Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
MELALUI MEDIA KARTU HURUF SISWA KELAS 1 SDN KALIWUNGU 02 KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Nuryani
SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan KaliwunguKabupaten Semarang
ABSTRAK
Permasalahan utama pada penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SDN Kaliwungu 02 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan membaca siswa rendah adalah proses pembelajaran masih menggunakan media konvensional yaitu dengan menggunakan papan tulis dan pembelajaran hanya berpusat kepada guru serta membuat siswa pasif. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui apakah media kartu huruf dapat meningkatkan kemapuan membaca permulaan di kelas I SDN Kaliwungu Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas I SD, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kartu huruf. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus dengan jumlah siswa 30 orang, setiap siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dari hasil tindakan siklus I diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 69 dengan presentase siswa 52%. Hasil tindakan siklus II diperoleh hasil belajar membaca permulaan siswa dengan nilai rata-ratanya 78,67 dengan presentase siswa 92%. Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran Bahasa Indonesia (membaca permulaan) dengan penggunaan media kartu huruf dapat meingkatkan kemampuan membaca permulaan di kelas I SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
Kata Kunci: Membaca permulaan, Media Kartu Hur
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Membaca sangat dibutuhkan bagi semua orang sekarang sebagai pintu masuk untuk mempelajari ilmu pengetahuan, namun kenyataanya tidak masih banyak siswa yang belum bisa membaca terutama pada anak Kelas I SD. Tapi jika anak diberikan pendidikan prasekolah seperti PAUD/TK, setidaknya anak tersebut mempunyai dasar pengenalan huruf/membaca. Hal ini juga terjadi di SDN Kaliwungu 02. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di SD Kaliwungu 02 kelas I menyatakan bahwa mayoritas siswa belum bisa membaca. Yakni dari 30 siswa yang sudah bisa mengenal huruf-huruf hanya 40% siwa sisanya yang 60% yang sudah bisa mengenal huruf namun belum bisa membaca. Meskipun sesuai usianya harus sudah bisa membaca.
Kondisi tersebut disebabkan ketika dalam pembelajaran guru jarang menggunakan alat peraga yang bisa membantu siswa untuk mempermudah mengenal huruf, kata maupun kalimat. Selain itu dalam pembelajaran masih dilakukan secara terpisah-pisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain. Padahal siswa usia kelas I SD baru bisa berfikir holistik. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan khususnya belajar membaca. Dengan kondisi tersebut yang berlangsung-langsung terus menerus akan berdampak pada menurunnya kemampuan siswa khususnya dalam membaca oleh sebab itu perlu ada suatu tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca salah satunya adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan permainan kartu huruf untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca. Mengingat dengan kartu huruf akan mempermudah anak untuk mengingat huruf maupun kata sehingga membantu siswa dalam membaca.
Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dari latar belakang tersebut di atas adalah:
1. Guru jarang menggunakan alat peraga dalam pembelajaran
2. Siswa belum bisa memahami huruf maupun kata dalam bacaaan
3. Pembelajaran masih dilakukan terpisah antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.
4. Kemampuan membaca masih rendah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah â€Bagaimanakah pembelajaran dengan menggunakan kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas I SDN Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang ?â€.
Pemecahan Masalah
Masalah yang akan diteliti, akan dilakukan pemecahan masalah melalui pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan kartu huruf.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa kelas I SDN Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang dengan kartu huruf.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Manfaat bagi siswa
Membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca melalui alat peraga kartu huruf
2. Manfaat bagi guru
Memberi masukan bagi guru dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui alat peraga kartu huruf.
3. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan referensi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca melalui alat peraga kartu huruf.
KAJIAN PUSTAKA
Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai tehnik-tehnik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasaan membaca sebagai suatu yang menyenangkan. Suasana belajar harus dapat diciptakan melalui kegiatan permainan bahasa dalam pembelajaran membaca. Hal itu sesuai dengan karakteristik anak yang masih senang bermain. Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat ( Depdikbud, 1994/1995:4). Kelancaran dan ketepatan anak membaca pada tahap belajar membaca permulaan dipengaruhi oleh keefektifan dan kreatifitas guru yang mengajar di kelas 1. Dengan kata lain guru memegang peranan strategis tersebut menyangkut peran guru sebagai fasilitator, motivator, dan organisator dalam proses pembelajaran. Guru yang berkompetensi tinggi akan sanggup menyelenggarakan tugas untuk mencerdaskan bangsa, mengembangkan pribadi Indonesia seutuhnya dan membentuk ilmuwan dan tenaga ahli. Sedangkan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tanpa tatap muka dengan orang lain. Membaca merupakan suatu proses fisik dan psikologis, Bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual dengan proses tersebut rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa.
Kegiatan membaca merupakan aktivitas yang unik dan rumit, sehingga seseorang tidak dapat melakukan hal tersebut tanpa mempelajarinya, terutama anak usia sekolah dasar yang baru mengenal huruf atau kata-kata. Problem umum yang dihadapi anak dalam membaca adalah pada pelaksanaan pengajaran membaca, guru sering kali dihadapkan anak yang mengalami kesulitan, baik yang berkenaan dengan hubungan huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana, maupun ketidakmampuan anak memahami isi bacaan. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca permulaan, siswa dituntut untuk mampu membaca huruf, suku kata dan kalimat. Pembelajaran di SD dilaksanakan sesuai dengan perbedaan atas kelas rendah dan kelas tinggi. Pelajaran di kelas rendah biasanya disebut pelajaran membaca permulaan, sedangkan dikelas tinggi disebut pelajaran membaca lanjut. Penggunaan model pembelajaran dan media sangat membantu dalam pengajaran membaca permulaan bagi siswa kelas satu SD merupakan hal yang mutlak diperlukan, anak kelas satu SD yang pada umumnya baru berusia enam tahun masih berada pada taraf berfikir konkret, yaitu anak akan mudah mengenali hal-hal yang bersifat nyata. Disamping itu, dengan alat bantu yang digunakan oleh guru secara bervariasi akan membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Salah satu media yang memungkinkan digunakan oleh guru dalam pengajaran membaca permulaan ini adalah melalui media kartu huruf.
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis kreatif dengan tujuan memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang suatu bacaan, serta penilaian terhadap keadaan, nilai, dan dampak bacaan. Kegiatan membaca merupakan aktivitas mental memahami apa yang disampaikan penulis melalui teks atau bacaan.
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Alat Peraga Kartu huruf
Alat adalah sarana yang sangat diperlukan dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Alat peraga menurut Depdiknas (2003) adalah benda/alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip/prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/kongkret. Jadi Alat Peraga adalah sarana yang digunakan oleh guru untuk menunjang proses belajar mengajar didalam kelas agar pembelajaran tampak lebih nyata/kongkret sehingga siswa lebih mengerti.
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis (tripleks). Potongan-potongan huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian siswa dan sangat mudah digunakan dalam pengajaran membaca permulaan.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang melibatkan guru sebagai peneliti dalam meningkatkan dan memperbaiki masalah-masalah pada proses pembelajaran siswa di kelas dengan membuat rencana terlebih dahulu, kemudian melaksanakan, mengamati dan memberi refleksi tindakan terhadap kegiatan melalui siklus.
Model rancangan yang dikembangkan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah model spiral dari siklus yang satu ke siklus berikutnya oleh Kemmis dan McTaggart. Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu; perencanaan (Planning), tindakan (Action), pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian: Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang di kelas I tahun pelajaran 2017/2018.
Waktu Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2017
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas I sebanyak 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kaliwungu 02.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Tes Awal
Penelitian ini dilakukan di kelas I SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus meliputi empat tahapan yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sebelum pelaksanaan tindakan kelas, dilakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa tentang membaca permulaan. Berdasarkan hasil tes kemampuan awal bahwa membaca permulaan siswa masih rendah.Hasil tes kemampuan membaca permulaan pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan dengan perolehan nilai rata- rata 61,33 dan ketuntasan belajar klasikal 36 %.
Siklus I
Perencanaan yang dilakukan pada siklus I yakni menyusun perangkat pembelajaran, merencanakan tujuan pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, dengan tujuan meningkatkan kemampuan membaca permulaan siswa kelas 1 melalui media kartu huruf. Pada kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan asyik bermain dengan teman sebangku sehingga menggangu teman yang lain. Hal ini berakibat kurangnya konsentrasi teman yang lain dalam kegiatan pembelajaran. Pelaporan hasil atau presentasi masih ada beberapa siswa kurang berani mengeluarkan pendapat sehingga untuk mengatasi hal ini guru harus selalu memberi semangat agar dapat membangkitkan keberanian siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa
Hasil pengamatan aktivitas guru di siklus I berada pada kategori sangat baik dengan presentase nilai rata-rata 90%. Aspek yang masih perlu ditingkatkan oleh guru dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah selalu memberi semangat kepada siswa agar dapat meningkatkan keberanian siswa dalam menggunakan media pembelajaran kartu huruf. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa menggunakan media atau alat peraga dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil pengamatan aktivitas siswa di siklus I berada pada kategori cukup dengan presentase nilai rata-rata 58%. Hal itu disebabkan karena pada siklus I siswa belum terbiasa menggunakan alat/media pembelajaran. Siswa juga belum terlalu baik dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, membaca dan mengeja kata-kata, memperhatikan penjelasan materi dan masih bingung dalam menyimpulkan materi. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menindaklanjuti pembelajaran pada siklus II 70 perlu ditekankan kepada siswa mengenai perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Hasil Analisis Tindakan Siklus 1
Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus I melalui pembelajaran membaca permulaan siswa menggunakan media kartu huruf, kegiatan selanjutnya adalah pemberian evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I SDN Kaliwungu 02. Secara ringkas hasil analisis tes siklus I dapat dilihat pada tabel 2
Hasil Analisis yang diperoleh: Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 14 siswa atau 14/30 ð‘¥ 100% = 47% dan rata rata kelas 69.
Dari 30 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat 16 orang yang memperoleh nilai kurang dan 14 orang yang memperoleh nilai baik dengan nilai rata-rata 86. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan belum memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Dengan demikian pada tes akhir siklus I ini pembelajaran membaca permulaan dapat dikatakan belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hasil ini memberikan pengertian bahwa ketuntasan belajar masih belum terpenuhi karena hasil belajar dapat dikatakan tuntas apabila mencapai 70 dan presentase ketuntasan klasikal mencapai 70%.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi dapat diketahui bahwa masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menindaklanjuti pembelajaran pada siklus II perlu ditekankan kepada siswa mengenai perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran siklus I masih ada beberapa siswa yang ragu-ragu menggunakan alat peraga/media, hal ini karena siswa belum terbiasa
menggunakan peraga/media dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini pada siklus II, guru berusaha untuk meningkatkan keberanian siswa melalui alat peraga terutama untuk menarik perhatian digunakan kartu huruf berwarna yang disertai dengan gambar.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, yaitu membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan alat dan bahan ajar serta instrument penelitian yang meliputi evaluasi akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa Siklus II
Hasil observasi pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa siswa telah aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga terlihat adanya peningkatan. Semua siswa semakin antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pada siklus II, kegiatan guru telah menunjukkan semua aspek berada pada kategori sangat baik. Begitu pula pada aktivitas siswa siklus II berada pada kategori baik dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamat pada tiap pertemuan mengalami peningkatan.
Berdasarkan perolehan pada siklus II kegiatan observasi yang dilakukan oleh observer dengan menggunakan alat peraga/media kartu huruf dalam kegiatan membaca permulaan siswa telah mencapai 90% berada pada kategori sangat baik. Hasil aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus II telah berada pada kategori baik dengan presentase nilai rata-rata 82,67. Berdasarkan data hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa dari 30 siswa terdapat 27 siswa yang memperoleh nilai standar ketuntasan di atas atau sama dengan 70, sedangkan yang memperoleh nilai di bawah 70 adalah sejumlah 3 siswa, dengan rata-rata hasil belajar secara keseluruhan sebesar 90%. Artinya, hasil belajar siswa sudah mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu secara klasikal siswa dikatakan berhasil belajar apabila 70% dari jumlah siswa.
Hasil Analisis Tindakan Siklus II
Pembelajaran pada siklus ini adalah menggabungkan dan membaca huruf menjadi kata dan kalimat sederhana.. Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II melalui pembelajaran membaca permulaan siswa menggunakan media kartu huruf, kegiatan selanjutnya adalah pemberian evaluasi akhir tindakan kegiatan siswa kelas I SDN Kaliwungu 02.
Secara ringkas hasil analisis siklus II dapat dilihat berikut ini: Hasil Analisis yang diperoleh: Ketuntasan Belajar Klasikal adalah 27 siswa atau 27/30 ð‘¥ 100% = 90% dengan rata-rata kelas 82,67.
Dari hasil pelaksanaan tindakan di siklus II dapat diketahui bahwa dari 30 siswa yang mengikuti tes akhir terdapat 27 siswa yang telah mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 60. Data ini menunjukkan bahwa pembelajaran membaca permulaan sudah memenuhi batas tuntas yang ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata maupun ketuntasan klasikal tes kemampuan membaca permulaan yang dicapai siswa telah memenuhi indikator kinerja.
Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil dari evaluasi/tes akhir, lembar observasi guru dan siswa pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan telah maksimal. Siswa merasa senang dan antusias dalam mengikuti pembelajaran karena dengan penerapan media yang menarik anak tidak merasa bosan dalan kegiatan pembelajaran seperti kegiatan bermain. Sebagian besar siswa sudah dapat membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan lancar serta penggunaan lafal yang benar. Siswa semakin tertarik untuk belajar membaca karena mereka menyadari bahwa pembelajaran membaca merupakan hal yang sangat penting. Siswa telah mengetahui bahwa untuk dapat mempelajari mata pelajaran yang lain terlebih dahulu harus mampu membaca. Untuk itu siswa selalu didorong untuk rajin belajar membaca, agar mereka mampu dan gemar membaca.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian kurang maksimalnya aktivitas guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar sangat terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan salah satu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah menempuh kegiatan belajar di sekolah dengan menggunakan penilaian berupa tes. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.
Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I, dapat dikatakan bahwa penelitian ini belum berhasil karena masih ada 19 siswa yang belum mencapai batas ketuntasan. Hasil rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus I sebesar 61 dan ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 36%. Hasil ini belum memenuhi batas minimal indikator kinerja yang ditetapkan.
Hasil rata-rata tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II sebesar 82,67. Dilihat dari nilai batas minimal sesuai dengan indikator kinerja, nilai rata-rata siswa tersebut sudah memenuhi kriteria. Secara individual, dari hasil tes pada siklus II dari siswa yang berjumlah 30 orang yang telah mencapai nilai lebih besar atau sama dengan 70 sebanyak 27 siswa. Sementara 3 siswa mendapatkan nilai di bawah 70. Jadi, nilai tes kemampuan membaca permulaan siswa pada siklus II telah mencapai batas tuntas yang telah ditetapkan dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90%.
Peningkatan aktivitas selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan hasil observasi yang meliputi kegiatan-kegiatan: aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, rasa ingin tahu dan keberanian siswa meningkat, kreativitas dan inisiatif siswa meningkat serta aktif mengerjakan tugas.
Kemampuan siswa bertambah meningkat dari siklus I, dan siklus II karena siswa pada saat pembelajaran menggunakan alat peraga/media merasa terangsang untuk mempelajari, mengamati, dan mencoba apa yang dilihat dan mudah untuk diketahuinya, anak lebih terfokus karena siswa merasa apa yang dilihat itu memudahkan untuk diikuti, mudah untuk meniru dan melakukan sesuai dengan petunjuk guru.
Hasil penelitian tindakan kelas tentang pembelajaran membaca permulaan melalui penerapan media kartu huruf yang dilakukan sebanyak dua siklus selalu mengalami peningkatan dan telah dapat mencapai batas tuntas sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yakni dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta kemampuan membaca permulaan siswa.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian ini maka kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut: Hasil belajar siswa pada siklus I dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 61 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 36% dan hasil belajar siswa pada siklus II dalam peningkatan kegiatan membaca permulaan siswa dengan menggunakan media kartu huruf mengalami peningkatan dengan memperoleh nilai rata-rata 82,67 dan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 90% dan telah memenuhi batas pencapaian indikator keberhasilan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas saran yang dapat diberikan sebagai berikut:
1. Untuk Guru
a) Pembelajaran membaca permulaan yang menggunakan media kartu kata hendaknya menggunakan variasi warna dan ukuran yang sesuai agar dapat menarik perhatian dan memperjelas pandangan siswa.
b) Pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata hendaknya menggunakan kata yang bervariasi agar siswa mempunyai keterampilan dalam membaca dengan berbagai gabungan huruf.
2. Untuk Siswa
a) Melalui pembelajaran membaca dengan media kartu kata yang telah dilaksanakan hendaknya siswa lebih meningkatkan lagi keterampilan membacanya ditahap dan tingkatan selanjutnya dengan berlatih membaca kalimat dan cerita.
b) Kepada siswa hendaknya lebih rajin membaca agar dapat meningkatkan keterampilan dan pemahaman dari kalimat yang dibacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Neil. 2003. “Reading†dalam Practical English Language Teaching Reading. David
Depdikbud, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara Dâ€III. Coletta, V. P. et. Al. 2007.
Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Faizalnizbah (2013). Pengertian membaca. Tersedia
Nunan (ed.). New York: McGraw Hall.
Dimyati, Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Haryanto, S.Pd (2012). Pengertian Media Pembelajaran. Tersedia: http://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/ [6 Januari 2014].
Hudaita (2009) Pembelajaran Membaca Permulaan Tersedia http://hudaita.blogspot.com/2009/01/pembelajaran-membaca-permulaan dengan.html/ (Diakses 05 Januari 2014)
Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta
Nurhadi, 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
________, 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar
Nunan (ed.). New York: McGraw Hall.
Poerwati, dkk.2008. Evaluasi Belajar. Bandung
Slameto. 2001. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta: Bumi Aksara.
Udin S. Winataputra. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.
http://faizalnizbah.blogspot.sg/2013/08/pengertian-membaca.html [6 Januari 2014]