Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Lesson Study
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
DALAM PENERAPAN E-LEARNING MELALUI LESSON STUDY
DI SMP NEGERI 1 BANYUDONO
Sri Sugiarti
Penelitian Tindakan Sekolah di SMP Negeri 1 Banyudono
ABSTRAK
Pembelajaran sekolah merupakan faktor utama keberhasilan siswa. Pembelajaran yang inovatif dan menarik tentunya didukung oleh kompetensi yang dimiliki guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Persiapan mengajar tentunya dapat dilakukan melalui diskusi antar guru mata pelajaran. Dalam hal ini kegiatan tersebut dapat disebut dengan lesson study. Fungsi adanya lesson study adalah mempersiapkan rencana pembelajaran (RPP), media pembelajaran, lembar kerja siswa, dll. Pembelajran yang menarik adalah pembelajaran yang menggunakan teknologi di dalamnya atau dapat disebut sebagai e-learning. Tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan profesionalisme guru dalam penerapan e-learning melalui lesson study. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMPN 1 Banyudono. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Penelitian tindakan sekolah ini dibagi menjadi bagian pra siklus, siklus I, siklus II. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui lesson study guru lebih mudah dalam menyiapkan pembelajaran yang menarik atau e-learning. Berdasarkan siklus I dan II terjadi peningkatan yang signifikan. Hasil akhir menunjukkan bahwa 92% dari seluruh guru di SMPN 1 Banyudono telah menggunakan e-learning dengan baik dengan adanya lesson study.
Kata kunci: E-learning, Lesson study.
PENDAHULUAN
Pendidikan di sekolah merupakan ujung tombak dari sebuah keberhasilan siswa. Keberhasilan pendidikan yang senantiasa masih sangat perlu ditingkatkan kualitasnya dan dituntut mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat serta mengglobal. Guru dalam dunia pendidikan haruslah mengikuti dan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Pengamatan secara langsung dalam Proses Pembelajaran di sekolah bahwa posisi mengajar guru dan penampilannya di depan kelas sangat bervariasi. Seluruh mata pelajaran yang dalam Kurikulum belum menunjukkan hasil pembelajaran yang memuaskan. Sehingga masih banyak siswa di sekolah, karena pengaruh gurunya, hasilnya belum memuaskan sesuai dengan haraapan. Sekolah satu dengan yang lainnya masih banyak terdapat kondisi yang berbeda dan menjadi problem kesenjangan.
Hal ini dikarenakan adanya kendala-kendala pembelajaran yang belum terpecahkan. Seperti penampilan guru, alat media peraga yang tidak sering digunakan. Walaupun masalah pendidikan sangat kompleks sehingga untuk mengatasi desas-desus hasil belajar yang belum sesuai dengan harapan masih secara terus-menerus diupayakan keberhasilannya, tetapi juga tampak guru-guru kurang terampil dalam pembelajaran. Melihat hal yang demikian maka penulis tertarik ingin mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan teknik dan strategi belajar mengajar antara lain lesson study sebagai pendekatan pengembangan pembelajaran.
Dalam hal ini lesson study diterapkan untuk melatih dan membimbing guru agar senantiasa menyiapkan diri dalam melaksanakan pembelajaran secara serius. Berpijak pada hal tersebut di atas maka penulis melakukan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam Penerapan E-Learning Melalui Lesson Study Di SMP Negeri 1 Banyudono”.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah yang ditekankan untuk mengatasi rendahnya keterampilan guru dalam pembelajaran, maka pembatasan dan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
- subjek penelitian ini adalah guru-guru di SMP Negeri 1 Banyudono;
- objek penelitian adalah bimbingan lesson study dan keterampilan guru dalam pembelajaran;
- waktu penelitian adalah semester II tahun pelajaran 2019/2020;
- penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.
KAJIAN TEORI
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Kunandar, 2007:46-47). Adapun Hamalik mengemukakan bahwa guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar (Hamalik, 2006:27).
Maksudnya hal ini, adalah bahwa guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di kelas harus memiliki kemampuan dalam penguasaan landasan kependidikan (Sugiyanto, 2010:2). Lesson study dapat diartikan sebagai suatu model pembinaan profesi guru melalui belajar mengajar secara kolaboratif dengan sistem siklus dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning, untuk membangun aktifitas guru dalam memilih dan menerapkan berbagai metode/stregi pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi permasalahan yang dihadapi guru (Tjipto Subadi, 2010:29).
Oleh sebab itu, lesson study bukan metode/strategi tetapi suatu kegiatan yang dapat menerapakan beberapa teknis yang sangat tepat sebagai sarana pembinaan dan strategi peningkatan keterampilan guru profesional dalam rangka peningkatan mutu guru dalam pembelajaran yang pada gilirannya, kualitas guru ini dapat meningkatkan mutu pendidikan secara umum.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik atau siswa (Harsono dan Sofyan Anif, 2010:2). Sehubungan dengan tugas tersebut dituntut harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial, Empat hal ini harus terpadu dimiliki oleh guru yang berkualitas, memiliki kreatifitas dan keterampilan mengajar secara mantap dan kontinuitas.Pada bagan di atas telah jelas bahwa, lesson Study sangat kuat dan unggul dalam kegiatannya sehingga anggota kelompok lesson study dapat merasakan kemanfaatannya. Dalam kegiatan MGMP di sekolah dapat dimodifikasi dengan kegiatan lesson study. Ternyata komentar guru -guru sebagai kelompok lesson study sangat berantusias untuk melakukan lagi demi pengembangan strategi berikutnya.
HIPOTESIS TINDAKAN
Adapun hipotesis penelitian tindakan sekolah ini melalui lesson study agar dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun langkah pembelajaran, lembar kerja, dan media pembelajaran yang sesuai dengan e-learning. Penelitian ini berhasil apabila hasil akhir menyatakan bahwa dari 75% dari guru di SMPN 1 Banyudono telah menerapkan e-learning dengan baik.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian tindakan sekolah ini dilakukan di SMP Negeri 1 Banyudono. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2019/2020. Bertindak sebagai pelaksana PTS adalah kepala sekolah dan sebelas kelompok guru mapel yang ada di SMP Negeri 1 Banyudono. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Banyudono karena peneliti bertugas di sekolah tersebut sebagai kepala sekolah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2020 sampai dengan Maret 2020. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan lesson study oleh guru-guru di SMP Negeri 1 Banyudono. Dikatakan sebagai objek penelitian karena pelaksanan lesson study ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan dan profesionalisme guru dalam pembelajaran yang akan diamati proses maupun hasilnya, secara berkolaborasi oleh kelompok kegiatan itu pula. Kelompok lesson study ini terdiri dari kelompok guru setiap mapel yang ada di SMP Negeri 1 Banyudono. Kelompok satu merupakan rumpun bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang terdiri 8 orang. Kelompok 2 adalah pendidikan agama dan PKN yang terdiri 6 orang. Kelompok 3 adalah IPA yang beranggotakan 5 orang. Kelompok 4 adalah IPS yang beranggotakan 4 orang. Kelompok 5 bahasa Inggris yang beranggotakan 5 orang. Adapun kelompok 6 adalah gabungan dari seni budaya, parakarya, dan olahraga yang beranggotakan 4 orang. Kelompok 7 yaitu mata pelajaran matematika yang beranggotakan 4 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi dan pengamatan mendalam. Adapun yang dimaksud dengan observasi atau pengamatan adalah suatu proses untuk mengadakan penjajagan langsung tentang perilaku manusia atau kelompok manusia sebagaimana terjadi pada kenyataan, kemudian membuat deskripsi lengkap tentang kehidupan sosialnya (Sri Wiyarti Sunyoto, 1986:18).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yakni metode dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama menggunakan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dengan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu (Alimudin Tuwu, 1993:71).
Dalam penelitian ini teknik analisis yang dipergunakan mengolah data yang diperoleh adalah bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif sebenarnya merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian kualitatif menggunakan strategi dan prosedur penelitian yaang sangat fleksibel. Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka yang disempurnakan selama pengumpulan data (Sutama, 2010:32).
Cara pengambilan kesimpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan induktif. Metode induktif berangkat dari fakta-fakta yang bersifat khusus dari peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian dari fakta-fakta khusus dan konkrit itu ditarik suatu generalisasi yang mempunyai sifat umum (Sutrisno Hadi, 1978:37). Tujuan teknik untuk membentuk pengetahuan yang bersifat umum. Penelitian tindakan sekolah (PTS) dapat disimpulkan berhasil apabila keberhasilan penggunaan e-learning mencapai 75% dari jumlah guru di SMPN 1 Banyudono.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setting penelitian tindakan sekolah ini adalah guru-guru yang ada di SMP Negeri 1 Banyudono. Penelitian ini dilakukan menjadi tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Masing-masing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tahap prasiklus atau prapenelitian dari 38 guru hanya 2 guru yang memperoleh nilai ungggul dalam menggunakan e-learning dalam proses belajar di kelas. Adapun 36 guru lainnya belum aktif menggunakan pembelajaran berbasis e-learning, jika di presentase maka hanya 5,2%. Selain itu, musyawarah guru sebagai persiapan mengajar juga belum dilakukan secara aktif dan berkelanjutan. Hal tersebut menyebabkan belum adanya peningkatan profesionalisme dan keterampilan guru dalam mengajar. Oleh sebab itu, kegiatan lesson study yang dipadukan dengan e-learning akan memberikan jalan keluar dari kendala tersebut dan pembelajaran semakin kreatif dan inovatif.
Deskripsi Siklus I
Langkah awal pada siklus I adalah peneliti merencanakan tindakan. Rencana tindakan berupa perencanaan pelaksanaan lesson study tentang penerapan e-learning dalam pembelajaran di kelas. perencanaaan yang dilakukan berupa penyusunan RPP Kurikulum 2013 yang sesuai dengan pedoman penyusunan RPP yang standar, materi pembelajaran, media pembelajaran, dan lembar kerja siswa.
Pada siklus I peneliti melaksanakan tindakan, yaitu melaksanakan lesson study Penyusunanan RPP Kurikulum 2013 sesuai dengan Pedoman Penyusunan RPP yang standar. Lesson study dilakukan dengan cara diskusi sesuai dengan kelompok mata pelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan dengan cara berkelompok dengan mapel masing-masing. Adapun pada tahap ini guru sedang merencanakan awal dengan menetapkan KI/KD, rencana pembelajaran, media pembelajaran, dan lembar kerja yang akan digunakan saat kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pelaksanaan e-learning dilakukan oleh guru di SMPN 1 Banyudono. E-learning tersebut dilakukan dengan memadukan tablet sebagai media pembelajaran. Dalam proses mengajar tersebut guru telah menyiapkan materi pembelajaran yang sesuai dengan rencana dan lembar kerja untuk siswa. Dengan demikian, saat pembelajaran seluruh siswa menjadi lebih aktif.
Adapun untuk memantapkan pemahaman materi guru berkesempatan untuk bertanya/berdialog dengan penyaji/peneliti. Setelah itu, guru mencoba membuat satu RPP dengan KD yang akan disajikan berserta dengan media dan lembar kerja. Berdasarkan penyusunan tersebut maka akan diterapkan e-learning dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil siklus I dapat disimpulkan bahwa penggunaan e-learning yang dipadukan dengan lesson study sudah terjadi peningkatan. Pada kondisi awal jumlah guru yang telah menguasai e-learning adalah 2 guru dari 38 guru. Akan tetapi, setelah diadakan persiapan melalui lesson study penggunaan e-learning telah dikuasai oleh 11 guru dari total 38 guru yang ada di SMP Negeri 1 Banyudono. Adapun jumlah presentase guru yang sudah menggunakan adalah 28%.
Setelah dilakukan evaluasi ada beberapa kelemahan yang ditemukan saat penggunaan e-learning pada siklus I. Kelemahan tersebut berupa kurang mendukungnya koneksi jaringan internet yang digunakan saat pembelajaran, sehingga siswa sedikit terganggu saat mencari materi pembelajaran. Beberapa guru masih kurang menguasai kemampuan mengoperasikan tablet sebagai media pembelajaran. Oleh sebab itu, peningkatan yang terjadi pada siklus satu hanya 23%. Kegiatan siklus I tersebut dilanjutkan dengan evaluasi bersama kelompok mata pelajaran masing-masing dan dilanjutkan dengan perencanaan pembelajaran siklus II.
Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan siklus II dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahannya berdasarkan refleksi siklus I dan melaksanan tindakan kedua sesuai dengan masalah yang muncul.
Prosedur pelaksanaan tindakan siklus II mengacu pada refleksi siklus I. Hasil observasi dan telaah kolaborator pada siklus I menjadi pijakan untuk menentukan observasi dan evaluasi pada siklus II. Oleh karena itu, pada prinsipnya tahap ini adalah menerapkan tindakan yang telah direncanakan pada rancangan yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.
Setelah melaksanakan siklus I, maka semua guru berkelompok sesuai dengan rumpun masing-masing untuk memberikan evaluasi mengenai pelaksanaan siklus I. Selain itu, dilanjutkan dengan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II. Adapun untuk pelaksanaan siklus II maka guru akan menyusun rencana pembelajaran berbasis e-learning yang telah disempurnakan berdasarkan hasil siklus I.
Pelaksanaan e-learning siklus II berjalan sesuai dengan harapan. Guru sudah mulai menguasai penggunaan tablet sebagai media pembelajaran dengan baik. Adapun berdasarkan lesson study yang dilakukan sebelum pelaksanaan siklus II dapat mempermudah guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan lembar kerja.
Berdasarkan hasil siklus II menunjukkan adanya perubahan peningkatan data. Data menunjukkan bahwa dari 38 guru sudah 36 guru di SMPN 1 Banyudono sudah menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam menggunakan e-learning dengan lancar. Hasil tersebut menunjukkan 92% guru yang ada di SMPN 1 Banyudono telah menggunakan e-leraning dengan optimal. Adapun dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan sebesar 64% dari hasil siklus I.
Mengacu dari hasil kondisi awal dan siklus I maka tindakan siklus II dilakukan berdasarkan hasil tersebut. Masukan kolaborator sebagai rekan guru yang mengamati menjadi acuan untuk pelaksanaan siklus II. Lesson study dilakukan agar sebelum guru mengajar masing-masing kelompok mapel yang telah ditetapkan mampu menyusun dan menetapkan rencana pembelajaran, media pembelajaran, dan lembar kerja yang sesuai dengan e-learning.
Mencermati hasil penelitian dari siklus I dan siklus II masih ditemukan sejumlah kelemahan padan beberapa komponen berikut ini.
- Beberapa guru saat melaksanakan pembelajaran masih ada yang tidak sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun saat lesson study.
- Pada saat pelaksanaan e-learning menggunakan tablet ada kendala dengan jaringan internet yang digunakan, sehingga sedikit menganggu proses pembelajaran.
- Hasil penelitian tindakan sekolah menunjukkan bahwa dilakukan e-learning dengan lesson study maka terjadi peningkatan profesionalisme guru dalam mengajar.
Berdasarkan uraian bahwa hasil penggunaan e-learning kondisi awal adalah 5,2% karena hanya 2 guru dari 38 guru yang menggunakan e-learning. Pada siklus II mencapai 28% guru yang sudah menggunakan e-learning. Adapun pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu mencapai 92% karena dari 38 guru sudah 26 guru yang menggunakan e-learning melalui lesson study.
SIMPULAN DAN SARAN
E-learning merupakan salah satu pembelajaran yang memadukan dengan teknologi. Penggunaan e-learning harus dilakukan berdasarkan persiapan-persiapan yang dapat disusun bersama kelompok guru mata pelajaran di sekolah. Diskusi tersebut disebut sebagai lesson study. Kegiatan tersebut mempermudah guru dalam menyusun rencana pembelajaran, media pembelajaran, dan lembar kerja yang sesuai kompetensi dasar. Penelitian ini mengkaji mengenai cara peningkatan profesionalisme guru dengan e-learning melalui lesson study di SMPN 1 Banyudono. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus yang dibagi menjadi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuakan ada perbandingan hasil yang dicapai. Kondisi awal hanya 5,2% guru yang menggunakan e-learning, siklus I mencapai 28%, dan siklus II mencapai 92% guru yang telah menggunakan e-learning melalui lesson study.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud Dirjen Dikdasmen 1996/1997. Pedoman Pengelolaa Gugus Sekolah. Jakarta.
Harsono dan Sofyan Anif, 2010. Modul PLPG Pengembangan Profesional Guru. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.
Moleong, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto, 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
_________________. 2010. Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
Sugiyanto, 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif.Surakarta:Yuma Pressindo
Sutama, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK,R&D. Surakarta: Fairuz Media.
Tjipto Subadi, 2010. Lesson Study Berbasis PTK. Surakarta: Badan Penerbit FKIP-UMS.
UU RI No.20/2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta
Hamalik, Oemar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.