Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Auditory Intellectually Repetition
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn
MELALUI MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI KORIPAN 02 SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Wahyu Andari
Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 Kecamatan Susukan
ABSTRAK
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NKRI 1945. Berdasarkan pengamatan peneliti, diketahui bahwa pembelajaran PKn yang berlangsung belum menggunakan model pembelajaran yang variatif, pemanfaatan media kurang optimal, siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan 13 dari 18 siswa yang belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02? 2) Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02? 3) Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02? Tujuan penelitian untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar PKn kelas V SD N Koripan 02. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. setiap siklus terdiri atas satu kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V sebanyak 18 siswa, yaitu 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Teknik pengambilan data meliputi teknik tes dan non tes. Hasil penelitian menunjukkan keterampilan guru siklus I diperoleh skor 22 (baik), siklus II diperoleh skor 26 (baik), siklus III skor 30 (sangat baik). Rata-rata skor aktivitas siswa siklus I baik, siklus II baik, dan meningkat pada siklus III menjadi sangat baik. Sedangkan hasil belajar siklus I ketuntasan klasikalnya sebesar 50%, siklus II ketuntasan klasikal sebesar 78%, siklus III ketuntasan klasikal sebesar 89%. Simpulan melalui model Auditory Intellectually Repetition dengan media Powerpoint mampu meningkatkan kualitas pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02. Saran hendaknya guru menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan media yang bervariasi dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Auditory Intellectually Repetition, kualitas, pembelajaran, PKn, Powerpoint.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, segala aspek kehidupan mengalami perubahan dan perkembangan. Untuk menghadapi era globalisasi ini, diperlukan sumber daya manusia yang cerdas dan memiliki kemampuan atau soft skill yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan menjadi hal yang sangat penting guna mewujudkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing secara global. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, pendidikan menjadi hal pokok dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas.
Upaya dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas, diperlukan suatu pedoman dan pengaturan dalam pelaksanaan pendidikan. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 Ayat 1 Kurikulum pendidikan dasar dan menengah salah satunya wajib memuat Pendidikan Kewarganegaraan. Sesuai dengan Undang-Undang tersebut, maka mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum KTSP wajib diberikan pada siswa- siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mata pelajaran PKn harus mencakup beberapa standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk tingkat SD/MI bahwa Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai, moral, dan norma. PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik. (Ruminiati, 2008:1) Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di SD menjadi sarana untuk mengembangkan nilai-nilai luhur dan moral berdasarkan budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa, sebagai individu maupun anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Depdiknas (2006:271) bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum KTSP bertujuan agar setiap peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) Berpikir secara kritis, rasional dan kreatif menanggapi isu kewarganegaraan; (b) Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain; dan (d) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki ruang lingkup yang meliputi Persatuan dan Kesatuan bangsa, Norma, Hukum dan peraturan, Hak Asasi Manusia, Kebutuhan warga Negara, Konstitusi Negara, Kekuasaan dan politik, Pancasila, dan Globalisasi.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran PKn kelas V di SD N Koripan 02 pembelajaran PKn belum optimal, hal ini disebabkan karena kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PKn yang bersifat teoretis. Selain itu berdasarkan identifikasi masalah, guru sudah menggunakan model pembelajaran tetapi belum maksimal, kurangnya pemanfaatan media untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Sedangkan dari sisi siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas yang ditunjukkan dengan kurang adanya interaksi timbal-balik antara guru dengan siswa, siswa belum bisa bekerja sama dalam kelompok secara maksimal.
Hal tersebut didukung data pencapaian hasil ulangan harian pada mata pelajaran PKn siswa kelas V masih rendah. Dari 18 siswa sebanyak 13 siswa (72%) masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Berdasarkan data tersebut kegiatan pembelajaran PKn perlu adanya perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran yaitu dengan menggunakan model dan media yang inovatif dan bervariasi sehingga siswa mampu memahami materi PKn dan akan mencapai hasil pembelajaran secara optimal.
Permasalahan di SD N Koripan 02 tersebut didukung dengan temuan Depdiknas tahun 2007 dalam kajian kebijakan kurikulum mata pelajaran PKn menunjukkan bahwa kreativitas dan inovasi pembelajaran yang dilaksanakan guru masih kurang, khususnya dalam mencari sumber, memilih dan mengorganisasikan materi sesuai tuntutan Kompetensi Dasar. Terbatasnya sarana penunjang yang tersedia dan sumber buku yang ada di sekolah juga mempengaruhi guru dalam mengembangkan metode dan media
Berdasarkan diskusi peneliti dengan kolaborator, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut perlu adanya alternatif tindakan dengan berbasis pendekatan ilmiah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu melalui model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) dengan media Powerpoint.
Model pembelajaran AIR menganggap bahwa suatu pembelajaran efektif jika memperhatikan tiga hal, yaitu Auditory, Intellectual dan Repetition (Shoimin, 2014:29). Auditory berarti indra telinga digunakan dalam belajar dengan cara menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectual berarti kemampuan berpikir perlu dilatih melalui latihan bernalar, mencipta, memecahkan masalah, mengkonstruksi, dan menerapkan. Repetition berarti pengulangan diperlukan dalam pembelajaran agar pemahaman lebih mendalam dan lebih luas, peserta didik perlu dilatih melalui pengerjaan soal, pemberian tugas atau kuis. Sehingga, siswa yang diberi model pembelajaran AIR ini memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang diformulasikan ke dalam bentuk serta mampu merepresentasikannya.
Penerapan model pembelajaran AIR pada pembelajaran PKn menjadi lebih efektif apabila didukung dengan menggunakan media pembelajaran. Peneliti dan kolaborator memutus untuk menggunakan media Powerpoint. Powerpoint merupakan software yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft dan merupakan salah satu program berbasis multimedia yang terdiri dari beberapa unsur, yaitu slide, teks, gambar, bidang-bidang warna yang dapat dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia (Daryanto, 2013:145). Sehingga dalam Pembelajaran PKn dengan materi kebebasan berorganisasi siswa akan lebih tertarik dan temotivasi untuk fokus dalam pembelajaran dan pemahaman siswa akan meningkat
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti bersama kolaborator mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pkn Melalui Model Auditory Intellectually Repetition Dengan Media Powerpoint Pada Siswa Kelas V SD Negeri Koripan 02 Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016â€
RUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan, dapat diketahui penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran PKn. Oleh karena itu yang menjadi fokus perumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02?
2. Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02?
3. Apakah model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas V SD N Koripan 02?
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan permasalahan pembelajaran, pada kegiatan pembelajaran kurikulum KTSP dan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pendidikan secara umum. Serta diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Penelitian ini memberikan manfaat bagi guru salah satunya untuk meningkatkan kreativitas dan memberikan wawasan pengetahuan serta pengalaman tentang penggunaan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint pada pembelajaran PKn.
2) Bagi Siswa
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat bermanfaat bagi siswa dalam menerima pengalaman belajar yang bervariasi sehingga meningkatkan keaktifan, motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.
3) Bagi Sekolah
Penelitian Tindakan kelas dapat dijadikan referensi bagi sekolah dalam perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint, memberikan sumbangan konseptual agar senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pendidikan, dan membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Belajar
Pembelajaran secara umum adalah kegiatan yang dilakukan guru sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Hamdani, 2011:71). Menurut Gagne (dalam Rifa’i, 2011:192) pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa.
Winataputra (2007: 1.20) menjelaskan ciri utama pembelajaran antara lain adanya inisiasi, fasilitasi, peningkatan proses pembelajaran siswa dan adanya interaksi yang diprogramkan. Interaksi ini terjadi antara peserta didik dengan pendidik, siswa, media dan sumber belajar lainnya. Lebih lanjut Sanjaya (2011:219-223) menjelaskan beberapa ciri dari sebuah pembelajaran, di-antaranya: (1) pembelajaran adalah proses berpikir; (2) proses pembelajaran adalah memanfaatkan potensi anak; (3) pembelajaran berlangsung sepanjang hayat. Ciri lain dari pembelajaran adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut antara lain: 1) tujuan pembelajaran; 2) materi pembelajaran; 3) kegiatan pembelajaran; dan 4) evaluasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk mendukung proses belajar yang dilakukan oleh siswa yang terdapat interaksi yang dilakukan oleh siswa sehingga hasil belajar dapat meningkat serta terjadi perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik.
Model Pembelajaran AIR
Model pembelajaran adalah sebuah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono, 2012:46). Model pembelajaran erat kaitannya dengan istilah pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Metode pembelajaran adalah berbagai cara yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Teknik pembelajaran menggambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional.Sedangkan gaya mengajar adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual (Anitah, 2009:1.27-1.28). Auditory Intellectually Retition dikatakan model karena merupakan suatu penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan oleh guru.
Model pembelajaran Auditory Intellectually Retition (AIR) ini mirip dengan Somatic, Auditory, Visualitation, Intelectually (SAVI) dan Visualitation, Auditory, Kinestetic (VAK) (Huda, 2013: 289). Persamaan dari ketiga model tersebut dalam pembelajarannya memanfaatkan alat indera manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, dan aktivitas fisik. Selain itu, pembelajaran juga mengedepankan kemampuan berpikirnya. Perbedaannya hanya terletak pada repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis.
AIR adalah singkatan dari Auditory, Intellectualy and Repetition. Pembelajaran seperti ini menganggap bahwa akan efektif apabila memperhatikan tiga hal tersebut.
KERANGKA BERPIKIR
Kualitas pembelajaran PKn di kelas V SD N Koripan 02 masih rendah. Hal ini dikarenakan beberapa faktor diantaranya dari guru dan dari siswa. Dari segi guru, guru sudah menerapkan model pembelajaran tetapi belum dikembangkan dengan maksimal, pemanfaatan media pembelajaran belum maksimal. Sedangkan dari segi siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran masih kurang, kurang adanya motivasi dalam belajar, dan kurang mampu bekerja sama dalam kelompok. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar siswa rendah yaitu hanya 16 siswa (62,8%) yang mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan model pembelajaran AIR dipadukan dengan media Powerpoint. Dengan model pembelajaran AIR siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, siswa mampu memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar. Hal tersebut dapat digambarkan melalui alur kerangka berpikir sebagai berikut.
METODE PENULISAN
Setting Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada hari Selasa tanggal 5 April 2016 untuk siklus 1, siklus 2 pada hari Selasa tanggal 12 April 2016, dan siklus 3 pada hari Selasa tanggal 19 April 2016.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.
Alasan Penelitian Dilakukan di SD Negeri Koripan 02
Sesuai dengan dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain bahwa penelitian dilakukan atau dalam upaya menyelesaikan masalah pembelajaran yang dirasakan oleh guru dan siswa atau permasalahan yang aktual yang dirasakan oleh guru dan siswa. Berdasarkan dari uraian yang dipaparkan pada latar belakang alasan mengapa penelitian dilakukan di kelas V, karena siswa kelas itulah yang mempunyai masalah dalam penguasaan materi.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 Desa Koripan Kecamatan SusukanKabupaten Semarang sebanyak 18 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan perempuan sebanyak 9 orang.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan penelitian guru dalam proses Pembelajaran PKn dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 65 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 75% siswa menjawab kesulitan.
Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah;
Wawancara
Wawancara jenis ini bersifat terbuka, tidak terstruktur ketat, tidak dalam suasana formal dan dapat dilakukan berulang-ulang untuk menggali informasi yang sama. Dengan wawancara yang mendalam peneliti akan memperoleh informasi yang rinci dan mendalam. Teknik wawancara ini akan dilaksanakan pada semua informan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi dan mengetahui hambatan apa yang ditemui serta memberi solusi untuk mengatasinya
Observasi Langsung
Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung adalah observasi partisipatif agar hasilnya seobyektif mungkin. Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan guru dan aktivitas siswa pada saat membaca dengan tujuan untuk mengetahui keaktifan dan kerjasama siswa dalam proses pembelajaran.
Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan Ketrampilan membaca permulaan
Analisis Dokumen
Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari dokumen dan arsip. Dokumen itu berupa daftar nilai, daftar hadir, dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru, hal ini berfungsi untuk mengetahui kondisi siswa sebelum dilakukan penelitian.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam faktor-faktor yang diselidiki. Untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajara PKn siswa kelas V SD Negeri Koripan 02 dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Sesuai dengan pokok permasalahan yang dirumuskan dalam judul penelitian, maka data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif yang dilakukan oleh guru dengan penanaman konsep melalui kerja kelompok. Data dikumpulkan dengan pengamatan pada saat guru melaksanakan tugas mengajar dengan menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint.
Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENULISAN
Deskripsi Kondisi Awal
Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, dengan subyek penelitian siswa Kelas V sebanyak 18 siswa. Letak Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 terletak di desa Koripan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Suasana Sekolah Dasar Negeri Koripan 01 masih asri dengan suasana pedesaan, Sekolah Dasar Negeri Koripan 02 dikelilingi oleh perumahan warga dan masjid.
Keadaan Siswa
Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas IV SD Negeri Koripan 02 Desa Koripan pada semester II diperoleh data yaitu dari 18 siswa yaitu 9 laki-laki dan 9 perempuan.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan model pembelajaran yang tepat.
Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70) sebanyak 13 siswa atau 72%, sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 5 siswa dengan persentase 28%.
Persentase Ketuntasan Nilai Sebelum Tindakan
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 1
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada kegiatan refleksi, maka perlu diperbaiki dan perlu diadakan revisi pada pertemuan berikutnya. Adapun rencana perbaikan yang peneliti rancang adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan materi dengan memberikan tekanan-tekanan agar siswa lebih memahami materi
b. Memberikan pertanyaan-pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa
c. Memusatkan perhatian siswa agar memperhatikan presentasi, misalnya dengan menunjuk siswa untuk menanggapi hasil diskusi.
Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.
Deskripsi dan Pembahasan Siklus 2
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada kegiatan refleksi, maka perlu diperbaiki dan perlu diadakan revisi pada pertemuan berikutnya. Adapun rencana perbaikan yang peneliti rancang adalah sebagai berikut:
a. Guru menegur siswa yang tidak tertib dalam kegiatan diskusi
b. Guru dapat mempertahankan kondisi belajar yang kondusif
c. Memotivasi dan membangkitkan keberanian siswa untuk bertanya tanpa disertai rasa takut atau pun malu.
d. Memotivasi dan membangkitkan keberanian siswa untuk memberi tanggapan terhadap hasil kerja kelompok lain tanpa disertai rasa takut atau pun malu.
e. Melakukan perbaikan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa agar hasil belajar siswa meningkat pada pembelajaran selanjutnya.
Hasil refleksi dari siklus 2 merupakan rekomendasi untuk siklus 3 agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penulisan. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 3 antara lain merefisi Rencana Pelaksanaan pembelajaran terutama dalam Proses Belajar Mengajar.
Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 3
Keterampilan guru sebelum perbaikan termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi sangat baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Aktivitas siswa sebelum perbaikatermasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3. Persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 28%, siklus I 50%dan siklus II 78% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 89%. Pelaksanaan tindakan dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 menunjukkan adanya peningkatan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint terhadap keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa diperoleh data sebagai berikut:
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint meningkat. Pada siklus I perolehan jumlah skor yaitu 22 dengan kategori baik. Pada siklus II lebih meningkat dengan jumlah skor 26 yang termasuk dalam kategori baik. Dan pada siklus III lebih meningkat dengan jumlah skor 30 dengan kategori sangat baik, dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Mind Mapping berbantuan media Power Point meningkat. Aktivitas siswa sebelum perbaika termasuk dalam kriteria cukup, pada siklus 1 menjadi baik, dan mengalami peningkatan lagi menjadi lebih baik pada siklus 2 dan mengalami peningkatn lagi menjadi sangat baik pada siklus 3dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan klasikal hasil belajarsebelum perbaikan 28%, siklus I 50% dan siklus II 78% dan pada siklus 3 meningkat lagi menjadi 89%. dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.
SARAN
Berdasarkan pengalaman selama melakukan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Koripan 02 peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut:
a. Guru diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint sehingga keterampilan guru dapat meningkat dan menunjang keprofesionalan guru.
b. Dengan menggunakan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint , siswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuannya sendiri sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
c. Sekolah diharapkan senantiasa memberi bimbingan untuk menerapkan model pembelajaran AIR dengan media Powerpoint dan mengembangkan model serta media pembelajaran sehingga dapat meningkatkan nilai akreditasi di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Aqib, Zainal. 2014. Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB, TK. Bandung: Yrama Widya.
BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Diknas.
BSNP. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Diknas.
Dahar. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Daryanto.2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media
Depdiknas. 2004. Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zaim. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.