Peningkatan Kedisiplinan Dengan Pemberian Reward Melalui Metode Token Ekonomi
PENINGKATAN KEDISIPLINAN ANAK USIA DINI
DENGAN PEMBERIAN REWARD MELALUI METODE
TOKEN EKONOMI PADA TK DHARMA WANITA 1 JATIHARJO
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Sunarti
TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo, Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui token ekonomi efektif atau tidak dalam meningkatkan kedisiplinan anak usia dini. Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model Kemmis and Tagart yang setiap siklusnya terdiri atas empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi dalam suatu spiral yang saling terkait. Sedangkan jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yang menyebutkan bahwa penentuan sampel dilakukan dengan pertimbangan tertentu. Hasil perhitungan uji t paired antara siklus I dan siklus II kelompok kontrol menghasilkan nilai significant (2–tailed) > 0,05 yaitu 0,071 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan nilai t hitung 1,899 < dari nilai t tabel 2,069 menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan antara hasil siklus I dan siklus II kelompok kontrol. Hasil uji t paired Siklus II kelompok eksperimen dan kontrol adalah ada perbedaan yang signifikan karena memiliki nilai significant (2–tailed) < 0,05 yaitu 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan nilai thitung 9,470 > dari nilai ttabel 2,069 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara hasil siklus II kelompok kontrol dan eksperimen, di mana kelompok eksperimen menghasilkan nilai pada siklus II yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Ada perbedaan tingkat kedisiplinan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan token ekonomi dan terlihat perbedaan tingkat kedisiplinan pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah diberikan perlakuan. Maka token ekonomi efektif digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan anak usia dini.
Kata Kunci: Reward, token ekonomi, kedisiplinan, anak usia dini
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ironisnya fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan mengisyaratkan masih banyak terjadi perilaku kurang disiplin, seperti: keterlibatan dalam narkoba, geng motor, dan berbagai tindakan yang menuju ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolahpun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat, seperti kasus bolos sekolah, perkelahian,, nyontek, pemalakan, dan bentuk–bentuk penyimpangan perilaku lainnya. Tentu saja semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangan, maka di sinilah arti penting penanaman disiplin sejak dini yaitu untuk mencegah dan menanggulangi adanya ketidakdisiplinan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo, Pulokulon, di masing–masing kelas yang ada di sekolah tersebut menunjukkan masih saja ada anak yang menunjukkan perilaku kurang disiplin. Hal ini terlihat dari ada beberapa siswa yang datang terlambat ke sekolah, dan pada saat proses pembelajaran berlangsung seperti pada saat kegiataan pembukaan yaitu pada saat berdoa masih ada anak yang bercanda dan berbicara dengan temannya yang lain, pada saat mencuci tangan ada anak yang tidak mau antri, atau pada saat bermain anak berebut mainan dengan temannya dan lain sebagainya. Hal ini berarti bahwa anak belum mematuhi dan memahami adanya aturan yang berlaku saat proses pembelajaran berlangsung.
Dengan adanya masalah kurang disiplin yang terjadi di sekolah tersebut, maka ada salah satu metode yang sering digunakan di sekolah. Untuk penguatan perilaku positif pada anak yaitu pemberian reward (penghargaan), yang pertama reward verbal berupa pujian dari guru. Di mana pujian diberikan ketika siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan tertib. Reward (penghargaan) tidak hanya berupa verbal, tetapi ada juga yang berupa non verbal salah satunya yaitu dengan metode token ekonomi. Token ekonomi merupakan suatu wujud modifikasi perilaku yang dirancang untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan pemakaian token (tanda–tanda). Individu menerima token dengan cepat setelah mempertunjukkan perilaku ya ng diinginkan.
Token itu kemudian dikumpulkan dan dapat dipertukarkan dengan suatu objek atau bentuk penghormatan lainnya. Secara singkatnya token ekonomi merupakan sebuah sistem penguatan untuk perilaku yang dikelola dan diubah., Seseorang mesti dihadiahi atau diberikan penguatan untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan. Tujuan utama token ekonomi adalah untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Boniecki (2003: 225) mengenai penggunaan token ekonomi sebagai penguatan dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas menunjukan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan setelah penggunaan token ekonomi, terlihat bahwa siswa lebih antusias dan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran berlangsung. Hasil ini menunjukkan bahwa token ekonomi terbukti mampu memotivasi siswa dalam menanggapi setiap pertanyaan yang disampaikan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian di atas mengidentifikasikan bahwa token ekonomi dapat digunakan dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Token ekonomi yang digunakan untuk siswa ini berupa point atau permen. Token ekonomi ini juga dapat digunakan pada anak usia dini, jika pada siswa yang lebih besar token ekonomi yang digunakan berupa poin atau permen, sedangkan untuk anak usia dini dapat berupa sesuatu yang lebih menarik seperti kartu, koin, dan lain–lain.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut: Apakah pemberian reward melalui metode token ekonomi efektif dalam meningkatkan kedisiplinan anak usia dini di TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui apakah pemberian reward melalui metode token ekonomi ini sesuai untuk anak usia dini; (2) Untuk mengetahui bentuk media token ekonomi yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini. (3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian reward melalui metode token ekonomi dalam meningkatkan kedisiplinan anak usia dini.
Manfaat Penelitian
Manfaat diadakannya penelitian ini adalah: diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian ilmiah terutama pada bidang pendidikan anak usia dini mengenai efektivitas pemberian reward melalui metode token ekonomi sebagai peningkatan kedisiplinan siswa di sekolah, sebagai masukan bagi tenaga pengajar di TK bahwa terdapatbahan kajian dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga siswa lebih siap melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah dasar, dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian mengenai pemberian reward melalui metode token ekonomi sebagai peningkatan kedisiplinan siswa.
KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA
Pengertian Reward
Menurut Maslow (Wantah 2005: 164) penghargaan adalah salah satu dari kebutuhan pokok yang mendorong seseorang untuk mengaktualisasi dirinya.
Sedangkan menurut Goodman & Gurian (Wantah 2005: 164) pemberian penghargaan harus didasarkan kepada prinsip bahwa penghargaan itu akan memberi motivasi kepada anak untuk meningkatkan dan memperkuat perilaku yang sesuai dengan aturan dan norma–norma, serta memperkuat anak untuk menghindarkan dirinya dari tindakan–tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat. Dalam pelaksanakannya pemberian penghargaan perlu memperhatikan mutu perilaku, jenis tindakan, usia, tingkat perkembangan anak, serta situasi dan kondisi di mana penghargaan itu diberikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reward adalah suatu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk memberikan suatu penghargaan kepada seseorang karena sudah mengerjakan suatu hal yang benar, sehingga seseorang itu bisa semangat lagi dalam mengerjakan tugas tersebut.
Tujuan Reward
Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan adanya reward diharapkan dapat membangun suatu hubungan yang positif antar siswa, karena reward itu adalah bagian dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.
Jadi, maksud dari reward yang penting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa. Seperti halnya disinggung di atas, bahwa reward disamping merupakan alat pendidikan represif yang menyenangkan, juga dapat mejadi pendorong atau motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik.
Konsep Metode Token Ekonomi
Token ekonomi adalah sebuah program di mana sekelompok individu dapat menghasilkan beberapa token (tanda) untuk bermacam–macam perilaku yang diinginkan, dan dapat menukar token yang didapat untuk penguatan cadangan (Martin 1996: 300).
Istilah program token ekonomi merujuk pada sembarang sistem ketika seseorang dibayar atas tindakan positifnya dan didenda jika melakukan tindakan negatif. Pembayaran dapat dilakukan dalam bentuk koin atau poin, yang digunakan untuk membeli imbalan boleh berupa barang atau hak istimewa (Edward 2006: 160).
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa token ekonomi adalah sistem perlakuan kepada tiap individu untuk mendapatkan bukti target perilaku setelah mengumpulkan sejumlah perilaku tertentu sehingga mencapai kondisi yang diharapkan, dengan cara subjek mendapat penghargaan setelah menunjukkan perilaku yang diharapkan. Hadiah dikumpulkan selanjutnya setelah terkumpul hadiah dapat ditukar dengan penghargaan yang bermakna.
Konsep Kedisiplinan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (Sujiono 2005: 28) disiplin adalah tata tertib yang umumnya terjadi di sekolah atau di pendidikan militer.
Menurut Riberu (Wantah 2005: 139) Istilah disiplin diturunkan dari kata latin disciplina yang berkaitan dengan langsung dua istilah lain, yaitu discere (belajar) dan discipulus (murid). Disiplin dapat berarti apa yang disampaikan oleh seorang guru kepada murid. Disiplin diartikan sebagai penataan perilaku, dan peri hidup sesuai dengan ajaran yang dianut. Penataan perilaku yang dimaksud yaitu kesetiaan dan kepatuhan seseorang terhadap penataan perilaku yang umumnya dibuat dalam bentuk tata tertib atau peraturan harian.
Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian siswa adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar (Ibid: 849). Dengan demikian disiplin siswa adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dari pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa pokok utama disiplin adalah peraturan. Adapun yang dimaksud dengan peraturan adalah pola tertentu yang ditetapkan untuk mengatur perilaku seseorang. Agar peraturan dapat berlangsung dengan efektif, maka peraturan harus dapat dimengerti, diingat, dan diterima oleh anak.
Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0–8 tahun. Pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia (Nurani 2009: 6).
Berdasarkan keunikan dalam pertumbuhan dan perkembangannya, anak usia dini terbagi dalam tiga tahapan, yaitu masa bayi sampai 12 bulan, masa toddler (batita) usia 1–3 tahun, masa prasekolah usia 3–6 tahun, dan masa kelas awal SD yaitu 6–8 tahun (Mansur 2005: 88).
Hurlock (Wantah 2005: 33) membagi masa kanak–kanak dalam dua periode yang berbeda yaitu awal dan akhir masa kanak–kanak. Yang termasuk dalam periode awal adalah dari usia 2 tahun sampai 6 tahun, sedangkan periode akhir berkisar antara 6 tahun sampai sekitar 12–13 tahun.
Dengan demikian masa kanak–kanak dimulai pada masa akhir bayi, di mana masa ketergantungan penuh pada orang dewasa mulai beralih secara bertahap kepada tumbuhnya kemandirian, dan berakhir pada usia masuk SD.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo yang berlokasi di Desa Jatiharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan pada semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
Subjek dibagi menjadi dua kelompok sama besar yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yang dipilih berdasarkan kesamaan jenis kelamin dan jumlah saudara kandung. Terpilihlah 23 subjek sebagai kelompok eksperimen dan 23 subjek sebagai kelompok kontrol.
Siklus I dilakukan dua hari pada tanggal 20–21 Maret 2018, dan Siklus II dilakukan pada tanggal 7–9 April 2018. Siklus I dan Siklus II melibatkan semua sample yaitu 46 siswa. Eksperimen dilakukan dengan memberikan token ekonomi pada kelompok eksperimen sebanyak 23 siswa.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: 1. Informan atau narasumber, yaitu siswa dan guru. 2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran dan aktivitas lain yang bertalian.
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan kuesioner (angket) dan Interview.
Dalam analisis data model analisa korelasi, karena jawaban responden yang diukur dengan menggunakan skala likert (lykert scale) diadakan scoring numerikal 1,2,3,4 dan 5 maka hal ini data masih dalam bentuk ordinal sehingga Dengan demikian yang harus terlebih dahulu dilakukan adalah merubah data ordinal kedalam data interval. Pada penelitian ini data ordinal ditransformasikan ke data interval dengan menggunakan method of successive, Hays (1976).
Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut bahwa dengan pemberian reward melalui metode token ekonomi akan meningkatkan kedisiplinan anak usia dini pada TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo semester II Tahun Pelajaran 2017/2018.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah menentukan aspek yang akan diketahui, kemudian aspek tersebut dijabarkan menjadi indikator. Indikator–indikator tersebut disusun menjadi beberapa butir item dalam skala Guttman kedisiplinan Taman Kanak-kanak, yang digunakan pada saat observasi siklus 1 dan Siklus II
Deskripsi Siklus I
Penelitian ini menggunakan metode token ekonomi dalam melakukan perlakuan pada kelompok eksperimen. Sebelum melakukan perlakuan, peneliti memilih jenis token yang sesuai dengan usia anak dan dapat menumbuhkan kesenangan pada diri anak ketika mendapatkan token tersebut. Secara umum, tipe token haruslah menarik, ringan, mudah dipindahkan, tahan lama, mudah dipegang, dan tidak mudah dipalsukan. Beberapa contoh token tersebut yaitu stiker, keping logam, koin, check–mark, poin, poker chip, stempel yang dicap dibuku, tanda bintang, kartu, dan lain–lain.
Peneliti menggunakan stiker sebagai media token ekonomi dalam penelitian ini. Hal ini dikarenakan stiker merupakan benda yang dapat menarik perhatian anak, ringan, tahan lama dan tidak mudah dipalsukan. Perlakuan dalam penelitian ini diberikan sebanyak 9x perlakuan dengan pemberian jumlah token yang berbeda kepada setiap subjek sesuai dengan sikap kedisiplinan yang telah ditunjukkan. Setelah beberapa kali melakukan observasi dan adanya masukan dari guru kelas tentang waktu pemberian token, maka jumlah token yang diberikan pada setiap sikap disiplin yang ditunjukkaan adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Pemberian Token Ekonomi Pada Kelompok Eksperimen
No |
Kegiatan |
Jumlah Token |
1. |
Berbaris pada saat masuk kelas |
1 buah stiker |
2. |
Berdoa (circle time) |
1 buah stiker |
3. |
Mengerjakan tugas |
2 buah stiker |
4. |
Membereskan mainan |
2 buah stiker |
5. |
Mengantri pada saat cuci tangan |
2 buah stiker |
6. |
Mengantri pada saat bersalaman dengan guru |
2 buah stiker |
Perlakuan dilakukan di dalam kelas pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, sesuai dengan jadwal kegiatan kelompok eksperimen.
Penelitian di kelas eksperimen dilakukan di TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo, Pulokulon dengan rata–rata usia empat sampai lima tahun. Jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 23 anak. Siklus I dilakukan ketika awal bertemu dengan siswa, yaitu berupa angket yang langsung diobservasikan kepada anak. Observasi yang dilakukan peneliti pada penelitian ini adalah menggunakan metode observasi berperan serta (participant observation). Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Berikut ini disajikan hasil tingkat kedisiplinan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pelaksanaan siklus I.
Tabel 2 Hasil Siklus I Tingkat Kedisiplinan Kelompok Eksperimen
Rentang Kelas |
Jumlah |
Prosentase |
Kriteria |
13–14 |
1 |
4,34% |
Sangat rendah |
15–16 |
3 |
39,13% |
Rendah |
17–18 |
3 |
13,04% |
Sedang |
19–21 |
9 |
39,13% |
Tinggi |
22–24 |
7 |
30,43% |
Sangat tinggi |
Perlakuan diberikan berupa pemberian token ekonomi yang berupa stiker. Setiap anak diberi sejumlah token sesuai dengan perilaku disiplin yang mereka tunjukkan selama sembilan hari. Pemberian token ekonomi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Tabel 3 Hasil Siklus I Tingkat Kedisiplinan Kelompok Kontrol
Rentang Kelas |
Jumlah |
Prosentase |
Kriteria |
14–15 |
1 |
4,43% |
Sangat rendah |
16–17 |
2 |
8,69% |
Rendah |
18–19 |
11 |
47,82% |
Sedang |
20–21 |
7 |
30,43% |
Tinggi |
22–24 |
2 |
8,69% |
Sangat tinggi |
Deskripsi Siklus II
Setelah memperoleh hasil pengamatan pada siklus I, selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan berikutnya yaitu pada siklus II. Kegiatan dimulai saat bertemu dengan siswa, yaitu dengan berupa angket yang langsung diobservasikan kepada anak.
Berikut ini disajikan hasil tingkat kedisiplinan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pelaksanaan siklus II.
Tabel 4 Hasil Siklus II Tingkat Kedisiplinan Kelompok Eksperimen
Rentang Kelas |
Jumlah |
Prosentase |
Kriteria |
20 |
2 |
8,69% |
Sangat rendah sekali |
21 |
2 |
8,69% |
Sangat rendah |
22 |
4 |
17,39% |
Rendah |
23 |
2 |
8,69% |
Sedang |
24 |
2 |
8,69% |
Tinggi |
25 |
8 |
34,78% |
Sangat tinggi |
26 |
3 |
13,04% |
Sangat tinggi sekali |
Tabel 5 Hasil Siklus II Tingkat Kedisiplinan Kelompok Kontrol
Rentang Kelas |
Jumlah |
Prosentase |
Kriteria |
18 |
2 |
8,69% |
Sangat rendah sekali |
19 |
7 |
30,34% |
Sangat rendah |
20 |
8 |
34,78% |
Rendah |
21 |
3 |
13,04% |
Sedang |
22 |
2 |
8,69% |
Tinggi |
23 |
1 |
4,34% |
Sangat tinggi |
Tabel 6 Rata-rata Hasil Siklus I dan Siklus II
Kelompok |
Siklus I |
|
Hasil |
Kriteria Pemahaman |
|
Kontrol |
19,17 |
Sedang |
49,16% |
||
Eksperimen |
19,34 |
Sedang |
49,60% |
||
Kelompok |
Siklus II |
|
Hasil |
Kriteria Pemahaman |
|
Kontrol |
19,95 |
Sedang |
51,17% |
||
Eksperimen |
23,56 |
Sedang |
60,42% |
Jawaban benar dari 45 soal
Keterangan: |
|
< 30% |
Rendah |
30% ≤ p ≥ 70% |
Sedang |
> 70% |
Tinggi |
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode t–test untuk melihat perbedaan pada masing–masing test pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan untuk melihat seberapa besar pengaruh metode token ekonomi terhadap peningkatan kedisiplinan pada Taman Kanak-kanak.
Pembahasan Hasil Penelitian
Siklus I
Disiplin diperlukan dalam proses perkembangan anak karena disiplin memenuhi beberapa kebutuhan tertentu yang diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar. Adapun menurut Hurlock (1978:82) cara mendisiplinkan yang digunakan yaitu peraturan sebagai pedoman berperilaku, konsisten dalam peraturan, hukuman untuk pelanggaran dan hadiah atau penghargaan untuk perilaku baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku. Kedisiplinan awal Taman Kanak-kanak ditunjukkan oleh hasil siklus I yang dilakukan oleh kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol memiliki prosentase 49,10% jawaban “YAâ€. Kelompok eksperimen memiliki prosentase 49,60% jawaban “YAâ€. Kedua kelompok tergolong dalam kriteria yang sedang. Kedisiplinan Taman Kanak-kanak pada kelompok eskperimen ini dapat terbentuk karena token ekonomi yang diberikan pada kelompok eksperimen ini selama 9x perlakuan. Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kedisiplinan anak berasal dari menyadari adanya perbedaan tingkat kemampuan kognitif anak, penanaman sikap disiplin yang dimulai sejak dini, teknik disiplin demokratis, penggunaan hukuman harus diartikan sebagai bentuk sikap tegas dan penanaman sikap disiplin secara berkelanjutan
Siklus II
Perubahan tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman disebut dengan belajar. Perubahan tersebut salah satunya dapat dilihat dari sikap dan nilai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode token ekonomi memberikan perubahan sikap disiplin pada diri anak, dengan adanya token ekonomi ini sikap disiplin anak semakin meningkat.
Uji hipotesis diperoleh hasil bahwa Ho ditolak maka Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap disiplin kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan metode token ekonomi ini dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat dari rata–rata hasil siklus II setelah diberi perlakuan. Pada kelompok eksperimen memiliki rata–rata hasil siklus II sebesar 60,42% dari 39 soal sedangkan nilai rata–rata kelompok kontrol sebesar 49,60% dari 39 soal, sehingga dapat dikatakan bahwa metode token ekonomi pada kelompok eksperimen dapat meningkatkan kedisiplinan pada Taman Kanak-kanak.
Hal ini juga ditunjukkan dengan perubahan perilaku disiplin seperti anak sudah mulai baris dengan rapi pada saat masuk kelas, pada saat berdoa juga anak mengikutinya dan tidak lagi berbicara atau becanda dengan temannya, selalu antri pada saat mencuci tangan, anak juga sudah mulai berbagi mainan dengan temannya serta merapikan mainan setelah mereka memainkannya, dan lain–lain. Dengan adanya beberapa pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan metode token ekonomi dalam penelitian ini efektif digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan pada Taman Kanak-kanak.
Berdasarkan hasil penelitian di atas mengidentifikasikan bahwa token ekonomi dapat digunakan dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Token ekonomi yang digunakan untuk siswa ini berupa point atau permen. Token ekonomi ini juga dapat digunakan pada Taman Kanak-kanak, jika pada siswa token ekonomi yang digunakan berupa poin atau permen, sedangkan untuk Taman Kanak-kanak dapat berupa sesuatu yang lebih menarik seperti kartu, koin, dan lain-lain.
Hasil penelitian ini dapat mendukung penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa token ekonomi dapat menjadi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jadi dapat di simpulkan bahwa pemberian reward melalui metode token ekonomi efektif untuk meningkatkan kedisiplinan anak usia dini di TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo, Pulokulon. Nantinya, hasil yang akan dicapai oleh subjek penelitian akan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah apakah perlakuan ini akan berlanjut dan teratur atau tidak oleh sekolah.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata–rata hasil test tingkat kedisiplinan siswa TK Dharma Wanita 1 Jatiharjo pada kelompok eksperimen dengan pemberian reward melalui token ekonomi ini memiliki rata–rata 60,42% dari 100% kebenaran. Jika dibandingkan dengan rata– rata hasil pada siklus II kelompok kontrol maka ada perbedaan yang cukup signifikan. Kelompok eksperimen memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih baik dari kelompok kontrol yang memiliki rata–rata sebesar 51,17% dari 100% kebenaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian reward melalui token ekonomi dalam penelitian ini efektif digunakan untuk meningkatkan kedisiplinan anak usia dini.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti memberikan saran–saran sebagai berikut:
1. Bagi guru sebaiknya pemberian reward melalui token ekonomi ini dapat diteruskan sesuai dengan kebutuhan dan dikembangkan sebagai sarana untuk meningkatkan kedisiplinan anak usia dini.
2. Bagi peneliti dan penelitian selanjutnya agar memilih tipe token yang akan digunakan lebih menarik dan sesuai dengan karakter anak usia dini agar penelitian lebih menarik.
3. Studi literatur dan studi pendahuluan yang lebih mendalam agar penelitian lebih untuk menemukan dan mengungkapkan fenomena baru terkait dengan tingkat kedisiplinan.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, Syaifuddin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bakwin dan bakwin (Wantah 2005: 141) Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Boniecki, Kurt dan Stacy Moore. 2003. Breaking the Silence: Using a Token Economy to Reinforce Classroom Participation. Teaching Of Psychology, vol. 30, no. 3. http://apadiv2.org/ebooks/tips2011/I–12–03Boniecki2003.pdf. (28 april 2017)
Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kurniawati, Yuli. 2010. Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini. Semarang: UNNES.
Latipun. 2010. Psikologi eksperimen. Malang: UMM press Martin.
Garry Joseph P. 1978. Behavior Modifiction: what it is and how to do it. New Jersey: Prentice hall International, Inc
Purwanto. (1985: 233). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja Karya
Rahmat, firlia. 2004. Token Ekonomi. http://lib.uin– malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07620004–firlia–rachmat.ps (28 april 2017)
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfa Betha
Sujiono. 2005. Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini Panduan Bagi Orang Tua Dalam Membina Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media Komputindo
Wantah, Maria J. 2005. Pengembangan Disiplin dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Zainah. 2004. Reward and punishment. (http://lib.uin– malang.ac.id/thesis/chapter_ii/07110178–sy–zainah.ps) (28 april 2017)