PENINGKATAN KETERAMPILAN VARIASI MENGAJAR

MELALUI KEGIATAN ON THE JOB TRAINING PADA GURU

SD NEGERI GEMBONG 05 PATI SEMESTER GASAL

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Endang Nur Asiyah

Kepala SD Negeri Gembong 05 Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan variasi mengajar. Prosedur penelitian melalui empat alur: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, observasi, wawancara, penugasan, diskusi, kemudian hasilnya dianalisis dengan menghitung persentase nilai rata-rata kompetensi pedagogik. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterampilan variasi mengajar guru dari setiap siklus. Terlihat pada tahap siklus I, persentase nilai rata-rata yang dicapai sebesar 84%, dikategorikan “terampil”. Tahap siklus II, persentase nilai rata-rata sebesar 91% dikategorikan “sangat terampil”, sehingga ada peningkatan sebesar 7%. Disimpulkan pelaksanaan kegiatan On The Job Training dapat meningkatkan keterampilan variasi mengajar guru SDN Gembong 05 Pati semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: keterampilan variasi mengajar, On The Job Training

 

PENDAHULUAN

Keterampilan mengajar yang harus dimiliki seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang baik adalah keterampilan variasi mengajar. Keterampilan ini dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberi kesan yang unik dan menarik perhatian peserta didik pada pembelajaran. Seorang pendidik yang mampu menguasai keterampilan variasi mengajar terbukti mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mampu dalam pengelolaan kelasnya, sehingga hasil belajar peserta didik dapat tercapai secara optimal.

Hasil pengamatan peneliti di SD Negeri Gembong 05 Pati masih ada gaya mengajar guru yang monoton, dan kurang memperhatikan variasi gaya mengajar. Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santainya di kursi, tidak peduli bagaimana tingkah laku dan perbuatan peserta didik. Guru kurang dapat menguasai keadaan kelas. Kegaduhan biasanya sering terjadi pada sudut-sudut kelas. Guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreativitas dan kegairahan belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari gaya mengajar guru yang monoton, cenderung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam setiap proses pembelajaran yang diampunya, mengakibatkan peserta didik kurang berminat dalam belajar, dan mengakibatkan rendahnya peran aktif peserta didik dalam menerima pelajaran dari guru.

Berdasarkan paparan di atas, perumusan permasalahannya adalah: (1) Apakah pelaksanaan kegiatan On The Job Training dapat meningkatkan keterampilan variasi mengajar di Sekolah Dasar Negeri Gembong 05 Pati?; dan (2) Seberapa besar peningkatan keterampilan variasi mengajar setelah peneliti melaksanakan kegiatan On The Job Training di Sekolah Dasar Negeri Gembong 05 Pati semester gasal tahun pelajaran 2018/2019?, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan variasi mengajar melalui kegiatan On The Job Training di SD Negeri Gembong 05 Pati semester gasal tahun pelajaran 2018/2019.

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya mengenai keterampilan variasi mengajar yang harus dikuasai seorang guru dalam proses pembelajaran di sekolah. Manfaat praktis, bagi sekolah diharapkan dapat memberikan masukan tentang bagaimana upaya peningkatan keterampilan variasi mengajar melalui kegiatan On The Job Training. Bagi guru, diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar bagi guru, karena guru dilatih dalam meningkatkan keterampilan variasi mengajar. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan On The Job Training serta melengkapi peneliti selaku praktisi pendidikan yang bergelut di bidang pendidikan. Bagi perpustakaan, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan yang mampu mengembangkan khasanah ilmiah.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Teori tentang Keterampilan Mengadakan Variasi Mengajar

Secara bahasa keterampilan berasal dari kata terampil yang mempunyai arti cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Kemudian mendapat imbuhan ke-an menjadi keterampilan yang kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2008: 1043). Pengertian variasi secara bahasa adalah tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula, selingan. (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005: 1259). Menurut J. J. Hasibuan dan Moedjiono (2010: 64) menggunakan variasi sebagai arti dari perbuatan guru dalam konteks proses pembelajaran yang bertujuan mengatasi kebosanan pada siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Menurut Oemar Hamalik (2003: 50), mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat. Disimpulkan bahwa keterampilan variasi mengajar adalah kemampuan seseorang dalam melakukan pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi dalam konteks proses interaksi belajar mengajar dengan tujuan mengatasi kebosanan pada siswa sehingga dalam proses belajar mengajar siswa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan aktif dalam pembelajaran.

Komponen-komponen keterampilan variasi mengajar dalam pembelajaran meliputi: variasi dalam gaya mengajar, variasi penggunaan media dan bahan-bahan pengajaran dan variasi pola interaksi dan kegiatan siswa (Djamarah, 2010: 124). Variasi gaya mengajar, meliputi: variasi suara, penekanan (focusing), pemberian waktu (pausing), kontak pandang (eye contact), gerakan anggota badan (gesturing), Perubahan posisi (teacher movement). Variasi media dan bahan ajar, meliputi: variasi media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat (visual aids), variasi media dan bahan pengajaran yang dapat didengar (auditif aids), dan variasi media dan bahan yang dapat disentuh, diraba, dimanipulasi (media taktil). Variasi dalam pola interaksi, meliputi: variasi dalam pengelompokkan siswa, variasi tempat kegiatan pembelajaran, variasi dalam pola pengaturan guru, variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan siswa, variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran, variasi dalam pengorganisasian pesan, dan variasi dalam pengelolaan pesan (Mulyasa, 2015: 45).

Variasi dalam kegiatan pembelajaran, meliputi: variasi dalam penggunaan metode pembelajaran, variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi, dan variasi dalam interaksi dan kegiatan siswa. (Mulyasa, 2010: 47)

Teori tentang Kegiatan On The Job Training

Menurut pendapat Manulang (2009: 131) menyatakan bahwa “on the job training dikatakan pula sebagai suatu proses yang terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, dan sikap karyawan”.

Menurut Rahmad (2014) ciri-ciri On the Job Training yaitu: (1) Dilaksanakan di tempat kerja; (2) Dilaksanakan pada setiap karyawan baru pindah ke bagian lain (mutasi), yang berganti tugas dan tanggung jawabnya, karyawan yang menunjukkan prestasi kurang baik dalam pekerjaannya; (3) Dilaksanakan untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut sebagai alat untuk menaikkan jabatan; (4) Pengetahuan/keterampilan berupa pengalaman (praktik langsung); (5) Dilaksanakan secara individual; dan (6) Biaya relatif kecil.

Kerangka Berpikir Penelitian

Pada kondisi awal, Kepala Sekolah belum pernah mengadakan kegiatan On The Job Training kepada para guru di SD Negeri Gembong 05 Pati. Hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan variasi mengajar yang dikuasai oleh masing-masing guru.

Upaya-upaya nyata dalam meningkatkan keterampilan variasi mengajar, dengan melaksanakan kegiatan On The Job Training. Harapan peneliti setelah dilaksanakan kegiatan On The Job Training, guru SD Negeri Gembong 05 Pati sangat terampil memvariasi gaya mengajar, mampu menggunakan media dan sumber belajar lebih bervariatif. Peningkatan keterampilan guru dalam mengadakan variasi mengajar membawa kontribusi pada mutu proses pembelajaran mata pelajaran yang diampunya, secara langsung mampu meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Hipotesis Tindakan

 Hipotesis tindakan dalam penelitian yaitu: (1) Pelaksanaan kegiatan On The Job Training diduga dapat meningkatkan keterampilan variasi mengajar; dan (2) Diduga terjadi peningkatan keterampilan variasi mengajar setelah dilaksanakan kegiatan On The Job Training setiap siklusnya di SD Negeri Gembong 05 Pati Semester Gasal Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Subjek penelitian adalah seluruh guru kelas dan guru mapel berjumlah 9 orang guru. Penelitian ini bertempat di SD Negeri Gembong 05 Pati, dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2018/2019 selama lima bulan, mulai tanggal 13 Agustus 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.

Teknik pengumpulan data melalui metode dokumentasi, metode observasi, metode wawancara, metode penugasan, dan metode diskusi. Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini meliputi: pedoman observasi dan pengamatan, instrumen penilaian keterampilan variasi mengajar, dan alat dokumentasi seperti: kamera dan tape recorder.

Validasi data menggunakan triangulasi data, triangulasi teori dan review informan. Teknik analisis ini dilakukan dalam 3 komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Peneliti menetapkan indikator kinerja keberhasilan, keterampilan memvariasi gaya mengajar, keterampilan memvariasi media dan sumber belajar dan keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran, mencapai persentase nilai rata-rata sebesar 90% dikategorikan “sangat terampil”.

Kegiatan penelitian tindakan sekolah dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu: Perencanaan (Planning), peneliti: menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif, berdiskusi dengan guru (Focus Group Discussion) tentang hal-hal yang terkait keterampilan variasi mengajar, menyiapkan jadwal pelaksanaan kegiatan On The Job Training, menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan On The Job Training, menyusun instrumen penilaian keterampilan variasi mengajar, menyusun panduan wawancara, menyusun daftar hadir, dan menentukan teknik analisis keberhasilan tindakan.      

Pada tahap pelaksanaan tindakan (action), peneliti: membuka kegiatan On The Job Training, berdiskusi dengan guru, membimbing guru dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan mengadakan evaluasi pembelajaran dengan menerapkan variasi mengajar yang meliputi: variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan sumber belajar, dan variasi kegiatan pembelajaran. Peneliti melaksanakan demonstrasi mengajar difokuskan pada keterampilan pengadaan variasi mengajar. Peneliti memberikan kesempatan guru untuk melakukan praktik atau microteaching mengenai cara guru mengadakan variasi mengajar. Peneliti melakukan pendampingan terhadap guru saat melaksanakan praktik atau microteaching. Peneliti memberikan penilaian, melakukan revisi dan menutup kegiatan.

Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian.

Refleksi diperoleh dari hasil pengamatan input dan output kinerja mengajar guru. Berpijak dari hasil refleksi, peneliti merancang evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir kegiatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Siklus I

Hasil pengamatan tahap Siklus I menunjukkan keterampilan variasi mengajar dikategorikan “terampil”, dengan persentase nilai rata-rata sebesar 84%, tersaji ke dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.     Hasil Pengamatan Keterampilan Variasi Mengajar Tahap Siklus I

No.

Aspek yang Diamati

% Nilai

Kategori

1

Keterampilan memvariasi gaya mengajar

85

Terampil

2

Keterampilan memvariasi media dan sumber belajar

88

Terampil

3

Keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran

79

Cukup Terampil

Nilai Rata-rata

Terampil

 

Tabel 1 di atas memperlihatkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar pada tahap Siklus I, persentase nilai rata-rata pada aspek: (1) keterampilan memvariasi gaya mengajar sebesar 85% kategori “terampil”; (2) keterampilan memvariasi media dan sumber belajar sebesar 88% kategori “terampil”; dan (3) keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran sebesar 79% kategori “cukup terampil”.

Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan variasi mengajar tahap Siklus I tersaji ke dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.     Rekapitulasi Data Tingkat Keterampilan Variasi Mengajar Setelah Diadakan Kegiatan On The Job Training Tahap Siklus I

Taraf Kemampuan

Kategori

Jumlah Guru

Persentase

90 – 100

Sangat Terampil

2

22

80 – 89

Terampil

4

44

70 – 79

Cukup Terampil

3

33

60 – 69

Kurang Terampil

0

0

0 – 59

Tidak Terampil (gagal)

0

0

JUMLAH

9

100

 

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa keterampilan variasi mengajar setelah diadakan tindakan Siklus I diketahui ada 2 orang atau 22% guru memperoleh nilai 90%–100% dikategorikan “sangat terampil”. Terlihat ada 4 orang atau 44% guru memperoleh nilai 80%–89%, dikategorikan “terampil”. Terlihat ada 3 orang atau 33% guru memperoleh nilai 70%–79%, dikategorikan “cukup terampil”. Pada Siklus I menunjukkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar, terbukti tidak ada satupun guru memperoleh nilai 60%-69% dikategorikan “kurang baik” dan tidak ada satupun guru memperoleh nilai 0%–59% atau dikategorikan “tidak baik/gagal” dalam menciptakan variasi mengajar.

Berpijak pada hasil pengamatan dan penilaian Siklus I, terbukti ada peningkatan keterampilan variasi mengajar sebesar 19% (persentase nilai rata-rata pra Siklus sebesar 65%, dan persentase nilai rata-rata Siklus I sebesar 84%). Meskipun demikian, masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkat, yaitu: (1) keterampilan memvariasi gaya mengajar, yaitu: menciptakan perubahan stimulasi; dan (2) keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran, yaitu: variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi, dan variasi dalam interaksi dan kegiatan siswa.

Berpijak dari hasil refleksi Siklus I, peneliti perlu mengadakan evaluasi, yaitu: (1) Peneliti membimbing guru dan menugaskan untuk menyusun perancangan pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dan karakteristik peserta didik dan tidak diperkenankan guru mengadopsi RPP buatan sekolah lain; (2) Peneliti melakukan demonstrasi mengajar; dan (3). Peneliti menugaskan guru untuk melaksanakan Microteaching disesuaikan dengan perancangan pembelajaran yang disusunnya, berfokus pada keterampilan variasi mengajar.

Siklus II

Hasil pengamatan tahap Siklus II menunjukkan keterampilan variasi mengajar dikategorikan “sangat terampil”, dengan persentase nilai rata-rata sebesar 91%, tersaji ke dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3.     Hasil Pengamatan Keterampilan Variasi Mengajar Siklus II

No.

Aspek yang Diamati

% Nilai

Kategori

1

Keterampilan memvariasi gaya mengajar

96

Sangat Terampil

2

Keterampilan memvariasi media dan sumber belajar

97

Sangat Terampil

3

Keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran

96

Sangat Terampil

Nilai Rata-rata

97

Sangat Terampil

 

Tabel 3 di atas memperlihatkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar pada tahap Siklus II, persentase nilai rata-rata pada aspek: (1) keterampilan memvariasi gaya mengajar sebesar 93% kategori “sangat terampil”; (2) keterampilan memvariasi media dan sumber belajar sebesar 93% kategori “sangat terampil”; dan (3) keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran sebesar 88% kategori “terampil”.

Rekapitulasi hasil penilaian keterampilan variasi mengajar tahap Siklus II tersaji ke dalam Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4.     Rekapitulasi Data Tingkat Keterampilan Variasi Mengajar Setelah Diadakan Kegiatan On The Job Training Tahap Siklus II

Taraf Kemampuan

Kategori

Jumlah Guru

Persentase

90 – 100

Sangat Terampil

7

78

80 – 89

Terampil

2

22

70 – 79

Cukup Terampil

0

0

60 – 69

Kurang Terampil

0

0

0 – 59

Tidak Terampil (gagal)

0

0

JUMLAH

9

100

 

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa keterampilan variasi mengajar setelah diadakan tindakan Siklus II diketahui ada 7 orang atau 78% guru memperoleh nilai 90%–100% dikategorikan “sangat terampil”. Terlihat ada 2 orang atau 22% guru memperoleh nilai 80%–89%, dikategorikan “terampil”. Pada Siklus II menunjukkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar, terbukti tidak ada satupun guru memperoleh nilai 70%–79%, dikategorikan “cukup terampil”, tidak ada satupun guru memperoleh nilai 60%-69% dikategorikan “kurang terampil” dan tidak ada satupun guru memperoleh nilai 0%–59% atau dikategorikan “tidak terampil” dalam menciptakan variasi mengajar.

Berpijak pada hasil pengamatan dan penilaian Siklus II, terbukti ada peningkatan keterampilan variasi mengajar sebesar 7% (persentase nilai rata-rata Siklus I sebesar 84%, dan persentase nilai rata-rata Siklus II sebesar 91%). Guru sangat terampil memvariasi mengajar.

Pembahasan

Pembahasan ini didasari dari hasil penelitian setelah dilakukan tindakan perbaikan siklus I dan siklus II, menunjukkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar melalui kegiatan On The Job Training. Rekapitulasi peningkatan keterampilan variasi mengajar mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II, tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5.   Peningkatan Hasil Penilaian Keterampilan variasi mengajar Setelah Dilaksanakan Kegiatan On The Job Training Tahap Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No.

Aspek yang Diamati

% Nilai

Peningkatan (%)

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus I

Siklus II

1

Keterampilan memvariasi gaya mengajar

69

85

93

16

8

2

Keterampilan memvariasi media dan sumber belajar

65

88

93

23

5

3

Keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran

61

78

88

17

10

Nilai Rata-rata

65

84

91

19

7

 

Tabel 5 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan variasi mengajar setelah diadakan perbaikan tindakan kegiatan On The Job Training dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Peningkatan tersebut, dapat diamati melalui aspek-aspek keterampilan variasi mengajar yang dijabarkan sebagai berikut:

Keterampilan memvariasi gaya mengajar

Guru sangat mampu memvariasi gaya mengajar dikategorikan “sangat terampil” memperoleh nilai rata-rata sebesar 93%, terjadi peningkatan sebesar 8% (nilai rata-rata keterampilan variasi gaya mengajar tahap siklus I sebesar 85%). Meningkatnya keterampilan memvariasi gaya mengajar, terlihat dari indikator: (1) guru sangat mampu menyesuaikan variasi suara dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Guru sangat terampil melakukan variasi suara (teacher voice) dalam intonasi suara, nada suara, volume suara, kecepatan bicara; (2) guru sangat mampu memfokuskan perhatian peserta didik pada suatu objek yang penting. Selama pembelajaran mulai dari awal sampai akhir pembelajaran, guru mampu menarik perhatian peserta didik dengan metode yang diterapkan sehingga peserta didik lebih aktif dan antusias dalam belajar; (3) guru sangat mampu mengatur perubahan stimulus dari adanya suara dalam keadaan yang tenang atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan (kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence); (4) guru mampu melakukan kontak pandang (eye contact) menyeluruh ke peserta didik saat mengajar. Terlihat saat menyampaikan materi, guru mengarahkan pandangannya ke seluruh peserta didik yang ada di kelas dan memperhatikan seluruh peserta didik secara merata, sehingga terjalin komunikasi dan interaksi dalam belajar; (5) selama mengajar guru terampil melakukan ekspresi wajah, melakukan gerakan kepala, gerakan tangan dan anggota badan lainnya; dan (6) guru mampu memvariasi posisi mengajar didalam kelas dengan cara berjalan ke belakang, ke kiri, ke kanan, berdiri, duduk, mendekati siswa.

Variasi penggunaan media dan sumber belajar

Guru sangat mampu memvariasi penggunaan media dan sumber belajar dikategorikan “sangat terampil” memperoleh nilai rata-rata sebesar 93%, terjadi peningkatan sebesar 5% (nilai rata-rata keterampilan variasi penggunaan media dan sumber belajar tahap siklus I sebesar 88%). Meningkatnya keterampilan memvariasi penggunaan media dan sumber belajar, terlihat dari indikator: (1) guru sangat terampil memvariasi penggunaan media yang dapat dilihat dengan menayangkan video pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan, karakteristik peserta didik dan tujuan pembelajaran; (2) guru sangat mampu menarik perhatian siswa dengan memvariasi penggunaan media yang dapat didengar. Dalam hal ini guru membacakan cerita dengan memvariasikan suaranya, dari tinggi ke rendah, besar ke kecil, sedih ke gembira, keras ke lembut, atau dari cepat ke lambat. Guru juga mampu memvariasi media yang dapat didengar dengan cara memperdengarkan rekaman berita di radio, memperdengarkan suara yang relevan dengan materi ajar, dan rekaman suara guru maupun rekaman suara peserta didik; (3) guru sangat mampu melibatkan peserta didik dalam membentuk dan memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelompok; (4) guru mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan dan peserta didik lebih paham benda-benda yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

Variasi dalam kegiatan pembelajaran

Guru sangat mampu memvariasi kegiatan pembelajaran dikategorikan “terampil” memperoleh nilai rata-rata sebesar 88%, terjadi peningkatan sebesar 10% (nilai rata-rata keterampilan variasi kegiatan pembelajaran tahap siklus I sebesar 78%). Meningkatnya keterampilan memvariasi kegiatan pembelajaran, terlihat dari indikator: (1) Guru sangat terampil memvariasi penggunaan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik; (2) guru terampil menggunakan media pembelajaran yang sederhana dengan menggunakan media chart, peta konsep dan buku paket saja dalam proses pembelajaran, namun kadang-kadang guru menayangkan CD pembelajaran yang relevan dengan materi ajar; dan (3) guru cukup terampil memvariasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik. Pembelajaran yang berlangsung sudah berpusat pada peserta didik. Selama proses pembelajaran sudah terjadi komunikasi interaktif antara guru dengan peserta didik.

PENUTUP

Simpulan

Pelaksanaan kegiatan On The Job Training mampu mengubah sikap dan perilaku guru dalam meningkatkan keterampilan variasi mengajar pada setiap siklus. Peningkatan keterampilan variasi mengajar tahap siklus I dikategorikan “terampil”, memperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 84%, terjadi peningkatan sebesar 19%. Tahap siklus II, keterampilan variasi mengajar dikategorikan “sangat terampil” dengan persentase nilai rata-rata sebesar 91%, sehingga pada Siklus II ada peningkatan sebesar 7%.

Saran

Dengan diperolehnya kesimpulan sebagaimana tersebut di atas, maka perlu adanya saran-saran yang diajukan:

Bagi Kepala Sekolah, perlu (1) melakukan kegiatan On The Job Training secara berkelanjutan; dan (2) mengikutkan guru untuk mengikuti pelatihan, kursus, seminar guna meningkatkan keterampilan variasi mengajar.

Bagi Guru seyogyanya setiap guru perlu mengusai keterampilan variasi mengajar untuk menciptakan iklim pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.

            Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keterampilan variasi mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Cetakan II Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. E. 2015. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Manullang. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesebelas. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.

J.J. Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Cetakan VI. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahmad, Nuriizky. 2014. Pengembangan dan Pelatihan Metode On The Job Training. Diakses hari: Sabtu, Tanggal: 13 Oktober 2018, Pukul: 13.46 WIB dari: http://rahmadnurrizky.blogspot.com/2014/04/pengembangan-dan-pelatihan-metode-on.html.