Peningkatan Kemampuan Melalui Penggunaan Metode CIRC
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI PENGGUNAAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED
READING AND COMPOSITION (CIRC) BAGI SISWA KELAS V
SD NEGERI SIDOMULYO KECAMATAN KALIORI
KABUPATEN REMBANG SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Ninik Suharti
Guru Kelas V SD Negeri Sidomulyo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo melalui penggunaan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan model Kemmis & McTaggart yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo, terdiri dari 11 laki–laki dan 11 perempuan. Metode pengumpulan data menggunakan tes objektif dan observasi. Tes objektif digunakan untuk mengukur kemampuan membaca pemahaman, sedangkan lembar observasi bertujuan mengamati aktivitas siswa dan guru. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode CIRC dapat meningkatkan proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan peningkatan nilai rerata. Pada Kondisi Awal adalah nilai rerata sebesar 59,09 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 32%, pada Siklus I nilai rerata sebesar 65,64 dengan persentase ketuntasan klasikal 50% dan pada Siklus II nilai rerata sebesar 71,82 dengan persentase ketuntasan klasikal 77%.
Kata Kunci: Kemampuan Membaca Pemahaman, Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
PENDAHULUAN
Pembelajaran membaca di SD mempunyai peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai–nilai moral, kemampuan bernalar dan kreatifitas anak didik (Zuhdi dan Budiasih, 2001: 56). Kemampuan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan pentingnya penguasaan kemampuan membaca karena kemampuan membaca merupakan salah satu standar kemampuan berbahasa dan sastra Indonesia yang harus dicapai dalam jenjang pendidikan, termasuk di jenjang SD. Kemampuan membaca menjadi dasar yang utama tidak hanya bagi pengajaran bahasa itu sendiri, tetapi bagi juga pengajaran mata pelajaran yang lain.
Tujuan akhir dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi kenyataan yang ada belum semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak anak yang dapat membaca lancar suatu bahan bacaan, tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut. Membaca pemahaman merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa SD terutama pada kelas lanjut. Melalui kegiatan ini, siswa dapat memperoleh informasi secara aktif reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman–pengalaman baru (Zuchdi dan Budiasih, 2001: 56).
Berdasarkan pengamatan pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia, diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 masih rendah. Hal ini dapat dilihat ketika siswa diberi pertanyaan mengenai isi bahan bacaan yang dibaca, siswa tidak dapat menjawab dengan cepat dan harus membuka kembali bahan bacaan yang dibacanya tersebut. Sedangkan berdasarkan hasil tes, nilai rerata dari siswa yang berjumlah 22 adalah 59,09. Rerata tersebut masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan belajar secara klasikal juga baru mencapai 31,82% karena hanya ada 7 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yakni 70.
Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman disebabkan oleh beberapa faktor, baik dari guru maupun dari siswa sendiri. Faktor–faktor tersebut misalnya, model dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional, minat baca siswa rendah dan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca.
Untuk memecahkan permasalahan tersebut di atas peneliti menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Menurut Slavin, tujuan utama CIRC khususnya dalam menggunakan tim kooperatif ialah membantu siswa belajar membaca pemahaman yang luas untuk kelas–kelas tinggi SD. Siswa bekerja dalam tim kooperatif belajar mengidentifikasi lima hal yang penting dari cerita naratif, yaitu perwatakan, setting, masalah, usaha untuk memecahkan masalah, akhir dari pemecahan masalah (Rahim, 2008: 35).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Penggunaan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) bagi Siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu mulai pertengahan Agustus 2017 sampai dengan pertengahan Oktober 2017.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo sejumlah 22 siswa, terdiri dari 11 laki–laki dan 11 perempuan.
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan dokumen. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi, dokumentasi dan tes. Observasi menggunakan lembar observasi. Dokumentasi menggunakan foto dan dokumen. Tes menggunakan pilihan ganda.
Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Prosedur dalam penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus yang terdiri dari 2 pertemuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran pada Kondisi Awal, siswa kurang antusias dan malas ketika diberi tugas untuk membaca. Jika ada temannya yang membaca, mereka tidak mau menyimak malah mengerjakan aktivitas lain. Setiap kali pembelajaran membaca, guru hanya menyuruh siswa membaca dalam hati sebuah teks atau bahan bacaan secara individu, atau menyuruh salah satu siswa untuk membaca secara nyaring dan siswa yang lain mendengarkan. Kemudian setelah selesai membaca mereka diberi pertanyaan atau menceritakan kembali isi teks yang dibacanya. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman dengan nilai rerata sebesar 59,09 dan ketuntasan belajar sebesar 31,82%.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I, siswa dalam kelompok kecil bertugas membaca teks pada setiap pertemuan. Pembentukan kelompok secara bebas sesuai dengan kehendak masing-masing siswa. Siswa dan kelompoknya membaca dan berdiskusi untuk menjawab pertanyaan dan melakukan presentasi tentang isi teks tersebut. Hasil dari pembelajaran tersebut adalah penghargaan kepada kelompok terbaik. Sedangkan hasil tes kemampuan membaca pemahaman dengan nilai rerata sebesar 65,64 dan ketuntasan belajar sebesar 50%.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada Siklus II masih dalam kelompok kecil dengan pembaruan komposisi kelompok, sehingga berbeda dengan Siklus I. Pembentukan kelompok sesuai dengan kewenangan guru berdasarkan kemampuan membaca pemahaman. Pembelajaran secara umum juga sama, yang membedakan adalah komposisi kelompok dan hadiah untuk kelompok terbaik. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman dengan nilai rerata sebesar 71,82 dan ketuntasan belajar sebesar 77,27%.
Pembahasan
Rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa disebabkan selama ini pembelajaran didominasi guru. Setiap kali pembelajaran membaca, guru hanya menyuruh siswa membaca dalam hati sebuah teks atau bahan bacaan secara individu, atau menyuruh salah satu siswa untuk membaca secara nyaring dan siswa yang lain mendengarkan. Kemudian setelah selesai membaca mereka diberi pertanyaan atau menceritakan kembali isi teks yang dibacanya. Pembelajaran seperti itu mengakibatkan siswa merasa bosan dan tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman.
Peningkatan tersebut di atas tidak lepas dari adanya rangkaian pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Keterlibatan siswa tersebut terlihat dari partisipasi aktif di dalam kegiatan kooperatif untuk saling bekerja sama satu sama lain. Dominasi guru dalam pembelajaran juga sangat sedikit, sehingga ketergantungan siswa pada guru dapat terkurangi. Berbagai rangkaian pembelajaran seperti ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slavin (2008) bahwa CIRC merupakan program yang komprehensif untuk membantu siswa belajar membaca pemahaman karena dalam CIRC siswa termotivasi untuk bekerja sama dalam sebuah tim kooperatif.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri Sidomulyo Kecamatan Kaliori dengan menggunakan metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) meningkat dengan komposisi kelompok yang ditentukan guru. Pada Kondisi Awal, kemampuan membaca pemahaman siswa dengan nilai rerata sebesar sebesar 59,09 dan ketuntasan belajar sebesar 31,82%. Pada Siklus I, kemampuan membaca pemahaman siswa dengan nilai rerata sebesar 65,64 dan ketuntasan belajar sebesar 50%. Pada Siklus II, kemampuan membaca pemahaman siswa dengan nilai rerata sebesar 71,82 dan ketuntasan belajar sebesar 77,27%.
Saran
Saran dalam penelitian ini adalah
1. Guru supaya a) meningkatkan kemampuannya dalam merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa menjadi lebih tertarik dalam pembelajaran sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif dan bermakna dan b) menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat memberikan kemudahan terhadap siswa untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan atau kemampuan tertentu, serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda, bervariasi, dan bermakna.
2. Sekolah supaya mengupayakan pendidikan dan pelatihan mengenai model–model dan inovasi dalam pembelajaran bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
—. 2010. Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta: Aditya Media.
—. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Iskandarwassid dan Sunendar, D. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi. 2005. Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca? Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UNY.
Rahim, F. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sadhono, K dan Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.
Slavin. 2008. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice (Buku Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktek. Penerjemah: Narulita Yusron). Bandung: Nusa Media.
Somadayo, S. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning, Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan, H. G. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wasisto, A. 2013. Publikasi Karya Ilmiah dalam Peningkatan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB).Yogyakarta: Graha Cendekia.
Zuchdi, D dan Budiasih 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.