PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM MELALUI SUPERVISI KLINIS BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK GUGUS MAWAR

KECAMATAN SIDOHARJO SEMESTER I TAHUN 2018/2019

 

Tri Haryani

Pengawas Sekolah Taman Kanak-Kanak Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM pada guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah, analisisnya menggunakan teknik analisis kritis model siklus dengan langkah-langkah: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Teknik yang digunaan untuk mengumpulkan data meliputi: wawancara, observasi, kajian dokumen. Subjek penelitian adalah Guru Taman Kanak-kanak Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo. Hasil yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan dengan diadakan penilaian terhadap kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo, kemampuan guru Taman Kanak-kanak mengalami peningkatan. Berdasar hasil pengamatan proses tindakan dan pencapaian hasil penelitian, maka supervisi klinis dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM pada guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo.

Kata kunci: Kemampuan Guru, Supervisi Klinis, Guru TK

 

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Cempaka Kecamatan Sidoharjo berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti ternyata sebagian besar masih melaksanakan pembelajaran yang tradisional atau konvensional, dimana guru dalam melaksanakan pembelajaran tanpa menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sendiri, mereka cenderung menggunakan RPP cetak yang ada dan belum melaksanakan proses pembelajaran berbasis PAKEM. Guru masih melaksanakan pembelajaran dengan metode ceramah, belum menggunakan alat peraga, peserta didik belum aktif dan guru dominan sebagai penyampai materi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang dilaksanakan oleh peneliti dari sejumlah guru yang ada di Gugus Mawar sebanyak 7orang yang tersebar dalam 3Taman Kanak-kanak, ternyata belum ada guru yang mampu melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM secara optimal. Oleh Karena itu, kegiatan pembelajaran yang ada di Gugus Mawar masih tergolong rendah dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM juga belum optimal.

Berdasarkan hasil pengamatan nampak guru dalam mengajar tidak menggunakan model pembelajaran PAKEM. Guru hanya menggunakan LembarKerjaAnak dan tugas saja. Hal ini semua juga disebabkan karena pelaksanaan supervisi yang tidak tepat sasaran dan juga kurang intensif. Penggunaan model pembelajaran PAKEM sangat penting untuk menarik minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran. Apabila minat belajar peserta didik tinggi maka daya serap pun akan meningkat, sehingga diharapkan hasil belajar pun meningkat.

Selain itu pula peneliti dalam melaksanakan supervisi juga belum intensif, supervisi yang dilakukan terkesan rutinitas belaka tanpa melaksanakan tindak lanjut secara serius. Dilihat dari frekuensi pelaksanaan supervisi juga masih sangat kurang. Dari data supervisi dapat dilihat dalam satu bulan supervisi yang dilakukan tidak lebih dari 10 kali atau maksimal 1 sekolah hanya 1 guru yang disupervisi, sedangkan sisa yang lain lebih banyak digunakan untuk melaksanakan tugas di kantor atau melaksanakan tugas–tugas lain. Supervisi yang dilakukan masih terkesan melaksanakan monitoring, dimana hanya memotret keadaan yang terjadi di sekolah tanpa ada tindakan yang nyata menuju perbaikan pembelajaran.

Standar Proses (Permendikbud No. 137/2014) merupakan regulasi yang harus dipedomani dan dilaksanakan di Taman Kanak-kanak. Berdasarkan regulasi tersebut seorang guru Taman Kanak-kanak diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, edukatif dan menyenangkan (PAKEM). Bila guru dalam melaksanakan tugas keseharianya melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM di kelasnya, maka akan dapat dilihat hasil dari proses pembelajaran yang berhasil. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM harus selalu ditingkatkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan dan tuntutan peningkatan mutu pendidikan. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran yang baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang berlangsung menyenangkan bagi peserta didik, menumbuhkan motivasi belajar, mengurangi verbalisme, menumbuhkan kreatifitas dan akan bermakna bagi peserta didik, dengan demikian terwujudlah PAKEM.

Apabila supervisi yang dilakukan peneliti telah sesuai dengan prosedur yaitu dengan mengadakan pelatihan, diskusi, pemberian contoh atau simulasi dan juga konsultasi maka dapat diharapkan sasaran supervisi yaitu kemampuan guru dalam melaksanaan pembelajaran PAKEM yang rendah akan dapat meningkat, sehingga proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Alternative penyelesaian permasalahan rendahnya kemampuan Guru dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran PAKEM diantaranya adalah dengan menambah frekuensi dalam supervisi dan mengoptimalkan pembinaan serta tindak lanjut sehingga benar–benar tepat sasaran dan terarah. Alternatif lain adalah dengan menggunakan pendekatan supervise klinis, atau menjalin kerjasama peneliti dengan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi member kontribusi positif dalam pelaksanaan Pembelajaran PAKEM. Diantara alternatif tersebut dipilih supervisi klinis Harapan dilakukan supervise kilinis tersebut adalah keberhasilan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran PAKEM.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian tindakan ini adalah: Apakah kemampuan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM dapat ditingkatkan melalui supervisi klinis pada semester I Tahun 2018/2019?

 

 

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebgaimana diuraikan di atas maka tujuan penelitian ini adalah: “Meningkatkan kemampuan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM melalui supervisi klinis pada semester I tahun 2018/2019”.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Hakekat Kemampuan Guru

Guru merupakan pekerjaan profesi. Oleh karena itu standar pekerjaan guru berdasar kaidah-kaidah profesi guru. Satu dari beberapa syarat profesi adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah yang benar. Kemampuan tersebut antara lain kemampuan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai pedoman yang harus dijalani dalam melaksanakan pembelajaran yang merupakan tugas sehari–hari di kelasnya, melaksanakan penilaian dan tindak lanjut.

Kemampuan berasal dari kata “mampu” mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (digital V1.1) menjelaskan mampu berarti kuasa (sanggup, bisa) melakukan sesuatu. Selanjutnya kemampuan berarti kesanggupan atau kecakapan. Mengacu pada pengertian berdasar kamus tersebut, kemampuan guru merupakan kecakapan guru dalam menjalankan profesinya atau dengan kalimat lain kecakapan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran terindikasi pada seberapa besar keberhasilannya dalam mengantar peserta didik mencapai perkembangan atau kecakapan yang diharapkan.

Hakekat Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Peristiwa pembelajaran banyak berakar pada berbagai pandangan dan konsep, oleh karena itu, perwujudan pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai model. Menurut Usman (1995: 4), proses belajar – mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar dukungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Interaksi dalam peristiwa pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif.

Menurut pendapat Sadiman, dkk (2006:11) bahwa proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses komunikasi, yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, media dan penerima pesan sebagai komponen proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Pesan yang ada dalam kurikulum dituangkan oleh guru ke dalam simbol-simbol komunikasi dalam bentuk verbal yang berbentuk kata-kata lisan atau tulisan, maupun simbol non verbal atau visual. Proses penuangan pesan ke dalam simbol-simbol komunikasi ini disebut encoding. Proses penafsiran simbol-simbol komunikasi yang mengandung pesan-pesan tersebut disebut decoding.

Hakekat PAIKEM

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Inovatif, Edukatif dan menyengangkan (PAIKEM) merupakan model pembelajaran yang didambakan oleh insan pendidikan. Hal ini karena PAIKEM merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat bermakna bagi siswa. PAIKEM membawa peserta ddik untuk dapat belajar mandiri. Durori (2002, 13-14) mengatakan, bahwa PAIKEM dilihat dari sisi guru adalah sebuah aktifitas guru yang aktif (memantau kegiatan belajar siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang dan mempertanyakan gagasan siswa). Kreatif (Mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar sederhana). Efektif (Pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran). Menyenangkan (Pembelajaran tidak membuat anak takut). Sedangkan dilihat dari sisi siswa dalam pembelajaran siswa Aktif (bertanya, mengemukakan gagasan, mempertanyakan gagasan orang lain dan gagasannya), Kreatif (merancang/memuat sesuatu, menulis/ mengarang), Efektif (menguasai ketrampilan yang diperlukan), Menyenangkan (membuat anak berani mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat, berani mempertanyakan gagasan).

Supervisi Klinis

Ibrahim Bafadal (2003: 46), “Supervisi pendidikan dapat didefinisikan sebagai proses pemberian layanan bantuan professional kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan proses pembelajaran secara efektif dan efisiein”. supervisi merupakan proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, untuk perbaikan atau meningkatkan kemampuan profesional guru. Perbaikan dan peningkatan kemampuan kemudian ditransfer kedalam perilaku mengajar sehingga tercipta situasi belajar-mengajar yang lebik baik, yang ahkirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik

Mantja (2007: 73) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan/ Sementara menurut Sutjiaputra (2008) supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru.

Pidarta (1999: 65) menyatakan bahwa: Supervisi klinis ialah proses membina guru untuk memperkecil jurang antara perilaku mengajar nyata dengan perilaku mengajar seharusnya yang ideal, dimana supervisi klinis hanya untuk menolong guru-guru agar mengerti inovasi dan mengubah performan mereka agar cocok dengan inovasi itu. Adapun pengetrian supervisi klinis bisa dibaca dari istilah itu sendiri. Clinical artinya berkenaan dengan menangani orang sakit sama halnya dengan mendiagnosis, untuk menemukan aspek-aspek mana yang membuat guru itu tidak dapat mengajar dengan baik. Kemudian aspek-aspek itu satu per satu diperhatikan secara intensif. Jadi supervisi klinis itu merupakan satu model supervisi untuk menyelesaikan masalah tertentu yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan cara seperti ini rupanya memperkecil jurang perilaku nyata dengan perilaku ideal para guru yang sering kali terjadi pada inovasi-inovasi pendidikan.

 

Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir marupakan alur pemikiran logis terkait dengan penyelesaian masalah dalam penelitian. Permaslahan yang muncul dicermati dan diidentifikasi, selanjutnya dikaji dengan teori para ahli. Berdasar kajia teori yeng terkait dipilih tindakan untuk menyelesaikan permasalahan. Dalam penelitian ini kerangka berfikir peneliti adalah guru sebagai penentu keberhasilan pembelajaraan perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang standar proses pembelajaran dan pedoman pembelajaran berbasis PAKEM yang telah ditentukan oleh pemerintah agar dalam melaksanakan pembelajaran lebih bermutu. Untuk itu perlu dilakukan pembimbingan yang lebih intensif dari pengawas sekolah.

Supervisi secara intensif dari pengawas sekolah merupakan model pembimbingan yang langsung mengena pada sasaran yaitu kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Pada model ini pengawas menempatkan diri sebagai teman guru, yang langsung berinteraksi secara interpersonal dalam merencanakan langkah pembelajaran bersama guru. Guru tidak merasa takut kepada pengawas, sehingga ia dapat mengemukakan ide-idenya dengan senang hati dan terbuka. Pengawas sekolah aktif memberi contoh dan melakukan simulasi pembelajaran. Guru merasa diperhatikan dan dibantu, sehingga merasa nyaman dan senang melaksanakan tugasnya. Akhirnya dalam melaksanakan tugasnya lebih baik, sehingga dapat meningkatkan mutu atau prestasi siswa.

Hipotesis Tindakan

Berdasar latar belakang, rumusan masalah, landasan teori dan kerangka berpikir sebagaimana diuraikan terdahulu, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: ”Ada peningkatan kemampuan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAIKEM melalui supervisi klinis pada semester I Tahun 2018/2019”

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat melakukan penelitian adalah di Taman Kanak-kanak dalam wilayah Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Hal ini dikarenakan Taman Kanak-kanak tersebut merupakan sekolah yang berada di daerah binaan peneliti selaku pengawas TK. Sedangkan waktu penelitian pada bulan Agustus sampai Nopember 2018.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru Taman Kanak-kanak dalam Gugus Mawar yang merupakan daerah binaan peneliti, yaitu terdiri dari 7 orang yang berada di TK Mojoreno, TK sempukerep, TK Kebonagung 2 dan TK Kebonagung I.

Teknik dan Alat Pengumpul Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi, wawancara dan analisis dokumen. Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak tindakan yang diperlukan untuk menyusun langkah-langkah perbaikan agar lebih mangkus dan sangkil. Observasi dipusatkan pada proses penyusunan rumusan tujuan pembelajaran khusus yaitu kinerja guru dan situasi pelaksanaan tindakan beserta peristiwa – peristiwa yang melingkupinya.

Wawancara dilakukan guna memperoleh data berdasarkan informasi dari informan yaitu Guru-guru TK dan Kepala Taman Kanak-kanak. Dari wawancara serta kegiatan observasi diidentifikasikan permasalaahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan perencanaan pembelajaran terutama rumusan tujuan pembelajaran khusus. Analisis dokumen yaitu hasil penyusuna rumusan tujuan pembelajaran khusus. yang disusun guru selama proses tindakan. Analisis dilakukan guna mendapatkan data yang dapat digeneralisasikan sebagai bahan pengambilan keputusan atau hasil penelitian.

Validasi Data

Dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen, maka data yang diambil dengan instrumen tersebut telah memenuhi validitas isi (content). Sedangkan proses triangulasi data untuk data keberhasilan pembimbingan, dilakukan dengan mencari lebih dari satu sumber. Data hasil pembimbingan diperoleh dari pengamatan kolaborator (teman sejawat) terhadap peneliti, dan dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh salah satu subjek penelitian. Data keduanya kemudian dirata-rata menjadi data tindakan pembimbingan.

Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengkajian terhadap data yang diperoleh guna mendapatkan bahan atau referensi untuk mengambil keputusan. Analisis data yang digunakan peneliti dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan pelaksanaan pembelajaran PAIKEM sebelum dilaksanakan supervisi klinis dan sesudah dilakukan supervisi klinis. Berdasar hasil nilai kemampuan melaksanaan pembelajaran PAIKEM sebelum dilaksanakan supervisi klinis dibandingkan dengan hasil sesudah dilaksanakan supervisi klinis untuk mengetahui kemajuan hasil yang dicapai dalam kinerja guru.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan tolok ukur keberhasilan penelitian. Oleh karena itu penelitian ini dapat dikatakan berhasil jika: Terdapat bukti naiknya kemampuan guru dalam melaksanakan PAKEM setelah disupervisi; Terdapat bukti nyata hasil tindak lanjut (kuantitas) minimal 4 dari 7 subjek penelitian mempunyai kemampuan Baik

Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan melalui tindakan pembimbingan sebanyak 2 siklus. Tiap-tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/evaluasi, dan refleksi.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran berbasis PAKEM masih rendah dan sebagai subjek penelitian yaitu guru Taman Kanak-kanak dalam wilayah Gugus Mawar sebagai daerah binaan peneliti di Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Wonogiri. Dari hasil supervisi rutin peneliti, diperoleh data guru-guru tersebut belum memiliki kemampuan melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM secara maksimal. Dari 7 orang guru, yang termasuk kategori kurang dalam rentang nilai dibawah 60 ada 5 orang, dan kategori rentang nilai 60-70 ada 2 orang. Untuk itu peneliti akan melakukan tindakan agar semua guru mampu melaksanakan pembelajaran PAIKEM secara optimal. Begitu pula supervisi yang dilakukan peneliti belum maksimal, karena keterbatasan waktu dan banyaknya kegiatan yang melibatkan keberadaan peneliti sehingga tidak dapat melaksanakan supervisi dengan maksimal.

Guru dalam melakukan pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM nampak kurang optimal. Tidak ada skor 4 atau skor maksimal, berarti tidak ada yang nampak baik. Mereka hanya mengajar menggunakan lembar kerja anak (LKA) atau majalah yang dimiliki tanpa memperhatikan silabus dan RPP. Metode yang digunakan hanya ceramah dan tugas mengerjakan soal saja. Salah satu guru tidak menggunakan alat peraga, sedangkan guru yang menggunakan alat peraga tidak maksimal. Demikian juga dengan perbaikan dan pengayaan, belum nampak maksimal.

Supervisi yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah supervisi klinis yaitu pembinaan atau pembimbingan untuk pengelolaan pembelajaran yang mengarah pada perbaikan proses pembelajaran. Sebelumnya pembimbingan hanya dilakukan oleh peneliti pada waktu guru melaksanakan KKG yang diselenggarakan oleh gugus. Dengan demikian pembimbingan yang dilakukan pengawas sangatlah kurang. Dalam KKG pengawas sekolah melakukan pembinaan bersifat informatif dan secara klasikal, hampir tidak pernah pengawas sekolah melakukan pembimbingan secara individu. Kegiatan KKG tersebut sangat tergantung kepada ketua gugus, dan tidak tentu setiap ada KKG pengawas sekolah dapat menghadiri.

Deskripsi Hasil Siklus I

Pengamatan yang dilakukan ada 2 unsur, yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pengamatan kepala sekolah terhadap guru dalam melakukan pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kepala sekolah (sebagai validasi data) terhadap mutu pembelajaran guru Taman Kanak-kanak dalam Gugus Mawar dapat dilihat pada kegiatan siklus 1. Berdasar hasil pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan pada siklus 1, diperoleh nilai atau ketegori guru dengan kemampuan baik sebanyak 3 orang guru dan sebanyak 4 orang guru berkategori cukup. Penurunan banyak atau jumlah guru pada nilai Cukup merupakan konsekuensi logis dari peningkatan kualitas atau peningkatan banyak guru dengan nilai Baik. Dengan kata lain bahwa bila banyak guru dengan kualitas baik meningkat, maka banyak guru dengan kualitas dibawahnya akan mengalami penurunan jumlah atau banyak.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mutu kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran PAIKEM mengalami kenaikan 43%. Pada proses pembelajaran sebagian besar masih belum nampak pada proses elaborasi dan konfirmasi, serta nuansa PAIKEM belum maksimal. Oleh karena itu dipandang perlu untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pengamatan dilakukan dengan mencermati proses dan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru Taman Kanak-kanak se Gugus Mawar pada siklus 2. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan kepala sekolah (sebagai validasi data) terhadap mutu pembelajaran guru Taman Kanak-kanak dalam Gugus Mawar dapat dilihat pada kegiatan siklus 2. Berdasar hasil pengamatan dan penilaian yang telah dilakukan pada siklus 1, diperoleh nilai atau ketegori guru dengan kemampuan amat baik 1 orang, kemampuan guru dengan kategori baik sebanyak 5 orang guru dan sebanyak 1 orang guru berkategori cukup.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa mutu kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran PAIKEM mengalami secara akumulatif antara kategori baik dan amat baik mengalami kenaikan sebesar 42%. Proses pembelajaran pada siklus 2 ini dirasa sudah representative menunjukan adanya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM. Oleh karena itu dipandang tidak perlu untuk dilanjutkan ke siklus berikutnya.

PEMBAHASAN/DISKUSI

Hasil yang diperoleh selama tindakan berlangsung, baik pada tindakan siklus 1 maupun 2 di sebagaimana diuraikan di atas dapat dambil satu asumsi bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM. Hal ini dapat dilihat hasil data kondisi awal sampai siklus 2. Data-data peningkatan tersebut dapat dilhat pada persandingan hasil secara menyeluruh dari kondisi awal sampai dengan siklus 2. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan guru pada kondisi awal paling banyak kategori cukup sebanyak 7 guru, setelah dilakukan tindakan siklus I mengalami peningkatan kategori cukup sebanyak 4 guru dan kategori baik sebanyak 3 guru. Pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi kategori cukup sebanyak 1 guru, kategori baik sebanyak 5 guru dan kategori sangat baik sebanyak 1 guru.

Berdasarkan hasil tersebut dapat dilakukan pembahasan bahwa penelitian tindakan sekolah tentang meningkatkan mutu pembelajaran berbasis PAKEM melalui supervisi klinis secara individu oleh peneliti terhadap guru Taman Kanak-kanak se Gugus Mawar dapat dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan nilai pada mutu pembelajaran PAIKEM yang dilaksanakan oleh guru.

PENUTUP

Simpulan

Pembelajaran yang dilaksanakan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo berdasarkan hasil supervisi rutin peneliti ternyata sebagian besar masih melaksanakan pembelajaran yang tradisional atau konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil supervisi yang dilaksanakan oleh peneliti dari sejumlah guru yang ada di Gugus Mawar sebanyak 7 orang yang tersebar dalam 4 Taman Kanak-kanak, ternyata belum ada guru yang mampu melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM secara optimal.

Berdasarkan hasil tindakan melalui supervisi klinis pada guru Taman Kanak-kanak se Gugus Mawar dapat meningkatkan mutu pembelajaran PAIKEM yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini terlihat kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran PAIKEM mengalami secara akumulatif antara kategori baik dan amat baik mengalami kenaikan sebesar 42%. Hasil atau peningkatn ini secara representative menunjukan adanya peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PAIKEM.

Uraian diatas selanjutnya dapat disimpulkan bahwa penelitian kemampuan guru Taman Kanak-kanak di Gugus Mawar Kecamatan Sidoharjo dalam melaksanakan pembelajaran berbasis PAKEM dapat ditingkatkan melalui supervisi klinis.

Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah:

Bagi guru

  1. Agar lebih mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat dengan model pembelajaran berbasis PAKEM.
  2. Senantiasa meningkatkan sistem pengelolaan pembelajaran di kelas.
  3. selalau dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapi peserta didik.
  4. Senantiasa memperbaiki mutu pembelajaran.

Bagi Kepala sekolah

Agar senantiasa memberikan masukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk dapat memberikan kontribusi yang baik dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Durori, Moh. 2002. Model Belajar Mandiri. Jakarta: Mitra Mas.

Ibrahim Bafadal. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru, Jakarta: Bumi Aksara.

Mantja, W. 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Wineka Media.

Pidarta, 1999. Supervisi Pendidikan Untuk Meningkatkan Kinerja Guru. Jakarta: Depdikbud.

Sadiman, Arif S. dkk. 2006. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sutjiaputra, Tikky Sumantikno. 2008. Supervisi Pendidikan. http://tikky-suwantikno.blogspot.com/2008/02/supervisi-pendidikan.html. Diakses tanggal 23 Juni 2010.

Usman, Moh. Uzer. 1995. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya.