PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGGUNAKAN

MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN

PEMBINAAN KELOMPOK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DI SD DABIN I UPTD PENDIDIKAN

KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

 

Sri Indarti

Pengawas TK/SD Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Penelitian dilakukan di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 6 sekolah. Sampel yang digunakan sebanyak 12 (dua belas) guru yang terbagi dalam 6 (enam) sekolah, sehingga masing-masing sekolah diwakili oleh 2 (dua) guru. Teknik pengumpulan data melalui data kuantitatif yang diperoleh dari observasi terhadap ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berdasarkan indicator yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian yang dilakukan terhadap 12 guru sebagai sampel penelitian, kinerja guru dalam menggunakan media pembelajaran diperoleh nilai aktual yang dicapai oleh 12 guru rata-rata baru mencapai 2,14 dari skor ideal sebesar 3,4, atau sebesar 53,47%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam penggunaan media pembelajaran tergolong kurang. Setelah diadakan penilaian dan pembinaan hasilnya meningkat. Berdasarkan perhitungan skor aktual tiap-tiap indikator, dapat disimpulkan secara berurutan dari skor terendah adalah sebagai berikut: (1) Cara Guru mempersiapkan pembelajaran, prosentase sebesar 91,67%. (2) Indikator cara guru melaksanakan pembelajaran dengan prosentase sebesar 91,67%. (3) Cara Guru melaksanakan tindak lanjut dengan prosentase sebesar 87,50%.

Kata kunci: media pembelajaran, penilaian dan pembinaan

 

PENDAHULUAN

Media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran kaitannya dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai. Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Penggunaan media pembelajaran memberikan banyak manfaat kepada peserta didik. Peserta didik bisa belajar lebih kongkrit karena pengetahuan yang abstrak bisa dimodelkan melalui bantuan media. Media pembelajaran juga bisa membantu meningkatkan pemahaman belajar siswa karena informasi yang banyak dan abstrak bisa disusun lebih sistematis, sistemik, terstruktur, dan lebih bermakna melalui media. Penggunaan media juga bisa menghindarkan siswa dari miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang abstrak dan kompleks.

Dengan adanya media pembelajaran maka tradisi lisan dan tulisan dalam proses pembelajaran dapat diperkaya dengan berbagai media pembelajaran. Dengan tersedianya media pembelajaran, guru pendidik dapat menciptakan berbagai situasi kelas, menentukan metode pengajaran yang akan dipakai dalam situasi yang berlainan dan menciptakan iklim yang emosional yang sehat diantara peserta didik. Bahkan alat/media pembelajaran ini selanjutnya dapat membantu guru membawa dunia luar ke dalam kelas. Dengan demikian ide yang abstrak dan asing sifatnya menjadi konkrit dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Bila alat/media pembelajaran ini dapat di fungsikan secara tepat dan proforsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif.

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran di sekolah khususnya di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar guru binaan lebih terfokus pada penyampaian materi. Target penyampaian materi inilah yang terkadang membuat guru lupa akan pentingnya media pembelajaran. Mereka beranggapan penggunaan media pembelajaran memakan waktu yang lama. Faktor lain kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran disebabkan oleh keterbatasan media yang ada di SD, sehingga tidak semua kelas tersedia media yang cukup. Akibatnya media pembelajaran hanya disiapkan jika akan diperlukan, hal ini tentunya akan menghabiskan waktu pembelajaran.

Adanya faktor tersebut di atas, sudah menjadi kewajiban pengawas untuk melakukan upaya-upaya peningkatan profesionalisme guru, khususnya peningkatan kemampuan dalam memanfaatkan media pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya adalah melakukan tindakan dalam bentuk pembinaan kelompok.

Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: apakah dengan pembinaan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam memanfaatkan media pembelajaran, setelah dilakukan tindakan penilaian dan pembinaan oleh Pengawas.

KAJIAN TEORI

Pembinaan Guru

Menurut Moekijat (2008: 20) mengemukakan pengertian pembinaan yang menunjuk pada, setiap usaha untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang maupun yang akan datang, dengan memberikan informasi dan mempengaruhi sikap. Sikap yang dimaksudkan adalah perubahan positif yang lebih bersifat meningkatkan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan kecakapan. Menurut Sutisna (2009: 13) mengemukakan konsep pembinaan secara spesifik yakni, konsep pembinaan personil bahwa pembinaan personil adalah proses perbaikan prestasi (performa) personel melalui pendekatan-pendekatan yang menekankan realisasi diri, pertumbuhan diri dan perkembangan diri. Pembinaan meliputi kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada perbaikan dan pertumbuhan kesanggupan, sikap, keterampilan dan pengetahuan dari pada anggota organisasi.

Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran. Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik (Sudrajat 2008: 1).

Menurut Djamarah (2006: 120) media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahwa yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabtrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.

Kerangka Pemikiran

Media pembelajaran mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran akan memberi kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan pembelajaran. Berbagai hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran. Salah satu ciri guru yang profesional adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Namun demikian pemanfaatan media pembelajaran oleh guru masih belum dapat optimal, hal ini disebabkan lemahnya pengawasan, dan rendahnya kesadaran guru akan pentingnya media pembelajaran.

Salah satu tugas pengawas adalah meningkatkan kemampuan guru, salah satu kemampuan yang masih perlu ditingkatkan, khususnya di Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pengawas adalah melakukan pembinaan. Agar pembinaan dapat berjalan dengan efektif perlu dilakukan langkah yang tepat, yaitu dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pengawas.

Hipotesis Tindakan

Melalui penilaian dan pembinaan dari pengawas, kemampuan guru di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat meningkat.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Desain Penelitian Tindakan

Desain penelitian merupakan prosedur dan langkah-langkah dalam penelitian. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah merupakan suatu cara pengawas memperbaiki kinerja guru yang ada di sekolah binaannya. PTS ini dilakukan secara logis dan sistematis, serta jujur dalam pelaporannya, agar dapat memberi masukan untuk meningkatkan kinerja guru khususnya dalam memanfaatkan media pembelajaran. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti dilandasi oleh alasan bahwa dirasakan adanya masalah terkait dengan kompetensi guru khususnya dibidang pedagogik dalam hal pemanfaatan media pembelajaran khususnya pada pembelajaran.

Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 12 guru yang terbagi dalam 6 sekolah, sehingga masing – masing sekolah diwakili 2 orang guru. Adapun obyek penelitian ini adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Dipilihnya subjek penelitian tersebut disebabkan guru kurang memanfaatkan media pembelajaran.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Waktu penelitian direncanakan selama 3 bulan mulai 3 Agustus 2015 sampai 3 November 2015.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan secara bertahap dari satu siklus ke siklus berikutnya. Siklus I dilakukan berdasarkan permasalahan yang ditemukan. Tindakan siklus I ke siklus berikutnya merupakan upaya-upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada, tindakan akan berakhir apabila indikator kinerja yang telah ditetapkan telah tercapai. Setiap siklus dilakukan dalam 4 (empat) langkah, yaitu (1) perencanaan awal, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian tindakan sekolah ini adalah melalui data kuantitatif yang diperoleh dari observasi terhadap keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran berdasarkan indikator yang telah ditetapkan pada lembar observasi.

Teknik Analisa Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ke tiga, sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran.

 

 

 

Indikator Kinerja

Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila nilai rata-rata kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yang meliputi kegiatan persiapan, kegiatan pelaksanaan/penyajian, dan tindak lanjut telah mencapai tingkat keberhasilan dengan skor rata > 3,4 (tiga koma empat) dengan ketercapaian aspek penilaian pemanfaatan media pembelajaran telah mencapai lebih dari 85% (>85%).

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan disajikan data-data hasil penelitian mulai dari prasiklus, hingga siklus ke dua yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Prasiklus

Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan kegiatan prasiklus dilakukan pada awal Agustus 2015 tepatnya pada tanggal 5 sampai 12 Agustus kegiatan peneliti pada tahap awal adalah melakukan observasi untuk mengetahui kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada setiap kelas mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

Pengamatan dilakukan secara langsung, hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui kondisi nyata tentang kemampuan guru dalam memanfatkan media pembelajaran. Hasil pengamatan dicatat pada lembar pengamatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk merahasiakan ketrampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, maka dalam menilai guru Peneliti menggunakan kode guru, yang hanya diketahui oleh peneliti sendiri.

Pada tahap ini peneliti melakukan penilaian dilakukan terhadap 12 (dua belas) guru kelas, mulai dari kelas I sampai kelas VI. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan melalui observasi, selanjutnya dilakukan rekapitulasi, adapun hasil penilaian terhadap masing-masing guru seperti terlihat pada lampiran (lampiran 1). Berdasarkan hasil penilaian terhadap masing-masing guru, selanjutnya dilakukan rekapitulasi data, yang hasilnya dapat diketahui bahwa skor rata-rata kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran, pada tahap prasiklus adalah 2,14. Hal ini menunjukkan bahwa ketercapaian aspek kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran baru mencapai 53,47%. Dengan demikian tingkat kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran masih tergolong rendah, sehingga perlu dilakukan tindakan agar kemampuan guru dapat meningkat. Adapun tindakan yang dilakukan adalah melalui penilaian dan pembinaan.

Siklus I

Setelah mengikuti pembinaan, guru diminta untuk memanfaatkan media pembelajaran setiap pelaksanaan pembelajaran, sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan, yaitu pada tanggal 24 Agustus sampai 3 September 2015, pengawas melaksanakan penilaian sesuai dengan jadwal. Pengawas mengamati pemanfaatan media pembelajaran, dan hasilnya dicatat dalam lembar observasi selanjutnya hasil penilaian tersebut direkap.

Rekapitulasi dilakukan dengan menghitung skor rata-rata yang diperoleh oleh semua guru, dan memprosentasikan ketercapaian yang dihitung berdasarkan jumlah skor yang diperoleh oleh semua guru dibagi dengan skor masksimal yaitu 48 (12 guru x 4) kali 100%, atau membandingkan skor rata-rata dengan skor maksimum di kali 100%. Hasil rekapitulasi nilai kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran siklus I, diketahui bahwa skor rata-rata kemampuan guru setelah mendapatkan pembinaan berdasarkan kelemahan-kelemahan pemanfaatan media pembelajaran, skor guru mencapai rata-rata 2,69, atau prosentase ketercapaian 67,36%. Berdasarkan hasil observasi seperti diurakain di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran setelah dilakukan tindakan I, skor yang diperoleh guru masih tergolong rendah dan indikator ketercapaian tindakan belum tercapai, dimana skor rata-rata baru mencapai 2,69 artinya masih di bawah 3,4, dengan ketercapaian masih kurang dari 85%, untuk itu perlu dilakukan tindakan II.

Siklus II

Setelah mengikuti pembinaan, guru diminta untuk memanfaatkan media pembelajaran khususnya dalam pelajaran, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan yaitu mulai pada tanggal 14 sampai 21 September 2015 pengawas melakukan observasi dan penilaian pada formulir yang telah dipersiapkan kemudian melakukan rekapitulasi hasil diketahui bahwa skor rata-rata sebesar 3,22 dengan ketercapaian sebesar 80,56%.

Berdasarkan tabel tersebut di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran setelah dilakukan tindakan II, skor yang diperoleh guru mulai meningkat mencapai 3,22 atau ketercapaian aspek meningkat menjadi 80,56%. Namun beberapa aspek masih tergolong rendah dan indikator ketercapaian tindakan belum tercapai, untuk itu perlu dilakukan tindakan III. Karena walaupun prosentase telah mencapai 80,56%, tetapi skor rata-rata yang diperoleh masih kurang dari 3,4.

Siklus III

Setelah pelaksanaan pembinaan, sesuai dengan jadwal peneliti melakukan penilaian terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, hasilnya dicatat pada lembar penilaian yang telah ditetapkan, observasi dilakukan pada tanggal 19sampai 26 Oktober 2015 Pengamatan dilakukan pada saat guru melaksanakan pembelajaran dengan tidak mengganggu kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran, hasilnya dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Hasil penilaian direkap. Rekapitulasi penilaian kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran, hasilnya dapat diketahui bahwa kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran setelah dilakukan tindakan III, skor yang diperoleh guru meningkat menjadi 3,61, atau ketercapaian aspek meningkat menjadi 90,28%. Dengan demikian indikator ketercapaian tindakan telah tercapai dimana skor rata-rata telah mencapai 3,61 (>3,40), dan ketercapaian aspek penggunaan media pembelajaran telah mencapai 90,28% (>85%). Dengan tindakan tidak perlu dilanjutkan lagi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa melalui penilaian dan pembinaan, guru SD Dabin I UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran dapat meningkat. Peningkatan kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran disebabkan adanya motivasi , penilaian dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas. selaku peneliti guru mengetahui kekurangan-kekurangannya.

Peningkatan kemampuan guru dapat ditunjukkan dari skor prasiklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dimana sebelum dilakukan tindakan (prasiklus) skor kemampuan guru 2,14 (53,47%), pada siklus I meningkat menjadi 2,69 (67,36%), siklus II meningkat menjadi 3,22 (80,56%), siklus III meningkat menjadi 3,61 (90,28%) dengan demikian terjadi peningkatan skor dari prasiklus ke siklus III sebesar 1,47 (36,81%).

PENUTUP

Kesimpulan

Penilaian dan pembinaan kepada guru Sekolah Dasar dalam meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran sangat diperlukan, hal ini disebabkan melalui penilaian dan pembinaan guru merasa mendapat masukan dan mengatahui kekurangan-kekurangan dalam menerapkan media pembelajaran. Pada awal kegiatan nampak bahwa kemampuan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran masih sangat kurang, hal ini tercermin dalam ketercapaian aspek penilaian pemanfaatan media pembelajaran yang baru mencapai 53,47%, dengan skor rata-rata sebesar 2,14.

Setelah dilakukan penilaian dan pembinaan oleh pengawas, kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran meningkat menjadi 67,36% dengan skor rata-rata sebesar 2,69, setelah dilakukan tindakan pertama, dan meningkat menjadi 80,56% dengan skor rata-rata mencapai 3,22 setelah dilakukan tindakan kedua, dan sesudah dilakukan tindakan ketiga meningkat sebesar 90,28% dengan skor rata-rata mencapai 3,61. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penilaian dan pembinaan kemampuan guru dalam pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkat.

Saran

Saran untuk UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, sebaiknya diprogramkan kegiatan penyegaran bagi guru, dengan tema pemanfaatan media pembelajaran. Saran untuk Kepala Sekolah Lain, sebaiknya selalu mengingatkan kepada guru akan pentingnya memanfaatkan media pembelajaran. Saran untuk Guru, selain media pembelajaran yang sudah ada, sebaiknya guru berupaya untuk menciptakan media pembelajaran sendiri dengan mengoptimalkan media yang telah ada dan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Moekijat, 2008, Tata Laksana Kantor, Bandung: Mandar Maju

Sudrajat, Akhmad, 2008, Kompetensi Guru dan Peran Kepala Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Sutisna, Oteng, 2003, Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesional, Bandung: Angkasa.