PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU

DALAM MENGEMBANGKAN PERENCANAAN

PEMBELAJARAN TERINTEGRASI PENGUATAN

 PENDIDIKAN KARAKTER, C4, LITERASI, DAN HOTS

MELALUI BIMBINGAN PELATIHAN DAN KAJIAN BERSAMA

DI WILAYAH BINAAN I SMP KABUPATEN BOYOLALI

PADA SEMESTER 1 TAHUN 2017/2018

 

Sunarto

Pengawas Wilayah Binaan 1 SMP Kabupaten Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian tindakan sekolah ini adalah: (1) mendiskripsikan peningkatan proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama dalam meningkatkan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS dan (2) mendiskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, C4, Literasi, dan HOTS melalui bimbingan pelatihan dan kajian bersama di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian 24 orang guru dari 7 SMP Negeri dan Swasta di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali. Setting penelitian tindakan sekolah ini adalah di SMP Negeri 1 Boyolali dan SMP Negeri 1 Musuk. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah dengan langkah-langkah penelitian planning, acting, observing, dan reflecting. Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan 2 kali pertemuan.Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) terdapat peningkatan proses bimbingan pelatihan dan kajian bersama dalam penelitian pengembangan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018dari siklus 1 ke siklus 2 pada semua tahapan, yakni: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dengan peningkatan rata-rata proses kegiatan oleh peserta sebesar 0,39 (16,4%) dan proses kegiatan oleh peneliti sebesar 0,14 (5,5%); (2) terdapat peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran yang terintegrasi PPK,C4, Literasi, dan HOTS di sekolah Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui proses bimbingan pelatihan dan kajian bersama yakni sebesar 19,37 (33,04%) dari kondisi awal nilai rata-rata sebesar 58,63 meningkat menjadi 70,50 pada akhir tindakan siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 78,00 pada akhir tindakan siklus 2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan peningkatan proses bimbingan pelatihan dan kajian bersama terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK,C4, Literasi, dan HOTS di sekolah Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

Kata Kunci:Kemampuan, Bimlat, Kajian Bersama, PPK, 4C, Literasi, HOTS.

ABSTRACT

The objectives of this school action research are: (1) describe the improvement of the process of Coaching Guidance and Joint Study in improving the ability of teachers to develop learning plans by integrating PPK, 4C, Literacy and HOTS and (2) describing the improvement of teachers’ ability to develop integrated learning planning for PPK, C4, Literacy, and HOTS through training guidance and joint studies in Wilbin I Junior High School Boyolali Regency in semester 1 of the 2017/2018 Academic Year. This research was conducted with the target population or research subjects 24 teachers from 7 public and private junior high schools in Wilbin I Junior High School Boyolali Regency. The setting of this school action research is at SMP Negeri 1 Boyolali and SMP Negeri 1 Musuk Boyolali. The method used in this research is the school action research method with the steps of planning, acting, observing, and reflecting research. The action was carried out in two cycles, namely cycle 1 and cycle 2, each cycle was held 2 times.The results as follows: (1) there is an improvement in the process of training guidance and joint studies in the research development of learning planning by integrating PPK, 4C, Literacy and HOTS in Wilbin I Junior High School Boyolali Regency in semester 1 of the 2017/2018 Academic year of cycle 1 to cycle 2 at all stages, namely: preliminary activities, core activities, and closing activities with an average increase in the process of activities by participants by 0.39 (16.4%) and the process of activities by researchers by 0.14 (5.5%); (2) there was an increase in the ability of teachers to develop integrated learning planning PPK, C4, Literacy, and HOTS in Wilbin I Junior High School in Boyolali Regency in the Academic Year of 2017/2018 through the process of coaching training and joint studies which amounted to 19.37 (33.04%) from the initial conditions the average value of 58.63 increased to 70.50 at the end of the cycle 1 action, and increased again to 78.00 at the end of the cycle 2 action. Thus it can be concluded that with the improvement of the training guidance and joint review process proved can improve the ability of teachers to develop integrated learning plans for PPK, C4, Literacy, and HOTS at Wilbin I School, Boyolali Regency, 2017/2018 Academic Year.

 

Keywords: Ability, Bimlat, Joint Study, PPK, 4C, Literacy HOTS

 

 

PENDAHULUAN

Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap guru wajib melakukan pengembangan perencanaan pembelajaran, pengembangan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual yang memperkuat proses berpikir ilmiah ini akan menghasilkan pembelajaran peserta aktif yang mengintegrasikan pendidikan karakter, kegiatan literasi, dan keteraplan berpikir 4C. Pengintegrasian ini direalisasikan dalam kegiatan pembelajaran dengan menuangkan terlebih dulu dalam perencanaan pembelajaran utamanya pada langkah-langkah pembelajaran.

Secara umum kondisi perencanaan pembelajaran di Wilayah Binaan I SMP Kabupaten Boyolali masih di bawah standar proses pembelajaran yang diharapkan. Persentase guru yang memiliki kemauan menyusun sendiri, ketepatan waktu menyusun dan kemauan mengembangkan perencanaan pembelajaran relatif rendah.

Berdasarkan standar mutu isi perencanaan pembelajaran, hasil supervisi yang dilakukan sebelum dilaksanakan bimbingan pelatihan dapat diperoleh data hasil pengembangan perencanaan pembelajaran guru di Wilbin 1 SMP Kabupaten Boyolali Semester 1 Tahun 2017/2018 sebagai berikut: a. Mapel IPA nilai 58,26; b. Mapel Matematika nilai 59,15; c.Mapel IPS nilai 58,26. Adapun rata-rata perolehan nilai supervise adalah 58,63. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran Kurikulum 2013 yang terintegrasi, PPK dan 4C relatif masih rendah. Komponen perencanaan pembelajaran guru yang teridentifikasi memiliki rata-rata rendah dan berpotensi menjadi masalah pokok dalam proses pembelajaran adalah: (1) kemampuan guru merumuskan indikator KD yang ber”HOTS”; (2) kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran yang ber”PPK”; (3) kemampuan guru mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk fakta, konsep, prosedural, metakognitif; (4) kemampuan guru merumuskan langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks model-model pembelajaran; (5)kemampuan guru mengintegrasikan PPK; (6) kemampuan guru mengintegrasikan 4C.

Berkaitan dengan masalah-masalah yang terkait dengan perencanaan pembelajaran guru, maka penulis melakukan penelitian tindakan sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 yang harus diintegrasikan dengan keterampilan berpikir abad 21 (4C), pendidikan karakter, literasi dan HOTS.

Tindakan yang dilakukan oleh peneliti adalah melaksanakan bimlat tentang pengembangan perangkat pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 yang diintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS kemudian memberikan tugas mandiri pengembangan RPP dan mengkaji hasil tugas mandiri dari masing-masing peserta secara bersama-sama (kelompok mapel) untuk mendapatkan masukan dari teman teman sejawat.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018? (2) Bagaimana peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS setelah dilakukan Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama dalam meningkatkan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. (2) Mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.

LANDASAN TEORI

Kemampuan Guru

Kemampuan (abilities) menurut Soehardi (2003:24) adalah bakat yang melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara phisik atau mental yang ia peroleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman. Sedangkan menurut Stepen P. Robbins (2003:52) kemampuan merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. Sementara guru menurut UURI Nomor 14 Tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut maka kemampuan guru adalah kesanggupan seorang guru baik fisik maupun mental intelektual untuk melakukan tugas-tugas utama guru profesional yang diperoleh dari sejak lahir, belajar, pelatihan dan pengalaman.

Ciri-Ciri Kemampuan Intelektual Guru

Ciri-ciri kemampuan intelektual yang diharapkan dari seorang guru yang profesional adalah kemampuan berpikir kritis yang memiliki ciri-ciri (1) mampu mengidentifikasi permasalahan dari pelaksanaan tugas utamanya; (2) mampu mengevaluasi hasil identifikasi masalah yang telah ditemukan; (3) mampu menyimpulkan kekuatan yang harus dikembangkan dan kelemahan yang harus dicari solusinya; dan (4) mampu menentukan tindakan pengembangan tugas utamanya menjadi semakin baik dan semakin luas.

Pengembangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) Terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS.

Pengembangan menurut Iskandar Wiryokusumo (2011) adalah upaya pendidikan baik formal maupun non formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan dasar kepribadian, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat, keinginan serta kemampuan ke arah tercapainya martabat, mutu dan kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri. Sementara itu menurut Seel & Richey (Alim Sumarno, 2012) mengatakan bahwa pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Sedangkan menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 yang tertuang pada lampirannya menyebutkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut Pengembangan RPP adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah oleh seorang guru untuk membuat dan memperbaiki RPP, sehingga menjadi RPP yang lebih baik dan lebih luas serta mampu mengembangkan proses pembelajaran yang lebih bermakna dan bermanfaat untuk menciptakan mutu pendidikan yang lebih baik.

Berdasarkan difinisi pengembangan RPP, maka Pengembangan RPP terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah oleh seorang guru untuk membuat dan memperbaiki RPP dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, membiasakan peserta berpikir Critish Creative Comunicative Colaborative, membudayakan kegiatan literasi dan, melatih keterampilan berfikir tingkat tinggi peserta.

Bimbingan dan Pelatihan (Bimlat)

Bimbingan menurut Bimo Walgito (2004:5) adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu ini dapat mencapai kesejahteraan hidup.Sementara Pelatihan menurut Sastrohardiwiryo (2001) adalah proses membantu para tenaga kerja untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan tentang pikiran, tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap yang layak. Berdasarkan dua pendapat diatas Bimbingan dan Pelatihan (Bimlat) adalah proses membantu seseorang dalam menggunakan potensi yang dimilikinya dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat mencapai keahlian dan kemampuan tertentu untuk mengembangkan tugas lebih baik dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan kerja dan mencapai kesejahteraan hidup.

Kajian Bersama

Pengertian kajian menurut para ahli: Kata ”kajian” berasal dari kata ”kaji” yang berarti (1) ”pelajaran”; (2)penyilidikan (tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata ”kajian” menjadi berarti ”proses, cara, perbuatan mengkaji penyelidikan (pelajaran yang mendalam); penelaahan (KBBI1999: 431). Sementara Burhan Nurgiyantoro (2007:30) mengatakan bahwa kajian atau pengkajian, mengarah pada pengertian penelaahan, penyelidikan. Pada umumnya kajian disertai oleh kerja analisis yakni mengurai sesuatu atas unsur- unsur pembentuknya. Berdasarkan kedua sumber diatas, kajian adalah proses menelaah, menganalisis sesuatu untuk menemukan unsur-unsurnya. Unsur-unsur disini adalah kelebihan dan kekurangan sesuatu yang sedang dikaji. Kajian bersama dalam penelitian ini adalah proses menelaah dan menganalisis hasil pengembangan dari seseorang oleh orang lain untuk mendapatkan masukan berupa saran perbaikan atau tambahan secara tertulis pada komponen dan bagian tertentu yang dipandang masih ada kelemahan atau kekurangan agar dapat diperolah pengembangan sesuatu yang lebih baik.

Bimlat dan kajian bersama mampu meningkatkan kemampuan guru mengembangkan RPP terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS.

Berdasarkan kajian teori tentang definisi bimlat, kajian bersama, kemampuan guru, dan pengembangan RPP melalui Langkah-langkah strategis dengan tahapan berikut: (1) melakukan bimlat pengembangan RPP dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS dengan mereview RPP yang telah disusun peserta; (2) melakukan bimlat pengembangan model pembelajaran sesuai hasil review RPP yang telah disusun peserta; (3) memberi tugas mandiri kepada peserta mengembangkan RPP dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS dan model pembelajaran yang sesuai; (4) melakukan kajian bersama hasil tugas mandiri secara berpasangan dan berkelompok; (5) memaparkan hasil kajian bersama untuk mendapatkan masukan dari kelompok lain.

Langkah-langkah penelitian ini dilakukan dengan harapan bimbingan pelatihan dan kajian bersama mampu meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi, HOTS dan menggunakan model pembelajaran yang tepat.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: (1) Proses Bimlat dan Kajian Bersama yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018 adalah bimlat dan kajian bersama yang memiliki langkah strategis memacu peserta untuk terlibat aktif dalam setiap tahapan pelatihan, (2) Kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS meningkat setelah dilakukan Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester I tahun pelajaran 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di 2 (dua) tempat yakni SMP Negeri 1 Boyolali yang beralamat di Jalan Merapi Nomor 22 Boyolali dan SMP Negeri 1 Musuk yang beralamat di Jalan Pemuda Nomor Nomor 1A Musuk Boyolali. Pemilihan kedua tempat ini dengan pertimbangan: (1) letaknya strategis karena terletak di tepi jalan raya, mudah dijangkau dan banyak dilewati angkutan penumpang; (2) Letak kedua sekolah relatif berada di tengah sehingga jarak kedua sekolah ini dari masing-masing sekolah relatif sama; (3) kedua sekolah memiliki media dan sarana pelatihan lebih lengkap dibanding sekolah yang lain.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018, mulai awal bulan Februari sampai dengan akhir bulan Juni tahun 2018. Izin penelitian dikeluarkan olehKepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali tertanggal 5 Maret 2018 (lampiran 1) dan sudah mendapat persetujuan dari semua kepala sekolah di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali yakni tempat penelitian tindakan sekolah dilaksanakan.

Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dalam dua siklus.Siklus 1 dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan masing-masing pertemuan 5 jam @ 45 menit. pada pertemuan pertama peserta diberi tindakan berupa bimlat dengan pendekatan andragogi dilanjutkan pemberian tugas mandiri di rumah pengembangan RPP 1 terintegrasi PPK, 4C, Literasi, HOTS, dan penerapan model pembelajaran. Pertemuan kedua dilanjutkan kegiatan kajian bersama berpasangan untuk menelaah tugas mandiri secara silang dengan mengidentifikasi kekurangan, kelemahan dan memberikan masukan berupa tambahan atau saran perbaikan. Pada siklus 2 dilaksanakan dengan alokasi waktu yang sama dengan siklus 1 dan tahapan tindakannya sama hanya kajiannya dalam bentukkajian bersama berkelompok.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik nontes yang meliputi: 1) Observasi proses bimlat dan kajian bersama; 2) Penilaian pengembangan perangkat pembelajaran; 3) Catatan perilaku ekologis; 4) Wawancara; dan 5) Dokumentasi foto. Validasi data yang digunakan dalampenelitian ini adalah triangulation of data collection methode (metode triangulasi data), yaitu penggunaan lebih dari satu teknik pengambilan data dan menggunakan lebih dari satu pengamat pada saat tindakan demi mendapatkan data yang valid dan menyeluruh.

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penilaian pengembangan perangkat pembelajaran (RPP) terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS. Penilaian berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. Hasil analisis kuantitatitf data dihitung dengan skala 100 (seratus) dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) menghitung skor yang diperoleh masing-masing aspek; (2) menjumlah seluruh skor yang diperoleh; (3) menghitung skor maksimum; (4) menghitung nilai yang diperoleh dengan skala seratus; (5) menyusun seluruh dalam tabel distribusi frekwensi; dan (6) menghitung rerata, median, dan modus.

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai Pengembangan RPP =   ————————————        x 100

Jumlah skor maksimum

∑f. 100

Nilai rerata (mean) = ————-

∑f max

Analisis kuantitatif ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tindakan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan RPP terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan sekolah pada junal ini ditinjau dari dua hal, yaitu: (1) peningkatan proses bimlat dan kajian bersama; (2) peningkatan kemampuan guru mengembangkan RPP terintegrasi PPK, 4c, Literasi dan HOTS dianggap berhasil apabila nilai rata-rata kemampuan guru mengembangkan RPP minimal mencapai 71 (baik).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil supervisi kemampuan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 pada kondisi awal diperoleh dengan menggunakan instrumen yang mengacu pada panduan pengembangan RPP Kurikulum 2013. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) kemampuan guru dalam mengembangkan RPPsebesar 58,63, nilai tengah (median) sebesar 58,03 dan nilai yang sering muncul (modus) pada interval (56 -70). Hal ini menunjukkan bahwa, kemampuan guru rata-rata dalam mengembangkan RPP Kurikulum 2013 pada kategori cukup batas bawah dan masih cukup jauh dari standar ketuntasan yang ditetapkan dalam penelitian ini, yakni sebesar 71 (baik). Kondisi awal ini sejalan dengan kondisi nyata rata rata di sekolah bahwa persentase guru yang memiliki kemauan menyusun sendiri dan mengembangkan perencanaan pembelajaran (RPP) relatif rendah.

Kondisi ini diketahui dari hasil monitoring pengawasan akademik terhadap pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah bahwa rata-rata kepala sekolah hanya melaksanakan supervisi kelas 1 sd 2 kali dalam setahun, artinya pelaksanaan supervisi kelas dilaksanakan kurang dari 50% standar minimal.

Deskripsi Siklus 1

Proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama Berpasangan dengan Tugas Mandiri pada Siklus 1

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1, tahap pendahuluan diawali dengan penyampaian salam, berdoa, bersyukur, menanyakan kabar dan mempresensi peserta. Apersepsi dilakukan dengan menanyakan pengertian RPP dan komponen-komponennya, motivasi diberikan ketika penulis menyampaikan judul paparan bimlat tentang integrasi PPK, 4C, Literasi, HOTS, tahap ini diakhiri dengan penjelasan kegiatan yang akan dilaksanakan peserta dilanjutkan membentuk kelompok guru mapel IPA, IPS dan Matematika dengan anggota masing-masing 8 orang.

Tahap kegiatan inti diawali dengan kegiatan eksplorasi yakni mengajak peserta sharing mengingat kembali dengan bertanya jawab interaktif tentang definisi RPP, komponen RPP dan tentang PPK, 4C, Literasi, HOTS dan Model-model Pembelajaran. Pada kegiatan elaborasi penulis memberikan tugas menelaah RPP kondisi awal yang telah disusun peserta sebelum tindakan secara berpasangan dilanjutkan kegiatan konfirmasi yakni menyampaikan aturan ideal penyusunan RPP sesuai Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar.

Pada kegiatan penutup, secara bersama diambil kesimpulan tentang langkah mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS, penerapan model-model pembelajaran, penilaian autentik dalam RPP. Refleksi dikemukakan oleh dua peserta tentang hal-hal yang telah dipahami dan yang masih remang-remang dan kesempatan bertanya kepada peserta dimanfaatkan oleh seorang peserta menanyakan tentang pembatasan integrasi PPK. Tugas mandiri 1 mengembangkan RPP 1 dan akhirnya pertemuan 1 siklus 1 ditutup dengan doa dan salam.

Pertemuan kedua siklus 1, pendahuluan diawali dengan apersepsi menampilkan salah satu hasil tugas mandiri kelompok mapel yakni pengembangan RPP 1 ditanggapi cukup aktif oleh kelompok peserta lain kemudian peneliti mengulas paparan dan mengaitkan materi pertemuan pertama dengan materi pertemuan kedua yakni kajian bersama berpasangan.

Kegiatan inti kajian bersama berpasangan diawali dengan melakukan koreksi silang tugas mandiri 1 dan tampak mulai diisinya instrumen telaah RPP dan mulai muncul coretan di RPP 1 untuk menuliskan saran perbaikan, pembetulan, ataupun mencoret beberapa kalimat yang tidak efektif. Selanjutnya masing-masing pasangan mengembalikan RPP yang telah ditelaah dan terlihat peserta saling mengkonfirmasi manakala ada hal-hal yang tidak sepaham untuk dikonsultasikan ke narasumber (penulis) untuk diambil keputusan yang benar. Pada langkah berikutnya tahap perbaikan hasil pengembangan RPP oleh peserta.

Kegiatan penutup, diawali dengan penegasan kesimpulan pertemuan pertama yakni tentang pentingnya mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS, penerapan model-model pembelajaran, penilaian autentik pada RPP Kurikulum 2013. Refleksi dikemukakan oleh tiga peserta, kesempatan bertanya dimanfaatkan oleh dua orang peserta dan pertemuan kedua siklus 1 ditutup dengan doa dan salam. Hasil observasi proses bimbingan pelatihan dan kajian berpasangan pada siklus I diketahui bahwa peran serta peserta dalam bimlat pada kategori sedang (2,38) dan peran serta peneliti dalam bimlat pada kategori tinggi (2,61).

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Perencanaan Pembelajaran dengan Mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS setelah dilakukan Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama Berpasangan pada Siklus 1

Hasil penilaian tugas mandiri 1 adalah representasi kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran. Hasil penilaian tugas mandiri 1 pada siklus 1 adalah diketahui nilai rata-rata (mean) sebesar 70,50 nilai tengah (median) sebesar 71,43 dan nilai yang sering muncul (modus) pada interval (71 -85). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS pada siklus 1 mengalami kenaikan cukup signifikan yakni menjadi 70,50 (batas bawah kategori baik), 12 peserta (50%) berada di atas indikator kinerja penelitian, dan 12 peserta (50%) masih berada di bawah indikator kinerja penelitian. Hal ini berarti nilai rata-rata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS masih berada di bawah indikator kinerja penelitian sebesar 71.

Peningkatan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS teridentifikasi pada hasil penilaian RPP antara lain: (1) perumusan IPK; (2) perumusan tujuan pembelajaran; (3) penyusunan materi pembelajaran; (4) pengembangan langkah-langkah pembelajaran; (5) penerapan metode pembelajaran, dan (6) penerapan model pembelajaran.

Deskripsi Siklus 2

Proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama Berkelompok dengan Tugas Mandiri pada Siklus 2

Pada pertemuan pertama siklus 2, peneliti mengawali kegiatan pendahuluan dengan menyampaikan salam, berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas dan mengajak bersyukur atas nikmat yang dirasakan bersama pada pagi itu dilanjutkan menyapa dan mempresensi peserta. Apersepsi dilakukan dengan mencoba bertanya tentang RPP dan langkah-langkah penyususunannya. Motivasi kembali diberikan oleh penulis dengan menyampaikan pertanyaan mengapa PPK, 4C, Literasi, HOTS perlu diintegrasikan dalam RPP? Tahap pendahuluan diakhiri dengan penjelasan pelaksanaan kegiatan inti pada pembelajaran siklus 2 dan membentuk kelompok mapel dengan anggota masing-masing 8 orang.

Kegiatan eksplorasi mengawali tahap kegiatan inti dengan melakukan penguatan materi pengembangan RPP dengan sharing dan tanya jawab interaktif. Penguatan diutamakan pada hasil refleksi siklus 1 yakni merumuskan indikator untuk mengembangkan soal HOTS, merumuskan tujuan pembelajaran dirumuskan dengan pola ABCD dan degree PPK, merangsang peserta lebih memahami tentang fakta, konsep, prosedural, dan metakognitif dan penyusunan soal HOTS dan penerapan model-model pembelajaran. Kegiatan elaborasi melaksanakan tugas menelaah RPP-1 dilanjutkan penyampaian konfirmasi dengan mengacu Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Pada kegiatan penutup, secara bersama diambil kesimpulan tentang hal-hal pokok dalam pengembangan perencanaan pembelajaran. Refleksi dikemukakan oleh dua peserta dan kesempatan bertanya kepada peserta langsung dimanfaatkan oleh seorang peserta dengan menanyakan tentang persentase soal HOTS. Penulis menyampaikan Tugas mandiri 2 dan akhirnya pertemuan 1 siklus 2 ditutup dengan doa dan salam. Pertemuan kedua siklus 2, pendahuluan dilakukan dengan penyampaian salam hangat dan mengecek kehadiran peserta sedangkan apersepsi menampilkan salah satu hasil tugas mandiri 2 yakni RPP 2 yang sudah diintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS dan ditanggapi secara aktif oleh kelompok peserta lain.

Kegiatan inti diawali dengan penjelasan teknis kegiatan kajian bersama berkelompok (8 peserta) oleh penulis dilanjutkan eksplorasi dan elaborasi peserta melakukan kajian bersama berkelompok. Konfirmasi diawali peneliti dengan menyampaikan apresiasi positif terhadap keaktifan dan antusiasme peserta bahwa silang pendapat antar peserta peneliti menyarankan untuk mempelajari dan mendalami Panduan Pengembangan RPP Tahun 2017 Kemdikbud. Kegiatan penutup, pengambilan kesimpulan dilanjutkan refleksi yang dikemukakan oleh tiga peserta dan kesempatan bertanya tidak dimanfaatkan oleh peserta dan pertemuan kedua siklus 2 ditutup bersama-sama dengan doa dan salam.

Berdasarkan hasil observasi dua pertemuan pada siklus 2 dapat disampaikan tingkat rata-rata proses bimbingan pelatihan dan kajian berpasangan bersama berkelompok pada siklus 2 adalah dalam proses bimbingan pelatihan pada siklus 1 menunjukkan bahwa peran serta peserta dalam pelatihan pada kategori tinggi (2,77) dan peran serta peneliti pada kategori tinggi (2,88).

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Perencanaan Pembelajaran dengan Mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS setelah dilakukan Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama pada Siklus 2

Hasil penilaian tugas mandiri 2 adalah representasi kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran. Hasil adalah diketahui nilai rata-rata (mean) sebesar 78,00 nilai tengah (median) sebesar 77,67 dan nilai yang sering muncul (modus) pada interval (71 -85). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS pada siklus 2 mengalami kenaikan cukup signifikan yakni menjadi 78,00 (kategori baik), 4 peserta (16,67%) masuk pada kategori baik sekali, 16 peserta (66,66%) masuk pada kategori baik dan 4 peserta (16,67%) masuk pada kategori cukup. Dilihat dari indikator kinerja penelitian 20 peserta (83,33%) berada di atas indikator kinerja penelitian, dan 4 peserta (16,67%) masih berada di bawah indikator kinerja penelitian. Hal ini berarti nilai rata-rata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS yakni 78,00 sudah melewati indikator kinerja penelitian sebesar 71,00.

Peningkatan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi, dan HOTS teridentifikasi pada hasil penilaian RPP antara lain: (1) perumusan IPK; (2) perumusan tujuan pembelajaran; (3) penyusunan materi pembelajaran; (4) pengembangan langkah-langkah pembelajaran; (5) penerapan metode pembelajaran, dan (6) penerapan model pembelajaran.

PEMBAHASAN

Peningkatan Proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama dengan Tugas Mandiri

Berdasarkan hasil observasi proses bimbingan pelatihan pada siklus 1 dan siklus 2 terdapat peningkatan proses bimbingan pelatihan dan kajian bersama pada semua tahapan, yaitu: kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup yang rata-rata peningkatan proses kegiatan oleh pesertasebesar 0,39 (16,4%) dan proses kegiatan oleh peneliti sebesar 0,14 (5,5%). Hasil penelitian ini sesuai pendapat Mathis (2001) yang menyatakan: “Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang akan terangsang lebih aktif melakukan sesuatu untuk mencapai kemampuan tertentu dan membantu mencapai tujuan organisasi”.

Peningkatan Kemampuan Guru Mengembangkan Perangkat Pembelajaran melalui Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama

Berdasarkan penilaian hasil pengembangan perangkat pembelajaran peserta dengan tindakan bimbingan pelatihan dan kajian bersama dapat diketahui hasil nilai pada saat kondisi awal, nilai rerata kemampuan guru mengembangkan RPP sebesar 58,63 kemudian meningkat menjadi 70,50 pada akhir tindakan siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 78,00 pada akhir tindakan siklus 2. Nilai rerata akhir sebesar 78,00 menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian sebesar 71 terlampaui artinya bimbingan pelatihan dan kajian bersama dengan penugasan mandiri mampu meningkatkan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, Literasi, 4C dan HOTS dari semula kategori kurang (58,63) menjadi kategori baik (78,00). Secara keseluruhan terdapat peningkatan yang cukup signifikan nilai rerata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran (RPP) dari kondisi awal sampai akhir tindakan siklus 2 yakni kenaikan nilai sebesar 19,37 atau 33,04% dari kondisi awal.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah, maka simpulan yang dapat disusun adalah sebagai berikut: Terdapat peningkatan proses Bimbingan Pelatihan dan Kajian Bersama dalam penelitian mengembangkan perencanaan pembelajaran dengan mengintegrasikan PPK, 4C, Literasi dan HOTS di Wilbin I SMP Kabupaten Boyolali pada semester 1 tahun pelajaran 2017/2018 yakni peningkatan proses kegiatan oleh peserta sebesar 0,39 (16,4%) dan peningkatan proses kegiatan oleh peneliti sebesar 0,14 (5,5%) dengan tahapan proses kegiatan sebagai berikut: (1) Melaksanakan bimbingan pelatihan pengembangan RPP terintegrasiPPK, 4C, Literasi dan HOTS dengan penerapan model pembelajaran pola tahapan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi; (2) Memberikan tugas mandiri pengembangan RPP untuk memperdalam dan mempraktekkan pengembangan RPP terintegrasi PPK, 4C, Literasi, HOTS dan menerapkan model pembelajaran; dan (3) melakukan kajian bersama hasil tugas mandiri untuk mendapatkan masukan perbaikan untuk menyempurnakan hasil pengembangan RPP terintegrasi PPK, 4C, Literasi, HOTS dan menerapkan model pembelajaran.

Terdapat peningkatan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS melalui Bimbingan Pelatihan dan Kajian bersama yakni semula sebesar 58,63 meningkat menjadi 70,50 pada akhir tindakan siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 78,00 pada akhir tindakan siklus 2. Nilai rerata sebesar 78,00 menunjukkan bahwa indikator kinerja penelitian sebesar 71 terlampaui artinya Bimlat dengan Kajian Bersama Tugas Mandiri mampu meningkatkan kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS dari semula kategori kurang (58,63) menjadi kategori baik (78,00). Secara keseluruhan terdapat peningkatan yang cukup signifikan nilai rerata kemampuan guru mengembangkan perencanaan pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS dari kondisi awal sampai akhir tindakan pada siklus 2 yakni sebesar 19,37 atau 33,04%.

Saran

Bagi para Peneliti lain

Penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS dengan bimbingan pelatihan dan kajian bersama tugas mandiri yang dikembangkan peserta, peneliti lain bisa mengembangkan penelitian ini dengan mengembangkan penelitian proses pembelajarannya.

Bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah lain

Tindakan Bimlat dan Kajian Bersama Tugas Mandiri ini terbukti mampu meningkatkan kemampuan guru dalam pengembangan perangkat pembelajaran terintegrasi PPK, 4C, Literasi dan HOTS dengan demikian ada peluang untuk melakukan pengembangan profesi khususnya Publikasi Ilmiah untuk melakukan penelitian Tindakan Sekolah pada mapel-mapel yang lain.

Bagi para Pengelola Pendidikan

Untuk peningkatan pembelajaran Kurikulum 2013 para pengelola pendidikan hendaknya: (1) mulai mendukung inovasi-inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun kepala sekolah; (2) menyediakan alokasi anggaran untuk pengembangan pembelajaran bagi guru-guru dan kepala sekolah yang bersemangat mengembangkan pembelajaran dan sekolahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alim Sumarno. 2012. Penelitian Kausalitas Komparatif. Surabaya: e-learning Unesa.

Bimo, Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Andi.

Depdikbud, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Depdikbud. 2016. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.

Iskandar Wiryokusumo. 2011. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Mathis R.L dan Jackson J.H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada.

Rivai, Vietzal. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

Sastrohardiwiryo, Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Soehardi. 2003. Esensi Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Sarjanawiyata Tamansiswa.

Stepen P. Robbins. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Index