PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN

MELALUI PERMAINAN TABUNG ANGKA DI KELOMPOK BERMAIN

TK DHARMA WANITA 1 MLOWO KARANGTALUN

KECAMATAN PULOKULON SEMESTER II TAHUN 2017/2018

 

Sugiya

TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kec.Pulokulon Kab.Grobogan

 

ABSTRAK

Kemampuan berhitung permulaan yang rendah menjadi masalah yang dihadapi guru di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun. Berdasarkan kondisi tersebut rumusan masalah yang dipaparkan dalam penulisan ini yaitu: bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan tabung angka di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon dan seberapa besar pengaruh permainan tabung angka terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Melalui kegiatan pembelajaran yang lebih menarik seperti mengenal angka dan berhitung melalui permainan tabung angka dengan benda yang disesuaikan dengan tema sebagai sumber belajar, terbukti mampu meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak, Pada siklus I diperoleh hasil 66% peningkatan kemampuan berhitung permulaan dan pada siklus II meningkat lagi sebesar 86%. Dengan hasil tersebut menujukkan bahwa penelitian ini berhasil karena melebihi target indikator penelitian sebesar 80%.

Kata kunci: Kemampuan Berhitung Permulaan Anak, Permainan dan Tabung Angka.

                                                                     

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika atau berhitung sangat penting dalam kehidupan kita. Setiap hari, bahkan setiap menit kita menggunakan matematika. Pada saat belanja, menghitung benda, waktu, tempat, jarak dan kecepatan merupakan fungsi matematika. Pengukuran panjang, berat dan volume juga merupakan fungsi matematika, dengan kata lain matematika sangat penting bagi kehidupan kita, termasuk anak usia dini (Suyanto, 2005: 56)

Kemampuan berhitung permulaan pada anak dapat dikembangkan sejak usia dini. Anakanak mengalami perkembangan yang pesat dalam memahami matematika. Pada usia tiga tahun awal, anak sudah dapat menunjukkan banyak benda dengan menggunakan jarijarinya. Tidak semua anak dapat menghitung dengan benar, mungkin masih banyak anak yang melakukan kesalahan dalam berhitung namun itu semua merupakan sebuah perilaku matematika (mathematical behaviour) yang ditunjukkan. Pendidik perlu memberikan stimulasi yang tepat agar anak dapat mengembangkan kemampuan matamatikanya secara maksimal (Ismayati, 2010: 22).

Bermain dan alatalat permainan memiliki fungsi terapeutik (berkaitan dengan terapi) karena itu proses belajar anak sebaiknya dilakukan melalui metode bermain dengan alatalat permainan. Permainan merupakan proses yang menyenangkan dan disukai anakanak. Bermain dan alatalat permainan merupakan perangkat komunikasi bagi anak, dengan bermain anak akan belajar cara berkomunikasi dengan lingkungan hidupnya, sosialnya dan dirinya sendiri. Dengan bermain anak juga belajar mengerti atau memahami lingkungan sekitarnya, interaksi sosial dengan orangorang di sekelilingnya dan mengembangkan fantasi, imajinasi serta kreativitasnya (Yuriastin dkk, 2009: 36).

Adapun pada kondisi awal, pengembangan aspek kognitif khususnya berhitung permulaan di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun, guru sering mengalami berbagai hambatan. Berdasarkan refleksi awal pada pembelajaran berhitung permulaan pada anak di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun yang berjumlah 13 anak, ditemukan permasalahan yaitu sebagian besar anak menunjukkan sikap kurang perhatian terhadap pembelajaran berhitung permulaan di kelas karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran saat itu kurang menarik dan tidak menyenangkan. Sebagian besar anak menunjukkan sikap pasif terhadap pembelajaran berhitung permulaan di kelas. Sebagian besar siswa (8 anak atau 54%) memiliki kemampuan berhitung permulaan yang rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berhitung permulaan yang diselenggarakan guru saat ini kurang mendukung keberhasilan belajar anak. Penggunaan metode yang kurang relevan menjadi salah satu penyebab anak tidak mau atau kurang tertarik mengikuti pembelajaran berhitung permulaan. Selain itu, kurangnya media pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran menjadi faktor penyebab kurangnya minat anak untuk mengikuti pembelajaran berhitung permulaan.

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru teman sejawat sebagai solusi tindakan untuk memecahkan masalah kemampuan berhitung permulaan pada anak maka digunakan permainan tabung angka sebagai media pembelajaran. Dasar pertimbangan pemilihan media tabung angka untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak adalah sebagai berikut: Pertama permainan tabung angka mudah dimainkan oleh anak. Kedua permainan tabung angka bertujuan untuk mengenalkan angka pada anak sekaligus melatih motorik kasar karena dapat dikombinasikan dengan permainan lari atau gerakan motorik kasar lainnya. Ketiga Permainan tabung angka dapat memberikan rasa senang sekaligus pengetahuan kepada anak sehingga anak dapat bermain sekaligus belajar. Keempat Permainan tabung angka mengunakan tabung sebagai tempat bermain anak yang dapat dimodifikasi oleh guru sesuai kebutuhan pembelajaran berhitung permulaan. Tabung angka dapat diisi benda atau gambar sejumlah angka yang tertera pada tabung sebagai tempat bermain yang tidak baku, artinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran berhitung permulaan.

Dengan menggunakan permainan tabung angka diharapkan anak dapat berinteraksi dengan temantemannya dan minat mereka terhadap pembelajaran berhitung permulaan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang permainan tabung angka yang dapat dijadikan media pembelajaran untuk mempermudah anak dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis sebutkan di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahannya yaitu bagaimana peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak Taman Kanak-kanak melalui permainan tabung angka?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kemampuan berhitung anak TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun, Pulokulon, Grobogan setelah penerapan permainan tabung angka.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: (1) dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menerapkan permainan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak. (2) Memotivasi guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan (3) untuk menciptakan pembelajaran menarik, menyenangkan dan bermakna bagi anak.

KAJIAN TEORI DAN PUSTAKA

Pengertian Berhitung Permulaan

Berhitung permulaan merupakan bagian dari ilmu matematika. Istilah matematika memang sering kita jumpai terutama dalam dunia pendidikan, namun sangat sulit didefinisikan secara akurat. Pada zaman sebelum masehi, zaman Mesir kuno ilmu aritmatika digunakan untuk membuat piramida, menentukan waktu turun hujan dan lainlain. Menurut ensiklopedi bebas www.wikipedia.com, kata Matematika berasal dari kata mathema dalam bahasa yunani yang diartikan sebagai sains, Ilmu pengetahuan atau belajar, juga matematikos yang berarti suka belajar (Hariwijaya, 2009: 29).

Matematika adalah ilmu tentang berpikir tentang bagaimana cara dari memperoleh kesimpulan yang tepat dari berbagai keadaan. Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang. Matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, struktur, dan hampir setiap aktivitas manusia merupakan bagian dari matematika (Ismayani, 2010: 17).

Dengan demikian matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur keadaan dan ruang. Secara informal matematika dapat pula disebut ilmu tentang bilangan dan angka.

Pengertian Permainan Tabung Angka

Permainan tabung angka adalah permainan yang dirancang dengan menggunakan alat berupa tabung transparan yang memiliki lambang bilangan (angka) yang dimainkan dengan memasukkan benda ke dalam tabung. Jumlah benda yang dimasukkan sesuai dengan angka yang tertera pada dinding tabung. Permainan ini bertujuan memperkenalkan anak tentang konsep angka melalui permainan atau bermain sambil belajar. Permainan ini dapat dilakukan secara individu ataupun berkelompok. Permainan tabung angka dilakukan secara individu, anak dipanggil satusatu untuk memasukkan benda ke dalam tabung angka. Anak yang lain melihat dan memberi semangat kepada teman yang sedang bermain. Setelah anak selesai bermain, guru mengajak anak untuk menghitung benda yang sudah dimasukkan ke dalam tabung jika sudah sesuai guru memberi pujian dan penghargaan berupa stiker bergambar, jika belum sesuai guru memberi motivasi kepada anak dan memberikan penghargaan juga berupa stiker bergambar. Permainan juga dapat dilakukan berkelompok dengan cara yang hampir sama.

Kerangka Berpikir

Pada kondisi awal, pembelajaran berhitung permulaan yang diterapkan guru di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun masih menggunakan cara yang konvensional yaitu dengan menulis angka di papan tulis atau menggunakan jari sebagai media belajar berhitung anak. Guru juga masih kurang dalam mengunakan media pembelajaran untuk menarik minat anak dalam belajar berhitung permulaan karena minimnya media pembelajaran yang tersedia di sekolah.

Adanya hal tersebut maka guru dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran dengan media yang menarik dan menyenangkan sehingga kemampuaan berhitung permulaan anak dapat mengalami peningkatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan yaitu dengan permainan tabung angka. Menurut Yuriastin dkk (2009: 19) bermain merupakan salah satu stimulus dari lingkungan yang dapat membantu memaksimalkan tumbuh kembang dan kecerdasan anak. Kegiatan bermain juga dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak seperti: nilainilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Permainan yang diberikan dengan tepat sesuai tahap perkembangan anak dapat membantu perkembangan anak secara optimal.

Kemampuan berhitung permulaan yang dimiliki anak akan membantu mereka dalam menguasai konsep pembelajaran di tingkat berikutnya. Stimulasi yang diberikan kepada anak di sekolah ikut berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan anak, jika guru dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan media yang tepat maka anak akan berkembang secara optimal sesuai tahap perkembangannya. Penggunaan media permainan menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat yang digunakan untuk penelitian ini adalah TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester II (dua) Tahun ajaran 2017/2018.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian yaitu seluruh siswa TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon Tahun ajaran 2017/2018. Jumlah siswa yaitu 13 anak yang terdiri dari 5 anak lakilaki dan 8 anak perempuan.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian tindakan kelas ini adalah kualitatif yang diperoleh dari observasi secara kolaboratif, pengamatan dan dokumentasi.

Metode Analisis Data

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data yang telah diperoleh secara kuantitatif kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif persentase. Data kualitatif menerangkan aktivitas siswa yang dapat diperoleh dari lembar observasi. Tingkat perubahan yang terjadi diukur dengan persen. Jumlah anak yang mampu mencapai indikator keberhasilan dibagi jumlah anak seluruh yang diteliti dikalikan seratus persen, maka diketahui presentase dari tingkat keberhasilan tindakan.

Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus:  

Keterangan:

P: Persentase tingkat perubahan

N: Nilai yang diperoleh

A: Jumlah anak

%: Tingkat keberhasilan yang dicapai

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila minimal 80% dari jumlah anak didik mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan oleh peneliti. Anak yang memperoleh nilai (4) berarti telah memenuhi kriteria tuntas sempurna dan anak yang mampu mencapai kriteria dengan nilai (3) berarti anak telah memenuhi kriteria tuntas, sedangkan bagi anak yang memperoleh nilai (2) berarti anak telah memenuhi kriteria cukup tuntas, kemudian anak yang memperoleh nilai (1) berarti anak tersebut belum mencapai kriteria tuntas dan aspek indikator yang diharapkan belum dapat dicapai oleh anak. Angka keberhasilan sebesar 80% itu didapatkan dari anak yang memperoleh nilai (4) dan nilai (3).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pra Siklus

            Pada proses pembelajaran sebelum diberikan tindakan menunjukkan bahwa indikator mengenal angka (15) 54%, menyebutkan bilangan berikutnya dari sebuah baris bilangan (sampai 5) 38%, mengurutkan angka (15) 46%, dapat membedakan angka (15) 54%, membilang atau menghitung benda sesuai jumlahnya dengan benar 46%, dapat memasukkan benda ke dalam tabung yang diacak sesuai angka yang tertera dengan benar 31%, melaksanakan perintah guru mengambil benda sesuai angka yang disebutkan 46%, meletakkan angka ke dalam kumpulan benda yang sesuai (dari 15) 54%, mengurutkan benda/kumpulan benda (dari 15) 31%, menyebutkan angka sesuai jumlah benda yang ditunjuk guru 46%, meletakkan benda ke dalam tabung secara urut sesuai angka yang tertera 54%, memasangkan benda dengan angka yang sesuai 46%.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan berhitung permulaan anak masih rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya media pembelajaran yang bervariasi dan proses pembelajaran kurang menarik sehingga anak merasa jenuh dan kurang tertarik mengikuti pembelajaran berhitung permulaan di kelas. Melalui permainan tabung angka diharapkan akan mampu menarik minat anak untuk mengikuti pembelajaran berhitung permulaan dan memperkenalkan konsep bilangan. Kegiatan permainan tabung angka ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan pada anak.

 

Deskripsi Hasil Siklus I

Kegiatan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Juni 2017 di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon pada tema Alam Semesta dengan membahas manfaat matahari.

Langkahlangkah kegitan belajar mengajar dengan permainan tabung angka menggunakan gambar matahari dan tabung angka pada tahap siklus I adalah sebagai berikut:

a.     Kegiatan pengenalan tabung angka dan gambar matahari.

b.     Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkahlangkah kegiatan permainan tabung angka.

c.     Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus I.

d.     Tema yang dilaksanakan yaitu tema alam semesta dengan sub tema matahari.

e.     Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar melalui kegiatan permainan tabung angka

f.      Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran, yaitu tabung angka, gambar matahari yang dirangkai dengan sedotan.

g.     Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas anak.

Pada proses pembelajaran siklus 1, melalui permainan tabung angka pada indikator mengenal angka (15) 77%, menyebutkan bilangan berikutnya dari sebuah baris bilangan (sampai 5) 62%, mengurutkan angka (15) 69%, dapat membedakan angka (15) 62%, membilang atau menghitung benda sesuai jumlahnya dengan benar 54%, dapat memasukkan benda ke dalam tabung yang diacak sesuai angka yang tertera dengan benar 62%, melaksanakan perintah guru mengambil benda sesuai angka yang disebutkan 69%, meletakkan angka kedalam kumpulan benda yang sesuai (sampai 5) 76%, mengurutkan benda/kumpulan benda (dari 15) 62%, menyebutkan angka sesuai jumlah benda yang ditunjuk guru 69%, meletakkan benda ke dalam tabung secara urut sesuai angka yang tertera 62%, memasangkan benda dengan angka yang sesuai 69%.

Hasil Pengamatan siklus I cukup baik karena anak cukup antusias mengikuti penjelasan dan permainan tabung angka. Sebagian anak sudah dapat menyebutkan angka 15 dengan benar, dapat memasukkan angka kedalam tabung sesuai angka dan dapat mengurutkan tabung dari angka 1-5 dengan benar namun ada beberapa anak yang kemampuan berhitung permulaannya belum tampak sehingga masih perlu dimotivasi agar kemampuan berhitung anak tampak dan dapat berkembang. Namun kegiatan siklus I perlu diulang karena peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak belum tercapai, masih ada anak beberapa anak yang belum memahami angka, belum dapat mengurutkan angka 15 dengan benar dan masih ada beberapa anak yang belum tepat memasukkan gambar ke dalam tabung sesuai angka (mengenal konsep bilangan dengan benda). Pada penelitian siklus I tingkat pencapaian peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan tabung angka dengan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran masih kurang yaitu 66% karena pencapaian peningkatan kemampuan berhitung permulaan minimal 84% maka peneliti dan rekan kerja melakukan perencanaan ulang pembelajaran di siklus II

Peningkatan kemampuan berhitung permulaan selanjutnya dilakukan di siklus II dengan permainan tabung angka mengunakan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran.

Deskripsi Hasil Siklus II

Kegiatan Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 13 Juni 2017 pada tema Alam Semesta dengan membahas manfaat matahari. Langkahlangkah kegitan belajar mengajar dengan permainan tabung angka menggunakan gambar matahari dan tabung angka pada tahap siklus II adalah sebagai berikut:

a.   Kegiatan pengenalan tabung angka dengan gambar atau alat kebersihan (sikat gigi).

b.   Peneliti dan rekan kerja melakukan penyusunan langkahlangkah kegiatan permainan tabung angka.

c.   Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) untuk dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tindakan pada siklus II.

d.   Tema yang dilaksanakan yaitu tema pengayaan dengan sub tema menjaga kebersihan badan.

e.   Langkah selanjutnya adalah menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan pada proses belajar mengajar melalui kegiatan permainan tabung angka.

f.    Guru menyiapkan media yang diperlukan sebagai penunjang pembelajaran, yaitu tabung angka, gambar sabun yang dirangkai dengan sedotan, sikat gigi dan lain-lain.

g.             Peneliti dan kolaborator bertindak sebagai pengamat kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran diobservasi dengan melibatkan rekan kerja sebagai pengamat dengan menggunakan lembar observasi aktivitas anak.

Pada proses pembelajaran siklus II melalui permainan tabung angka pada indikator mengenal angka (1-5) 84%, menyebutkan bilangan berikutnya dari sebuah baris bilangan (sampai 5) 92%, mengurutkan angka (1-5) 84%, dapat membedakan angka (1-5) 84%, membilang/menghitung benda sesuai jumlahnya dengan benar 84%, dapat memasukkan benda kedalam tabung yang diacak sesuai angka yang tertera dengan benar 92%, melaksanakan perintah guru mengambil benda sesuai angka yang disebutkan 84%, meletakkan angka kedalam kumpulan benda (sampai 5) 92%, mengurutkan benda/kumpulan benda (dari 1-5) 84%, menyebutkan angka sesuai jumlah benda yang ditunjuk guru 92%, meletakkan benda ke dalam tabung secara urut sesuai angka yang tertera 84%, memasangkan benda dengan angka yang sesuai 84%.

Pada proses pembelajaran berhitung permulaan melalui permainan tabung angka siklus II semua anak sudah menunjukkan ketertarikan untuk mencoba permainan tabung angka. Anak sudah mulai siap dan fokus mendengarkan penjelasan guru tentang permainan tabung angka dan antusias ingin belajar berhitung dengan permainan tabung angka. Hal ini menunjukkan bahwa anak termotivasi untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan, dapat dilihat dari beberapa anak sudah mampu menyebutkan angka 1-5, mengurutkan angka 1-5, memasukkan benda ke dalam tabung angka sesuai angka yang tertera, mengurutkan benda atau kumpulan benda dari 15, mampu memasangkan benda dengan angka yang sesuai.

Dari 12 indikator penilaian sudah menunjukkan keberhasilan dengan ditandai hasil peningkatan kemampuan berhitung anak sebesar 86% sesuai dengan target indikator keberhasillan yaitu 80%, hal ini menunjukkan bahwa permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak.

Hasil pengamatan siklus II sudah baik karena anak sangat antusias mengikuti penjelasan dan permainan tabung angka. Sebagian besar anak sudah dapat menyebutkan angka 15 dengan benar, dapat memasukkan angka ke dalam tabung sesuai angka dan dapat mengurutkan tabung dari angka 15 dengan benar tinggal beberapa anak yang kemampuan berhitung permulaannya kurang berkembang sehingga masih perlu dimotivasi agar kemampuan berhitung anak dapat berkembang. Kegiatan siklus II tidak perlu diulang karena peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak sudah tercapai, hampir semua anak sudah dapat memahami angka, dapat mengurutkan angka 15 dengan benar, dapat memasukkan gambar ke dalam tabung sesuai angka (mengenal konsep bilangan dengan benda) dengan tepat. Pada penelitian siklus II tingkat pencapaian peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan tabung angka dengan gambar yang disesuaikan dengan tema pembelajaran sudah baik yaitu 87% karena pencapaian peningkatan kemampuan berhitung permulaan minimal 84%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil penelitian berhasil karena peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak sudah melebihi standar minimal penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon.

Pembahasan

Dalam penelitian ini, guru memberikan permainan tabung angka untuk meningkatkan kemampuan berhitung permulaan yang dimiliki anak. Dalam kegiatan permainan ini anak diberikan kesempatan untuk dapat mengenal angka dan menghitung langsung benda yang ada, anak juga diberikan kesempatan untuk mencocokkan angka dan benda yang sudah diambil dalam permainan bersamasama dan menebak angka yang ditunjukkan guru di akhir permainan. Selain itu guru memberikan lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan untuk anak, dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan memberikan pengaruh besar terhadap anak untuk dapat mengikuti pembelajaran melalui permainan tabung angka.

Penelitian ini membuat anak tidak hanya mampu mendengarkan penjelasan guru, namun anak juga dapat menghitung secara langsung benda sesuai angka yang ada serta mengenal dan mengurutkan angka dengan permainan yang menyenangkan. Anak memperoleh pengalaman belajar berhitung yang menyenangkan melalui permainan, sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan berhitungnya dengan baik. Berdasarkan hasil data penelitian menunjukkan bahwa permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak. Hal ini sesuai dengan teori Piaget (Suyanto, 2005) yang menyatakan “pengenalan matematika sebaiknya dilakukan melalui pengunaan bendabenda kongkrit dan pembiasaan”. Pengenalan matematika secara kongkrit membuat anak dapat memahami matematika seperti mengenal bilangan, menghitung dan operasi bilangan.

Pada proses pembelajaran siklus I dan II, melalui permainan tabung angka pada indikator mengenal angka (15) pada siklus I kemampuan anak sebesar 77% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, menyebutkan bilangan berikutnya dari sebuah baris bilangan (sampai 5) pada siklus I kemampuan anak sebesar 62% pada siklus ke II meningkat menjadi 92%, mengurutkan angka (15) pada siklus I kemampuan anak sebesar 69% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, dapat membedakan angka (15) pada siklus I kemampuan anak sebesar 62% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, membilang/menghitung benda sesuai jumlahnya dengan benarpada siklus I kemampuan anak sebesar 54% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, dapat memasukkan benda kedalam tabung secara acak sesuai angka yang tertera dengan benarpada siklus I kemampuan anak sebesar 62% pada siklus ke II meningkat menjadi 92%, melaksanakan perintah guru mengambil benda sesuai angka yang disebutkan pada siklus I kemampuan anak sebesar 69% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, meletakkan angka kedalam kumpulan benda yang sesuai (sampai 5) pada siklus I kemampuan anak sebesar 77% pada siklus ke II meningkat menjadi 92%, mengurutkan benda/kumpulan benda (dari 15) pada siklus I kemampuan anak sebesar 62% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, menyebutkan angka sesuai jumlah benda yang ditunjuk gurupada siklus I kemampuan anak sebesar 69% pada siklus ke II meningkat menjadi 92%, meletakkan benda kedalam tabung secara urut sesuai angka yang tertera pada siklus I kemampuan anak sebesar 77% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%, memasangkan benda dengan angka yang sesuaipada siklus I kemampuan anak sebesar 69% pada siklus ke II meningkat menjadi 84%.

Dari pemaparan di atas serta berdasarkan hasil penelitian pada kondisi awal, dapat diketahui bahwa melalui permainan tabung angka dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun, Kecamatan Pulokulon. Persentase ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan menunjukkan 54%. Setelah diberikan tindakan pertama melalui permainan tabung angka yang disesuaikan dengan tema, kemampuan berhitung anak meningkat menjadi 66%. Guru memberikan tindakan kedua melalui permainan tabung angka dengan bendabenda disesuaikan degan tema pembelajaran, kemampuan berhitung anak meningkat menjadi 87%. Dengan hasil peningkatan menjadi 87% ini penelitian dinyatakan berhasil karena melebihi target penelitian sebesar 80%.

PENUTUP

Simpulan

Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak melalui permainan tabung angka di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon telah dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: permainan tabung angka mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu persentase ketuntasan belajar sebelum diberikan tindakan menunjukkan 54%. Setelah diberikan tindakan pertama melalui permainan tabung angka yang disesuaikan dengan tema, kemampuan berhitung anak meningkat menjadi 66%. Guru memberikan tindakan kedua melalui permainan tabung angka dengan bendabenda disesuaikan degan tema pembelajaran, kemampuan berhitung anak meningkat menjadi 87%. Melalui kegiatan permainan tabung angka tersebut dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan berhitung permulaan anak di TK Dharma Wanita 1 Mlowokarangtalun Kecamatan Pulokulon dapat mencapai target yang sudah ditentukan.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan saran-saran, antara lain:

a.   Guru hendaknya dapat memberikan kegiatan pembelajaran berhitung pernulaan yang lebih menarik dan inovatif utnuk anak misalnya: melalui permainan tabung angka maupun permainan lain yang menarik minat anak untuk belajar berhitung permulaan.

b.   Orangtua hendaknya mampu memotivasi anak untuk memilih mainan dan permainan yang dapat menstimulasi semua aspek perkembangan anak termasuk permain yang menstimulasi kemampuan berhitung permulaan pada anak.

c.   Bagi lembaga pendidikan anak usia dini diharapkan untuk meningkatkan peranannya dalam menyediakan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan guna meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak agar dapat berkembang optimal sesuai tahapan perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zaenal, dkk. 2010. Penelitiaan Tindakan Kelas. Bandung: CV. YRAM WIDYA.

Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di TK. Jakarta: Depdiknas

Hermawan Bekti , Ediati Har. 2006. Math Magic Junior. Tanggerang: PT. Kawan Pustaka.

Hurlock, B Elizabeth. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1 (terjemahan Med. Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.

Ismayati, Ani. 2010. Fun Math With Children. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanakkanak. Jakarta: UNJ.

Jasmin, Naura. 2009. Mendidikan Anak secara Seimbang.Yogyakarta: Wahana Totalitas Publiser.

Prasetyo Sunar, Dwi. 2007. Bermain Sambil Belajar. yogyakarta: think. Rajih, Hamdan.2008. Cerdas Akal , Cerdas Hati. Yogyakarta: DIVA Press.

Sefeld Carol, wasik Barbara. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Indonesia: PT. Macana Jaya Cemerlang.

Suyanto, Slamet. 2005. Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta: Depdiknas. Tedjasaputra, mayke s. 2001. Bermain, Mainan dan Permaina. Jakarta: PT. Grasindo.