UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI PECAHAN MELALUI METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK SISWA KELAS V SEMESTER 2 SDN 2 NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Damini

Guru SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan melalui Metode Contextual Teaching and Learning untuk Siswa Kelas V. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun aspek-aspek keaktifan siswa tersebut meliputi: a) keaktifan siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dirasa kurang jelas meningkat dari 6 siswa atau 27% menjadi 18 siswa atau 82%, b) keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan guru meningkat yaitu dari 4 siswa atau 18% meningkat menjadi 16 siswa atau 73%, c) mendengarkan penjelasan dari guru dari 5 siswa atau 23% meningkat menjadi 20 siswa atau 91% dan d) membuat rangkuman dari 3 siswa dari 14% atau 21 siswa atau 95%.Pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 18 siswa atau 82% meningkat menjadi 21 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.Pembelajaran efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi Pecahan dengan metode Contextual Teaching and Learning Kelas V semester II, telah terjadi peningkatan hasil belajar. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 21 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 21 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning untuk Siswa Kelas V, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas V SDN 2 Ngawen Kecamaatan Ngawen Kabupaten Blora.

Kata kunci: Hasil Belajar, Contextual Teaching and Learning

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di SDN 2 Ngawen pada siswa kelas V mencakup beberapa pokok bahasan yaitu bilangan, geometri dan pengukuran, pokok bilangan bahasan terdiri dari operasi bilangan cacah, operasi bilangan bulat yang memuat materi operasional Pecahan. Tingkat penguasaan pecahan yang kurang akan membawa dampak yang kurang baik pada kelas berikutnya. Dari siswa kelas V SDN 2 Ngawen masih banyak siswa yang belum memahami materi Pecahan, apalagi untuk menentukan hasil dari Pecahan. Mereka masih kebingungan apakah hasilnya positif atau negatif, hal ini terlihat dengan masih banyak siswa yang belum bisa menjawab pertanyaan yang diberikan tentang pecahan dan tidak menegrti maksud pertanyaan guru. Dari 21 siswa hanya 5 anak atau 22,7% siswa yang bisa menjawab dengan benar. Apabila hal tersebut dibiarkan berkelanjutan maka hasil siswa akan jauh dari yang diharapkan, karena pecahan dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari misalnya untuk mengukur suhu, ketinggian, hutang piutang dan lain-lain. Faktor penyebab proses guru dan siswa dalam pembelajaran masih pasif karena belum menggunakan metode pembelajaran. Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa materi Pecahan melalui metode Contextual Teaching and Learning”. Untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Ngawen maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk mengkaji dan menemukan suatu solusi dan pendekatan dalam pembelajaran yang mudah untuk menanamkan materi Pecahan dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas V SDN 2 Ngawen sehingga hasil belajar meningkat tanpa menimbulkan permasalahan bagi peserta didik.

Permasalahan rendahnya hasil belajar matematika siswa tersebut disebabkan karena aktivitas belajar siswa dalam pembelaran matematika sangat kurang. Indikasi kurangnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari jarangnya siswa yang mengajukan pertanyaan atau menyampaikan idenya walaupun berulang kali guru meminta siswa untuk bertanya jika ada hal-hal yang belum dipahami. Hal ini jika dibiarkan terus-menerus akan membawa dampak negatif bagi siswa, dampak negatif tersebut antara lain siswa semakin sulit memahami konsep matematika pada tingkat berikutnya karena matematika diajarkan secara berjenjang dan saling berkaitan antar konsep yang satu dengan konsep lainnya, dampak lebih lanjut lagi adalah siswa merasa kurang percaya diri jika dia merasa ketingalan ilmu pengetahuan dengan teman-temannya sehingga berusaha untuk mengatasi kesulitan dalam belajar.

Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti dituntut untuk mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode yang efektif dan efisien. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut peneliti akan menerapkan metode yang efektif dan efisien yaitu metode Contextual Teaching and Learning. Pada hakekatnya metode Contextual Teaching and Learning (contexstual teaching and learning) dapat membantu guru untuk lebih memberdayakan siswa dalam belajar yaitu dengan mengkaitkan materi dengan dunia nyata siswa yang terkait dengan tujuh prinsip yaitu konstruktivisme (contructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penelitian sebenarnya (authentic assessment). Dengan kolaborasi tujuh prinsip yang tergabung dalam metode Contextual Teaching and Learning peneliti berharap peserta didik akan terangsang untuk berfikir kreatif dan mandiri sehingga akan meningkatkan pemahaman tentang Pecahan dan akhirnya meningkatkan hasil belajar matematika khususnya tentang pengoperasian pecahan.

Dari uraian di atas, maka peneliti merencanakan suatu penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul: “Upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi Pecahan melalui metode Contextual Teaching and Learning untuk siswa kelas V semester 2 SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2016/2017”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana penerapan metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran matematika materi Pecahan untuk siswa kelas V semester 2?

Tujuan Penelitian

Dari permasalahan-permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: Untuk mengetahui penerapan metode Contextual Teaching and Learning pada pelajaran matematika materi Pecahan untuk siswa kelas V semester 1.

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang metode Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa karena dengan metode Contextual Teaching and Learning pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Landasan Teori

Hakekat Belajar

Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak proses belajar (Dimyati dan Mujiono, 1999:7). Belajar juga merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru dapat mengamati proses belajar mengajar tersebut dengan memahami perubahan perilaku yang tampak pada siswa ketika pembelajaran berlangsung. Perilaku tersebut merupakan respons siswa terhadap tindakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Secara umum maka definisi belajar dapat disimpulkan sebagai suatu proses individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku dan kepribadiannya secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman, latihan atau interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik relatif menetap untuk memperoleh tujuan tertentu yang bersifat relatif lama dan menetap.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah merupakan sesuatu untuk mengetahui apakah rencana sudah dicapai seperti yang diinginkan, menurut penjelasan Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (2008: 13) menjelaskan bahwa hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang telah direncanakan. Chaedar Alwasih(2008: 18) mengemukakan bahwa belajar menghasilkan perubahan perilaku anak didik yang relatif permanen. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2008, 187) mengemukakan bahwa hasil belajar atau penilaian tidak semata-mata diarahkan untuk memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi melalui angka yang diperoleh, akan tetapi hasil penilaian belajar harus memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun siswa sehingga hasil belajar akan lebih optimal.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor dari luar diri siswa (faktor sosial) yang meliputi faktor keluarga siswa/lingkungan siswa tinggal, cara guru mengajar, alat yang digunakan guru dalam mengajar/sarana dan fasilitas dan faktor dari dalam diri siswa (faktor individual) meliputi kondisi fisik siswa dan psikologi siswa.

Mata pelajaran matematika di SD

Menurut James dan James (dalam Russeffendi, 1992: 27) matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan menurut Johnson dan Rising (dalam Ruseffendi, 1992: 28) mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logis. Sedangkan menurut Ryes dkk (dalam russfendi, 1992: 28) mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu atau telaah logika tentang bahan kajian mengenai bentuk, susunan bresaran dan konsep yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri yang dibangun melalui proses penalaran deduktif dan bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.

Pembelajaran matematika

Gatot Muhsetyo (2007:1.26), pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajaari. Tujuan pembelajaran matematika adalah melatih cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Pembelajaran matematika di tingkat Sekolah Dasar diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu hal yang baru.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari dengan menggunakan pola mengaitkan, menemukan, memformulasikan, mengembangkan dan membangun suasa belajar yang menyenangkan serta memberi penghargaan bagi setiap pekerjaan anak.

Pendekatan Kontekstual

Trianto (2009: 107) menjabarkan pendekatan kontekstual sebagai berikut: pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Sedangkan menurut Chaedar Alwasih (2008, 14) mengemukakan bahwa sebuah CTL adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima dan mereka makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Hipotesis Tindakan

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, penulis terlebih dahulu memberikan terkaan-terkaan mengenai hasil penelitian yang akan diperoleh, yaitu: Diduga metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar Matematika materi Pecahan pada kelas V semester II.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Kelas V SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 21 siswa, terdiri dari 11 siswa putri dan 10 siswa putra.

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelas V semester II SDN 2 Ngawen tahun pelajaran 2016/2017. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 2 Ngawen karena peneliti mengajar di SDN 2 Ngawen.

Waktu Penelitian

Penleitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2017 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2017.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran Matematika. Adapun tindakan yang diteliti adalah (1) aktivitas belajar siswa, (2) hasil belajar siswa. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan tahapan pra PTK yang meliputi:

  1. Identifikasi Masalah
  2. Analisis masalah
  3. Rumusan masalah
  4. Rumusan hipotesis masalah

Tahapan pra PTK di atas sangatlah penting karena merupakan cerminan dari masalah yang dihadapi oleh guru selama mengajar di kelas. Berangkat dari PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat. Selanjutnya proses tindakan memasuki fase atau tahapan siklus.

Teknik Pengumpulan Data

Sumber Data

  1. Sumber Data Primer
  2. Sumber Data Sekunder

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

  1. Teknik Pengumpulan Data
  2. Alat Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

  1. Analisis Deskriptif Pemanfaatan Metode Contextual Teaching and Learning untik meningkatkan hasil belajar matematika dengan cara membandingkan dengan hasil belajar. Pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.
  2. Analisis Deskriptif Kualitatif hasil obervasi dengan cara membandingkan hasil obervasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

Validasi Data

  1. Validasi Hasil Belajar
  2. Validasi Proses Pembelajaran

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini dilaksanakan dengan diawali pembelajaran Pra Siklus, siklus I dan Siklus II, dan masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap Perencanaan, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengamatan dan Tahap Evaluasi (seperti yang sudah diuraikan pada Bab III).

Hasil Evaluasi Siswa Pra Siklus

Dari 21 siswa yang mencapai ketuntasan ada 10 siswa atau 48% sedangkan yang belum tuntas ada 11 siswa atau 52% dengan demikian masih banyak siswa yang belum tuntas.

Hasil Pelaksanaan Evaluasi Siswa Siklus I

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaan Matematika Kelas V SDN 2 Ngawen adalah ≥ 85, dari 21 siswa Kelas V yang mengalami ketidaktuntasan belajar sebanyak 4 siswa atau 19% di bawah KKM, sisanya 17 siswa telah mengalami ketuntasan yaitu 81%. Nilai terendah yang didapat siswa yaitu 70 dan nilai tertinggi 100 dengan rata-rata 83,86.

Dari paparan informasi di atas dapat disimpulan bahwa hasil belajar pada siklus I sudah relatif meningkat, maka dari itu sebagai tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika maka peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil Pelaksanaan Evaluasi Siswa Siklus II

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaan Matematika Kelas V SDN 2 Ngawen adalah ≥ 85, dari 21 siswa Kelas V yang mengalami ketuntasan 100% dengan nilai rata-rata 92,27.

Dari data tersebut dapat disimpulan bahwa penguasan materi sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan sebelumnya. Pada siklus II ini ketuntasan belajar telah mencapai 100% artinya ketuntasan belajar tersebut telah melebihi kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan yaitu 85% sehingga peneliti sudah tidak melakukan pembelajaran siklus berikutnya.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun aspek-aspek keaktifan siswa tersebut meliputi: a) keaktifan siswa untuk mengajukan pertanyaan yang dirasa kurang jelas meningkat dari 6 siswa atau 27% menjadi 18 siswa atau 82%, b) keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan guru meningkat yaitu dari 4 siswa atau 18% meningkat menjadi 16 siswa atau 73%, c) mendengarkan penjelasan dari guru dari 5 siswa atau 23% meningkat menjadi 20 siswa atau 91% dan d) membuat rangkuman dari 3 siswa dari 14% atau 21 siswa atau 95%.
  2. Pembelajaran dengan menggunakan metode Contextual Teaching and Learning yang diterapkan juga dapat meningkatkan proses pembelajaran, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya aktifitas belajar siswa dan juga hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi siswa yaitu pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat dari 18 siswa atau 82% meningkat menjadi 21 siswa atau 100%. Meningkatkan motivasi belajar siswa dan membangkitkan minat proses pembelajaran yang ditumbuhkan dari siswa yang inovatif.
  3. Pembelajaran efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika materi Pecahan dengan metode Contextual Teaching and Learning Kelas V semester II, telah terjadi peningkatan hasil belajar. Dari target yang diinginkan yaitu ≥85% dari 21 siswa, yang memperoleh nilai ≥85 sebanyak 21 siswa atau 100%. Karena keefektifitasan sudah terbukti dan disajikan oleh peneliti secara langsung dalam tahapan 2 siklus.

Saran

Saran yang ingin disampaikan oleh peneliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

 

  1. Bagi Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah sebaiknya lebih mengembangkan, memotivasi, meningkatkan tanggungjawab guru dan memperbaiki pola pembelajaran yang diajarkan oleh guru kepada peserta didik

  1. Bagi Guru

Bagi guru sebaiknya dalam menyampaikan materi pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak bosan dan jenuh. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak cepat monoton dalam mengikuti pembelajaran. Guru sebaiknya juga memberikan motivasi pada siswa sehingga siswa merasa diperhatikan oleh guru dan hubungan antara guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

  1. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan untuk menciptakan lingkungan belajar dan sarana pembelajaran yang lebih lengkap, sehingga dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Siti Mahmudah. Jurnal Penelitian.2008.“ Penerapan Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN Karangrejo 01 Kecamatan Garum Kabupaten Blitar. SDN Karangrejo 01 Blitar.

Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)

Neti. Pelitian.2010. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas IV SD Negeri 11 Kendari Barat..

Meier, Dave. 2005. The Accelerate Learning Hand Book. Bandung: Kaifa.

Misdi. Jurnal Penelitian. 2013. “Penerapan pendekatan kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Pandanmulyo 01 Kecamatan Tajinan Kabupaten Malang”. Surabaya.

Luqman Hakim. (2010). Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 01 Sumurbanger 01 Kabupaten Batang. Universitas Negeri Semarang,.

Ida Djarwati. Jurnal Penelitian. 2013. Penerapan model pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Semarapura.