PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN

PROSES PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN

SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS DI DABIN I UPTD TK/SD

KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Tri Marheni Sulistyowati

Pengawas TK Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora

 

ABSTRAK

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan, pemahaman, dan mengembangkan strategi pengelolaan pembelajaran bagi guru-guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Tugas sebagai supervisor, pengawas sekolah dapat memilih pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi guru. Subjek penelitian adalah guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora yang terdiri dari guru TK dimana pada masing-masing TK diambil 1 guru secara acak sebagai subjek penelitiannya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Adapun analisis data secara deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah memaknai data dengan cara membandingkan hasil dari sebelum dilakukan tindakan dan sesudah tindakan. Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada kondisi awal hanya mencapai angka rerata 44,68 dengan kriteria kurang, meningkat menjadi 70,83 dengan kriteria cukup, dan pada siklus terakhir menjadi 90,28 dengan kriteria baik, dan secara individual per guru pada kondisi awal belum ada guru yang dinyatakan tuntas, meningkat menjadi 2 guru atau 33,33% dan pada siklus terakhir menjadi 6 orang guru atau 100%. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

Kata Kunci: supervisi kunjungan kelas, pengelolaan pembelajaran

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

UU No. 20 tahun 2003 dalam pasal 39 (1) dan (2) dinyatakan bahwa tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, seorang guru dituntut memiliki beberapa kemampuan dan ketrampilan tertentu. Kemampuan dan ketrampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksana dengan baik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah menegaskan bahwa seorang pengawas sekolah/madrasah harus memiliki lima dimensi kompetensi minimal yaitu: kompetensi kepribadian, manajerial, akademik, evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan serta kompetensi sosial. Permendiknas ini merupakan upaya yang sangat penting untuk menghasilkan pengawas sekolah/madrasah yang kuat dan kompeten dalam menjalankan tugas-tugas kepengawasan yang diembannya.

Salah satu tugas pengawas adalah melaksanakan supervisi. Supervisi intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RKH, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Modul Supervisi Akademik, Dirjen PMPTK, 2010).

Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu perlu upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional. Agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil. Sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (1999:104) peningkatan kualitas pendidikan tergantung banyak hal, terutama mutu gurunya. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan, dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Untuk membuat mereka menjadi profesional tidak semata-mata hanya meningkatkan kompetensinya baik melalui pemberian penataran, pelatihan maupun memperoleh kesempatan untuk belajar lagi namun perlu juga memperhatikan guru dari segi yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan guru menjadi puas dalam bekerja sebagai pendidik. Kinerja guru akan baik jika guru telah melakukan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan objektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.

Berdasarkan hasil observasi pada awal kegiatan penelitian, di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora diperoleh data bahwa sebagian besar guru masih rendah kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi awal di mana belum ada satu orangpun guru dari 13 TK Binaan yang dinyatakan kemampuan dalam pengelolaan proses pembelajaran dalam kategori baik dan hanya terdapat 37,50% dalam kategori cukup, 62,50% dalam kriteria kurang.

Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan dan bimbingan yang diberikan oleh pengawas sekolah yang nantinya berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran. Supervisi pendidikan didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan profesional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien (Bafadal, 2004:46). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh pengawas sekolah diharapkan memberi dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru

Untuk mengatasi masalah di atas, penelitian ini akan melakukan tindakan berupa supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas, agar motivasi serta profesionalisme guru terutama dalam pengelolaan proses pembelajaran (kompetensi pedagogik) dapat meningkat dengan baik. Menurut Sullivan dan Glantz (2005) supervisi adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola pembelajaran.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut.

1.     Meningkatkan kemampuan di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora dalam pelaksanaan pengelolaan proses pembelajaran.

2.     Meningkatkan pemahaman guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora tentang pentingnya pengembangan pengelolaan proses pembelajaran.

3.     Agar guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora yang secara aktif berupaya mengembangkan strategi pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini, dilakukan dengan harapan memberikan manfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah.

Manfaat Bagi Siswa:

a.    Memperoleh pengalaman belajar yang lebih menarik.

b.    Meningkatkan aktivitas siswa di dalam belajar.

c.    Meningkatkan penguasaan konsep.

d.    Menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat dalam kelompok/ membiasakan bekerja sama dengan teman.

Manfaat Bagi Guru:

a.    Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

b.    Memperoleh alternatif baru yang dapat diterapkan guru untuk peningkatan mutu pembelajaran.

c.    Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa

Manfaat Bagi Sekolah:

a.    Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang akademis.

b.    Meningkatkan kinerja sekolah melalui peningkatan profesionalisme guru khususnya dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa.

 

 

Manfaat Pengawas Sekolah:

a.     Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengawas sekolah dalam memecahkan masalah guru, meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran sehingga guru menjadi lebih profesional, meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran, dan pada akhirnya meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara keseluruhan.

b.     Di samping itu langkah-langkah yang tepat dalam penerapan strategi pembelajaran dapat menjadi referensi bagi tindakan serupa untuk kasus yang sama bagi pengawas sekolah yang lain.

KAJIAN TEORI

Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran

Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya Tohani (2011:2) menjelaskan bahwa dalam pengelolaan terdapat unsur-unsur perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Istilah Pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Mengajar, belajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar pembelajaran formal, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. (Rahmat, 2011:51).

Menurut Hamiseno dalam Arikunto (1997:8), pengelolaan adalah substansi dari mengelola, sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari menyusun data, merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan sampai mengawasi dan menilai. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Dengan demikian pembelajaran merupakan suatu aktifitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yaitu tujuan kurikulum. (Rahmat, 2011:51)

Pembelajaran atau pengajaran menurut Widada, (2010:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dikatakan pula bahwa proses penciptaan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran tetapi pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih menguntungkan dan biasanya mudah diamati.

Gagne dan Briggs (1979,3) dalam Rahmat (2011:52) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.

Supervisi Kunjungan Kelas

Istilah supervisi secara umum dikenal dari bahasa Inggris “supervision”, yangartinya mengawasi, atau atasan yangmenilai kinerja bahawan. Supervisi dapat diartikan sebagai bentuk pelayanan, bantuan professional, atau bimbingan bagi guru-guru dan dengan melalui pertumbuhan kemampuan guru hendak meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran (Sutisna, 1993:271). erkaitan dengan istilah supervisi, Mulyasa 2003) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya sering digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasidan manajemen tercapai (Handoko, 1992). Pengawasan juga dapat diartikan suatu kegiatan untuk melakukan dimaksudkan untuk melihat suatu kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan. Sedangkan inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan- kekurangan atau kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan. Berbeda dengan Sutisna (1993) yang menjelaskan bahwa secara umum supervision diberi arti sama dengan direction atau pengawasan dan ada kecenderungan untuk membatasi pemakaian istilah supervisorpada orang-orang yang berada dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hierarkhi manajemen. Kedudukan yang setingkat dengan supervisor adalah manajer lini pertama (first line management), pengawas, atau mandor.

Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan layanan kepada orang tua peserta didik dan sekolah, sebagaimana dikemukakan oleh Sergiovanni (1991) sebagai berikut: “Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more about their practice; to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to make the school a more effective learning community”. Hal senada dikemukakan oleh Kimbrough (1990) bahwa, Supervision is provided for improving the teaching and learning environment of the school”. Supervisi tidak hanya membantu guru dalam meningkatkan kemampuan mengajar, tetapi juga menambah pengetahuan bagi supervisor secara sinergi menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 selama 4 bulan, dimulai dari bulan Febuari 2015 Sampai dengan bulan Mei 2015.

Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora yang terdiri dari guru TK dimana pada masing-masing TK diambil 1 guru secara acak sebagai subjek penelitiannya. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

Metode dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan sekolah, dengan empat langkah pokok, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi, dengan melibatkan delapan guru kelas di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Penelitian dilakukan secara berkelanjutan selama empat bulan.

 

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dan dokumentasi

1.     Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui kemampuan masing-masing guru dalam pengelolaan pembelajaran.

2.     Dokumentasi, dipergunakan mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, foto dan sebagainya yang berkaitan dengan kegiatan penelitian (Arikunto, 2006: 206).

 Alat pengumpulan data dalam PTS ini sebagai berikut.

1.     Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengetahui peningkatan k kemampuan masing-masing guru dalam pengelolaan pembelajaran. (secara lengkap dapat dilihat pada bagian lampiran-lampiran)

2.     Dokumentasi, dipergunakan mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, foto dan sebagainya (Arikunto, 2006: 206).

Indikator Keberhasilan

Guru dinyatakan meningkat kemampuannya dalam melakukan kegiatan penilaian hasil belajar apabila secara individual memenuhi rentang 76-100 atau masuk kategori BAIK, dan secara klasikal apabila minimal 85% guru termasuk dalam kategori BAIK.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan sekolah dilaksanakan dalam 2 siklus dengan melaksanakan tindakan kunjungan kelas pada 6 guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Hasil analisis data pada masing-masing siklus dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas, peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran berdasarkan rata-rata capaian nilai pada setiap siklusnya.

Terjadi peningkatan kemampuan guru-guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora dalam pengelolaan pembelajaran pada setiap tahapan siklusnya, di mana pada kondisi awal hanya mencapai angka rerata 44,68 dengan kriteria kurang, meningkat menjadi 70,83 dengan kriteria cukup, dan pada siklus terakhir menjadi 90,28 dengan kriteria baik.

Penjelasan mengenai peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru-guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora secara individu gurunya, di mana pada kondisi awal belum ada guru yang dinyatakan tuntas, meningkat menjadi 2 guru atau 33,33% dan pada siklus terakhir menjadi 6 orang guru atau 100%.

Setelah melakukan refleksi terhadap peningkatan kemampuan pengelolaan pembelajaran guru-guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora dalam mengelola proses pembelajaran pasca dilakukan supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dengan menerapkan model-model pembelajaran yang diupayakan sebagai upaya peningkatan kemampuan dalam pengelolaan proses pembelajaran, diperoleh gambaran untuk pembahasan, yakni:

1.     Pentingnya supervisi kunjungan kelas oleh pengawas sekolah yang di dalamnya bermuatan daya upaya yang akurat guna meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran;

2.     Kemampuan kepala sekolah dalam mendayagunakan antarkomponen penting terkait dengan model-model pembelajaran, merupakan modalitas mendasar bagi berlangsungnya proses transformasi kemampuan ini kepada guru-guru TK yang lain di masing-masing sekolahnya.

3.     Meningkatnya kemampuan di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora dalam mengelola proses pembelajaran yang berlandaskan pada model-model pembelajaran yang diterapkan, tidak terlepas dari meningkatnya kesadaran kepala sekolah untuk luruh di dalamnya secara bertanggung jawab, yang diaktualisasikan pada tindakan-tindakan nyata yang bersifat preventif (mencegah), membimbing, mengarahkan, dan menjadi rekan sejawat nan bijak dalam memenuhi setiap kebutuhan guru dan siswa dalam rangka mencapai suatu perubahan yang diinginkan.

Dengan berkembangnya perilaku-perilaku baik seperti di atas, maka terjadilah suatu perubahan ke arah yang dinginkan oleh masing-masing guru di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora Kepiawaian pengawas sekolah dalam memilih tingkat resiko, baik secara ekonomis maupun material, dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pemborosan, lebih meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran.

Agar pelaksanaan kegiatan supervisor/pengawasan berjalan dengan lancar, efektif dan efisien diperlukan persiapan-persiapan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapam pelaksanaan kegiatan kepengawasan meliputi; penyusunan rencana kegiatan yang minimal meliputi; 1). kegiatan penyusunan program 2). perumusan tujuan dan sasaran program, 3). persiapan Instrumen bagi pendidik dan mekanisme pengumpulan serta pengolahan data, 4). perencanaan jadwal kunjungan kelas. Setelah kegiatan persiapan-persipan pelaksanaan ditempuh, maka langkah selanjutnya adalah melaksananakan/ mengoperasionalisasikan program supervisi.

Termasuk masalah yang kompleks dan tidak mudah dalam menyelesaikan kasus pengelolaan proses pembelajaran. Terlebih lagi ketika masalah itu berkaitan dengan kualitas pengelolaan proses pembelajaran. Sudah menjadi rumus yang baku untuk bisa berlangsungnya hal itu diperlukan segala sesuatunya yang berkualitas, baik SDM guru, material, maupun proses berlangsungnya. Dalam rangka mengupayakan kualitas ini, peran serta kepala sekolah akan sangat mewarnai peran serta guru dan siswa. Supervisi merupakan bagian integral dari kemampuan profesional kepala sekolah yang berkualitas. Tanpa berkemampuan melakukan supervisi, mustahil pengawas sekolah akan berhasil meningkatkan kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan proses pembelajaran khususnya bagi guru-guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora terbukti dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi /pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru TK di Dabin I UPTD TK/ SD Kecamatan Blora Kabupaten Blora dalam pengelolaan proses pembelajaran dari siklus ke siklus. Pada kondisi awal hanya mencapai angka rerata 44,68 dengan kriteria kurang, meningkat menjadi 70,83 dengan kriteria cukup, dan pada siklus terakhir menjadi 90,28 dengan kriteria baik, dan secara individual per guru pada kondisi awal belum ada guru yang dinyatakan tuntas, meningkat menjadi 2 guru atau 33,33% dan pada siklus terakhir menjadi 6 orang guru atau 100%.

Saran

Telah terbukti bahwa dengan supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.

Bagi Guru

a.     Peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran merupakan indikator peningkatan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelasnya masning-masing sehingga perlu dilakukan secara terus menerus agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar.

b.     Peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran perlu mendapat perhatian khusus dan terus dibina karena mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja guru dan prestasi belajar siswa. Kegagalan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran dapat berakibat pada menurunnya prestasi belajar siswa.

Kepala Sekolah

a.     Sikap konsisten dari kepala sekolah dalam menegakkan aturan, kesesuaian perkataan dengan perilaku dapat menumbuhkan sikap disiplin, kejujuran, kerjasama, komitmen pada tugas, hal-hal tersebut merupakan aspek penting dari kinerja guru.

b.     Pemanfaatan waktu untuk supervisi kunjungan kelas terhadap guru-guru di sekolahnya oleh pengawas sekolah agar digunakan sebaik-baiknya oleh kepala sekolah sebagai bahan acuan untuk tindak lanjutnya di kemudian hari.

Pengawas Sekolah

a.     Pengawas sekolah sebaiknya menjalin hubungan yang baik sebagai patner kerja bukan sebagai atasan dan bawahan (pengawas sekolah sahabat guru).

b.     Supervisi pengawas sekolah baik akademik maupun manajerial sebaiknya diprogramkan minimal 2 kali / semester sehingga guru akan terbiasa dan mendapatkan manfaat dari pelaksanaan kegiatan supervisi oleh pengawas sekolah.

d.   Dinas Pendidikan

Dinas Pendidikan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan pelaksanaan supervisi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, K.A dan Gall, M.D. 1987. Techniques in the Clinical. Supervisiona of Teacher, Second Edition, White Palin, New York: Longman.

Ahmadi, Abu, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004)

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. S, 2006 Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Atmodiwirio, Soebagio. 2000. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya.

Avellini, B. A., Kamon, E., and Krajewski, J. T., 1980. Physiological responses of physically fit men and women to acclimation to humid heat. Noll Laboratory for Human Performance Research, The Pennsylvania State University, University Park, Pennsylvania

Bafadal, Ibrahim, 2004, Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Cogan, Moris L. 1973. Clinical Supervision. Boston: Houghton Mifflin, Co

Departemen Pendidikan Nasional, Keputusan Menpan No 118/1996 , Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka kreditnya, Jakarta, Dirjen Dikdasmen

Depdiknas. 2003. Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Jakarta.

Kemendiknas. 2010. Modul Supervisi Akademik. Jakarta: Dirjen PMPTK

Kimbrough, R. B and Burkett, C. W. 1990. The Principalship, Concepts and
Practices. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Martin Handoko (1992). Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta:
Kanisius

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep; Karakteristik dan. Implementasi. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya

Rahmat. 2011. Supervisi Pengajaran (Teori dan Prektek). Jakarta: Depdikbud, Dirjen Dikti –P2LPTK.

Sahertian dan Mataheru, 1985. Profil Pendidikan Profesional, Yogyakarta: Andi Offset

Sahertian, Piet A., 1989. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan SDM, Jakarta: Rineka Cip
ta

Sergiovanni, T.J. 1991. The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn and Bacon

Soekarto Indrafachrudi. 1989. Administrasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

Supandi. 1990. Metodologi Penelitian. Bandung, Mandar Maju.