PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN MELALUI METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 TAYU SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Endah Sujatmi

Guru Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Negeri 1 Tayu Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendiskripsikan aktivitas dan hasil belajar materi usaha persiapan kemerdekaan melalui metode mind mapping pada siswa kelas VIII C SMP N 1 Tayu semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan tahap penelitian tindakan kelas yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan metode mind mapping. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah melalui observasi pengamatan dan tes hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dari 5 aspek yang diamati, diperoleh hasil rata-rata nilai 42,8 pada tahap pra siklus, siklus 1 sebesar 66,9 dan siklus II sebesar 83,9. Ditinjau dari hasil belajar siswa, banyaknya siswa yang mencapai nilai tuntas pada pra siklus ada 47%, siklus I sebesar 78% dan siklus II sebesar 91%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa materi usaha persiapan kemerdekaan pada siswa kelas VIII C SMP N 1 Tayu semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci:     metode mind mapping, aktivitas, hasil belajar, materi usaha persiapan kemerdekaan

 

PENDAHULUAN

Permasalahan penelitian ini adalah belum maksimal aktivitas dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi usaha persiapan kemerdekaan kelas VIIIC SMP N 1 Tayu tahun pelajaran 2016/2017. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar IPS belum maskimal adalah (a) guru masih berfungsi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran, (b) guru kurang variasi dalam menggunakan metode pembalajaran, (c) siswa cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas, (d) kecenderungan siswa belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari informasi sendiri untuk membangun pemahaman terhadap konsep materi tersebut, (e) adanya kebiasaan siswa belajar dalam satu malam menjelang ujian sehingga siswa berusaha mengerahkan energi yang sangat besar untuk dapat mengingat dan menuliskan kembali catatan – catatan yang pernah dibuatnya dan (f) siswa lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran lain seperti IPA, Matematika,dan Bahasa Inggris daripada pelajaran IPS.

Masalah penelitian dirumuskan berikut, (1) apakah melalui metode mind mapping dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS materi usaha persiapan kemerdekaan siswa kelas VIII C SMP N 1 Tayu semester genap tahun pelajaran 2016/2017 dan (2) apakah melalui metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi usaha persiapan kemerdekaan pada siswa kelas VIII C SMP N 1 Tayu semester genap tahun pelaajaran 2016/2017.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui metode mind mapping. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar dan (2) meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP N 1 Tayu tahun pelajaran 2016/2017 pada materi usaha persiapan kemerdekaan melalui metode mind mapping

Peneliltian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktik, baik bagi siswa, guru maupun sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dalam hal aktivitas maupun hasil belajar siswa. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, dan sekolah.

Manfaat bagi siswa adalah memberi solusi atau pemecahan terhadap masalah yang dihadapi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Manfaat bagi guru adalah (a) memberikan metode pembelajaran yang lebih bervariasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dan (b) membantu guru dalam meningkatkan karirnya melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan. Manfaat bagi sekolah adalah (a) membantu meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, dan (b) membantu sekolah dalam meningkatkan mutu akademik.

KAJIAN PUSTAKA

Tujuan mata pelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa yang dikembangkan melalui potensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Mengembangkan aspek kognitif diharapkan siswa memiliki pemahaman baru tentang masalah sosial yang terjadi. Pengembangan aspek afektif dimaksudkan siswa memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan dan pengembangan sikap mental motorik agar siswa terampil mengatasi masalah yang terjadi sehari-hari baik yang terjadi pada dirinya sendiri maupun yang terjadi pada masyarakat sekitarnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah kegiatan/keaktifan. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus saling berkaitan. Pieget menerangkan bahwa jika seorang anak berpikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak berbuat sesuatu (Sardiman, 2011: 100). Belajar sangat dibutuhkan adanya aktivitas, dikarenakan tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga ada perubahan perilaku dengan cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomorik (Nanang Hanafiah, 2010: 23).

Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul B. Dendrich dikutif dalam Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010: 24) menyatakan bahwa aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok yaitu (1) kegiatan – kegiatan visual (visual activities) yaitu membaca, melihat gambar – gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain; (2) kegiatan – kegiatan lisan (oral activities) yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara diskusi dan interupsi; (3) kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening actvities) yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan, diskusi kelompok, atau mendengarkan radio; (4) kegiatan – kegiatan menulis (writing activities) yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan – bahan copy, membuat outline atau rangkuman dan mengerjakan tes atau mengisi angket; (5) kegiatan – kegiatan menggambar (drawing activities) yaitu menggambar, membuat grafik, diagram, peta dan pola; (6) kegiatan – kegiatan motorik (motor activities) yaitu melakukan percobaan, memilih alat – alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun; (7) kegiatan – kegiatan mental (mental activities) yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor – faktor, melihat hubungan – hubungan dan membuat keputusan; dan (8) kegiatan – kegiatan emosional (emotional activities) yaitu minat, membedakan, berani, tenang, merasa bosan dan gugup.

Berdasarkan kegiatan tersebut, aktivitas dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu (1) aktivitas verbal, kegiatan yang mengeluarkan suara; (2) aktivitas non verbal, kegiatan yang tidak mengeluarkan suara atau ujaran; dan (3) aktivitas mental, kegiatan yang memperlihatkan sikap atas dasar perubahan pikiran dan perasaan.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungan (Azhar Arsyad, 2003: 1). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan dan kegiatan siswa banyak dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru (Oemar Hamalik, 2001: 27).

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 3-4). Hasil beljar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap (Mulyono Abdurrahman, 1999: 37-38). Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan – kecakapan potensial atau kapasitas yang dimilki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Konsep Mind Mapp dikemukakan oleh Toni Buzan. Mind Mapping disebut juga pemetaan pikiran atau peta pikiran. Berikut ini beberapa pengertian mind map menurut Tony Buzan (2011: 4-5). Mind Map adalah cara menngembangkan kegiatan berpikir ke segala arah. Mind Map mengembangkan cara pikir devergen,berpikir kreatif,efektif dan secara harfiah akan “memetakan pikiran-pikiran kita. Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. Mind Map adalah alat berpikir organisational yang sangat hebat. Mind Map adalah hasil dari metode mind mapping yang berupa hasil visualisasi yang berupa simbol atau gambar yang dapat digunakan sebagai pengganti catatan tertulis dan hasilnya lebih cepat untuk diingat.

Menurut Rahmat Widodo (2009: 1) Mind Mapping adalah suatu kegiatan pembelajaran untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kiri dan kanan secara simultan. Mind mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas, simbol, gambar dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon. Menurut Herdian (2009: 1) mind maping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengeluarkan kembali ke luar otak. Dalam metode mind mapping siswa tidak harus mencatat secara keseluruhan materi siswa hanya perlu mengetahui inti masalah, kemudian membuat peta pikirannya masing-masing sesuai dengan kreativitasnya sendiri.

Langkah-Langkah pembuatan dan manfaat Mind Mapping menurut Tony Buzan adalah (1) mulai dari tengah dengan gambar tema, gunakan minimal 3 warna, (2) gunakan gambar, simbol, kode dan dimesni di seluruh peta pikiran yang dibuat, (3) pilih kata kunci dan tulis dengan huruf besar atau kecil, (4) tiap kata/gambar harus sendiri dan mempunyai garis sendiri, (5) garis-garis saling dikaitkan mulai dari tengah yaitu gambar tema utama. Garis tengah tebal, organis dan mengalir dari pusat keluar menjulur seperti akar atau pancaran cahaya; (6) buat garis sama panjangnya dengan gambar/kata, (7) gunakan warna, kode rahasia sendiri di peta pikiran yang dibuat, (8) kembangkan gaya penuturan, penekanan tertentu dan penampilan khas di peta pikiran, (9) gunakan kaidah asosiasi di peta pikiran yang dibuat dan (10) biarkan peta pikiran itu jelas menggunakan hierarki yang runtun, urutan yang jelas dengan jangkauan sampai ke cabang-cabang paling ujung.

Berdasarkan langkah-langkah di atas, membuat mind maping punya banyak kelebihan dibanding dengan cara mencatat biasa karena cara ini cepat; teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul di kepala; proses menggambar diagram dapat memunculkan ide-ide yang lain; diagram yang sudah terbentuk dapat digunakan panduan untuk menulis; Mind Mapping berupa tulisan, simbol dan gambar yang berwarna-warni; untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek; dan waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan kreatif.

Menurut Herdian (2009: 1-2) manfaat memiliki mind mapping dari suatu mata pelajaran adalah dapat merencana, berkomunikasi, menjadi kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien dan melihat gambar keseluruhan. Berdasarkan uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yanng terdapat di dalam diri seseorang. Keterlibatan kedua belahan otak akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal dan adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.

Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan menggunakan metode mind mapping. Penelitian yang dilakukan oleh Midarno di SMP Negeri 2 Gamping Sleman yang berjudul “Penerapan Metode Mind Mapping untuk meningkatkan Penguasaan Kompetensi Mata Pelajaran IPS”menunjukkan adanya peningkatan nilai yakni pada siklus I rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik adalah 7,73, siklus II sebesar 8,22 dan siklus III sebesar 8,73. Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Adhana Aviani di SMP N 2 Boyolali yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Boyolali Tahun 2013/2014 duntuk kelas experimen yang menggunakan pembelajaran Mind mapping menunjukkan hasil untuk siswa yang tuntas belajar sebanyak 81,81% sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 18,18%, sedangkan kelompok kontrol kelas yang tidak menggunakan metode mind mapping didapat hasil bahwa 87,5% siswa belum tuntas dan sebesar 12,5% siswa tuntas belajar.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2017. Rincian kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: persiapan penelitian, pelaksanaan tindakan, penyusunan laporan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tayu sesuai dengan tempat penulis bertugas yang beralamat di Jl.Pangeran Diponegoro No. 33 Tayu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIC SMP N 1 Tayu semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 siswa, terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan dokumentasi aktivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu tes hasil belajar dan lembar pengamatan lima aspek yang menjadi indikator aktivitas belajar siswa. Teknik analisis data adalah cara yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Pada penelitian ini digunakan metode diskriptif analitis dengan membandingkan hasil belajar sebelum tindakan dengan hasil belajar setelah tindakan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pra Siklus

Dari hasil observasi, siswa kelas VIII C dalam kegiatan pembelajaran IPS sebelum tindakan menunjukkan bahwa guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa. Keaktifan guru ini tidak diimbangi dengan aktivitas siswa akibatnya siswa kurang memiliki pengetahuan dan tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep sendiri. Metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS adalah metode ceramah bervariasi ,akan tetapi dalam kegiatan belajar siswa terkesan menunggu dan cenderung pasif. Disamping itu, siswa lebih cepat lupa dengan materi yang diajarkan dan aktivitas siswa seakan terbatasi,akhirnya potensi siswa kurang tergali secara optimal. Hasil belajar siswa sebelum pembelajaran dengan menggunakan metode Mind Mapping menunjukkan nilai rata-rata siswa sebesar 70,1 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 47% masih belum memenuhi indikator dengan ketentuan ketuntasan klasikal harus mencapai 85%.

Hasil pengamatan aktivitas dalam pembelajaran pada pra-siklus ditemukan kondisi sebagai berikut:

1)    Siswa kurang merespon proses pembelajaran yang berlangsung.

2)    Siswa kurang tertarik dengan penjelasan materi yang disampaikan guru dengan metode ceramah,diselingi tanya jawab dan mengerjakan tugas

3)    Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran, tidak bisa menjawab pertanyaan yang disampaikan guru.

4)    Hanya satu atau dua siswa yang mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi, walau diberi kesempatan oleh guru.

5)    Ada beberapa siswa yang masih mentertawakan temannya yang salah menjawab pertanyaan dari guru.

6)    Beberapa kali guru memperingatkan siswa untuk konsentrasi mengikuti pelajaran, dan direspon sebentar kemudian ramai lagi

7)    Tingkat kerjasama dengan teman masih kurang

8)    Sebagian siswa masih menghasilkan kerja yang belum memuaskan, jika diberi tugas, ataupun pekerjaan rumah.

Deskripsi Siklus I

Siklus I merupakan pembelajaran dengan kompetensi dasar menjelaskan proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Dengan menggunakan metode mind mapping mulai diperkenalkan pada siswa dalam pembelajaran ini. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 17 – 24 Januari 2017 masing-masing pertemuan 2 x 40 menit. Tes akhir Siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Januari 2017 dengan alokasi waktu 80 menit.

Pada tahap pra siklus jumlah siswa yang tidak tuntas ada 17 siswa dan siswa yang tuntas ada 15 dengan nilai rata-rata kelas 70,1, keadaan ini menjadi lebih baik pada siklus I yaitu sebanyak 7 siswa tidak tuntas dan 25 siswa tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 78,1. Persentase ketuntasan secara klasikal meningkat dari 47% yang tuntas menjadi 78%.

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil bahwa jumlah ketuntasan belajar klasikal siswa dengan nilai ≥ 79 hanya 25 siswa. Jumlah ini belum memenuhi indikator keberhasilan karena indikator keberhasilan pembelajaran adalah 85%.Secara umum hasil belajar yang dilakukan pada siklus 1 sudah mengalami kenaikan tetapi masih kurang sesuai dengan yang diharapkan, karena belum mencapai ketuntasan klasikal yaitu 85%.Aktivitas siswa juga mengalami kenaikan meskipun masih ada 3 indikator dalam instrumen aktivitas yang dalam kategori sedang. Dari hasil yang didapatkan pada siklus I ini maka peneliti melakukan analisis terhadap pembelajaran mind mapping, untuk mengetahui kekurangan tindakan pada siklus I serta menyusun rencana untuk melakukan perbaikan pada siklus II sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat

Deskripsi Siklus II

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, pembelajaran pada siklus II mempelajari kompetensi dasar menjelaskan peristiwa-peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 27 Januari sampai dengan 7 Februari 2017. Masing-masing pertemuan 2 x 40 menit. Tes akhir Siklus II dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2017 dengan alokasi waktu 40 menit pengerjaan soal dan 20 menit pembahasan soal.

Nilai rata – rata kelas meningkat dari 70,1 menjadi 78,1 dan menjadi 82,6, sedangkan jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat dari 15 siswa pada tahap pra siklus meningkat menjadi 25 siswa pada tahap siklus I dan meningkat menjadi 29 siswa pada siklus II dan ditunjukkan data berikut. Data persentase kenaikan hasil ulangan harian pra-siklus, siklus ke- 1 sampai siklus ke-2

No

Hasil ulangan harian

Pra Siklus

Siklus ke-1

Siklus ke-2

1

Tak tuntas

17

7

3

2

Tuntas

15

25

29

3

Rata-rata

70,1

78,1

82,6

4

Prosentase

47%

78%

91%

 

Sedangkan untuk aktivitas belajar siswa diperoleh data sebagai berikut

Tabel Pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran siklus II

No

Aspek perilaku siswa

Jumlah skor

Nilai

Kategori

1

aktivitas mendengarkan

120

94

Sangat Tinggi

2

aktivitasi bertanya

99

77

Tinggi

3

aktivitas berpendapat

99

77

Tinggi

4

Kerjasama dengan teman

103

80

Tinggi

5

Melaksanakan tugas

116

91

Sangat Tinggi

 

Data persentase kenaikan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pra-siklus, siklus ke- 1 sampai siklus ke-2

No

Aspek perilaku siswa

Nilai Prasiklus

Nilai Siklus 1

Nilai Siklus 2

Prosentase kenaikan

1

Aktivitas mendengarkan

56,25

77,34

94

18,87

2

Aktivitas bertanya

29,68

60,1

77

23,66

3

Aktif berpendapat

32,81

57,8

77

22,09

4

Aktivitas kerjasama dengan teman

42,18

60,93

80

18,91

5

Aktivitas mengerjakan tugas

53,12

78,1

91

18,34

Rata rata prosentase kenaikan

20,49

 

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari pada siklus sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar siswa yang ditandai dengan rata-rata hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang dicapai yaitu 29 siswa yang tuntas dengan ketuntasan klasikal sebesar 91%. Sehingga peneliti memutuskan tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.  Penerapan pembelajaran dengan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar pada materi usaha persiapan kemerdekaan di SMP Negeri 1 Tayu. Keberhasilan dengan menggunakan metode mind mapping sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII C SMP Negeri 1 Tayu ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai rata-rata kelas yang pada kondisi awal 70,1 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 78,1 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 82,6.Dan prosentase ketuntasan belajar juga meningkat dari kondisi awal 47% meningkat menjadi 78% pada siklus I dan mengalami peningkatan kembali menjadi 91%. pada siklus II

2.  Penerapan pembelajaran dengan metode mind mapping juga mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dengan terjadinya peningkatan aktivitas mendengarkan, aktivitas bertanya, aktivitas berpendapat, aktivitas bekerjasama dalam kelompok, dan aktivitas mengerjakan tugas yang dilakukan siswa dari konsisi awal, siklus I dan kemudian terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada siklus II.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam proses kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menerapkan metode pembelajaran sehingga siswa tidak akan merasa bosan ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung.

2. Perlu dilakukan penelitian serupa dengan materi pokok yang berbeda.

3.  Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping agar tetap dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta:PT Rineka Cipta

Azhar Arsyad, (2003). Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Buzan Tony, (2011). Buku Pinter Mind Map,Jakarta: PT Gramedia

Dimyati dan Mujiono, (2006), Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, (2010)..Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung: Refika Aditama

Heriawan, Adang, (.2012). Metodologi Pembelajaran, Kajian Teoritis Praktek, Serang Banten: LP3G

Herdian,(2009). Model pembelajaran Mind Mapping,Makalah

Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif.

Jakarta: Puskur Balitbang Depdiknas

Nana Syaodih, (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan ,Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyono Abdurrahman, (1999). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar,Bandung: PT Bumi Aksara,2001 hlm 27