PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN PRISTASI BELAJAR MATEMATIKATENTANG SIFAT SIFAT BANGUN RUANG MENERAPKAN METODE DEMONTRASI

DENGAN PERAGA GAMBAR SISWA KELAS VI SEMESTER II

DI SDN SUMBERJO KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Sunarti

SDN Sumberjo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Guru melaksanakan penelitian ingin memperbaiki dan peningkatan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada pra siklus masih banyak kekurangan belum persiapkan menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis penguasaan materi masih kurang, memperhatikan penjelasanan yang diberikan ,belum memahami materi yang dipelajari mengakibatkan hasil belajar rendah ,perlunya dilaksanakan perbaikan secara menyeluruh. Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada siklus I sudah adanya perubahan berdasarkan temuan hasil observasi teman sejawat, baik dari guru maupun siswa sudah menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis menerapkan metode pembelajaran ,menerapkan metode demontrasi dengan menggunakan peraga gambar yang sesuai,karakteristi materi yang disajikan kepada siswa sudah mulai termotivasi sehingga menunjukkan adanya peningkatan perolehan hasil belajar dari kegiatan pembelajaran sebelumnya. kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sudah menunjukkan hasil yang secara maksimal karena pristasi belajar siswa terlihat dari perbandingan perolehan nilai dari pra siklus nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 64 hasil belajar pada siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai.rata-rata 75 dan hasil belajar pada sikuls II nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 84. KKM 70

Kata Kunci:   Peningkatan Kemampuan dan Pristasi Belajar Matematika Tentang Sifat Sifat Bangun Ruang Melalui Metode Demontrasi Dengan Peraga Gambar

 

PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Matematika ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dari berbagai disiplin ilmu yang memajukan daya pikir manusia. Pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa mulai sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi diperlukan agar siswa memiliki kemampuan mengelola,memperoleh,dan memanfaatkan informasi untuk bekal hidup pada keadaaan yang selalu herubah tidak pasti dan kompetitif.

 Pembelajaran matematika pada umumnya kurang banyak diminati karena harus membutuhkan kecerdasan intelektual, dibutuhkan kecermatan dalam memahami kalimat,mengerjakan soal dibutuhkan pemikiran yang ulet dan ketelitian yang yang tinggi.Guru harus berusaha dengan berbagai cara supaya siswa tumbuh minat yang tinggi untuk tekun dan menyukai dalam belajar matematika penuh kepercayaan yang tinggi

 Demikian juga yang terjadi pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo. merupakan kondisi nyata dalam pelaksanaan pembelajaran tidak banyak memberikan latihan dan tugas rumah yang tidak menerapkan konsep pembelajaran matematika.Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak banyak mengalami perubahan bahkan berada dalam posisi terendah akibat daripada kurang memberikan banyak latihan dalam perolehan nilai ulangan,nilai rata-rata kelas bila dibandingkan dengan pelajaran yang lain.

 Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasaan terhadap kompetensi dasar tentang sifat-sifat bangun ruang.dalam pembelajaran belum merapkan metode dan media alat peraga sebagai alat membantu menyampaikan materi yang dapat menarik perhatian siswa,hasil analisis pristasi belajar dari jumlah 29 siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 14 siswa atau 48% Sementara 15 siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas baru mencapai 64.KKM 70.

 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, tersebut diatas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

 1. Apakah guru menerapakn Metode Demontrasi dengan media alat peraga gambar terdapat peningkatan kemampuan untuk memahami sifat sifat bangun ruang pembelajaran matematika pada siswa kelas V semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 ?

 2.  Apakah guru menerapkan Metode Demontrasi dengan media alat peraga gambar terdapat peningkatan pristasi belajar matematika tentang sifat- sifat bangun ruang pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 ?

 3.  Apakah guru menerapkan Metode Demontrasi dengan media alat peraga gambar terdapat peningkatan kemampuan dan pristasi belajar matematika tentang sifat- sifat bangun ruang pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 ?

 Tujuan Penelitian

 Dalam penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai agar siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo dapat::

1.     Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajajaran matematika..

2.     Meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tentang sifat-sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

3.     Meningkatkan aktivitas belajar pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tentang sifat-sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

4.     Meningkatkan pristasi belajar pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tentang sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika

Manfaat Penelitian

 Penelitian dilaksanakan oleh guru agar dapat bermanfaat untuk berbagai pihak:

1      Bagi Siswa

 Mendapatkan pemahaman yang lebih kongkrit belajar matematika tentang sifat-sifat bangun ruang, sehingga kemampuan dan pristasi belajar yang diperoleh meningkat.

2      Bagi Peneliti

 Mengembangkan kemampuan Profesional guru untuk membantu dalam mengatasi kesulitan pembelajaran matematika dalam materi sifat-sifat bangun nruang.

3      Bagi Guru

 Penelitian dapat menambah pengalaman yang pada suatu saat juga melaksanakan penelitian untuk mengembangkan tugas profesinol dalam melaksanakan penelitian sehingga memiliki gambaran dalam penelitian.

4      Bagi sekolahi

 Hasil laporan penelitian selain untuk mengembangkan tugas professional juga dapat menambah referensi perpustakaan sekolah.

 5.  Bagi pembaca

 Dapat menambah wawasan yang lebih luas tentang penelitian sehingga dapat mengembangkan pengetahuannya.

 6.  Bagi Dinas Pendidikan

 Penelitian dapat berpengaruh secara luas terhadap peningkatan mutu pendidikan dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan kemampuan guru dan tenaga kependidikan..

 METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS

 Pengertian Matematika

 Padangan modern tentang matematika murni disamakan dengan teori logika, deduktif mengenai hubungan sehingga tidak mengherankan jika orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu sistem yang merupakan struktur tersendiri bersifat deduktif. (Hudoyo, 1979:95).

 Suatu sistem deduktif dimulai dengan memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan disebut unsur primitif. Unsur-unsur itu diperlukan sebagai dasar komunikasi, selanjutnya unsur-unsur primitif dibuat suatu aksioma, berupa pertanyaan yang memasukkan hubungan dasar antara unsur-unsur pokok di dalam sistem.Akhirnya diperoleh fenomena tertentu yang dibuktikan secara dedukitf dengan rentetan pernyataan Pertanyaan itu bisa berupa difinisi, aksioma atau fenomena yang telah dibuktikan kebenarannya (Hudoyo, 1979:95:96).

 Matematika adalah Ilmu Pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah yang berhubungan dengan bilangan, sedangkan menurut Sawyer (dalam Hudoyo, 1973:3) merumuskan matematika adalah penggolongan dan penelaah tentang semua pola mungkin pola dipakai dalam arti yang tidak semua orang menyetujui istilah ini diartikan dalam pengertian sangat luas, mencakup hampir setiap macam keteraturan dapat dikenal pikirannya.

 Pembelajaran Matematika

Dalam hubungan peradaban modern matematika memegang peranan penting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Demi kepentingan siswa, perlu menambah alasan mengapa matematika itu diajarkan di sekolah.

Matematika merupakan alat yang efesien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan memperoleh kemajuan yang berarti ada pendapat bahwa matematika adalah ilmu dari segala ilmu dan seni dari segala seni. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam mengembangkan ilmu sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat di andalkan.

Bagi disiplin ilmu lain, matematika pada dasarnya merupakan alat bantu dalam memecahkan masalah. Dalam analisisis ekonomi penggunaan matematika sangat menguntungkan karena beberapa hal berikut ini:Hubungan antara besaran ekonomi dapat dinyatakan secara singkat dan seksama. Perubahan mudah dilambangkan dan diikuti serta dihitung.Terdapat fenomena yang dapat digunakan sebagai alat.Difinisi dan asumsi dirumuskan sangat tegas (Johanes dan Handoko 1983:9).

 Dalam fisika matematika merupakan alat bantu yang sangat fital khususnya cabang-cabang matematika seperti kalkulus persamaan diferensial, analisis vektor, geometri analistik dan aljabar lincah. Berkaitan dengan in Spiegel mengemukakan bahwa matematika dan ilmu pengetahuan alam tidak dapat hanya sebagai perkakas melainkan sebagai bahasa.

 Sumbangan matematika kepada ilmu komputer juga sangat dominan, terutama penerapan prinsip aljabar Boole pada penyerdahanaan saklar listrik. Demikian pula peranan matematika dalam biologi antara lain dapat disimak dari ketergantungan biologi pada cabang-cabang biofisika dan biokimia pada kedua cabang ini matematika sangat di perlukan (Sujono 1988:22).

 Dari ketergantungan diatas dapat disimpulkan bahwa matematika itu adalah ilmu murni yang dapat berdiri sendiri maksudnya adalah tanpa bantuan ilmuan lain, matematika dapat berkembang mengikuti perkembangan jaman, tetapi ilmu yang lain dapat lebih berkurang apa bila ada bantuan dari matematika.

 Pengertian Metode Demontrasi

 Metode demontrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristia atau benda smpai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar agar dapat diketahui dan dipahami oleh siswa secara nyata atau tiruannya (Syaiful, 2008: 210)

 Metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memeragakan barang, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000:22)

 Menurut Syaiful BahriDjamarah (2000:2 bahwa metode demontrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.

 Menurut Syaiful (2008: 210) metode demontrasi lebih sesuai untuk mengajarkan bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan suatu proses maupun kgiatan yang bersifat rutin.Dengan metode demontrasi siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlihat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan yng diharapkan.

Media Pembelajaran

 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru menyusun rencana program pembelajaran,secara sistematis,yang dilengkapi media pembelajaran yang berupa alat peraga sesuai dengan materi,karena perlu menggunakan alat peraga tentang sifat-sifat bangun ruang sebagai penunjang,untuk kegiatan pembelajaran dapat terlaksana secara efektif dan efesien.

Kerangka Berfikir

 Berdasarkan rumusan masalah maka, guru sebagai peneliti menyusun kerangka berfikir sebagai berikut

1.   Guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar ada peningkatan kemampuan untuk memahami sifat-sfat bangun ruang dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018.

 2.  Guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar ada peningkatan mativasi belajar tentang sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018

 3.  Diduga guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar ada peningkatan pristasi belajar tentang sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018

 Hipotesis Tindakan

 Berdasarkan rumusan masalah maka, guru sebagai peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1.     “Diduga guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar adanya peningkatan kemampuan untuk memahami sifat-sfat bangun ruang dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 “.

 2.  “Diduga guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar adanya peningkatan mativasi belajar tentang sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 “

 3.  “Diduga guru menerapkan Metode Demontrasi dan media alat peraga gambar adanya peningkatan pristasi belajar tentang sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo tahun pelajaran 2017/2018 “

 METODOLOGI PENELITIAN

 Setting Penelitian

 Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari Januari 2018 s.d.bulan April 2018, penyusunan proposal,menyiapkan lembar observasi ,menyiapkan rencana program dilengkapi seperangkat pembelajaran.Penelitian dilaksanakan di SDN Sumberjo karena yang bersangkutan sebagai guru yang bertugas mengajar di sekolah guru yang mengadakan penelitian pada siswa kelas VI sehingga mempermudah mendapatkan data yang diperlukan baik melalui observasi,wawancara maupun dari hasil tes formatif yang berguna untuk menentukan kegiatan berikutnya.

Subyek Penelitian

 Dalam melaksanakan penelitian untuk mendapatkan data yang valid diperoleh dari siswa kelas VI SDN Sumberjo jumlah 29 terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan untuk peningkatan kemampuan dan pristasi belajar matematika materi tentang sifat-sifat bangun ruang karena pristasi masih rendah.

 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Menurut Lofland dan Lofland dalam (Moleong, 2007: 157). Sumber data utama dalam penelitian kualitatif nilai dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti data dokumen hasil observasi,foto kegiatan..

Sebelum penelitian dilakukan pada siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo peneliti melakukan evaluasi pembelajaran matematika. dari hasil evaluasi diperoleh data nilai secara individu,maupun kelompok pada pra siklus masih rendah. Hasil evaluasi pada siklus I merupakan data sekunder dan ditambah dengan data dari sekolah. Sedangkan data yang diperoleh selama melakukan penelitian merupakan data primer yaitu hasil evaluasi pada pra siklus siklus I, siklus II, dan dokumetasi kegiatan (foto).

 Validasi Data

 Validasi data yang meliputi validasi hasil belajar dan validasi proses pembelajaran.

1.     Validasi Hasil Belajar

Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).

Validasi empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal penulisan butir-butir soal, kunci jawaban , kriteria pemberian skor dan mengadakan análisis bobt soal menurut tingkat kesulitan.

2.     Validasi Proses Pembelajaran

Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek yaitu siswa kelas VI semester II di SDN Sumberjo Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran matematika.

 

 Analisis Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis deskriptif yang meliputi:

1.     Analisis Deskriptif Pemanfaatan media alat peraga untuk peningkatan kemampuan belajar dengan cara membandingkan dengan pristasi belajar. pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada pra siklus siklus I dan siklus II.

2.     Analisis Deskriptif Kuantitatif hasil obervasi dengan cara membandingkan hasil obervasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

Teknik Pengumpulan Data

 Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. dilakukan untuk memperoleh data yang akurat selama penelitian. dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar sebagai bentuk evaluasi siswa terhadap materi yang disampaikan. Jenis tes yang digunakan adalah tes formatif sifat-sifat bangun ruang.

 Wawancara adalah pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan tujuan tertentu. wawancara dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang diberikan,guru untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami dan sejauh mana penerimaan siswa terhadap materi. Selain itu teknik wawancara mempunyai kesempatan untuk bertanya kepada guru jika ada yang belum jelas.

 Observasi berpartisipasi dilakukan guru dengan mengamati kemampuan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan berupa respon/tanggapan siswa selama mengikuti pelajaran. ketrampilan siswa dalam kelompok, aktif dalam mengajukan pertanyaan dan berani melakukan kegiatan Observasi juga meliputi perilaku siswa selama pembelajaran misalnya cara siswa mengerjakan soal latihan (tertib/gaduh). Observasi dilakukan oleh guru dibantu oleh teman sejawat agar semua siswa dapat diamati secara keseluruhan baik secara individu maupun kelompok. Hasil observasi kegiatan kemudian dicatat pada lembar observasi yang dipersiapkan sebelum pembelajaran.

 Indikator Kinerja

Keberhasilan dalam suatu penelitian dapat diukur dari indikator kinerja yang ditetapkan peneliti. dengan dimanfaatkannya siswa dalam memahami materi sehingga terdapat peningkatan pristasi belajar siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal Indikator kinerja dianggap berhasil jika terjadi peningkatan pristasi belajar siswa yang dapat diketahui dari peningkatan nilai ulangan harian akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif dan ketuntasan sesuai KKM. 70.

Prosedur Penelitian

 Proses ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang di tandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri pra siklus, siklus I dan II. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

 Perencanaan (Planning) Pelaksanaan (Acting) Memodel atau strategi dan langkah pembelajaran tentang sifat-sifat bangun ruang tabung, prisma, kerucut, limas melalui pemanfaatan media berupa alat peraga.Pengamatan (Observing) yaitu mengamati proses pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui hasilnya. Atas dasar pristasi belajar digunakan untuk merencanakan, tindak lanjut pada siklus berikutnya.

 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 Diskripsi Hasil Belajar Pra Siklus

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Sangat baik

0

0%

2.

70-85

B

Baik

 14

49%

3.

61-69

C

Cukup

5

17%

4.

51-60

D

Kurang

5

17%

5.

≤ 50

E

Sangat Kurang

5

17%

Jumlah

29

100%

 

Berdasarkan analisis hasil belajar dapat diketahui dari jumlah 29 siswa yang mendapat nilai A (Sangat Baik) sejumlah 0 siswa.,atau 0% yang mendapat nilai B (Baik) sebanyak 14,atau 49% , dan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 5 siswa,atau 17% dan yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 5 siswa, 17% sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat Kurang) 5 siswa, 17%.nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50,nilai rata-rata 64

Diskripsi Hasil Belajar Siklus I

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Sangat baik

8

36%

2.

70-85

B

Baik

11

27%

3.

61-69

C

Cukup

5

27%

4.

51-60

D

Kurang

5

10%

5.

≤ -50

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

29

100

 

Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I ,menerapkan metode demontrasi dengan menggunakan media alat -peraga gambar dari hasil tes formatif menunjukkan hasil penilaian yang mencapai nilai A (Sangat Baik) adalah 8 siswa sedangkan yang mendapat nilai B (baik) 11 siswa yang memperoleh nilai 85 sebanyak 2 siswa,yang mendapat nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 75 sebanyak 3 siswa,yang mendapat nilai 70 sebanyak3 siswa Sedangkan yang mendapat nilai C (Cukup) sebanyak 5 siswa yang mendapat nilai D (Kurang) sebanyak 5 siswa,sedangkan yang mendapat nilai E (Sangat kurang) sebanyak 0 siswa, atau 0%. nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 76

 Diskripsi Hasil Belajar Siklus II

No

Hasil Angka

Hasil Huruf

Arti Lambang

Jumlah Siswa

Persen

1.

86-100

A

Sangat baik

14

63%

2.

70-85

B

Baik

15

27%

3.

61-69

C

Cukup

0

10%

4.

51-60

D

Kurang

0

0%

5.

≤ 50

E

Sangat Kurang

0

0%

Jumlah

29

100%

 

Perbaikan pembelajaran siklus II dari tabel di atas dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 14 siswa, atau 48%. Sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 15 siswa, yang mendapat nilai 85 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 80 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 75 sebanyak 4 siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 3 siswa nilai cukup (C) 0 siswa, atau 0%, sedangkan yang mendapat nilai D adalah 0 siswa atau 0% dan yang mendapat nilai E tidak ada atau 0%, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 sedangkan nilai rata-rata 84..

 Pembahasan Pembelajaran Pra Siklus

 Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada pra siklus masih banyak kekurangan belum dipersiapkan rencana program pembelajaran secara sistematis penguasaan materi masih kurang,dari siswa kurang memperhatikan penjelasanan yang diberikan,belum memahami materi yang dipelajari yang mengakibatkan hasil belajar masih rendah,perlunya dilaksanakan perbaikan secara menyeluruh.

 Pembahasan Pembelajaran Siklus I

 Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah adanya perubahan berdasarkan temuan hasil observasi oleh teman sejawat, baik dari guru maupun siswa sudah menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis menerapkan metode pembelajaran,dengan menggunakan alat peraga yang sesuai,siswa sudah mulai termotivasi sehingga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dari kegiatan pembelajaran sebelumnya.

 Pembahasan Hasil Pembelajaran

 Kegiatan pembelajaran pada siklus sudah menunjukkan hasil yang maksimal karena pristasi belajar siswa terlihat dari perbandingan perolehan nilai dari pra siklus nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 64 hasil belajar siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai.rata-rata 75 dan hasil belajar sikuls II nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 84. KKM 70

 PENUTUP

 Kesimpulan

 Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh guru kelas VI terhadap siswa materi sifat-sifat bangun ruang dapat simpulkan sebagai berikut:

1.   Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru pada pra siklus masih banyak kekurangan belum dipersiapkan rencana program pembelajaran secara sistematis penguasaan materi masih kurang,dari siswa kurang memperhatikan penjelasanan diberikan, belum memahami materi yang mengakibatkan hasil belajar masih rendah,perlunya dilaksanakan perbaikan secara menyeluruh.

2.   Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah adanya perubahan berdasarkan temuan hasil observasi teman sejawat, baik dari guru maupun siswa sudah menyusun rencana program pembelajaran secara sistematis menerapkan metode pembelajaran,dengan menggunakan alat peraga gambar yang sesuai,sudah mulai termotivasi sehingga menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kegiatan pembelajaran sebelumnya.

3.   Kegiatan pembelajaran pada siklus sudah menunjukkan hasil yang secara maksimal karena pristasi belajar siswa terlihat dari perbandingan perolehan nilai dari pra siklus nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata 64 hasil belajar siklus I nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60 nilai.rata-rata 75 dan hasil belajar sikuls II nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 nilai rata-rata 84. KKM 70

 Saran

 Berdasarkan:hasil penelitian yang sudah dilaksanakan maka disarankan sebaai berikut:

1.   Guru hendaknya berusaha untuk mengembangkan sikap kreatif,inovatif kepada siswa yang menjadi tanggungjawabnya. supaya selalu bertanya pada guru tentang materi yang diterangkan jika ada materi pelajaran yang belum di mengerti dapat memperlancar proses pembelajaran.

2.   Guru berusaha untuk selalu membangkitkan menumbuhkan semangat siswa melalui memberikan motivasi agar lebih giat belajar dan bertanggungjawab terhadap tugasnya berlatih mengerjakan soal untuk melatih kecerdasannya.

3.   Hendaknya pihak sekolah dapat memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaanr mengajar di kelas maupun di luar kelas agar pembelajaran berjalan efektif,dan efesien.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulloh, Solichan, 2002. Matematika (Bahan Ajar Pelatihan Guru Kelas SD). Surabaya: Departemen Pendidikan Nasional.

Arif, Tiro. 1985. Penguasaan Konsep Pecahan. Ujung Pandang.

Arikunto, Suharsini. 1993, Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1994. Garis-garis Besar Pengajaran (GBPP) Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu TK/SD

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu TK/SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Matematika Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.

Maier, Herman. 1985. Konpendium: Diktaktik Matematika. Bandung CV. Remaja Karya.

Moesono, Djoko dan Siti M. Amin 1997. Matematika 6 Mari Berhitung. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.