PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA MELALUI PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

DI KELOMPOK TK DHARMA WANITA 2 JATIHARJO

KECAMATAN PULOKULON SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Nurwati

TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak, memberikan pembelajaran yang menyenangkan melalui metode bercerita dengan media audio visual di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon. Metode penelitian dilakukan dengan tindakan kelas. Subjek penelitiannya anak didik TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo, Pulokulon, yang terdiri dari 32 anak. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan bahasa yang dicapai anak didik TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo, Pulokulon lebih meningkat dibandingkan dengan sebelumnya di mana perkembangan bahasa anak hanya mencapai 50%, namun setelah dilakukan praktek penelitian tindakan kelas melalui metode bercerita dengan menggunakan media audio visual, pada siklus pertama mengalami peningkatan mencapai 75%, dan pada siklus kedua mengalami peningkatan mencapai 85%, di mana tingkat pencapaian tersebut sudah memenuhi target penelitian yaitu 85%. Begitu pula dengan guru lebih mudah dalam menyampaikan metode bercerita, dan memberikan pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pembelajaran melalui metode bercerita dengan media audio visual dapat dikatakan berhasil dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa anak, untuk itu disarankan pada semua guru dapat memberikan kegiatan bercerita dengan bantuan media audio visual sehingga dapat menarik dan menyenangkan anak.

Kata kunci: Kemampuan Bahasa, Metode Bercerita, Media Audio visual.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dengan bahasa. Ia harus mampu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, mereka akan mudah dalam bergaul dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia (Suhartono, 2005: 12). Dengan demikian perkembangan bahasa harus dirangsang sejak dini.

Menurut Depdiknas (2003: 105), fungsi pengembangan bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan, sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak, sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain.

Pengembangan berbahasa mempunyai empat komponen yang terdiri dari pemahaman, pengembangan perbendaharaan kata, penyusunan kata-kata menjadi kalimat dan ucapan. (Dahlan, 2004: 119). Keempat pengembangan tersebut memiliki hubungan yang saling terkait satu sama lain, yang merupakan satu kesatuan. Keempat keterampilan tersebut perlu dilatih pada anak usia dini karena dengan kemampuan berbahasa tersebut anak akan belajar berkomunikasi dengan orang lain, sebagaimana dalam kurikulum 2004 diungkapkan bahwa kompetensi dasar dari pengembangan bahasa untuk anak usia dini yaitu anak mampu mendengar, berkomunikasi seara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya.

Sebelumnya peneliti melakukan pengamatan terhadap laporan perkembangan anak pada semester satu atau gasal terhadap permasalahan yang terjadi, khususnya di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada yang seluruhnya berjumlah 32 anak, dari jumlah tersebut anak yang mampu mengembangkan kemampuan bahasanya hanya 50% yaitu sekitar 16 anak, maka dari itu kami simpulkan bahwa kemampuan perkembangan bahasa anak pada kelompok TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo masih kurang atau masih mengalami kesulitan. Namun pada kenyataannya yang terjadi pada saat ini tidak semua guru di TK yang ada, mampu menyampaikan metode bercerita dengan baik, metode cerita disajikan langsung dari guru tanpa menggunakan alat peraga apapun, sehingga kurang menarik perhatian anak didik dalam memahami isi cerita yang ada, dalam hal ini anak didik seringkali kurang mendapat perhatian dari guru dalam mengungkapkan sebuah perasaan atau idenya, sehingga kemampuan bahasa yang dimiliki oleh anak tidak berkembang secara optimal. Selain itu tak jarang guru lebih fokus pada kegiatan keterampilan membaca dan menulis serta berhitung, dengan alasan kegiatan keterampilan membaca dan menulis serta berhitung adalah salah satu tuntutan untuk jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu ketika anak usia dini memasuki Sekolah Dasar (SD), sehingga anak usia dini kurang mampu mengungkapkan perasaan atau ide ketika menjawab pertanyaan dari guru dan tidak paham dengan informasi yang telah disampaikan oleh guru.

Maka dari itu metode bercerita dengan menggunakan media audio visual sangat dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak, agar dikemudian hari anak tidak mengalami kegagalan dalam berbahasa.

Berdasarkan uraian di atas, maka keadaan yang seperti ini tidak untuk di diamkan begitu saja, karena permasalahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya wawasan guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat, oleh karena itu juga peneliti ingin melakukan penelitian tindakan kelas di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo, dengan harapan dapat melakukan perbaikan dan dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak, salah satunya dengan menggunakan metode bercerita dengan media Audio Visual. Melalui metode tersebut diharapkan kegiatan pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar permasalahan di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahannya yaitu bagaimana pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak pada siswa TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo?

Tujuan penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan mengetahui kemampuan bahasa yang dicapai pada anak melalui metode bercerita dengan menggunakan media Audio Visual.

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak, mampu meningkatkan pembendaharaan kosakata, dan dapat mengungkapkan ide, serta meningkatkan kecerdasan bahasa, membantu menyelesaikan masalah yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung terutama masalah meningkatkan perkembangan bahasa anak dengan metode bercerita.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Pengertian Bahasa

Menurut pandangan Hurlock (1978: 176) bahasa adalah sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Syamsu Yusuf (2007: 118) mengatakan bahwa bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian.

Dari beberapa definisi bahasa yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi yang digunakan melalui suatu sistem suara, kata, pola yang digunakan manusia untuk menyampaikan pertukaran pikiran dan perasaan. Bahasa dapat mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, dan ekspresi wajah.

Kemampuan berbahasa merupakan hasil kombinasi seluruh sistem perkembangan anak, karena kemampuan bahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem yang lain. Kemampuan berbahasa melibatkan kemampuan motorik, psikologis, emosional dan sosial. Seperti kemampuan motorik, kemampuan bayi untuk berbahasa terjadi secara bertahap, sesuai dengan tahapan perkembangan berfikirnya dan juga perkembangan usianya.

Media Audio Visual

Sadiman dkk (2009:7) mengungkapkan bahwa media adalah sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian anak didik sehingga proses belajar terjadi.

Media seperti yang dikutip dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 726) adalah (1) alat; (2) sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk; (3) yang terletak antara dua pihak; (4) perantara, penghubung. Sedangkan dalam Kamus Kata Serapan, media adalah benda/alat/sarana, yang menjadi perantara untuk menghantarkan sesuatu (Martinus, 2001:359-360).

Salah satu jenis media pengajaran yang dapat diterapkan pada permasalahan pembelajaran adalah media audio visual.

Menurut Sanaky (2009: 102), “media audio visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar dan suara”. Alat- alat yang termasuk media audio visual contohnya televisi, video-VCD, sound slide, dan film.

Suleiman (1985: 11) dalam Rani Anggi Wahyuningsih (2011) mengungkapkan bahwa media atau alat-alat audio visual adalah alat-alat yang ‘audible’ artinya dapat didengar dan alat-alat yang ‘visible’ artinya dapat dilihat, agar cara berkomunikasi menjadi efektif. Contoh alat-alat audio visual adalah gambar, foto, slide, model, pita kaset, tape-recorder, film bersuara, dan televisi.

Selanjutnya fungsi media audio visual yaitu: (1) mempermudah orang menyampaikan dan menerima pelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian; (2) mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak; dan (3) mengekalkan pengertian yang didapat.

Sells dan Richey (1994) dalam Rani Anggi Wahyuningsih (2011), mengemukakan pengertian audio visual adalah ”perangkat keras yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesinmesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual”.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual berfungsi menyampaikan materi yang menggabungkan dua bentuk teknologi yaitu audio (dengar) dan visual (pandang).

Dalam pembahasan ini audio visual yang akan di sajikan dalam pembelajaran kepada siswa TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo dalam upaya mengembangkan bahasa adalah berupa televisi dan VCD, yang ditampilkan dalam bentuk video, dengan demikian diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan bagi anak.

Kerangka Berfikir

Berdasarkan berbagai pengertian dan teori di atas dapat kita ketahui bahwa kemampuan bahasa dapat dikuasai oleh anak apabila anak menguasai empat keterampilan bahasa seperti mendengarkan, berbicara, membaca serta menulis. Keterampilan tersebut dapat kita kembangkan dengan berbagai metode, namun pada penelitian ini peneliti menggunakan metode bercerita yaitu menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan pada orang lain, agar metode bercerita dapat menarik perhatian anak maka digunakan media audio visual, yaitu alat yang dapat menampilkan gambar dan suara sehingga dapat dinikmati oleh anak didik. Dengan metode dan media tersebut di atas diharapkan proses pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan bagi anak. Sehingga dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak menjadi lebih baik.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari kerangka berfikir di atas maka dapat diduga bahwa metode bercerita dengan mengunakan media audio visual mampu menambah perbendaharaan kata anak serta dapat mempersiapkan apresiasi sastra yang tentunya tidak lepas dari keterampilan berbahasa seperti mendengarkan, berbicara, serta menulis, agar anak mampu berkomunikasi dengan orang lain serta mampu mengungkapkan ide-idenya.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu siswa-siswi TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo dengan menerapkan metode bercerita dengan media audio visual sebagai upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak, yang berjumlah 32 siswa.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo Desa Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.

Adapun jadwal peneltian pada siklus I dilaksanakan pada minggu kedua bulan Mei, dilakukan selama enam kali pertemuan. Sedangkan siklus II dilaksanakan pada minggu ketiga bulan mei, dilakukan selama enam kali pertemuan.

Teknik pengumpulan data adalah langkah utama dalam penelitian, karena tujuan penelitian adalah memperoleh data. Adapun data yang diperoleh berupa situasi pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamat observasi pada setiap siklus dan dokumentasi aktivitas siswa (foto menggunakan kamera HP) diambil pada setiap siklus.

Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi (content validity) adalah validitas instrumen yang berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang akan di ukur. Di sini peneliti telah menentukan indikator dan sub indikator berdasarkan variabel yang akan di teliti dengan menggunakan skala likert penelitian dan memberikan bobot atau di samakan dengan nilai kuantitatif 4 (mampu), 3 (cukup mampu), 2 (belum mampu), 1 (kurang mampu).

Analisis data adalah suatu cara menganalisis data selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif presentase. Tingkat perubahan yang terjadi diukur dengan persen. Jumlah anak yang mampu mencapai indikator keberhasilan dibagi jumlah seluruh anak yang diteliti dikalikan seratus persen, maka diketahui persentase dari tingkat keberhasilan tindakan.

Sedangkan secara kualitatif menerangkan aktifitas anak dan guru yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan unjuk kerja secara penelitian berlangsung.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila minimal 85% dari jumlah anak didik memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh peneliti. Anak yang telah memperoleh angka 4 berarti telah memenuhi kriteria tuntas sempurna, sedangkan anak yang mampu mencapai kriteria dengan nilai 3 berarti anak telah memenuhi kriteria tuntas, kemudian bagi anak yang memperoleh nilai 1 dan 2 berarti anak tersebut belum mencapai kriteria tuntas dan aspek indikator yang diharapkan belum dapat dicapai oleh anak. Angka keberhasilan 85% itu didapat dari anak yang memperoleh nilai 4 dan 3.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi pada Pra Siklus

Observasi dilakukan pada program perencanaan RKH atau rencana kegiatan harian. Fokus observasi terhadap program perencanaan yang bertujuan untuk membantu perkembangan anak dalam upaya meningkatkan bahasa. Hasil observasi berikutnya adalah evaluasi sebelum diberikan tindakan kegiatan bercerita dengan media audio visual.

Berikut ini hasil pengamatan peningkatan kemampuan bahasa siswa TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo pada pra siklus perbaikan.

1.      Karakteristik mendengarkan dengan indikator mengerti beberapa perintah secara sederhana, siswa yang tuntas sejumlah 15 siswa atau 47%. Indikator Mengulang kalimat yang lebih kompleks siswa yang tuntas sejumlah 17 atau 53%. Indikator menyebutkan beberapa kata sifat siswa yang tuntas sejumlah 16 siswa atau 50%.

2.      Karakteristik berbicara dengan indikator menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, siswa yang tuntas sejumlah 20 atau 62%. Indikator Menceritakan kejadian sebab akibat, siswa yang tuntas sejumlah 15 atau 47%. Indikator Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda yang ada di sekitarnya, siswa yang tuntas sejumlah 17 atau 53%.

3.      Karakteristik Membaca dengan indikator Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, siswa yang tuntas sejumlah 12 atau 37%. Indikator Mengenal suku huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, siswa yang tuntas sejumlah 14 atau 43%. Indikator Membaca nama sendiri siswa yang tuntas sejumlah 13 atau 40%. Indikator Menghubungkan gambar benda dengan kata, siswa yang tuntas 19 atau 59%.

4.      Karakteristik menulis dengan indikator Mengenal simbol-simbol dapat menulis huruf maupun angka, siswa yang tuntas sejumlah 16 atau 50%. Indikator Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk– bentuk, siswa yang tuntas sejumlah 15 atau 47%. Indikator Menuliskan nama sendiri, siswa yang tuntas sejumlah 17 atau 53%. Indikator Menggambar bebas/membuat coretan gambar yang bermakna, siswa yang tuntas sejumlah 12 atau 37%.

Kondisi ini sangat memprihatikan. Jika anak-anak dibiarkan begitu saja, maka hal ini akan sangat mempengaruhi perkembangan aspek lainnya. Salah satu bentuk tindakan yang bisa diberikan oleh guru/peneliti yaitu dengan menggunakan metode bercerita dengan media audio visual sebagai upaya meningkatkan kemampuan bahasa anak di anak TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo. Pengunaan metode tersebut dimaksudkan agar perkembangan bahasa anak dapat berkembang dengan baik.

Deskriptif Tindakan Siklus 1

Siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Mei 2018 dengan tema alam semesta. Pada pertemuan siklus awal pembelajaran menggunakan metode bercerita dengan media audio visual dalam upaya mengembangkan kemampuan bahasa anak, guru sudah dapat mengembangkan kemampuan anak dengan baik, anak juga memahami isi cerita yang di tampilkan sehingga anak lebih komunikatif dengan guru dan teman, mereka juga sudah dapat menuangkan idenya dengan baik dengan cara mereka masing-masing, namun pada siklus awal masih dijumpai beberapa anak yang belum muncul peningkatannya, sehingga perlu dimotivasi kembali untuk dapat meningkatkan kreativitasnya dalam mengembangkan bahasa. Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama dari 32 anak didik ada yang sudah mencapai kemampuan maksimal. Walaupun hanya beberapa anak saja, masih ada beberapa anak yang belum mendapat peningkatan dalam kemampuan berbahasanya. Tingkat pencapaian yang diperoleh anak dalam meningkatkan kemampuan bahasa dengan metode bercerita lewat media audio visual sebanyak 75%. Walaupun sudah menunjukan perubahan yang meningkat namun masih dibutuhkan tindakan lagi pada siklus II supaya mencapai indikator keberhasilan.

Deskripsi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018 dengan tema alam semesta. Deskripsi data hasil implementasi tentang kemampuan anak didik dalam mengembangkan bahasa pada kegiatan pembelajaran dengan metode bercerita dengan media audio visual adalah sebagai berikut: Dari 32 anak didik yang mengikuti kegiatan tersebut di atas sudah melaksanakannya dengan baik, ada sekitar 85% yaitu sebanyak 32 anak, dengan demikian hasil pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Artinya ada peningkatan pada perkembangan bahasa anak, penguasaan bahasa anak bagi anak di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo, 85% sudah tercapai dari indikator keberhasilan, keberhasilan dalam mengembangkan bahasa pada anak TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo ini, tidak lepas dari kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran dengan metode bercerita dengan bantuan media audio visual yang ada, pada siklus II ini guru sudah melaksanakan dengan baik dalam menyusun, perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi dengan baik kegiatan pembelajaran.

Pada proses pembelajaran pada siklus II dengan kegiatan bercerita dengan media audio visual dalam upaya mengembangkan bahasa adalah, dapat mengerti beberapa perintah secara sederhana 88%, dapat mengulang kalimat yang lebih kompleks 90%, dapat menyebutkan beberapa kata sifat 90%, dapat menjawab pertanyaan yang lebih kompleks 90%, dapat menceritakan kejadian sebab akibat 88%, dapat menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda yang ada di sekitarnya 90%, dapat menyebutkan simbol-simbol huruf yang di kenal 84%, mengenal suku huruf awal 88%, dapat membaca nama sendiri 88%, dapat menghubungkan gambar benda dengan kata 81%, mengenal simbol dapat menulis huruf 81%, memahami antara bunyi dan bentukbentuk 78%, dapat menulis nama sendiri 84%, dapat menggambar bebas 88%, Pada waktu evaluasi pembelajaran ada peningkatan, hasil belajar sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal.

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II ini diperoleh hasil bahwa kemampuan anak dalam mengembangkan bahasa sudah meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan sebagai berikut:

1.     Aktivitas anak cukup baik dibuktikan dengan kerjasama anak dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang di berikan oleh guru, sistem pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak mudah bersosialisasi dengan teman lainnya.

2.     Motivasi belajar anak ada peningkatan sangat baik, ditunjukkan yaitu anak yang tidak biasa mengungkapkan idenya, sekarang sudah bisa mengungkapkan idenya melalui bercerita, serta anak bisa memahami penjelasan dari guru.

3.     Guru dapat lebih inofatif dalam memberikan metode pada anak didik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan nilai perkembangan anak didik semester awal dan sebelum pemberikan tindakan, diketahui kemampuan bahasa anak sangat rendah, tingkat perkembangan hanya mencapai sekitar 50%, yaitu sekitar 16 anak saja yang mempunyai kemampuan bahasa cukup baik, melihat kondisi yang demikian maka peneliti memberi pembelajaran dengan metode bercerita dengan bantuan media audio visual, maka terjadi peningkatan secara bertahap dari siklus pertama terjadi peningkatan sekitar 75%, yaitu sekitar 24 anak, kemudian dilakukan penelitian ulang pada siklus kedua terjadi peningkatan sekitar 85%, yaitu sekitar 28 anak.

Berikut ini disajikan data pengamatan peningkatan kemampuan bahasa dari tiap-tiap siklus perbaikan.

 

Tabel 1 Data Pengamatan Peningkatan Kemampuan Bahasa dengan Menggunakan Metode Bercerita dengan Media Audio Visual di TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo

No

Siklus

Ketuntasan

Keterangan

1

Kondisi awal

50%

2

Siklus I

75%

Belum berhasil

3

Siklus II

85%

Sudah berhasil

Berdasarkan tabel di atas diketahui ada peningkatan kemampuan bahasa pada anak dilihat dari kondisi awal: 50%, siklus I: 75%, siklus II: 85%, sehingga prosentase kenaikan dari prasiklus (kondisi awal) ke siklus I adalah 25%, dan proses kenaikan dari siklus I ke siklus II adalah 15%. Kenaikan prosentase dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 15%. Hal ini disebabkan guru dalam memberikan pembelajaran kepada anak sudah cukup inovatif yaitu dengan memberikan metode bercerita dengan bantuan media audio visual kepada anak sudah cukup inovatif sehingga anak bersemangat dan dapat merespon secara positif, serta dalam memilih media audio visual terutama kaset CD cukup efektif untuk merangsang siswa menjadi aktif dalam kegiatan tersebut, karena di dalam CD tersebut terdapat cerita yang menarik untuk di nikmati oleh anak. Sehingga anak semakin terampil atau bisa meningkatkan kemampuan keterampilan bahasanya dengan baik, guru juga dalam melaksanakan pembelajaran menunjukkan adanya keberhasilan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Bahasa melalui metode bercerita dengan media audio visual pada TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo” Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dilaksanakan melalui dua siklus telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1.     Perkembangan aspek menerima bahasa sebelum diberi tindakan hanya 50% yaitu sebanyak 16 anak, dengan diadakannya pembelajaran dengan metode bercerita dengan bantuan media audio visual maka perkembangan bahasa TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo mengalami peningkatan, di mana peningkatan tersebut terjadi secara bertahap pada siklus pertama terjadi peningkatan sekitar 75%, selanjutnya pada siklus kedua terjadi peningkatan sekitar mencapai 85% atau sebanyak 28 anak dari 32 anak.

2.     Hasil akhir penelitian dapat mengerti beberapa perintah secara sederhana 88% yaitu sekitar 28 anak, dapat mengulang kalimat yang lebih kompleks 84% yaitu 27 anak, dapat menyebutkan beberapa kata sifat 84% yaitu 27 anak, dapat menjawab pertanyaan yang lebih kompleks 84% yaitu 27 anak, dapat menceritakan kejadian sebab akibat 88% yaitu 28 anak, dapat menyebutkan sebanyakbanyaknya nama benda yang ada di sekitarnya 81% yaitu 26 anak, dapat menyebutkan simbol-simbol huruf yang di kenal 84% yaitu 27 anak , mengenal suku huruf awal 88% yaitu 28 anak, dapat membaca nama sendiri 88% yaitu 28 anak, dapat menghubungkan gambar benda dengan kata 81% yaitu 6 anak, mengenal simbol dapat menulis huruf 81% yaitu 26 anak, memahami antara bunyi dan bentuk-bentuk 78% yaitu 25 anak, dapat menulis nama sendiri 84% yaitu 27 anak, dapat menggambar bebas 88% yaitu 28 anak. Hal ini sudah sesuai dengan target peneliti yaitu antara 75% sampai dengan 85%.

3.     Anak-anak TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo sudah lebih mudah diajak berkomunikasi, menyampaikan pendapatnya dan mampu menerima bahasa sebagai sumber informasi melalui metode bercerita dengan media audio visual.

Berdasarkan pengamatan dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dengan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak didik TK Dharma Wanita 2 Jatiharjo.

Saran

Bagi pendidik

a.     Guru di dalam melakukan kegiatan hendaknya memilih metode dan media yang sesuai dengan perkembangan anak agar menarik dan menyenangkan, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

b.     Diharapkan dapat mengembangkan media pembelajaran sendiri          yang disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak utamanya untuk mencari dan menemukan metodemetode baru yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan.

Bagi orang tua

a.     Agar orang tua mengetahui tingkat perkembangan anak dalam mengembangkan kemampuan bahasa yang dimiliki oleh anak.

b.     Dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menuangkan ide-idenya melalui bercerita, sehingga anak dapat mengembangkan perkembangan bahasanya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Agus F. Tanyong. 2009. Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Reneksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta

Azies, F. dan A. Chaedar Alwasilah, H. 1996. Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran Cetakan I. Bandung: Satu Nusa.

Depdiknas. 2001. Aplikasi dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

Dhieni Nurbiana, dkk. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Erlangga.

Syamsu LN. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Fitria, Sari Dewi. 2005. Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Dawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Malang: FKIP Universitas Negeri Malang.

Moleong, J. Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

E. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Santrock, W. John. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Solehudin, M. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FKIP UPI.

Sugiarti, Titik. 2007. Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka.

Sujiono, Yulianti Nuraini, dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka

Suratno. 2005. Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Suyatno. 2005. Permainan Pendukung Bahasa & Sastra. Jakarta: PT Grasindo

Utama, Nurhadi Sapta. 2003. Upaya Meningkatkan Kosa Kata Bahasa Inggris Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia Dini. Jember: FKIP Universitas Negeri Jember.

http//:www.guruenglishwordpress.com. (diakses pada 23 April 2018)

 http//:www.instrumenPTK.com.(diakses pada 23 April 2018)

http//:www.repository.upi.edu. (diakses pada 29 April 2018)