PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU KELAS IV, V DAN VI DABIN 3 DALAM MENYUSUN DAN MENYIAPKAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI WORKSHOP UPTD TK/SD KECAMATAN NGAWEN

KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kukuh

Pengawas Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan guru kelas IV, V dan VI dalam Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen dalam Menyiapkan Perangkat Pembelajaran. Indikator kinerja yang digunakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, belangsung selama tiga bulan, sejakbulan Januari 2014 hingga April 2014.Tempat penelitian di SDN Plumbon yang merupakan salah satu sekolah binaan dari peneliti dan subjek penelitian adalah guru dikelas IV, V dan VI yang ada di wilayah Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.Peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Sedangkan Trianggulasi metode digunakan untuk menguji keabsahan data. Hasil dari penelitian ini adalah 1) Kemampuan tenaga pendidik dalam menyusun perangkat pembelajaran masih rendah sebelum dilakukan Praktek dan sistem umpan balik oleh guru, 2) Pengawas Sekolah melakukan kegiatan melalui workshop, 3) Kemampuan guru kelas IV, V, dan VI dalam membuat perangkat pembelaajran semakin meningkat. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Pengawas Sekolah agar dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kepada tenaga pendidik dalam meningkatkan kompetensinya, 2) Tenaga pendidik agar berpartisi pasiaktif dalam peningkatan mutu pendidikan, 3) Dinas Pendidikan setempat agar memberikan bimbingan dan seminar terkait dengan kompetensi guru sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Kata kunci: Kemampuan guru, Perangkat Pembelajaran, Workshop.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pengawas sekolah (supervisor) mempunyai peran penting dalam mening-katkan mutu pembelajaran di sekolah, ter-masuk untuk mengimplementasikan SBM secara efektif dan efisien (Mulyasa, 2003:40). Kepemimpinan supervisor harus dioptimalkan dengan meningkatkan kepe-mimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.

Namun kenyataan yang ada terba-lik berdasarkan hasil survai terhadap guru-guru di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen masih dominan menggunakan pengelolan pembelajaran berdasarkan pola lama dan masih dominan menggunakan pengelolaan pembelajaran yang tidak sesuai karakteristik siswa dan kondisi kelas. Bila ditelusuri lebih lanjut, faktor yang menyebabkan guru belum mampu melak-sanakan pengelolaan pembelajaran dengan tepat karena kemampuan menyusun perangkat pembelajaran belum optimal, bahkan ada yang tidak membuat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tuntutan supervisor (Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah), karena dalam pelaksanaan pembelajaran perangkat pembelajaran yang digunakan masih menggunakan silabus, RPP, LKS dan Modul buatan Tim KKG, dengan anggapan bahwa karya bersama dan dalam tingkat yang lebih tinggi pasti lebih baik. Walau dalam kenyataan tidak selalu sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar para guru sebaiknya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, karena penge-lolaan pembelajaran yang baik sangat berpengaruh terhadap penyusunan perang-kat pembelajaran pembelajaran agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Selama ini guru-guru terlena, karena telah ada perangkat pembelajaranyang disusun oleh Tim KKG Kabupaten. Pentingnya pengalaman belajar dalam meningkatkan ketrampilan guru membuat perangkat pembelajaran, dapat dikaji dari pendapat beberapa ahli berikut ini. Kajian itu diharapkan dapat mengarahkan jalan pikiran menuju pemecahan masalah yaitu:Menurut Peter Sheal (dalam Depdiknas 2003: 7).

Walau silabus, RPP, LKS dan Modul itu hanya ditunjukkan kepada pengawas sebagai bukti fisik. Namun, pelaksanaan di depan kelas berbeda dengan skenario yang tertulis. Melihat pentingnya pembuatan perangkat pembelajaran yang dilakukan guru maka dalam kegiatan Workshop yang diadakan di Dabin 3 dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan guru Kelas IV, V, dan VI di Dabin 3 Tahun tahun pelajaran 2013/2014.

Rumusan Masalah

Masalah-masalah pokok dalam pe-nelitian ini adalah:

a. Apakah memalui workshop dapat meningkatkan komitmen guru Kelas IV, V, dan VI di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen dalam menyusun perangkat pembelajaran?”

b. Apakah workshop dapat meningkatkan kemampuan guru Kelas IV, V, dan VI di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen menyusun perangkat pembe-lajaran?”

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

a. Peningkatankomitmen guruKelas IV, V, dan VI di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen menyusun silabus, RPP, LKS, dan moduld alam kegiatan.

b. Peningkatan kemampuan guru Kelas IV, V, dan VI di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen menyusun silabus, RPP, LKS,dan modul dalam kegiatan.

Manfaat Penelitian

a. Sebagai contoh (model) pola pem-binaan guru yang efektif dan efisien

Pola-pola pembinaan guru selama ini menggunakan pola ekspos fakto. Dengan stretegi kerja praktek, pembinaan akan lebih efektif karena peserta didik diberi kesempatan melaksanakan praktek dan presentasi untuk mendapatkan pengalaman belajar dan ketrampilan. Pola kerja praktek juga sangat efisien karena tidak menggunakan waktu khusus, dapat dilakukan guru kapan dan dimana saja.

b. Peningkatan Kompetensi Pengawas.

Salah satu kompetensi Pengawas Satuan Pendidikan dalam adalah kompe-tensi Supervisi Akademik. Salah satu sub kompetensi adalah “membimbing guru dalam menyusun silabus,RPP,LKS,dan modul, maka penelitian ini sangat bermanfaat dalam menciptakan perangkat pembelajaran

c. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Pendidik

Perangkat pembelajaran, adalah silabus, RPP, LKS,dan modul. Guru Kelas IV, V, dan VI di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen kemampuan menyu-sun perangkat pembelajaran,meningkatkan kompetensi pedagogik dalam penilaian sertifikasi, juga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.

KAJIAN PUSTAKA

Kompetensi Guru

Kompetensi menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas (Dalam Perangkat Penilaian KTSP, 2007:39), adalah kemampuan yang meliputi pengatahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan melalui kebiasaan berpikir dan bertindak. Setiap guru dituntut memiliki empat kompetensi, seperti diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 tahun 2007 meliputi:

1. Kompetensi pedagogik ;

2. Kompetensi kepribadian ;

3. Kompetensi profesional; dan

4. Kompetensi sosial.

Kemampuan dan Komitmen Guru

Model analisis mengenai situasi belajar mengajar yang dikemukakan disini adalah model analisis dari Gleackman (Dalam Sahertian & Ida Aleida, 1981:41), yang disebut Paradigma Kategori Guru.Dalam model analisis tersebut, perkembangan guru dipandang dari dua segi yakni:kemampuan dan komitmen,yaitu berpikir abstrak/imajinatif dan keterlibatan aktif dalam tanggung jawab yang mendalam.

Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupa-kan suatu perangkat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran yang berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memotivasi siswa untuk berpatisipasi aktif (Poppy Kamalia Devi, dkk, 2009: 1-5). Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam mengelola proses belajar mengajar dapat berupa: silabus, Rencana Pelaksana-an Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), modul.

Workshop

Workshop dalam penelitian ini adalah pelatihan dan pengembangan de-ngan materi menyusun soal Ujian Semester. Selanjutnya peneliti menjelaskan kajian teoritis tentang pelatihan dan pengembangan.

Pelatihan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan profesionalis-me. Gomes (2003: 197) menjelaskan pelatihan adalah suatu usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilakukan selama empat bulan, sejak bulan Januari 2014 hingga April 2014.

Kegiatan Penelitian Tindakan Seko-lah (PTS) dilakukan SDN Plumbon Keca-matan Ngawen Kabupaten Blora. Tempat penelitian ini masih termasuk dalam unit kerja dari peneliti yang menjabat sebagai Pengawas Sekolah di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen.

Subjek Penelitian

Subjek Penelitian adalah semua sekolah dasar terutama guru Kelas IV, V, dan VI yang ada di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Yang terdiri dari 42 orang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Komitmen guru-guru

Setelah disajikan model-model pembelajaran Inovatif (cooperatif learning, contextual teaching and learning, dll), komitmen guru pada komponen dorongan dan usaha menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi,mencapai nilai rata-rata lebih dari 3,6 (lihat lampiran 2d). Guru-guru yang memperoleh nilai 4,00-5,00 mencapai 68%.

a. Dari hasil wawancara, bahwa guru-guru baru mengetahui bahwa begitu banyak model-model pembelajaran yang harus dipahami untuk berubah dari pendekatan ekspositori ke pendekatan diskoveri inkuiri.

b. Menurut guru-guru, ada peningkatan rasa ingin tahu yang mendorong mereka terus belajar. Alasannya, bahwa penerapan model-model pembejaran sangat memudahkan guru membuat silabus, RPP, LKS dan Modul karena syntax tiap-tiap model pembelajaran sudah sangat jelas.Guru-guru sangat terbantu dalam upaya membuat strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centre oriented) dengan pendekatan diskoveri inkuiri.

c. Motivasi guru-guru mulai tumbuh, karena model-model pembelajaran andragogi dengan bentuk kerja praktek sangat disukai oleh guru-guru. Menurut guru, itu jauh berbeda dengan model-model sebelumnya yang mengandalkan bentuk-bentuk ekspos fakto/caramah.

Kemampuan guru-guru

Terjadi peningkatan nilai kemampuan yang cukup tinggi dari Siklus I ke Siklus II.

a. Pada lampiran, terlihat rata-rata kemampuan guru meningkat menjadi 4,22 dan hanya 4 orang dari 40 orang guru yang nilainya masih kurang dari 4,00.

b. Pada akhir siklus II, guru-guru yang memperoleh nilai 4,00 – 5,00 meningkat tajam mencapai 76%.

c. Hal itu didukung oleh hasil-hasil wawancara dengan guru, bahwa guru-guru merasa sangat mudah menyusun silabus, RPP, LKS dan Modul karena telah memahami model-model pembelajaran dengan syntax-syntaxnya.

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil-hasil yang dipaparkan pada Bab IV, dapat dibuat simpulan bahwa hipotesis tindakan telah terbukti:

a. Kegiatan Workshop yang dilaksanakan di Dabin 3 UPTD TK/SD Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, terbukti dapat meningkatkan komitmen guru-gurudalam menyusun silabus, RPP, LKS dan Modul (modul pembelajaran).

b. Indikator kinerja: Sekurang-kurangnya 85% guru menunjukkan komitmen yang baik dalam menyusun silabus, RPP, LKS dan Modul (perangkat pembelajaran) (nilai rata-rata 4,00-5,00) dalam skala 1-5, tercapai pada akhir siklus II dengan pencapaian 94%.

Saran

a. Para Kepala Sekolah, untuk merevisi cara-cara peningkatan mutu pendidik, dari model ekspos fakto menjadi bentuk kerja praktek nyata secara berkelanjutan. Model-model ekspos fakto yang banyak dilakukan sebelumnya, terbukti tidak mampu memberdayakan guru-guru.

b. Para Pengawas Pendidikan, bahwa peningkatan mutu pendidik bukan suatu hal yang sederhana. Perlu upaya berkelanjutan untuk melaksanakan supervisi, agar pola pembelajaran guru-guru tidak kembali lagi pada pola konvensional, karena pola tersebut tidak sesusai

c. Membalik paradigma pendidikan dari paradigma pengajaran menjadi paradigma pembelajaran atau membalik dari “techer centre oriented” menjadi “student centre oriented” bukanlah hal mudah bagi guru. Kunci keberhasilan guru membuat RPP Inovatif, adalah pada kemampuan guru memahami dan menggunakan model-model pembelajaran Inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham.2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Jakarta:BSNP.

Depdikbud. 1993. Dengan Pemantapan Kerja Guru Kita Siapkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas Untuk Menyongsong Pembangunan Jangka Panjang Tahap II. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.41 tahun 2007 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Dikmenum. 1999. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Moleong, Lexy 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

 

Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas, Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.