Peningkatan Kemampuan Menggunakan Group To Group Exchange Berbantuan Gambar Seri
UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP
TO GROUP EXCHANGE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SERI
PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI
SD NEGERI PAKOPEN 02 KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sartini
SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penerapan pembelajaran menggunakan media gambar seri merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dadalam masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Penerapan pembelajaran media gambar seri Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswakemampuan berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan mencapai standar ideal. Dari 64,46 % pada pra siklus, dapat meningkat menjadi 72,79% pada siklus I, dan siklus ke II 81,92%. Hasil penelitian tindakan ini menunjukkan bahwa Penerapan pembelajaran media gambar seri Untuk Meningkatkan kemampuan berbicara Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI dengan ketuntasan mencapai 100 %.
Kata Kunci: Kemampuan berbicara, Media gambar seri.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berbicara adalah keterampilan berbahasa yang harus dimiliki setiap manusia setelah keterampilan menyimak. Berbicara adalah salah satu dari keterampilan berbahasa lainnya, yaitu: menyimak, membaca dan menulis. Keterampilan berbicara sangat dipadukan. Ini tidak berarti keterampilan yang lain tidak perlu. Berbicara adalah kegiatan setiap insan untuk mengadakan yang hubungan yang lain. Akan tetapi, di Sekolah Dasar (SD), sangat disayangkan keterampilan berbicara belum mendapat perhatian yang sepenuhnya dari guru. Ini terbukti, menurut pengamatan penulis, guru jarang sekali memfasilitasi murid–muridnya mengembangkan keterampilan berbicara dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas.
Sehubungan dengan pernyataan di atas, di dalam kegiatan belajar dan mengajar di SD berbicara menjadi salah satu bagian keterampilan berbahasa yang harus diajarkan kepada murid dan dikuasai oleh murid. Dengan keterampilan berbicara yang dimilikinya, murid akan mampu berkomunikasi dengan masyarakat di lingkungannya. Keterampilan berkomunikasi ini adalah satu keterampilan yang harus dibekalkan kepada setiap murid.
Namun, berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan peneliti, kualitas keterampilan berbicara murid kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan masih tergolong rendah. Hal ini terlihat ketika mereka diajak berbicara. Dari 16 murid di kelas itu, hanya 5 orang saja yang berbicara secara lancar.
Rendahnya keterampilan berbicara murid disebabkan oleh beberapa faktor:
1. Murid jarang diberi kesempatan untuk berbicara di depan kelas.
2. Guru tidak menggunakan kiat–kiat khusus dalam mengajarkan berbicara kepada muridnya.
3. Murid bosan ketika diajak berbicara di depan kelas.
Berangkat dari faktor di atas, tampaknya perlu dicarikan altematif pemecahan agar masalah itu dapat diminimalisasi. Salah satu altematif yang dapat ditempuh adalah dengan cara mengajarkan keterampilan berbicara dengan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu Group To Group Exhange berbantuan Gambar Seri. Hal ini disebabkan sifat dari model pembelajaran tersebut mengakomodir segala kebutuhan siswa, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran (Silberman, 2006). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Siswa menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas (Silberman, 2006). Salah satu model belajar aktif yang termasuk dalam bagian pengajaran sesama siswa adalah Group to Group Exchange. Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchange memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya. Sedangkan Gambar Seri akan menjadi sarana siswa dalam berkomunikasi.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran Group To Group Exhange pada pelajaran bahasa Indonesia berbantuan Gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan?
2. Bagaimana model pembelajaran Group To Group Exhange pada pelajaran bahasa Indonesia berbantuan gambar seri dapat memotivasi untuk lebih aktif guna meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan ?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan tentang penggunaan model pembelajaran Group To Group Exhange berbantuan gambar seri dalam Peningkatan kemampuan berbicara siswa dikelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan adalah untuk mengetahui:
1. Peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan melalui model pembelajaran Group To Group Exhange pada pelajaran bahasa Indonesia berbantuan gambar seri.
2. Keaktifan siswa kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan dengan menggunakan model pembelajaran Group To Group Exhange pada pelajaran bahasa Indonesia berbantuan gambar seri dalam Peningkatan kemampuan berbicara.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat pada kualitas pendidikan yaitu ketrampilan berbicara dan menambah khasanah metodologi, pembelajaran berbicara.
1. Bagi Guru
a. Tercapainya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Menambah khasanah metodologi guru
c. Meningkatnya keprofesionalan guru dalam mengajar.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatnya mitovasi siswa dalam belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan kemampuan berbicara pada siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
Hakikat Kemahiran Berbicara
Kemahiran seseorang dalam berbicara harus dilatih secara terus menerus dan berkesinambungan. Dengan kata lain, keterampilan berbicara tidak langsung tercipta sekaligus. Jika seseorang ingin mahir berbicara, maka ia harus menguasai beberapa faktor yaitu (a) kemampuan mengucapkan bunyi dengan benar, (b) kemampuan mengorganisasikan bahan yang hendak disampaikan, (c) kemampuan memahami informasi secara tepat, efektif, dan kritis, den (d) mempunyai rasa kepemimpinan dan sikap mental berbicara (Supriatna, 1999:172).
Model Pembelajaran Group To Group Exhange
Model pembelajaran Group To Group Exchange adalah salah satu model pembelajaran yang baik untuk mengembangkan kemampuan berbicara, karena model yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Belajar aktif mengakomodir segala kebutuhan siswa, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran (Silberman, 2006). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Siswa menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah atau mencari cara untuk mengerjakan tugas (Silberman, 2006). Salah satu model belajar aktif yang termasuk dalam bagian pengajaran sesama siswa adalah Group to Group Exchange. Group to Group Exchange adalah salah satu model belajar aktif yang menuntut siswa untuk berpikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang diperoleh kepada yang lainnya. Dalam model belajar aktif tipe Group to Group Exchange masing-masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa lain dengan mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain di depan kelas. Group to Group Exchange memberi kesempatan kepada siswa untuk bertindak sebagai guru bagi siswa lainnya.
Kerangka Pikir
Keterampilan berbicara harus dikuasai oleh setiap orang, karena sangat panting dalam kehidupan sehari-hari. Berhubungan satu dengan yang lain akan menjadi komunikatif apabila masing-masing memiliki keterampilan berbicara yang sama. Kesenjangan kemampuan berbicara di antara yang sedang berbicara pastilah akan mengganggu kelancaran berkomunikasi. Di dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dasar, keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan kepada murid dan dikuasai oleh murid. Keterampilan berbicara bermanfaat bagi murid untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik, membentuk karakter murid, sportivitas murid, memberikan sentuhan manusiawi, dan mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan masyarakat di sekitamya. Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa kemampuan berbicara murid Kelas VI, SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang disebabkan oleh faktor, yaku: (1) murid kurang berminat pada pembelajaran berbicara, (2) guru mengalami kesulitan untuk membangkitkan minat murid, (3) sebagian besar murid mengalami kesulitan dan tampak takut untuk berbicara di depan kelas, (4) guru mengalami kesulitan untuk menemukan altematif media pembelajaran yang tepat. Untuk itu, dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan gambar seri. Gambar seri adalah salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu murid berbicara atau bericerita. Hal tersebut senada dengan pendapat Henry Guntur Tarigan (1987:3) bahwa berbicara dengan berbantuan alat peraga (visual aids) akan membantu murid berbicara dengan runtut.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Paparan data dan Temuan Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa Kelas VI SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Tujuan yang diharapkan pada pertemuan pertama dalam pembelajaran adalah cara meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara melalui media gambar seri.
Agar tercapai tujuan di atas, peneliti yang bertindak sebagai guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyusun instrumen pembelajaran
b) Menyusun Instrumen Monitoring
c) Sosialisasi kepada siswa
d) Melaksanakan tindakan pra siklus dalam pembelajaran
e) Melakukan refleksi
f) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus satu berdasar refleksi pra siklus.
g) Melaksanakan pembelajaran pada siklus satu.
h) Melakukan Observasi
i) Melakukan refleksi pada siklus satu.
j) Menyusun strategi pembelajaran pada siklus dua berdasar refleksi siklus satu
k) Melaksanakan pembelajaran pada siklus dua
l) Melakukan Observasi
m) Melakukan refleksi pada siklus dua.
n) Menyusun laporan
2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian dilakukan 3 siklus yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Waktu yang digunakan setiap kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2016, pertemuan kedua pada tanggal 9 Agustus 2014, dan pertemuan ke tiga 16 Agustus 2016. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai dengan prosedur rencana pembelajaran dan skenario pembelajaran.
Analisis Hasil Kegiatan
Setelah dilakukan tindakan pada pra siklus , siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.4: Analisis Hasil Tes Tentang Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui media gambar seri sebelum dan sesudah diberi tindakan.
No |
RESPONDEN |
Skor sebelum Tindakan PraSiklus |
Skor Setelah Tindakan Siklus I |
Skor Setelah Tindakan Siklus II |
|
1 |
Deni Rizal Adi S. |
64 |
65 |
78 |
|
2 |
Dina Amellya P. |
72 |
75 |
95 |
|
3 |
Aldila Setiyaningsih |
62 |
64 |
77 |
|
4 |
Durotul Hidayah |
68 |
69 |
84 |
|
5 |
Setia Adi Nugroho |
63 |
65 |
85 |
|
6 |
Muhamad Ataul F. |
64 |
65 |
78 |
|
7 |
Sabela |
75 |
73 |
85 |
|
8 |
Sendi Afianto |
83 |
82 |
93 |
|
9 |
Nafisatul Choridah |
60 |
63 |
79 |
|
10 |
Linda dewi Lestari |
60 |
62 |
78 |
|
11 |
Erni Lailatul F. |
61 |
65 |
79 |
|
12 |
Agil Tri Nugroho |
60 |
61 |
86 |
|
13 |
Sri Setyaningsih |
63 |
65 |
78 |
|
14 |
Selvia Rohmah |
64 |
66 |
81 |
|
15 |
Eva Yulianan |
64 |
65 |
79 |
|
16 |
Milatin Nafi’ah |
63 |
61 |
76 |
|
Jumlah Total |
1031 |
1165 |
1311 |
|
|
Skor Maksimum Individu |
100 |
100 |
100 |
|
|
Skor maksimum Kelas |
1600 |
1600 |
1600 |
|
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Terjadi peningkatan prestasi pada pelajaran Bahasa Indonesia setelah diberi tindakan yaitu terjadi 64,46% menjadi 72,79% ada kenaikan sebesar = 8,33%
2. Dari sebelum tindakan ( Pra siklus ) dan setelah tindakan sampai dengan ( siklus 1 ) 64,46% menjadi 72,79%, dan dari ( siklus 1 ) ke ( siklus 2 ) juga ada peningkatan sebanyak 81,92% – 72,79% = 9,13 %.
3. Rata – rata siswa sebelum diberi tindakan naik 20 % menjadi 100%.
Refleksi dan Temuan
Berdasarkan pelaksanaan tindakan maka hasil observasi nilai, hasil dapat dikatakan sebagai berikut:
a. Pertemuan pertama kegiatan belajar-mengajar dengan menerapkan Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui gambar seri belum berhasil karena dalam pembelajaran masih terlihat siswa yang bermain, bercerita, dan mengganggu siswa lain
b. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui media gambar seri, dalam hal peningkatan kemampuan berbicara belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.
c. Mungkin karena proses belajar mengajar yang dilakukan dengan menggunakan media gambar yang baru mereka laksanakan sehingga siswa merasa kaku dalam menerapkannya.
d. Akan tetapi setelah Menggunakan Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar Seri ,dimana anak dapat bekerja sama dalam kelompok dan diberi dorongan mereka bisa mengerti dan berani untuk mempresentsikan materi pelajaran di depan kelas buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses kegiatan belajar – mengajar berjalan baik, semua siswa aktif belajar.
Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar Seri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru ( ketuntasan belajar meningkat dari pra siklus , I, dan II ) yaitu 64,46% ;72,79% ; 81,92%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Exchang Berbantuan Gambar seri yang paling dominan adalah siswa mempresentsikan pelajaran di depan kelas. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah penerapan peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui media gambar seri dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing, memberi dorongan dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana prosentasi untuk aktivitas di atas cukup besar.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar seri hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 16 anak siswa yang hadir pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; untuk pelajaran Bahasa Indonesia 64,46% meningkat menjadi 72,79% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 81,92%.
Dari analisis data di atas bahwa pembelajaran dengan menerakan peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar Seri pada pembelajaran Kelas VI, yang berarti proses kegiatan belajar mengajar lebih berhasil dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, oleh karena itu diharapkan kepada para guru SD dapat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan sanksi berjenjang di Kelas VI.
Berdasarkan kerikulum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) siswa dikatakan tuntas apabila siswa telah mencapai nilai standar ideal 65 mencapai ≥ 85 %. Sedangkan pada penilitian ini, pencapai nilai ≥ 65 pada ( siklus 3 ) mencapai melebihi target yang ditetapkan dalam KTSP yaitu mencapai 100 %. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menerapkan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gam bar seri memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia pra siklus ( 64,46%), siklus I (72,79% ), dan siklus II (81,92%).
2. Peningkatan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar seri mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan pemahaman siswa.
3. Penerapan pembelajaran dengan Kemampuan Siswa dalam berbicara Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gam bar seri efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa selama ini, sehingga mereka merasa siap untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
4. Dengan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa lebih cepat memahami dan menguasai materi pelajaran.
5. Metode yang tepat dan sesuai dengan tahap perkembangan materi yang diajarkan sangat menentukan hasil belajar siswa.
Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar di sekolah dasar (SD) lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pembelajaran memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan menulis/membuat karangan sederhana Melalui Model Pembelajaran Group To Group Engange Berbantuan Gambar Seri sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Pemberian penguatan agar siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
3. Sebagai guru professional bisa menerapkan metode-metode pembelajaran yang efektif demi perbaikan peningkatan pemahaman dan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari menjadi lebih baik dari sebelumnya.
4. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di SD Negeri Pakopen 02 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Bealajar Siswa Aktif.
Bandung: Nuansa.
Kusumo Priyono. 2001. Terampil Mendongeng. Jakarta. PT Grasindo
Baharudin dan Eza Nur. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: ARRuzz Media.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: CV. Maulana.
Suparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara
Danim, Sudarwan. 1995. Transformasi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Arif S. Sardiman, R. Rahado, Anung Haryono, dan Hardjito.2006. “Media Pendidikan” Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Farida Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Burhan Nurgiyantoro.1998.Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. (Edisi ketiga cetakan kedua. 2009. Edisi pertama cetakan pertama 1988). Yogyakarta: BPFE.