PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 ADIWERNA SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Miswanti

SMP Negeri 3 Adiwerna Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

PTK ini dilandasi permasalahan masih rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA di kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru sehingga pengetahuan yang didapat siswa berasal hanya dari guru bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing adalah merupakan pembelajaran melalui berbagai kegiatan yaitu merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran melalui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi getaran dan gelombang. Penelitian ini menggunakan dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Persentase rata-rata hasil observasi keaktifan siswa dalam kelompok pada siklus I tercatat 66% siswa aktif, menjadi 84% pada siklus II. Persentase keaktifan belajar siswa hasil observasi guru tercatat 68% siswa aktif pada siklus I, menjadi 86% pada siklus II. Rata-rata hasil tes 74,84 pada siklus I meningkat menjadi 84,19 pada siklus II. Ketuntasan belajar klasikal siklus I sebesar 74,19% meningkat menjadi 87,10% pada siklus II. Peningkatan ini membuktikan ada keberhasilan pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

Kata kunci: Keaktifan, Hasil Belajar, Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di era globalisasi ini, sehingga setiap bangsa di dunia ini perlu menyesuaikannya. Pendidikan sebagai suatu proses yang melibatkan beberapa unsur meliputi guru, siswa sarana dan prasarana, kurikulum maka pengelolaan sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kemajuan IPTEK yang cepat tersebut. Ilmu pengetahuan dan IPTEK diharapkan mampu menciptakan sistem pendidikkan yang berkualitas dan guru merupakan unsur pokok yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran suatu mata pelajaran dikatakan berhasil dengan baik apabila siswa telah memiliki hasil belajar atau kompetensi minimal yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut. Kegiatan akhir pembelajaran bagi seorang guru setelah mengadakan evaluasi pembelajara maka guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa analisis hasil evaluasi pembelajaran. Guru diharapkan melakukan kegiatan pengayaan bagi siswa yang telah memperoleh nilai sama atau lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya. Demikian juga apabila siswa memperoleh nilai kurang dari KKM maka guru harus berusaha memperbaiki proses pembelajaran dan refleksi pembelajaran sebelumnya dan melaku remidial test.

Pembahasan permasalahan proses pembelajaran akan selalu ada, karena hampir dipastikan bahwa setiap proses pembelajaran pasti ada permasalahan di dalamnya. Permasalahan tersebut bisa berasal dari siswa, dari guru, atau dari sumber belajar yang kurang dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran.

Pada hakekatnya pembelajaran IPA atau Sain adalah upaya sistematis untuk menciptakan, membangun, dan mengorganisasikan pengetahuan tentang gejala alam. Upaya iniberawal dari sifat dasar manusia penuh dengan rasa keingintahuannya. Rasa keingintahuannya ini kemudian ditindaklanjuti dengan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan yang paling sedarhana namun konsisten untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam.

Metode pembelajaran mempunyai kedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik sebagai suatu strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran berhubungan dengan cara bagaimana membelajarkan materi yang tepat kepada peserta didik dengan teknik penyajian yang tepat serta peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien.

Hasil observasi awal pembelajaran IPA di kelas VIII H SMP Negeri 3 Adiwerna diperoleh hasil bahwa pembelajaran masih berjalan sangat monoton. Terutama pada materi yang berhubungan dengan rumus rumus fisika. Dalam pembelajaran ini guru sebagai salah satu unsur yang menentukan hasil pembelajaran masih melalui metode pembelajaran yang kurang variatif. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan mengerjakan soal yang ada pada buku paket saja. Pembelajaran IPA tersebut akhirnya berakibat siswa cenderung kurang semangat, malas, jenuh dan mata pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan monoton. Hasil belajar yang rendah akhirnya tidak dapat dihindarkan.

Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan pada materi sebelumnya diperoleh data bahwa masih banyak siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Persentase banyaknya siswa yang mencapai KKM kurang dari 60% jumlah siswa dari nilai KKM yang ditentukan yaitu 76.

Berdasarkan data hasil pengamatan guru tentang pembelajaran IPA yang telah dilaksanakan dan hasil berlajar siswa maka guru peneliti memfokuskan pada upaya peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa melalui penilitian dengan mencari alternatif model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran dalam pembelajaran IPA ini diusahakan berubah dan melibatkan peserta didik lebih maksimal. Hal ini dilakukan supaya siswa bersemangat mengikuti pembelajaran IPA dan tidak lagi merasa bosan mengikuti pelajaran.Siswa diharapkan lebih aktif tidak lagi dalam pembelajaran dan tidak hanya sekedar menerima informasi atau diceramahi guru. Siswa bisa menggali informasi sendiri dan saling memberi informasi kepada teman-temannya tentang materi yang ia pelajari.Untuk itulah peneliti pada pembelajaran berikutnya berusaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswamelalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Materi Getaran dan Gelombang melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa Kelas VIII H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kami peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA materi getaran dan gelombang pada siswa kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Bagaimanakah proses pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi getaran dan gelombang pada siswa kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan penelitian yang hendak dalam penelitian tindakan ini adalah: (1) Meningkatkan keaktifan belajar IPA materi getaran dan gelombang melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Siswa kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020. (2) Meningkatkan hasil belajar IPA materi getaran dan gelombang melalui peneerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada siswa SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Peningkatan Keaktifan Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2016,1198) disebutkan bahwa kata peningkatan berarti proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan dsb.). Aktif artinya giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan adalah hal atau keadaan dimana seseorang dapat aktif.Keaktifan siswa dapat dilihat dari kesungguhan mereka mengikuti pembelajaran. Siswa yang kurang aktif akan ditunjukkan oleh beberapa kasus di kelas seperi kurang adanya gairah belajar, malas, cenderung ingin ijin keluar dengan alasan bermacam-macam, tidak konsentrasi, ngobrol dengan temannya, atau mengerjakan tugas-tugas lainnya.

Keaktifan siswa merupakan motor kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu guru perlu mencari cara meningkatkan keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar dipengaruhi oleh banyak factor, baik yang datamg dari dalam diri siswa atau yang datang dari luar diri siswa.

Sinar (2016. 18) menyatakan bahwa indikator keaktifan belajar meliputi: (1) Aktif belajar dengan proses mengalami. (2) Aktif belajar yang terbentuk dalam traksakri/peristiwa belajar aktif. (3)    Keaktifan belajar terjadi melalui proses mengatasi masalah sehingga terjadi proses pemecahan masalah.

Hasil Belajar

Hilgard dan Browner dalam Hamalik (2009,45) mendefinisikan bahwa belajar adalah perubahan dalam perbuatan melalui aktivitas, praktek dan pengalaman. Pada prinsipnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antaa siswa dengan sumber-sumber atau obyek belajar baik secara sengaja dirancang atau tanpa sengaja. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati atau dialami orang yang sedang belajar. Selain itu kegiatan belajar juga dapat diamati oleh orang lain. Belajar yang dihayati oleh seorang pebelajar (siswa) ada hubungannya dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh pembelajar (guru). Pada satu sisi, belajar yang dialami oleh pebelajar terkait dengan pertumbuhan jasmani yang siap berkembang. Pada sisi lain, kegiatan belajar yang juga berupa perkembangan mental tersebut juga didorong oleh tindakan pendidikan tau pembelajaran. Dengan kata lain, belajar ada kaitannya dengan usaha atau rekayasa pembelajar.

Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dari kegiatan belajar baik di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar dan diadakan penilaian. Kemendikbud (2017,17) menyatakan bahwa Penilaian hasil belajar dalam kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan. Penilaian dilakukan terhadap penguasaan tingkat kompetensi sebagai capaian pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, penilaian hasil belajar menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perorangan atau kelompok. Penilaian sikap dilaksanakan melalui observasi/pengamatan oleh guru mata pelajaran, jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman.

Hakekat Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahun Alam (IPA) adalah pelajaran berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, peserta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil belajar IPA adalah perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai akibat seorang individu mengalami proses pembelajaran IPA.

Trianto (2011: 136–137) menyatakan pada hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Dalam sumber sama dinyatakan juga bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

Model Pembelajaran Inquiri Terbimbing.

Model Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang atau titik tolak guru terhadap proses berlangsungnya pembelajaran, yang merujuk terhadap pandangan akan terjadinya sebuah proses yang sifatnya masih sangat general atau umum, di dalamnya mewadahi, menguatkan, menginspirasi dan melatari metode dalam suatu pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari jenisnya, pendekatan pembelajaran terbagi menjadi dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan pendekatan pembelajaran yang berorintasi pada pendidik.

Suharsimi Arikunto (2006) menyatakan bahwa Model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari suatu yang akan dibuat atau dihasilkan.Penggunaan model dalam pembelajaran yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan model yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran Inquiri Terbimbing

Joyce dan Weil dalam kemendikbud (2017,46) menyatakan bahwa inti dari pembelajaran inquiri adalah melibatkan siswa dalam masalah penyelidikan nyata dengan menghadapkan mereka dengan cara penyelidikan (investigasi), membantu mereka mengidentifikasi masalah konseptual atau metodologis dalam wilayah investigasi, dan meminta mereka merancang cara mengatasi masalah. Melalui inquiri siswa belajar menjadi seorang ilmuwan dalam menyusun pengetahuan.

Ong dan Borich dalam Kemendikbud (2017, 46), menyatakan bahwa pembelajaran berbasis inquiri adalah belajar melalui berbagai kegiatan termasuk melakukan observasi, mengajukan pertanyaan, mencari dan menggunakan informasi untuk mengetahui dengan jelas peritiwa melalui percobaan, menggunakan alat untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data, mengajukan pertanyaan, menjelaskan dan memprediksi serta mengkomunikasikan hasil.

Roestiyah (2001,76) menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Pada proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.

Liewellyn dalam kemendikbud (2017,50) menyatakan bahwa terdapat 4 tipe pembelajaran inkuiri berdasarkan tingkat dominasi peran guru atau peserta didik yaitu: Inkuiri Demonstrasi (Demonstrated Inquiry), Inkuiri Terstruktur (Structured Inquiry), Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry), dan Inkuiri Penuh (full inquiry). Inkuiri Terbimbing yaitu pembelajaran yang diawali dengan pengajuan pertanyaan atau masalah yang akan diselidiki oleh guru dan menunjukan materi atau bahan yang akan digunakan. Selanjutnya peserta didik merancang dan melaksanakan prosedur penyelidikan. Peserta didik kemudian menarik kesimpulan dan menyusun penjelasan dari data yang ia kumpulkan.

Asumsi asumsi yang mendasari model inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut: (1) Ketrampilan bersifat kritis dan berpikir deduktif sangat diperlukan pada waktu mengumpulkan evidensi yang dihubungkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan oleh kelompok. (2) Keuntungan para siswa dari pengalaman-pengalaman kelompok dimana mereka saling berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan. (4) Kegiatan-kegiatan belajar yang disajikan dalam semangat berbagi inquiry dan discovery menambahkan motivasi dan memajukan partisipasi aktif.

Getaran dan Gelombang

Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda secara periodic melalui titik kesetimbangannya. Satu getaran adalah ketika benda bergerak dari titik A-B-C-B-A. Gerak berulang dalam ruang berdimensi satu sering kita sebut sebagai getaran.

Gelombang adalah getaran yang merambat dengan energi tertentu dari satu tempat ke tempat lain. Gelombang air meneruskan energi melalui air. Gempa bumi meneruskan energi yang besar dalam bentuk gelombang yang merambat melalui lapisan bumi. Jenis-jenis gelombang, bedakan menjadi: gelombang mekanik, gelombang elektromagnetik.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir peneliti tentang penelitian ini bahwa rendahnya tingkat partisipasi aktif siswa dalam belajar dan rendahnya hasil belajar adalah akibat dari rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA yang hanya diajarkan dengan monolog cenderung merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru kurang menghasilkan pemahaman konsep materi pelajaran oleh siswa.

Berdasarkan teori-teori yang tertulis di kajian teoritis, maka keaktifan dan hasil belajar pada materi getaran dan gelombang pada siswa kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna semester 2 tahun pelajaran 2019/2020 akan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri, maka peserta didik akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai IPA fisika danakan lebih tertarikterhadap IPA fisika jika mereka dilibatkan secara aktif dalam melakukan penyelidikan. Siswa akan lebih aktif berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang sedang dipelajari dan akan meningkatkan hasil belajar.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan Penelitian

Objek tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi Getaran dan Gelombang pada siswa kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Kabupaten Tegal Semester I1 Tahun Pelajaran 2019/2020.

Setting Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP Negeri 3 Adiwerna, Jalan Raya Barat Ujungrusi Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan sesuai jadwal KBM sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Penelitian oleh guru IPA yang sekaligus sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat.

Penelitian tindakan kelas dimulai bulan Januari s.d Juni 2020 dengan dua siklus. Siklus I bulan Februari minggu ke 2 tahun 2020 dengan 3 kali tatap muka, diakhiri tes untuk mengambil nilai hasil belajar.

Subjek penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 3 Adiwerna semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 31 siswa terdiri dari laki-laki 13 anakdan perempuan 18 anak.

Metode Pengumpulan Data

Ada dua jenis data dalam penelitian ini yaitu data tes dan data non tes. Data non tes diperoleh dari hasil observasi/pengamatan keaktifan belajar siswa dan data hasil pengambilan foto kegiatan pembelajaran selama penelitian.

Pengamatan dilakukan pada saat dilaksanakan proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pengamatan dalam kelompok dilakukan oleh siswa lain di kelompok itu sebagai penilaian antar teman. Pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas dilakukan oleh guru atau guru kolaborator (teman sejawat).Fokus pengamatan adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan instrument pengamatan yang telah direncanakan sebelumnya.

Data tes yang digunakan adalah data hasil tes tulis untuk nilai hasil belajar Materi Getaran dan Gelombangdiperoleh dari tes yang dilakukan pada akhir kegiatan pelajaran pada setiap siklus penelitian. Instrumen tes menggunakan soal pilihan ganda dengan jumlah soal ditentukan pada tahap perencanaan penelitian dengan dilengkapi norma penskoran masing-masing soal.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data tes dilakukan data tes dilakukan dengan tes post tes yang dilakukan pada akhir pertemuan setiap siklus pembelajaran dengan menggunakan waktu 30 menit. Penskoran nilai jawaban siswa dengan memperhatikan langkah-langkah penyelesaian soal. Hasil penilaian tes post tes dicatat pada tiap-tiap pertemuan di siklus I dan II, dan selanjutnya dianalisis dan direncanakan tindak lanjutnya.

Teknik pengumpulan data nontes digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran. Teknik nontes diantaranya pengumpulan data keaktifan siswa dalam kelompok keaktifan siswa di kelas, dan dokumen foto saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Dokumentasi foto kegiatan penelitian tindakan kelas ini diambil pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siklus I dan II oleh guru kolaborator yang dapat mendiskripsikan suasana kelas dan ekspresi siswa dan guru, yaitu saat-saat (1) saat siswa bekerja dikelompoknya, (2) saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok ke kelas, (3) saat tes/post tes.

Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini dibedakan atas data primer dan data sekunder.

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer penelitian ini adalah: data hasil belajar dan skor keaktifan belajar.

Data sekunder merupakan sumber data penilitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung tetapi melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah: data subyek penelitian (siswa), dan data KKM mata pelajaran IPA, diperoleh dari KKM yang telah ditetapkan dan berlaku untuk tahun pelajaran 2019/2020.

 

 

Analisis Data

Analisis Data Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa

Data kualitatif hasil isian angket keaktifan siswa dalam kelompok atau sosiometri dalam pembelajaran materi getaran dan gelombang dikonversikan ke data ordinal yang mengenal urutan, dihitung per siswa untuk mengetahui besarnya aktifitas setiap siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan dinyatakan dalam persentase. Data angket keaktifan siswa direkap menurut komponen keaktifannya terhadap kegiatan pembelajaran dalam besaran persentase. Data keseluruhan angket keaktifan siswa dihitung rata-ratanya pada setiap siklus untuk mengetahui besarnya rata-rata aktivitas seluruh siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan dinyatakan dalam besaran persentase, dan digunakan untuk bahan perbandingan tingkat aktivitas siswa antara siklus I dan II.

Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar pengetahuan siswa diukur dengan instrument tes dan dilakukan diakhir siklus I dan akhir siklus II serta hasilnya dianalisis. Hasil tes dihitung secara presentase dengan langkah-langkah: menilai hasil test dengan dasar kunci jawaban dan pedoman penskoran, merekap hasilnya ditabel yang berisi nilai seluruh siswa, menghitung nilai rata-rata, menentukan banyaknya siswa yang memperoleh nilai-nilai tertentu, dan menghitung ketuntasan belajar.

Hasil perhitungan nilai masing-masing siklus kemudian dibandingkan, yaitu antara siklus I dan II. Hasil pembandingan ini akan memberikan deskripsi persentase peningkatan hasil belajar melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi getaran dan gelombang.

Indikator Keberhasilan Penelitian

  1. Indikator kualitataif dari hasil pengamatan keaktifan siswa. Pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui pembelajaran inkuiri terbimbing dikatakan berhasil jika ada perubahan perilaku kearah positif dari siklus I ke siklus II dan telah mencapai lebih dari 81% atau dalam kriteria sangat aktif.
  2. Indikator kuantitatif dari hasil tes belajar pada penelitian ini, yaitu mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 76 sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai ≥ 85% artinya minimal 85% siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai nilai hasil belajar sebesar KKM (76).

Prosedur Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dan dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu tindakan dalam siklus I dan II. Masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu perencanaan (plan), tindakan (do), pengamatan/Observasi (see), dan refleksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Selintas Kondisi Awal (Pra Siklus)

Sebelum peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti telah terbiasa melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Hal ini ternyata setelah dilakukan pengamatan proses dan hasil pembelajarannya menunjukan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran IPA dan kurang termotivasi dalam belajar serta hasil belajar kurang maksimal.

Hasil belajar IPA kelas VIII.H tampak dari hasil hasil ulangan harian pada pembelajaran kondisi awal pembelajaran pada penelitian ini yaitu materi Tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh hasil ketuntasan belajar yaitu 48,39% atau 15 siswa dari 31 siswa sudah tuntas. Sehingga masih kurang dari 85%.Nilai rata-rata pada kondisi awal 68,3.

Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus II yang terdiri atas 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Proses pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing dalam penelitian tindakan ini dicatat setiap data dari hasil isian instrumen non tes dan tes yang berisi data kualitatif dan data kuantitatif.

Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa.

Hasil catatan tingkat keaktifan belajar siswa dalam kelompok pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran materi getaran dan gelombang siklus I dari pertemuan ke-1. Ke-2 dan ke-3 diperoleh rata-rata hasil komponen keaktifan siswa yang diamati masih dalam rata-rata 66% dan dalam kategori aktif dan belum ada keaktifan yang berada pada kategori sangat aktif.

Hasil Belajar Siswa dalam Post Tes di Akhir Siklus I

Nilai hasil belajar dalam post tes di akhir siklus I diperoleh hasil sebagai berikut: belum ada siswa yang nilainya antara 93-100, masih 2 siswa yang nilainya antara 84-92 dan 21 siswa nilainya antara 76-83. Sementara masih ada 8 siswa atau 25,81% siswa yang nilainya belum memenuhi KKM (76). Sedangkan 23 siswa atau 74,19% siswa nilainya sudah memenuhi KKM. Walaupun rata-rata nilai post tes di akhir siklus I sudah menunjukkan 74,84, tetapi persentase ketuntasan belajar klasikal masih rendah yaitu 74,19%.

Mencermati keadaan yang kurang mendukung proses pembelajaran pada siklus I maka perlu diadakan tindakan perubahan perlakuan pada pembelajaran siklus II. Tindakan yang dilakukan peneliti adalah melakukan penyempurnaan penyusunan RPP, melakukan pergeseran anggota kelompok dalam kelompok pembelajaran imkuiri terbimbing dan merencanakan bantuan kepada kelompok-kelompok yang masih mengalami kesulitan menyelesaikan soal pada materi getaran dan gelombang.

Siklus II

Pelaksanakan pembelajaran siklus II yang telah dilakukan oleh siswa bersama peneliti terdiri dari 4 tahapan pembelajaran yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

Hasil Pengamatan Aktifitas Belajar Siswa.

Tingkat keaktifan belajar siswa dalam kelompok pada pembelajaran inkuiri terbimbing materi getaran dan gelombang siklus II diperoleh data bahwa komponen siswa tertib selama mengerjakan tugas tercatat rata-rata skor keak-tifan siswa sebesar 4,27 atau 85% siswa sangat aktif. Komponen siswa aktif bertanya tentang materi kepada teman dalam satu kelompok tercatat rata-rata skor sebesar 4,32 atau 86% siswa sangat aktif. Komponen keaktifan siswa membantu menjawab pertanyaan teman yang mengalami kesulitan tercatat skornya sebesar 4,08 atau 82% siswa sangat aktif. Komponen keaktifan siswa memperhatikan presentasi temannya dengan sungguh-sungguh   tercatat skor sebesar 4,31 atau 86% siswa sangat aktif. Rata-rata hasil pencatatan keaktifan siswa 4,20 atau 84%.

Hasil Belajar Siswa dalam Post Tes di Akhir Siklus II

Nilai hasil belajar dalam post tes di akhir siklus I diperoleh hasil seperti berikut: bahwa sudah ada 27 siswa atau 87,10% siswa yang nilainya sudah memenuhi KKM (76). Sedangkan 4 siswa atau 12,90% siswa nilainya belum memenuhi KKM. Rata-rata nilai post tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan 84,19.

Pembahasan

Pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing terdapat peningkatan hasil keaktifitas belajar siswa dalam kelompok sebesar 66% pada siklus I menjadi 84% pada siklus II. Pada pendokumenan data keaktifan belajar siswa di kelas hasil pengamatan guru terdapat peningkatan pula sebesar 68% pada siklus I menjadi 86% pada siklus II Hasil peningkatan keaktifan ini menunjukan keberhasilan pencapaian tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

Sedangkan hasil belajar siswa yang tampak dari nilai hasil pelaksanaan post tes di akhir setiap pembelajaran siklus I dan akhir pembelajaran siklus II. Nilai akhir pembelajaran siklus I diperoleh ketuntasan sebesar 74,19% dari 31 siswa dan meningkat menjadi tuntas 87,10% di akhir pembelajaran siklus II. Hal ini berarti ada peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas VIII.H sebesar 12,91% dan data ini menunjukan bahwa penelitian ini telah mencapai tujuannya yaitu mengetahui seberapa besar perubahan hasil belajar siswa pada pembelajaran materi getaran dan gelombang melalui model pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada siswa kelas VIII.H semester II SMP Negeri 3 Adiwerna tahun pelajaran 2019/2020.

PENUTUP

Simpulan

  1. Proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan mengikuti langkah-langkah pembelajarannya untuk materi Getaran dan Gelombang pada Siswa Kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan keaktifan siswa. Perlu tindakan guru dalam pelaksaan pembelajaran pada siklus II agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih efektif. Keaktifan belajar siswa dalam kelompok terjadi peningkatan rata-rata persentase keaktifan 66% pada siklus I, menjadi 84% pada siklus II. Sedangkan keaktifan belajar siswa hasil observasi guru terjadi peningkatan rata-rata persentase dari 68% pada siklus I, menjadi 86% pada siklus II.
  2. Proses pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing materi Getaran dan Gelombang pada Siswa Kelas VIII.H SMP Negeri 3 Adiwerna Semester II Tahun Pelajaran 2019/2020 juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar dari 74,84 pada siklus I dalam kategori cukup meningkat menjadi 84,19 pada siklus II dalam kategori baik dan ketuntasan belajar siswa dari siklus I sebesar 74,19% meningkat 12,91% menjadi 87,10% pada siklus II.

Saran

  • Guru IPA khususnya dalam pembelajaran materi Getaran dan Gelombang disarankan menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing;
  • Guru IPA hendaklah selalu memotivasi belajar siswa dengan menggunakan berbagai variasi model pembelajaran:
  • Para peneliti pembelajaran IPA hendaknya dapat melakukan penelitian lebih lanjut agar diperoleh berbagai alternatif baru untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran IPA

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Kemendikbud. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rieneka Cipta

Sinar. 2018. Metode Active Learning – Upaya Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Jogyakarta.: Percetakan Deepublish

Suharsimi Arikunto, 2006. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto, 2011, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasi-nya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Bumi Aksara