UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERKARAKTER

MELALUI IN HOUSE TRAINING BAGI GURU-GURU

SMP NEGERI 1 PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Noor Widiarsono

SMP N 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah meningkatkan motivasi dan kemampuan guru-guru di SMP N 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun RPP Berkarakter yang menjadi pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Subjek penelitianadalah guru-guru di SMP N 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal berjumlah 32 orang. Langkah dan alat pengumpulan data menggunakan lembar pengamatanuntuk mengukur layaktidaknya RPP Berkarakter, instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil tes pemahaman guru tentang konsep materi RPP Berkarakter dan dan hasilnya didokumentasikan. Hasil penelitian menunjukkan kompetensi guru meningkat setiap siklus penelitian dengan ditandai adanya kelayakan dokumen RPP Berkarakter yang kriterianya layak. Jika pada siklus I guru yang mampu menyusun RPP Berkarakter masuk kriteria layak hanya 17 orang (53%), pada siklus II menjadi 26 orang (81%) berarti ada peningkatan sebanyak 9 orang guru atau28%. RPP Berkarakter yang masuk kriteria cukup layak pada siklus I hanya 6 orang (19%) dan pada siklus II menurun menjadi 6 orang (19%) sehingga tidak terdapat penurunan kriteria cukup layak (tetap). RPP Berkarakter dengan kriteria kurang layak pada siklus I sebanyak 9 orang (28%) dan siklus II tidak terdapat orang yang RPP Berkarakternya kurang layak.

Kata kunci: Motivasi, RPP Karakter, in house training

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal terpenting dalam pengembangan sumber daya manusia dan dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju. Komponen-komponen sistem pendidikan yang mencakup sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi dua yaitu: tenaga kependidikan guru dan non guru. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan, ”Komponen-komponen sistem pendidikan yang bersifat sumber daya manusia dapat digolongkan menjadi tenaga pendidik dan pengelola satuan pendidikan. Jadi tenaga pendidiklah yang yang mendapatkan perhatian lebih banyak di antara komponen-komponen sistem pendidikan.

Guru merupakan faktor penting yang sangat berperan pada proses pendidikan di sekolah, sebab guru merupakan komponen penting yang berhubungan langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran. Bagaimanapun idealnya dan baiknya kurikulum, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana tanpa diimbangi dengan kompetensi guru dalam mengaplikasikannya, maka semuanya akan kurang berarti.Oleh karena itu guru harus mampu berperan sebagai perencana, pelaksana dan penilai kegiatan pembelajaran. Sebagai seorang perencana pembelajaran komitmennya adalah guru harus mampu mempersiapkan atau merencanakan segala sesuatu agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan menyenangkan.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus dikembangkan oleh guru pada satuan pendidikan. Guru pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP yang selanjutnya dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Pelaksanaan pembelajaran yang di maksud adalah pembelajaran yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi ide, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan karakter bangsa sesuai dengan Instruksi Presiden No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, mengintruksikan pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah. Oleh karena itu para guru wajib membuat perencanaan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berkarakter.

Berdasarkan pengamatan dan kajian empiris yang dilakukan peneliti terhadap analisis sebanyak 30 buah dokumen RPP pada awal semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 diperoleh data kondisi awal bahwa RPP Berkarakter yang telah dibuat guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal ditemukan masih adanya RPP Berkarakter yang kurang benar, kurang lengkap, kurang sistematis dan belum memasukkan nilai-nilai karakter yang tepat sehingga dapat disampaikan bahwa sebagaian besar RPP Berkarakter tersebut kurang layak. Berdasarkan hasil pengamatan kekurangannya antara lain pada indikator pengamatan merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter baru sebanyak 6 orang atau 20%, menentukan materi ajar sebanyak 15 orang atau 50%, menentukan alokasi waktu sebanyak 19 orang atau 63.3,4%, menentukan metode pembelajaran sebanyak 20 orang atau 66.6%, merumuskan langkah-langkah pembelajaran sebanyak 5 orang atau 16,6%,menentukan alat dan sumber belajar sebanyak 12 orang atau 40% dan menyusun penilaian hasil belajar hanya sebanyak 10 orang atau 33,3%.

Permasalahan tersebut di atas dapat diidentifikasikan beberapa penyebabnya, antara lain: masih ada 13 orang guru atau 43.3%, dalam membuat RPP Berkarakter hanya mengadopsi dan copy paste dari teman atau yang dicontohkan BSNP, sebanyak 12 orang guru atau 40% yang sudah mengikuti pelatihan penyusunan RPP Berkarakter, namun belum bisa mengembangkannya dan nilai karakter yang dicantumkannya juga belum tepat dan sisanya sisanya 5 orang guru atau 16.6% belum pernah mengikuti pelatihan penyusunan RPP Berkarakter.

Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti melakukan upaya alternatif melalui kegiatan In House Training (IHT) bagi guru-guru SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal dalam menyusun RPP Berkarakter. Kegiatan tersebut dilakukan agar kompetensi para guru dalam penyusunan RPP Berkarakter ada peningkatan sehingga diperoleh dokumen RPP Berkarakter yang benar, lengkap dan sistematis sesuai tuntutan Standar Proses, Standar Penilaian dan Instruksi Presiden No.1 Tahun 2010.

Berdasarkan permasalahan penelitian sebagaimana diuraikan pada latar belakang masalah di atas maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui kegiatan IHTdapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 PagerbarangKab. Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (2) Apakah melalui kegiatan IHTdapat meningkatkan kemampuan dalam menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kab.Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (3) Bagaimanakah langkah-langkah atau proses pelaksanaan kegiatan IHT dalam meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020? (4) Bagaimanakah langkah-langkah atau proses pelaksanaan kegiatan IHT dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020?

Tujuan Penelitian yaitu (1) Meningkatkan motivasi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun RPP Berkarakter sehingga terwujud RPP Berkarakter yang benar, lengkap dan sistematis sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. (2) Meningkatkan kemampuan guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun RPP Berkarakter sehingga terwujud RPP Berkarakter yang benar, lengkap dan sistematis sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. (3) Mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan IHT untuk meningkatkan motivasi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genapTahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun RPP Berkarakter. (4) Mendeskripsikan langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan IHTuntuk meningkatkan kemampuan guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genapTahun Pelajaran 2019/2020 dalam menyusun RPP Berkarakter.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran. Secara etimologis hakikat kepala sekolah merupakan padanan dari school principal, yang tugas sehari-hari menjalankan principalship atau kekepalasekolahan. Istilah kekepalasekolahan mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah.

Kepala sekolah adalah tenaga fungsional yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar. Dalam Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 dijelaskan tugas pokok seorang kepala sekolah yang tidak lagi merangkap sebagai seorang guru. Melainkan fokus sebagai seorang manager sekolah, bertugas mengembangkan dan meningkatkan mutu sekolah.

Pada Bab VI Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 juga disebutkan beberapa poin tugas pokok kepala sekolah pada pasal 15. Diantaranya adalah beban kepala sekolah sepenuhnya melaksanakan tugas pokok yaitu manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.

 

Hakekat Motivasi

Menurut Sondang Siagian (2004:142) motivasi adalah kondisi jiwa yang menggerakkan, mendorong, mengarahkan, dan menyalurkan perilaku dan tindak tanduk seseorang yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan.. Selain itu menurut Stanlay Vance (2004:12) motivasi adalah perasaan seseorang yang berada dan bertindak dalam kondisi tertentu untuk melaksanakan aktivitas yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi maupun kelompok.

Callahan dan Clark dalam Mulyasa (2003: 120) mengemukakan bahwamotivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah tujuan tertentu. Sedangkan Hamzah (2012:1) mengemukakan bahwa motivasi adalah dorongan dasar yang mengerakkanseseorang seseorang bertingkah laku.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dsimpulkan bahwa motivasimerupakan dorongan yang berasal dari dalam jiwa yang dapat mendorong manusia untuk melakukan sebuah tindakan dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai dalam suatu lembaga atau organisasi. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikantentu akan berhasil dan maju apabila memiliki guru- guru yang mempunyaimotivasi yang tinggi dalam menjalankan kegiatannya sebagai seorang pengajaratau pendidik.

Kompetensi Guru

Menurut M. Gorky Sembiring (2008:39) kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki yang harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran dalam Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang meliputi pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan yang harus dikuasai dan dimiliki seseorang dalam rangka melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab pekerjaan dan/atau jabatan yang disandangnya.

Sedangkan pengertian guru menurut UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Berdasarkan beberapa pendapat dan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru adalah kecakapan dan kemampuan seorang guru yang dilandasi oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dimiliki untuk melaksanakan tugas pekerjaannya.

Kompetensi guru sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No.12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru meliputi 4 (empat) macam kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran bagi peserta didik dimulai dari merencanakan pembelajaran sampai melakukan tindak lanjut pembelajaran. (2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru dengan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif bijaksana berbudi luhur dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Menurut Suparno (2002:47) kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral, kemampuan mengaktualisai diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka, obyektif, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain. (3) Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar sebagai bagian dari masyarakat. (4) Kompetensi profesional adalah kemampuan guru dalam kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan program pembelajaran merupakan suatu penetapan yang memuat komponen-komponen pembelajaran secara sistematis. Analisis sistematis merupakan proses perkembangan pendidikan yang akan mencapai tujuan pendidikan agar lebih efektif dan efisien disusun secara logis, rasional, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sekolah dan daerah (masyarakat). Menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dijelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.

Komponen-komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari: (1) identitas mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian kompetensi, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi ajar, (7) alokasi waktu, (8) metode, media dan model pembelajaran, (9) kegiatan pembelajaran meliputi: pendahuluan, kegiatan inti, penutup. (10) sumber belajar dan (11) penilaian hasil belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berkarakter adalah rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat guru dalam rangka menginternalisasikan nilai-nilai karakter bangsa kepada peserta didik sesuai dengan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Strategi implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran dilakukan dengan cara memadukan nilai-nilai karakter yang ada pada SKL, SK/KD dan kewirausahaan yang terbagi dalam 5 kelompok penanaman nilai-nilai karakter, terdiri dari: (1) Nilai karakter yang ada hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, misalnya nilai religius, ibadah, keimanan. (2) Nilai karakter yang ada hubungannya dengan diri sendiri, misalnya nilai sadar akan jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja keras, dll. (3) Nilai karakter yang ada hubungannya dengan sesama, misalnya patuh pada aturan sosial, menghargai karya dan prestasi orang lain, santun, demokratis, kerja sama, menghormati orang lain, dll. (4)Nilai karakter yang ada hubungannya dengan lingkungan, misalnya peduli lingkungan, tidak membuang sampah seenaknya, dll. (5) Nilai karakter yang ada hubungannya dengan nilai kebangsaan atau nasionalismemisalnya nilai menghargai keberagaman, nasionalis dll

In HouseTraining (IHT)

In House Training adalah merupakan proses pendidikan dan latihan jangka pendek yang diselenggarakan pada satuan pendidikan atau beberapa sekolah dengan tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan motivasi , kemampuan dan keterampilan warga sekolahkhususnya para guru sehingga efektivitas dalam pelaksanaan tugasnya lebih besar karena memperoleh keterampilan operasional secara memadai

Dalam penelitian ini, yang dimaksud IHT penyusunan RPP Berkarater adalah pemberian bantuan yang diberikan berupa pelatihan kepada guru secara terus-menerus dan sistematis untuk dapat menyusun RPP Berkarakter dengan kaidah-kaidah penyusunan RPP sebagaimana tertuang dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentangStandar Proses.

Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan kajian empiris yang dilakukan peneliti terhadap analisis sebanyak 32 buah dokumen RPP Berkarakter pada awal Tahun Pelajaran 2019/2020 diperoleh data kondisi awal bahwa RPP Berkarakter yang telah dibuat guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal masih kurang lengkapn dan belum memasukkan nilai-nilai karakter dalam RPP-nya.

Guna mengatasi masalah tersebut, peneliti sebagai kepala sekolah berupaya untuk memberikan pelatihan melalui IHT kepada guru-guru untuk menyusun RPP Berkarakter. Diharapkan pada kondisi akhir melalui IHT dapat meningkatkan kompetensi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang pada Tahun Pelajaran 2020/2021 dalam menyusun RPP Berkarakter.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Obyek tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah motivasi dan kemampuan menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarangpada semester genapTahun Pelajaran 2019/2020.

Setting, Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi Penelitian Tindakan Sekolah adalah di SMP Negeri 1 Pagerbarangyang beralamat Jalan Randusari- Balapulang Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal.

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020, dimulai sejak tanggal 2Januari 2019 s.d.30 Juni 2020

Subjek penelitian ini adalah guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal berjumlah 30 orang guru berstatus Pegawai Negeri Sipil terdiri 11 orang berpangkat / golongan IVa, 15 orang berpangkat / golongan III, 4 orang belum PNS. Jika berdasarkan jenis kelamin maka subjek penelitian tersebut terdiri 13 orang laki-laki dan 17 orang perempuan.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Pengamatan.

Teknik pengamatan dilakukan peneliti dan dibantu oleh teman sejawat atau kolaborator dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa instrumen lembar pengamatan untuk mengukur layak-tidaknya RPP Berkarakter yang telah dibuat guru peserta IHT penyusunan RPP Berkarakter di SMP Negeri 1 Pagerbarang semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020. Kisi-kisi lembar pengamatan berisi komponen-komponen motivasi sebagai dorongan Motivasi untuk dapt menyusun RPP berkarakter secara benar.

Tes

Teknik pengumpulan data menggunakan tes digunakan untuk mengukur hasil tes pemahaman guru tentang konsep materi RPP Berkarakter dan langkah-langkah menyusunnya. Bentuk instrumen tes berupa 20 butir soal pilihan ganda dengan masing-masing soal terdapat 4 pilihan jawaban. Skor maksimal tes adalah 100 dan skor minimal tes adalah 0.

Dokumentasi

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dan dokumen RPP Berkarakter yang telah disusun guru-guru peserta In House Training (IHT), daftar nilai tes pemahaman guru tentang materi RPP Berkarakter dan foto-foto kegiatan penelitian.

Analisis Data

  1. Data kuantitatif berupa hasil skor lembar pengamatan terhadap RPP Berkarakter yang dibuat guru dan hasil tes pemahaman guru tentang materi RPP Berkarakter. Lembar hasil pengamatan pada setiap indikator pengamatan dihitung jumlah skor perolehan dan dipersentasekan. Hasil skor perolehan lembar pengamatan setiap guru kemudian ditentukan kriteria kelayakannya. Sedang hasil tes pemahaman ditentukan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-ratanya.
  2. Data kualitatif berupa data informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang langkah-langkah yang dilakukan peneliti selama melaksanakan In House Training penyusunan RPP Berkarakter. Informasi juga dilakukan untuk memotret aktivitas guru dalam kegiatan In House Training.

Sumber Data

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini terdapat dua macam sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian yaitu guru peserta bimbingan teknis penyusunan RPP Berkarakter, kepala sekolah/peneliti dan kolaborator, sedangkan sumber data sekunder berasal dari pihak-pihak yang secara tidak langsung berhubungan dengan subjek penelitian yaitu pejabat dinas Dikpora Kabupaten Tegal, dan staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Pagerbarang.

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan penelitian ini ditetapkan peneliti denganmenentukan indikator kinerja berupa kelayakan dokumen RPP Berkarakteryang disusun guru peserta Bimbingan Teknis sekurang-kurangnya 24 orang guru atau 80% dokumen RPP Berkarakternya telah mencapai kriteria layak dan rincian keberhasilan tindakan pada 9 (sembilan) indikator pengamatan RPP Berkarakter ditetapkan sebagai berikut: (1) Indikator pengamatan mengisi kolom identitas RPP tingkat ketercapaiannya mencapai sekurang-kurangnya 30 orang guru/skor 30 atau 100%. (2) Indikator pengamatan menuliskan SK, KD dan indicator, merumukan tujuan pembelajaran berkarakter, menentukan materi ajar, menentukan alokasi waktu , menentukan metode pembelajaran, merumuskan langkah-langkah pembelajaran, menentukan alat dan sumber belajar, dan menyusun penilaian hasil belajar tingkat ketercapaiannya mencapai sekurang-kurangnya 24 orang guru/skor 24 atau 80%.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research) dengan fokus pada upaya mengubah kondisi kenyataan (riil) sekarang ke arah kondisi yang diharapkan (improvement oriented) yaitu dengan mengacu pada model siklus dari Kemmis and Taggart (1991:32) “ This research is classroom action research carried out by using Kemmis and Taggart cyclical model in four steps, namely: (1) planning, (2) action, (3) observation, and (4) reflection.”

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal penelitian yang ditemukan peneliti menunjukkan bahwa dokumen RPP Berkarakter yang telah dibuat guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal masih kurang benar, kurang lengkap, dan kurang sistematis sehingga dapat disampaikan bahwa sebagaian besar RPP Berkarakter tersebut kurang layak. Data ini diperoleh berdasarkan pengamatan dan kajian empiris yang dilakukan peneliti terhadap analisis sebanyak 30 buah dokumen RPP pada awal Tahun Pelajaran 2019/ 2020. Banyaknya kekurangan tersebut antara lain padaindikator pengamatan mengisi kolom identitas RPP diperoleh skor 30 atau 100%, menuliskan SK, KD dan indikator diperoleh skor 24 atau 80%, merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter diperoleh skor 5 atau 16%, menentukan materi ajar diperoleh skor 15 atau 50%, menentukan alokasi waktu diperoleh skor 20 atau 66%, menentukan metode pembelajaran diperoleh skor 19 atau 63%, merumuskan langkah-langkah pembelajaran diperoleh skor 10 atau 33%, menentukan alat dan sumber belajar diperoleh skor 16 atau 53% serta menyusun penilaian hasil belajar diperoleh skor 15 atau 50%. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disampaikan bahwa kompetensi guru untuk menyusun dokumen RPP Berkarakter masih rendah.

Guna mengatasi masalah tersebut, peneliti sebagai kepala sekolah berupaya untuk memberi pembinaan dan bimbingan pada guru dalam menyusun RPP Berkarakter yang benar, lengkap, dan sistematis sesuai tuntutan Standar Proses, Standar Penilaian, dan Inpres No.1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 yang menginstruksikan pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah. Pembinaan dan bimbingan yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan kompetensi guru menyusun RPP Berkarakter tersebut adalah dengan melakukan kegiatan InHouseTraining (IHT) penyusunan RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

Deskripsi Siklus I

Hasil pengamatan dari setiap peserta IHT berdasarkan kriteria peningkatan motivasi guru menyusun RPP Berkarakter dengan benar, lengkap dan sistimatis pada indikator pengamatan mengisi kolom identitas RPP Berkarakter sebanyak 30 orang guru/skor 30 atau 100%, menuliskan SK, KD dan indikator sebanyak 28 orang guru/skor 30 atau 93%, merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter sebanyak 26 orang guru atau 86%, menentukan materi ajar sebanyak 25 orang guru atau 83%, menentukan alokasi waktu sebanyak 26 orang guru atau 86%, menentukan metode pembelajaran sebanyak 21 orang guruatau 79%, merumuskan langkah-langkah pembelajaran sebanyak 10 orang guru atau 33%, menentukan alat dan sumber belajar sebanyak 19 orang guru atau 63% dan menyusun penilaian hasil belajar sebanyak 19 orang guru atau 63%.

Berdasarkan hasil nilai tes pemahaman guru tentang materi RPP Berkarakter adalah nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 30 dan nilai rata-ratanya adalah 59.

Menurut data hasil kelayakan RPP Berkarakter adalah RPP Berkarakter dengan kriteria layak sebanyak 16 orang atau 53%, kriteria cukup layak sebanyak 6 orang atau 20% dan kriteria kurang layak sebanyak 8 orang atau 26%.

Mengetahui hasil penelitian tindakan sekolah yang belum mencapai indikator kinerja tersebut maka penelitian dilanjutkan dengan rencana perbaikan yang akan dilakukan pada Siklus II

Deskripsi Siklus II

Hasil pengamatan motivasi guru dalam menyusun RPP Berkarakter dengan benar, lengkap dan sistimatis pada indikator pengamatan mengisi kolom identitas RPP Berkarakter sebanyak 30 orang guru/skor 30 atau 100%, menuliskan SK, KD dan indikator sebanyak 29 orang guru/skor 29 atau 96%, merumuskan tujuan pembelajaran berkarakter sebanyak 28 orang guru/skor 28 atau 93%, menentukan materi ajar sebanyak 26 orang guru/skor 26 atau 86%, menentukan alokasi waktu sebanyak 30 orang guru/skor 30 atau 100%, menentukan metode pembelajaran sebanyak 26 orang guru/skor 26 atau 86%, merumuskan langkah-langkah pembelajaran sebanyak 27orang guru/skor 27 atau 90%, menentukan alat dan sumber belajar sebanyak 27 orang guru/skor 27 atau 90% dan menyusun penilaian hasil belajar 23 orang guru/skor 23atau 76%.

Hasil nilai tes pemahaman guru tentang materi RPP Berkarakter diperoleh data seperti berikut: Nilai tes pemahaman guru tentang materi RPP Berkarakter pada Siklus I sebagaimana tabel di atas diperoleh hasil nilai tertinggi adalah 95, nilai terendah adalah 50 dan nilai rata-ratanya adalah 79

Hasil kelayakan RPP Berkarakter, sebagai berikut: dokumen RPP Berkarakter dengan kriteria layak sebanyak 25 orang atau 83%, kriteria cukup layak sebanyak 5 orang atau 17% dan tidak terdapat RPP Berkarakter yang kriterianya kurang layak.

Berdasarkan ketiga hasil penelitian Siklus II sebagaimana dipaparkan pada tabel dan deskripsi di atas selanjutnya peneliti melakukan refleksi tindakan untuk memperoleh gambaran keberhasilan dan kekurangan yang terjadi pada tindakan penelitian Siklus II. Dengan melihat keberhasilan dan kekurangan hasil tindakan Siklus II diatas dapat disampaikan bahwa meskipun masih terdapat kekurangan namun keberhasilan penelitian menunjukkan hasil bahwa semua hasil penelitian Siklus II sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan peneliti maka penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Pembahasan

Hasil penelitian berupa pengamatan untuk mengukur kelayakan RPP Berkarakter yang disusun guru dalam kegiatan IHT mengalami peningkatan cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kompetensi dan pemahaman guru terhadap materi RPP Berkarakter. Jika pada siklus I guru yang mampu menyusun dokumen RPP Berkarakter dengan kriteria layak hanya 17 orang atau 53%, pada siklus II menjadi 26 orang atau 81% sehingga terdapat peningkatan sebanyak 9 orang guru atau 28%. Sebaliknya dokumen RPP Berkarakter dengan kriteria cukup layak tidak mengalami perubahan yaitu tetap 6 orang atau 19%, yaitu jika pada siklus I dokumen RPP Berkarakter dengan kriteria cukup layak sebanyak 6 orang guru atau 19% dan pada siklus II sebanyak 6orang guru atau 19%. Penurunan juga terdapat pada jumlah dokumen RPP Berkarakter dengan kriteria kurang layak, jika pada siklus I dokumen RPP Berkarakter kriteria kurang layak sebanyak 9 orang guru atau 28% dan pada siklus II tidak terdapat guru yang dokumen RPP Berkatakter yang kriterianya kurang layak. Dengan melihat hasil pengamatan di atas maka dapat disampaikan bahwa kondisi akhir kegiatan IHT untuk meningkatkan kompetensi menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru di SMP Negeri 1 Pagerbarang pada semester genapTahun Pelajaran 2019/2020 menunjukkan hasil yang telah melampaui indikator kinerja penelitian yang telah ditetapkan.

Peningkatan kompetensi menyusun RPP Berkarakter tersebut dipengaruhi dengan meningkatnya pemahaman guru dalam menyusun RPP berkarakter sebagaimana hasil nilai tes pemahaman yang telah dilakukan peneliti, yaitu jika pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh guru adalah 100 dan pada siklus II adalah 95 sehingga terdapat penurunan,namun penurunan itu masih dalam batas wajar. Nilai terendah pada siklus I adalah 30 dan pada siklus II adalah 50 sehingga nilai terendah mengalami peningkatan nilai sebesar 20. Nilai rata-rata tes juga mengalami peningkatan, jika pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 59 dan pada siklus II adalah 79 sehingga nilai rata-ratanya juga mengalami peningkatan sebesar 18%. Dengan merujuk hasil penelitian di atas maka hipotesis tindakan yang diajukan peneliti telah terbukti.

PENUTUP

Simpulan

  1. Berdasarkan hasil pengamatan yang digunakan untuk mengukur kelayakan RPP Berkarakter yang telah disusun guru dalam kegiatan In House Training (IHT)mengalami peningkatan cukup signifikan pada setiap siklus penelitian tindakan sehingga disimpulkan bahwa melalui IHT dapat meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun RPP Berkarakter bagi guru-guru SMP Negeri 1 Pagerbarang Kabupaten Tegal pada semester genap Tahun Pelajaran 2019/2020.
  2. Langkah-langkah pelaksanaan IHT pada setiap siklusnya secara garis besar sama yaitu diawali dengan inventarisir kebutuhan atau masalah spesifik yang dihadapi guru dalam menyusun RPP Berkarakter, menentukan materi, membuat kesepakatan bersama guru-guru mengenai tempat, waktu dan jadwal pelaksanaan IHT dan mengadakan pelatihan penyusunan RPP berkarakter. Namun terdapat perbedaan pokok tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan bimbingan teknis penyusunan RPP Berkarakter yaitu jika pada Siklus I dirahkan dan diberi tugas langsung oleh peneliti secara individu tapi pada siklus II dilakukan secara berkelompok sesuai mapelnya dengan difasilitasi guru mapel yang kompeten.

Saran

  1. Dokumen RPP Berkarakter yang dihasilkan guru sebagai peserta IHT merupakan kebutuhan guru dalam hal kepemilikan dokumen kurikulum sesuai dengan tuntutan Standar Proses. Oleh karena itu, RPP Berkarakter hasil IHTyang termasuk kriteria layak hendaknya dijadikan pedoman dalam melaksanakan pembelajaran bukan sekedar untuk memenuhi syarat administrasi saja.
  2. Pelaksanaan pelatihan In House Training (IHT) bagi guru memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang agar memperoleh hasil optimal. Perencanaan meliputi analisis terhadap kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun RPP Berkarakter. Bagi sekolah kegiatan IHTjugaperlu diprogramkan dalam RKS/RKAS sehingga kegiatan tersebut nantinya lebih terarah dan jelas dari segi pendanaan yang berasal dari Dana Operasional Sekolah (BOS) terutama pada sub biaya pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B Uno, 2012 Teori Motivasi dan Pengukurannya;Jakarta: Analisis di Bidang Pendidikan,

Gorky Sembiring 2008, Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur, Menjadi Guru Sejati, Jakarta Selatan: PT Buku Kita ,

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 tentang tugas pokok seorang kepala sekolah

Permendiknas No.12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru, Jakarta: Depdiknas

Mulyasa, E., 2003, Kurikulum Berbasisi Kmpetensi, Konsep, Karaakteristik dan                              Implementasi. Bandung ; PT Remaja Rosdakary