegiatan fisik dapat dilihat dari kegiatan aktif siswa di kelas sedangkan aktivitas psikis dapat diamati dari perubahan sikap dan nilai yang terjadi pada siswa. Indikator aktifitas siswa yang akan diamati dalam penelitian ini merupakan indikator aktivitas siswa pada pembelajaran IPS melalui Metode Pembelajaran Bermain peran.

Hasil belajar

Menurut Bloom (dalam Anni, 2006:7), hasil belajar diklasifika­sikan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Sedangkan Sudjana (2010: 49-54) merumuskan hasil belajar menjadi tiga tipe, yaitu tipe hasil belajar kognotif, tipe hasil belajar afektif, dan tipe hasil belajar psikomotorik.

  1. Hasil belajar kognitif

Hasil kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengeta­huan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. Anderson (da­lam Widodo:206) menyatakan bahwa dalam versi revisi takso­nomi Bloom dilakukan pemisahan antara dimensi pengetahuan (knowledge) dan dimensi proses kognitif. Sehingga pada akhir taksonomi Bloom ranah kognitif tersusun dalam enam tingka­tan yakni pengetahuan, pemhaman, aplikasi, analisis, evaluasi, dan berekreasi.

  1. Hasil belajar afektif

Hasil belajar afektif berkenaan dengan sikap, nilai, mi­nat, perhatian dan lain-lain. Hasil belajar dalam aspek afektif timbul setelah dikuasainya hasil belajar kognitif. Kategori ha­sil belajar afektif meliputi: penerimaan, penanggapan, peni­laian, pengorganisasian dan pembentukan pola hidup.

  1. Hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik berkenaan dengan keteram­pilan motorik.Hasil belajar psikomotorik pada umumnya di­gunakan dalam pengajaran yang sifatnya praktek seperti ola­hraga, keterampilan, kerja laboraturium, praktek mengajar, dan lain-lain. Ketegori hasil belajar psikomotorik meliputi: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, ge­rakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa adalah ke­mampuan belajar siswa yang ditunjukan dengan perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran IPS di SD

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar memiliki tujuan membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, proses mengajar dan membelajarkannya tidak hanya terbatas pada aspek-aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) saja, melainkan meliputi juga aspek akhlak (afektif) dalam menghayati serta menyadari kehidupan yang penuh dengan masalah, tantangan, hambatan dan persaingan ini (Sumaatmadja, 2007: 1.10).

Berkaitan dengan ketiga aspek yang menjadi tujuan diajarkannya IPS di SD, maka dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa langsung ke dalam lingkungan alam dan masyarakat sehingga siswa dapat mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, siswa juga dapat membentuk dirinya sebagai anggota masyarakat yang baik dengan menaati aturan yang berlaku dan turutmengembangkan kemampuannya serta bermanfaat pula dalam mengembangkanpendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu, untukmenyelenggarakan pembelajaran IPS di SD, guru sebagai seorang pendidiksekaligus pengajar dituntut untuk dapat menciptakan kegiatanpembelajaran yangkontekstual dimana kegiatan pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga tujuandari pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dapat tercapai secara optimal.

Bermain peran

Menurut Fahturrohmah (2010:41) Bermain peran suatu cara yang terapkan dalam proses belajar mengajar dimana siswa diberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menjelaskan sikap dan nilai-nilai serta memainkan tingkah laku pada situasi yang terjadi atau tergambar dalam materi pelajaran.

Sedangkan untuk langkah-langkah dalam Bermain peran adalah: (Hasibuan dan Moedjiono, 2008:28)

  1. Penentuann topik dan tujuan pembelajaran
  2. Guru memberikan gambaran secara garis besar
  3. Guru sebagai dalang atau sutradara dalam pembelajaran
  4. Pemilihan tokoh yang memerankan
  5. Guru menjelakan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan
  6. Guru memberi kesempatan untuk mempersiapkan diri sebelum berperan
  7. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
  8. Pelaksanaan simulasi atau sosiodrama
  9. Evaluasi

Dapat disimpulkan bahwa Bermain peran merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsunf, dimana siswa berperan atau melakonkan diri sebgai tokoh dalam situasi atau maslah yang ada dalam materi pembelajaran.

HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris di atas, maka penggunaan Bermain peran dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS yang meliputi: keterampilan guru dalam pembelajaran IPS, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS, dan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo.

METODE PENELITIAN

SETTING PENELITIAN

Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung pada semester I yang dimulai dari bulan Agustus hingga bulan Oktober 2018.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung di kelas V SDN 1 Sidomulyo Kecamatan Bajarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

SUBYEK PENELITIAN

Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN 1 Sidomulyo tahun pelajaran 2018/2019, dengan jumlah siswa 23 anak, yang terdiri dari siswa laki-laki 9 anak, dan siswa perempuan 14 anak.

PROSEDUR/LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan (Subyantoro, 2009: 10). Menurut Arikunto, dkk (2008: 16), secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

SUMBER DATA

  1. Siswa

Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi, dan hasil wawancara guru.

  1. Guru

Sumber data guru berasal dari lembar observasi keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan Bermain peran.

  1. Data Dokumen

Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes siswa sebelum dan sesudah dilaksanakannya proses pembelajaran dengan Bermain peran.

METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi, metode tes, dan metode dokumentasi.

VALIDASI DATA

Peneliti berusaha melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. Penelitian yang telah mengikuti prosedur, kembali di uji keabsahan data yang dikumpulkan. Cara yang digunakan peneliti untuk memeriksa keabsahan data penelitian adalah menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang digunakan ada 3 (tiga) jenis yaitu trianggulasi metode, trianggulasi sumber, dan trianggulasi teori.

ANALISIS DATA

Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa diukur dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan rerata atau mean dan dipaparkan dalam bentuk persentase.

Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran IPS yang menerapkan Metode Pembelajaran Bermain peran, serta hasil catatan lapangan dan wawancara yang dianalisis dengan deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN

Keterampilan Guru

Keterampilan guru pada tiap siklus menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 29, rata skor 2,9 dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 33, rata-rata skor 3,3 dengan kriteria sangat baik/A. Untuk siklus II pertemuan 1, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 36 rata-rata skor 3,6 dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, jumlah skor yang diperoleh guru yaitu 38 rata-rata skor 3,8 dengan kriteria sangat baik/A.

Berikut disajikan diagram batang peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui Bermain peran pada tiap siklus.

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada tiap siklus juga menunjukkan adanya peningkatan. Untuk siklus I pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 61,3% dengan kriteria baik/B. Untuk siklus I pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 69,7% dengan kriteria sangat baik/B. Untuk siklus II pertemuan 1, persentase aktivitas siswa yaitu 78,8% dengan kriteria sangat baik/A. Dan untuk siklus II pertemuan 2, persentase aktivitas siswa yaitu 84,98% dengan kriteria sangat baik/A.

Berikut disajikan diagram batang peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui Bermain peran pada tiap siklus.

Hasil Belajar

Secara keseluruhan, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui Bermain peran pada tiap siklus, akan diuraikan dalam diagram berikut:

Peningkatan Hasil Belajar Prasiklus,Siklus I, dan Siklus II

Dengan perolehan hasil tersebut, guru telah memenuhi indikator keberhasilan dalam penelitian ini, sehingga guru mengakhiri penelitian ini sampai siklus II.

PENUTUP

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan Bermain peran untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sidomulyo peneliti dapat menarik kesimpulan:

  1. Keterampilan guru dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran pada siklus I pertemuan 1 mendapat skor sebanyak 29termasuk kriteria baik dan pada siklus I pertemuan 2 mendapat skor sebanyak 33 termasuk kriteria baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor sebanyak 36 termasuk kriteria sangat baik dan pada siklus II pertemuan 2 mendapat skor sebanyak 38 termasuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan guru pada tiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Bermain peran dapat meningkatkan keterampilan guru.
  2. Aktivitas siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran mengalami peningkatan setiap siklusnya dengan mendapat skor pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 19,65 dengan rata-rata 2,5 dan masuk dalam kreteria baik, sedangkan pada aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 22,33 dengan rata-rata 2,79 dan masuk dalam kreteria baik. Dan hasil pada siklus II pertemuan 1 mendapat skor 25,01 dengan rata-rata 3,13 dan masuk dalam kreteria sangat baik, sedangkan pada siklus II pertemuan 2 mendapat skor 27,18 dengan rata-rata 3,4 dan masuk dalam kreteria sangat baik. Sehingga dapat dikategorikan bahwa aktivitas siswa pada penelitian ini meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Bermain peran dapat meningkatkan aktivitas siswa.
  3. Hasil belajar siswa pada pelajaran PKn dengan menerapkan Pembelajaran Bermain peran mengalami peningkatan yaitu rata-rata hasil belajar kelas V pada siklus I yaitu 68,85 dan pada siklus II yaitu 85,38. Persentase siswa yang tuntas belajar pada siklus I hanya 14 siswa sebanyak 57,69%, dan pada siklus II yaitu 20 siswa sebanyak 84,62%. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat setiap siklusnya. Selain itu dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

SARAN

  1. Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran inovatif lainya agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam pembelaran. Dalam pembelajaran masih banyak metode atau model lainnya yang dapat di gunakan untuk menunjang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
  2. Bagi Siswa, melalui Bermain peran yang menuntut keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menjadi meningkat. Hal ini bisa diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anni, Catharina Tri, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

  1. Basuki. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Semarang: CV. Duta Nusindo.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Narbuka, Cholid dan Abu Achmadi. 2007. Metodologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.

Sinambela, Pardomuan N.J.M. 2008. Faktor-Faktor Penentu Keefektifan Pembelajaran dalam Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) diunduh dari http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/12087485.pdf pada hari Selasa, 22 Februari 2011 jam 10:14 WIB.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: CV. Widya Karya.

Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Winataputra, Udin S. 2008. Pembelajaran IPS di SD, Jakarta: Universitas Terbuka.