PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMPEL (KOLASE)

MELALUI MEDIA DAUN PADA ANAK KELOMPOK B

TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL III KABUPATEN SRAGEN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2019/2020

 

Ida Ariani

TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Kabupaten Sragen

 

ABSTRAK

Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Kabupaten Sragen yang berjumlah 17 anak terdiri dari perempuan 6 anak dan laki-laki 11 anak. Prosedur penelitian menggunakan siklus yang terdiri dari 2 siklus yang dimulai dengan perencanaan pelaksanaan, observasi, refleksi. Hasil penelitian kondisi awal menunjukkan bahwa persentase pada pra siklus sebesar 39.71% dengan kriteria mulai berkembang (MB) ketika diadakan tindakan dengan menggunakan media daun pada siklus I meningkat menjadi 72.48% dengan kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) tetapi hal tersebut belum mencapai target indikator kinerja yaitu sebesar 80% untuk itu diadakan siklus lanjutan yaitu siklus II dengan pembelajaran yang lebih variatif, reward dan menyenangkan anak akhirnya terjadi peningkatan yang signifikan yaitu persentase rata-rata siklus II sebesar 86.86% dengan keriteria berkembang sangat baik (BSB). Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sudah mampu menempel (kolase) dengan baik dan benar.

Kata Kunci: Menempel (Kolase), Media Daun

 

PENDAHULUAN

Anak usia dini sering disebut dengan anak usia prasekolah yang hidup pada masa anak-anak awal dan masa peka. Masa ini merupkan masa yang paling tepat untuk meletakkan dasar pertama dan utama dalam mengembangkan berbagai potensi anak. Anak usia dini berada pada tahap ready to use untuk dibentuk oleh orang tua, pendidik PAUD, dan masyarakatnya. Menurut Novan (2016: 97) Anak usia dini sudah memiliki kesiapan untuk merespons berbagai stimulasi edukatif yang diberikan oleh orang tua, pendidik PAUD dan masyarakat.

Menurut Ulfah (2013: 2) Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Anak Usia Dini, penyelenggaraan pendidikan bagi Anak Usia Dini disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh Anak Usia Dini itu sendiri. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam emasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan upaya pembinaan yang terencana dan sistematis diharapkan anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.

Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini yaitu kemampuan motorik. Lolita (2011: 2-3), Pada anak-anak tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya. Sebab ada anak yang memiliki masalah pada susunan syarafnya sehingga menghambat keterampilan motorik anak yaitu faktor genetik, kekurangan gizi, pengasuhan, latar belakang budaya serta pertumbuhan fisiknya.

Pertumbuhan fisik pada anak usia dini memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan fisik motoriknya. Kemampuan fisik motorik pada anak usia dini terbagi menjadi dua, yaitu kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus.

Pada kemampuan motorik kasar ini anak usia dini dapat melakukan gerakan badan secara kasar atau keras seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat, melempar, dan berjongkok. Pada kemampuan motorik halus ini anak usia dini dapat melakukan pengkoordinasian gerak tubuh yang melibatkan mata dan tangan untuk dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan gerakan tangan. Najib (2016:107) Kemampuan motorik halus ini seperti menggenggam, memegang, merobek, menggunting, melipat, mewarnai, menggambar, menulis, menumpuk mainan, dan lainnya.motorik halus adalah gerakan halus yang melibatkan bagaian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan tenaga. Namun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang cermat.

Dalam pembelajaran di TK Aisyiyah Bustanul Athflal III Sragen khususnya di Kelompok B sebanyak 17 anak. Kemampuan menempel anak belum berkembang dengan optimal, dari hasil observasi sebelum diadakannya tindakan anak yang mendapat nilai Belum berkembang (BB) ada sekitar 6 anak atau 35,29%, anak yang mendapat nilai mulai Berkembang (MB) sebanyak 9 anak atau 52,94%, dan anak yang mendapat nilai Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 52,94% dan anak yang mendapat nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 0 anak atau beklum ada, hal ini dikarenakan anak mengalami kesulitan dalam mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus khususnya dalam kegiatan kolase anak masih belum bisa menempel bahan kolase dengan sempurna. Dari data tersebut rata-rata persentase hasil belajar dalam 1 kelas sebesar 39,71% atau pada kriteria Mulai berkembang (MB). jauh dari kriteria yang diharapkan. Kasus tersebut mengidentifikasikan bahwa anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athflal III Sragen mengalami kesulitan dalam kemampuan menempel. Anak belum bisa menempel atau membuat gambar sendiri sesuai dengan imajinasinya, Anak belum bisa menempel potongan gambar atau kolase pada gambar tepat dan rapi.

Dari permasalahan tersebut diatas peneliti menggunakan media pembelajaran yaitu daun. Peneliti memilih daun sebagai media pembelajaran dikarenakan mudah didapat disekitar kita. Daun merupakan salah satu bagian dari tumbuhan. Jika biasanya daun kering disekitar kita sering dianggap sebagai sampah yang hanya bisa dibakar dan dibuang ternyata daun kering bisa dimanfaatkan untuk membuat karya seni dan berubah menjadi salah satu karya bernilai

Berdasarkan masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Peningkatan Kemampuan Menempel (Kolase) Melalui Media Daun Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Kabupaten Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020?”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan Kemampuan Menempel (Kolase) Melalui Media Daun Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Kabupaten Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020.

KAJIAN TEORI

Kemampuan Menempel (Kolase)

Secara etimologi atau bahasa, kolase berasal dari bahasa Prancis “collage”, yang berarti melekat. Adapun secara istilah, kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu (Hadiati, 2014).

Menurut Susanto (2003:63) kolase dalam bahasa inggris “collage” berasal dari kata “coller” yang artinya merekat. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu teknik menempe l berbagai macam materi, selain cat, seperti kertas, kain kaca, logam dan lainnya. Sebagian dikombinasikan dengan cat (minyak) atau teknik yang lainnya. Kolase dapat rekat dengan berbagai jenis permukaan, seperti kayu, plastik, kertas, kaca dan sebagainya untuk dimanfaatkan atau difungsikan sebagai benda funsional atau karya seni.

Budiono (2005:15) mengartikan kolase sebagai komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sedangkan Sunaryo (2002:8-9) menyatakan keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Sedangkan menurut Catur (2012), kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan pada sehelai kertas yang diatur.

Dari definisi tersebut diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya.

Pembelajaran dengan Teknik Kolase

Pembelajaran adalah proses intraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU sesdiknas, 2003). Sedangkan pengertian metode pembelajaran PAUD menurut kamus bahasa Indonesia: sebagai cara yang diatur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksaaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentetukan. Secara sederhana dapat juga diartikan sebagai cara yang sistematis dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran menggunakan Teknik Kolase dengan media daun dilakukan dengan berbagai metode antara lain: (1) Metode Pemberian Tugas Dalam Pembelajaran Kolase, (2) Metode Diskusi. (Hindaya Nugerah (2001).

Material Pembuatan Kolase

Adapun bahan-bahan yang bisa digunakan dalam kolase antara lain adalah sebagai berikut: (1) Bahan alam, (2) Bahan olahan, (3) Bahan bekas, dan bahan-bahan lain seperti pasir, kayu, dan lain-lain.

Langkah-langkah dalam Bermain Kolase

Langkah-langkah dalam bermain kolase menurut Syakir (dalam Hadiati, 2014) antara lain sebagai berikut: (1) Merencanakan gambar yang akan dibuat. (2) Membimbing anak untuk menempelkan pola gambar pada gambar, (3) Menjelaskan posisi untuk menempel benda, dan (4) Latihan hendaknya diulang-ulang agar motorik halus anak terlatih.

Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin “Medius” yang berarti tengah, perantara, dan pengantar, dalam bahasa Arab, media diartikan ssebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Menurut Djamarah (1995:136), media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai suatu tujuan pembelajaran. Menurut Purnawati dan Eldarni (2001:4), media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan suatu informasi sehingga dapat merangsang fikiran, persaan, perhatian, dan minat anak sehingga terjadi proses belajar. Istilah media dalam bidang pembelajaran disebut juga media pembelajaran, alat bantu atau media tidak hanya dapat memperlancar proses komunikasi akan tetapi dapat merangsang anak untuk merespon dengan baik segala pesan yang disampaikan.

Jenis-jenis Media

Berdasarkan pengertian media yang disebutkan oleh beberapa pakar, secara umum media itu banyak, ada media elektronik, media gambar dan lain sebagainya. Media yang dibahas pada penelitian ini merupakan jenis media yang secara khusus digunakan pada pendidikan anak usia dini. Menurut Nurani, (2012). Jenis-jenis media yang digunakan dalam meningkatkan pengetahuan untuk anak usia dini diantaranya adalah: (1) Media Serutan Kayu (2) Media gambar (3) Media Kartu Angka

Kerangka Berfikir

Berdasakan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, bahwa keterampilan motorik halus adalah gerakan yang dilakukan dengan menggunakan otot halus. Seperti menggambar, menggunting, menempel, dan melipat kertas. Sedangkan kegiatan kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari kreatif. Dimana seorang anak yang kreatif, antara lain tampak pada rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba dan mempunyai daya majinasi yang bagus. Dengan kegiatan kolase anak mempunyai kemampuan mengkolaborasikan berbagai media sesuai dengan imajinasi yang diinginkan. berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kegiatan kolase dengan menggunakan bahan alam merupakan aktivitas.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dianggap dapat dijadikan jawaban dari suatu permasalahan yang timbul. Berdasarkan permasalahan dan teori yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis bahwa dengan menggunakan media daun kemampuan menempel (kolase) anak pada kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Kabupaten Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Setting Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen yang beralamat di desa Krapyak Kelurahan Sragen Wetan Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen. Kelas yang digunakan untuk penelitian ini adalah kelompok B yang rentang usianya 5-6 tahun.

 

Setting Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan pada semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020, selama 6 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2020, dilakukan dalam dua siklus masing-masing siklus tiga kali pertemuan.

Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen yang berjumlah 17 anak terdiri dari Perempuan 6 anak dan Laki-laki 11 anak. Peneliti memilih kelompok B karena masih ada beberapa anak yang belum mampu menempel dengan baik.

Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Menurut Sugiyono (2010:3), metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode merupakan aspek yang terpenting melakukan penelitian dalam bagian yang akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). (Jasa Ungguh Muliawan, 2010: 1).

Suharsimi, dkk (2006: 2-3) dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. (1) Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan, (2) Tindakan: menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan, dan (3) Kelas: dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Banyaknya siklus yang diambil tergantung dari tercapaianya indikator keberhasilan yang sudah ditentukan.

Model penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart sebagaimana dikutip Sujati (2000: 23), yang dalam kegiatan menggunakan siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat komponen pokok yaitu perencanaan, perlakuan atau tindakan, pengamatan dan refleksi.

Cara Pengumpulan dData

Cara pengumpolan data meliputi: Observasi, Dokumentasi, Tes, dan Catatan Lapangan.

Tehnik Analisa Data

Tahap analisa data memegang peran penting dalam penelitian tindakan kelas dimana isi semua catatan atau rekaman data hendaknya di cermati peneliti sebagai landasan untuk melakukan refleksi atau perbaikan. Data yang dikumpul dalam penelitian tindakan kelas berupa data kualitatif, yang akan diolah dengan memberi makna data tersebut. Yang kemudian akam dikuantifikasikan dengan lambang angka dan akan diolah menggunakan uji deskripsi melalui persentase.

Data yang diperoleh sepanjang proses penelitian ini dianalisis sejak awal penelitian. Analisis data di laporkan secara deskriptif, yaitu dengan menggambarkan proses kegiatan dan tindakan-tindakan yang telah di jalankan serta mendeskripsikan hasil dari tindakan penelitian. Analisis data tersebut di batasi hanya pada pola kelompok tertentu yang telah di observasi.

Data yang di peroleh melalui instrumen penilaian dan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, di analisis menggunakan rata-rata dari jumlah skor dan persentase nilai. Untuk mencari rata-rata dan persentase dalam penilaian kemampuan anak dan pengamatan proses belajarnya diperlukan rumus rata-rata dan prosentase. Rumus tersebut adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 49):

Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan

Indikator Kinerja

Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan evaluasi secara menyeluruh. Kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan pembelajaran dapat dicermati melalui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan evaluasi kegiatan dan keberhasilan belajar anak adalah sejauh mana anak paham dan mengerti dengan kegiatan menempel (kolase) dengan media daun.

Kriteria Keberhasilan

Kriteria untuk mengukur tingkat pencapaian keberhasilan pembelajaran dalam kegiatan menempel (kolase) dengan media daun dinyatakan telah mencapai tujuan pembelajaran jika total jumlah anak yang yang mendapat kriteria pencapaian nilai Berkembang Sangat Baik (BSB) 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan kemampuan menempel (kolase) pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 tersebut dapat diketahui bahwa persentase rata-rata hasil belajar anak dalam 1 kelas dari 17 anak sebesar 39.71% dengan kriteria pencapaian Mulai Berkembang (MB), hal ini membuktikan bahwa hasil belajar kemampuan menempel (kolase) anak masih rendah. Dari hasil observasi kemampuan menempel anak pratindakan belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%.

Deskripsi Hasil Siklus I Pertemuan ke-1

Setelah melaksanakan tindakan peneliti mengumpulkan hasil pengamatannya dan memasukkannya kedalam lembar observasi yang telah disepakati dengan mitra kolaborasi. Dari hasil pengamatan pada pertemuan ke 1 diketahui bahwa dari 17 anak persentase rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 67,35% dengan kriteria penilaian Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Adapun lembar observasi penilaian kemampuan menempel (kolase) dengan media daun pada anak Kelompok B di TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen adalah sebagai berikut:

Dari hasil tersebut dibandingkan dengan sebelum adanya tindakan atau pra siklus terjadi peningkatan yang signifikan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Untuk itu masih perlu adanya perbaikan–perbaikan pada pertemuan berikutnya.

Adapun rekapitulasi dari data pengamatan pada pertemuan ke 1 adalah sebagai berikut: pada pertemuan ke 1 siklus 1 pencapaian hasil belajar anak yang mendapat nilai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 3 anak atau 17.65%, sedangkan anak yang mendapat nilai pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 11 anak atau dengan persentase rata-rata 64.70% sedangkan anak yang mendapat nilai dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) sebanyak 3 anak atau 17.65% sedangkan anak yang mendapat nilai pada kriteria Belum Berkembang (BB) sebanyak 0 anak atau sudah tidak ada. Dari hasil obeservasi diatas diketahui bahwa pada pertemuan ke 1 menggunakan media daun kemampuan anak sedikit meningkat dibandingkan sebelum adanya tindakan/pra siklus.

Deskripsi Hasil Siklus I Pertemuan 2

Dari hasil pengamatan pada pertemuan ke 2 diketahui bahwa dari 17 anak persentase rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 73.24% dengan kriteria penilaian Berkembang Sesuai Harapan (BSH) lebih meningkat dibandingkan pertemuan ke 1. Dari hasil tersebut dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya terjadi peningkatan yang signifikan tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari rata-rata anak dalam 1 kelas.

Deskripsi Hasil Siklus I Pertemuan 3

Adapun Lembar Observasi Kemampuan Menempel (Kolase) Anak menggunakan Media Daun Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen Siklus I Pertemuan Ke 3 dapat dilihat pada tabel berikut:

Setelah melaksanakan tindakan peneliti mengumpulkan hasil pengamatannya dan memasukkannya kedalam lembar observasi yang telah disepakati dengan mitra kolaborasi. Dari hasil pengamatan pada pertemuan ke 3 diketahui bahwa dari 17 anak persentase rata-rata anak dalam 1 kelas sebesar 77.94% dengan kriteria penilaian Berkembang Sangat Baik (BSB) lebih meningkat dibandingkan pertemuan ke 1 dan 2.

Deskripsi Hasil Siklus II Pertemuan ke-1

Adapun rekapitulasi dari data pengamatan pada pertemuan ke 1 adalah sebagai berikut: bahwa pada pertemuan ke 1 siklus II pencapaian hasil belajar anak yang mendapat nilai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 14 anak atau 82.35%, sedangkan anak yang mendapat nilai pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 3 anak atau 17.65% dan anak yang mendapat kriteria Mulai Berkembang (MB) dan kriteria Belum Berkembang (BB) sebanyak 0 anak atau sudah tidak ada.

Deskripsi Hasil Siklus II Pertemuan 2

Adapun rekapitulasi dari data pengamatan pada pertemuan ke 2 adalah sebagai berikut: bahwa pada pertemuan ke 2 siklus II pencapaian hasil belajar anak yang mendapat nilai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 16 anak atau 94.12%, sedangkan anak yang mendapat nilai pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) sebanyak 1 anak atau 5.88%, kriteria Mulai Berkembang (MB), kriteria Belum Berkembang (BB) sudah tidak ada.

 

Deskripsi Hasil Siklus II Pertemuan 3

Dari hasil tersebut dibandingkan dengan pertemuan 1 dan 2 terjadi peningkatan yang signifikan dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari rata-rata siswa dalam 1 kelas. Adapun rekapitulasi dari data pengamatan pada pertemuan ke 2 adalah sebagai berikut: bahwa pada pertemuan ke 3 siklus II pencapaian hasil belajar anak yang mendapat nilai kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB) sebanyak 17 anak atau 100%, sedangkan anak yang mendapat nilai pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH), kriteria Mulai Berkembang (MB) kriteria Belum Berkembang (BB) sudah tidak ada.

Pembahasan

Penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus tindakan terdiri dari empat tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil observasi yang berupa data digunakan oleh peneliti untuk mengetahui peningkatan kemampuan menempel anak. Pada saat sebelum dilaksanakan tindakan, menempel anak berada pada kriteria mulai berkembang yaitu sebesar 39,71%. Untuk memperbaiki permasalahan yang berkaitan dengan kemmapuan menempel anak kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen, maka kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan kolase. Kegiatan kolase menggunakan bidang dasaran yang bermacam-macam yaitu kertas hvs, kertas gambar, kertas bufalo, piring kertas warna emas serta menggunakan bahan kertas, bahan alam dan bahan buatan dengan menggunakan metode permainan, dan juga kegiatan yang menyenangkan dapat meningkatkan kreativitasnya serta anak dapat membuat hasil karya yang bervariasi, unik dan menarik.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan menmepel (kolase) anak mengalami peningkatan setelah diberikan menggunakan media daun. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari kondisi awal kemampuan menempel (kolase) kelompok B berada pada kriteria Mulai Berkembang (MB) pada siklus I meningkat menjadi Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dengan dilakukan tindakan menggunakan bahan kertas dan bahan alam, dan meningkat pada silkus II yang bahannya ditambah menggunakan berbagai macam daun menjadi kriteria berkembang sangat baik. Anak sudah mampu membuat bentuk tempelan dari bahan kolase dengan bervariasi dan menjawab pertanyaan dari guru, menggunakan dan mengkombinasikan lebih dari tiga bahan dalam membuat kolase, membuat hasil karya kolase sendiri dan berbeda dengan yang lainnya serta anak sudah mampu mengembangkan ide terhadap hasil karyanya secara luas.

Hasil penelitian kondisi awal menunjukkan bahwa persentase pada pra siklus sebesar 39.71% dengan kriteria Mulai Berkembang (MB) ketika diadakan tindakan dengan menggunakan media daun pada siklus I meningkat menjadi 72.48% dengan kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH) tetapi hal tersebut belum mencapai target indikator kinerja yaitu sebesar 80% untuk itu diadakan siklus lanjutan yaitu siklus II dengan pembelajaran yang lebih variatif, reward dan menyenangkan anak akhirnya terjadi peningkatan yang signifikan yaitu persentase rata-rata siklus II sebesar 86.86% dengan keriteria Berkembang Sangat Baik (BSB). Dari data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anak TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Sragen Semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020 sudah mampu menempel (kolase) dengan baik dan benar.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang sudah peneliti paparkan, maka peneliti memberikan saran:

  1. Bagi Anak

Anak lebih mengeksplor bahan-bahan yang disediakan sehingga hasil karya yang diciptakan lebih bervariasi lagi.

  1. Bagi Guru

Guru hendaknya memasukkan kegiatan kolase dengan bahan alam, bahan kertas dan bahan buatan ke dalam kegiatan pembelajaran lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kreativitas anak sehingga kegiatan pembelajaran lebih bervariasi.

  1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneli selanjutnya diharapkan instrumen yang digunakan untuk mengukur aspek-aspek kemampuan menempel lebih diperhatikan dan dilengkapi lagi agar mendapatkan hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Acep Yoni. (2010). Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.

Ammy Ramdhania & Triyuni, Assiikkk (2012) Bermain Sambil Berkreasi, Yogyakarta: Pustaka Grhatama

Budiono (2005) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung

Catur (2012) (online) tersedia Journal Eris Madiarti “Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Kolase Dengan Menggunakan Media Berbantuan Bahan Alam Di Paud Melati Kabupaten Lebong,” Tahun 2013 diakses di www.google.com 15 Februari 2020

Depdiknas (2010) Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdikbud

Depdiknas, (2001). Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bachri (1995). Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: Rineka Cipta

Fadillah, Muhammad (2012) Desain pembelajaran PAUD. Tinjauan Teoritik dan Praktik. Jogjakarta:Ar Ruzz

Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010). Seni Keterampilan Anak. Yogyakarta: Universitas Terbuka.

Hermawati, dkk (2011) Metodologi penelitian dan teknik penyusunan skripsi. Jakarta: Rineka Cipta.

Jasa Ungguh Muliawan, (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava media

Lolita Indraswari, (2011)“ Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Mozaik di Taman Kanak-kanak Pembina Agama”, Jurnal Pesona PAUD

Moeslichatoen, (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Muhammad Najib Dkk, ,(2016), Manajemen Strategi Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Novan Ardy Wiyani, (2016), Konsep Dasar PAUD, Yogyakarta: Gava Media

Sujiono, Yuliani Nurani, (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini: Jakarta: PT Indeks

Priyanto (2010) Teknik Mudah Dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta. Gava media

Purnawati dan Eldarni (2001), Pengertian Media (online) tersedia di http://Media-grafika.com/Pengertian-Media_pembelajaran (diakses 15 Februari 2020)

Raven, 1991 Biology 6th edition (online) tersedia: http://wwwmhhe.com/biosci (diakses 15 Februari 2020)

Rullyramdansyah, (2010) Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar , Jakarta: Depdiknas

Seedfeldt dan Wasik, (2008) Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

Soedarso, (2006) dalam bukunya Syakir Muharrar & Sri Verayanti R, Kreasi Kolase, Montaze, Mozaik Sederhana, Esensi, divisi Penerbit Erlangga

Sudarnadi, H, (1996), Tumbuhan Monokotil. Cetakan I. Jakarta: Penebar Swadaya

Sugiyono (2010), Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2007), Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: PT Gramedia

Suharsimi, dkk (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Sujati (2000), Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. FIP UNY

  1. 2008. Sisdiknas 2003. Jakarta: Sinar Grafika