Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Melalui Model Team Games Tournament
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN
MELALUI MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT
PADA MATERI BENTUK-BENTUK KEPUTUSAN BERSAMA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI ROGOMULYO 01
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Ramsiyah
SD Negeri Rogomulyo 01 Kabupaten Semarang
ABSTRAK
Penelitian perbaikan pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar pada materi Bentuk-bentuk Keputusan Bersama melalui model pembelajaran Team Games Tournament. Sebelum perbaikan pembelajaran dengan memanfaatkan metode ceramah, motivasi dan prestasi belajar siswa setelah tes formatif didapatkan sebanyak 6 siswa (29%) tuntas belajar, sebanyak 15 siswa (71%) belum tuntas, nilai rata-rata kelas sebesar 58. Setelah guru melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan 2 siklus melalui model pembelajaran Team Games Tournament dengan perbaikan melalui 3 siklus penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif terhadap data berupa dokumen pekerjaan siswa daftar nilai dan lembar observasi. Hasil penelitian perbaikan pembelajaran menunjukkan bahwa dengan model pembelajaran Team Games Tournament pada siklus II didapatkan hasil belajar dari 21 siswa sebanyak 14 siswa (67%) tuntas belajar sementara sebanyak 7 siswa (33%) belum tuntas dengan nilai rata-rata sebesar 70. Perbaikan pada siklus III dengan model pembelajaran Team Games Tournament ditunjang diskusi kelompok didapatkan hasil pada evaluasi tes formatif yakni dari 21 siswa sebanyak 20 siswa (95%) tuntas belajar dengan nilai rata-rata sebesar 80. Disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKN materi Bentuk-bentuk Keputusan Bersama di Sekolah Dasar Negeri Rogomulyo 01
Kata Kunci: Peningkatan , Team Games Tournament, Motivasi dan Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam lampiran Permendiknas No 22 tahun 2006 di kemukakan bahwa “mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarekter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945â€.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran dan juga peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan, hal ini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Untuk itu perlu dilakukan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran secara luas dan efektif. PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosial budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. PKn mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan yang dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut Muhamad Soematri (2001:154), Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta pada tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Dalam dunia pendidikan kita sering mendengar ungkapan yang cukup sederhana yaitu “mendidik anak pada masa kini berarti menyiapkan orang dewasa di masa mendatang”. Pendidik haru:s bisa menyiapkan anak didik menjadi orang dewasa yang mandiri, mampu menggunakan dan mengembangkan sendiri kemampuan (pengetahuan dan keterampilan) yang telah dimilikinya, dan mempunyai sikap yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, dikembangkan iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang sesuai dengan isi Kurikulum 2004 adalah pendidikan tentang nilai-nilai yang sasarannya bukan semata-mata pengalihan pengetahuan melainkan lebih ditekankan pada pembentukan sikap. Dengan demikian mata pelajaran PKn meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor, yang lebih menitikberatkan pada ranah afektif.
Hal ini dirasakan mendesak seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas akan tetapi siswa dapat belajar di luar kelas. Dengan belajar seperti ini siswa akan lebih leluasa menuangkan atau ide-ide yang dibangun berdasarkan informasi dari berbagai sumber, melatih kemampuan siswa untuk dapat memecahkan suatu masalah atau isu-isu yang ada dalam masyarakat, sehingga dengan demikian proses pembelajaran akan menggambarkan kesatuan dan antara kemampuan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan siswa, siswa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat, siswa dapat berpikir secara kritis, kreatif dan dapat melakukan aktifitas dalam belajar. Pemikiran bahwa proses belajar mengajar sebaiknya dilakukan dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bukanlah merupakan hal yang baru. Siswa belajar langsung dari pengalamannya sendiri, daripada hanya mengandalkan perolehan informasi dari buku-buku. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penyajian pengajaran PKN ke dalam suasana belajar yang lebih menggairahkan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran PKN itu sendiri demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya.
Karena pentingnya peranan PKN dan peranan guru, berbagai usaha telah dilakukan kearah peningkatan motivasi belajar dalam proses belajar PKN. Salah satunya adalah dengan menggunakan berbagai macam model pembelajaran PKN. Berbagai model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada umumnya untuk membantu siswa agar mampu memahami dan mengerti apa yang dipelajarinya. Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, salah satu model pembelajaran yang menjadi alternatif adalah dengan menggunakan atau menerapkan model pembelajaran simulasi ular tangga.
Setelah diadakan tes formatif PKN pada materi Bentuk-bentuk keputusan bersama, ditemukan motivasi belajar siswa yang rendah serta nilai siswa masih jauh dari yang diharapkan. Nilai KKM PKN yang ditetapkan adalah N ≥ 70. Dari data hasil tes formatif ditemukan dari 21 siswa hanya ada 6 siswa atau jika diprosentasekan sebanyak 29 % nilainya tuntas KKM. Dari uraian tersebut peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian perbaikan pembelajaran di SDN Rogomulyo 01 pada kelas V semester II dengan menggunakan model pembelajaran team games tournament sebagai media pembelajaran untuk memecahkan permasalahan penguasaan konsep dan materi PKN.
Identifikasi Masalah
Setelah peneliti mengetahui hasil pengamatan motivasi dan tes formatif yang diperoleh siswa, maka peneliti melakukan konsultasi dengan teman sejawat untuk mengungkapkan identifikasi kelemahan dari proses pembelajaran PKN pada materi Bentuk-bentuk keputusan bersama di SD Negeri Rogomulyo 01, yakni sebagai berikut:
a. Motivasi siswa terhadap pelajaran PKN khususnya materi bentuk-bentuk keputusan bersama masih rendah.
b. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru masih kurang
c. Konsenterasi siswa pada pembelajaran rendah
d. Siswa terlihat jenuh pada pembelajaran yang dilaksanakan
e. Partisipasi serta peran siswa dalam proses pembelajaran kurang
Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan dan dari hasil diskusi dengan teman sejawat, bahwa analisis pembelajaran yang dapat diungkapkan adalah:
a. Pengembangan materi pengajaran yang dilakukan guru belum optimal
b. Strategi pembelajaran belum terlihat jelas
c. Metode pembelajaran yang dipilih kurang tepat.
d. Penyajian materi yang ditampilkan guru kurang menarik bagi siswa
e. Sumber belajar yang dipilih dan dipergunakan guru belum optimal
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah adalah: “apakah dengan menggunakan model pembelajaran team games tournament dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa pada materi Bentuk-bentuk keputusan bersama pada siswa Kelas V semester II SD Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang.â€
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini terkait dengan proses pembelajaran di kelas, sehingga guru adalah sebagai peneliti yang menggunakan pola penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi siswa terhadap materi pembelajaran, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:
Mendeskripsikan dampak penggunaan model pembelajaran team games tournament untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa tentang Bentuk-bentuk keputusan bersama pada Kelas V semester II pada tahun pelajaran 2016/2017 di SD Negeri Rogomulyo 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang
Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini dapat membantu peneliti dalam mengatasi sifat pasif siswa dan sebagai alternatif dalam memilih media belajar yang lebih menarik, dan menentukan strategi pembelajaran yang efektif dan kondusif untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
b. Sebagai sarana mengasah kemampuan dan pengalaman dalam menanganikasus pembelajaran, khususnya pada materi PKN ini
2. Bagi guru
a. Untuk meningkatkan kinerja dalam mengajar.
b. Untuk meningkatkan professional guru dalam memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Memiliki pengetahuan dasar matematika khususnya pada Bentuk-bentuk keputusan bersama dengan menggunakan metode yang tepat sesuai untuk kepentingan dalam proses belajar mengajar.
d. Melatih siswa agar dapat memecahkan masalah dengan pikiran yang logis dan sistematis
3. Bagi siswa
a. Memberikan manfaat yang positif khususnya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa, serta dapat dijadikan umpan balik keberhasilan belajar siswa
b. Membiasakan siswa untuk aktif, kreatif dan bersemangat.
c. Meningkatkan interaksi antar siswa untuk selalu giat belajar.
4. Bagi sekolah / lembaga pendidikan
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan memberikan masukan bagi pengembangan pembelajaran PKN.
b. Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik (PKN ) di Sekolah
c. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah melalui peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dan kinerja guru.
5. Bagi dunia Pendidikan
a. Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
b. Sebagai masukan cara menerapkan metode kooperatif model team games tournament sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran PKN.
KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
Pembelajaran PKN di Sekolah Dasar
Pendidikan kewarganegaraan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan dan pendidikan kewarganegaraan. Menurut Soemantri (Ruminiati, 2007: 1.25) pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tidak sama dengan Pendidikan Kewarganegara (PKn), PKn merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk atau membina warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau dan mampu untuk berbuat baik.
Sedangkan menurut Putra (Ruminiati, 2007: 1.9) PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara. Sumarsono, dkk (2006: 6-7) menyatakan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah membuahkan sikap mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan prilaku:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati nilai-nilai falsafah bangsa.
b. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga negara.
d. Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
e. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan menurut Depdiknas (2006:49), adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD RI 1945. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang membina para pelajar agar menjadi warga negara yang baik, sehingga mampu hidup bersama-sama dalam masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, masyarakat, maupun sebagai warga Negara
Dari beberapa pengertian tentang Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan tentang Hakekat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang baik atau sering disebut to be good citizenship, yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
Pembelajaran Kooperatif Model Team Games Tournament
Pengajaran kooperatif (Cooperatif Learning) memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang histories, serta harapan masa depan yang berbeda-beda. Karena adanya perbedaan, manusia dapat silih asah (saling mencerdaskan). Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.
Manusia adalah makhluk individual, berbeda satu dengan sama lain. Karena sifatnya yang individual maka manusia yang satu membutuhkan manusia lainnya sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada interaksi yang silih asih (saling menyayangi atau saling mencintai). Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antar sesama siswa.
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan ketersinggungan dan kesalahpahaman antar sesamanya. Agar manusia terhindar dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih asuh (saling tenggang rasa). Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Abdurrahman dan Bintoro (2000: 78) mengatakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyataâ€.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan kenyataan pembelajaran PKN materi Bentuk-bentuk keputusan bersama Kelas V SD Negeri Rogomulyo 01 mengalami kegagalan dan perlu upaya perbaikan. Peneliti merencanakan perbaikan metode dengan penerapan kelompok besar dan kelompok kecil yang diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan memacu aktivitas siswa.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang pada semester II tahun 2016/2017. Fokus penelitian adalah pada tindakan atau praktek belajar dengan tujuan perbaikan prestasi belajar PKN materi Bentuk-bentuk keputusan bersama di Kelas V semester II.
Berdasarkan data sekolah di SD Negeri Rogomulyo 01, Kecamatan kaliwungu Kabupaten Semarang tahun 2016/2017 dengan jumlah siswa Kelas V adalah 21 siswa yang terdiri 16 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kemampuan siswa rata-rata rendah dikarenakan kurangnya kesadaran para wali murid dalam pembelajaran dirumah. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga petani. Latar belakang pendidikan orang tua siswa menengah kebawah. Kondisi ekonomi relatif kurang, karena sebagian besar orang tua siswa sebagai buruh dan petani. Sehingga orang tua cenderung kurang memperhatikan siswa dalam proses belajar di rumah. Proses belajar bagi siswa hanya dominan dilakukan di sekolah.
Tempat Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas adalah Kelas V SD Negeri Rogomulyo 01 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang.
Waktu Pelaksanaan
Dengan berbagai pertimbangan dan alasan, peneliti menentukan menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan, yaitu mulai tanggal 19 April 2017 hingga selesai.
Siklus I
Setelah proses pembelajaran selesai maka diadakan refleksi yang disimpulkan peneliti dengan bantuan teman sejawat. Permasalah yang terjadi dalam proses pembelajaran diungkap untuk pedoman dalam melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya
Siklus II
Setelah guru memberikan perbaikan pembelajaran siklus II mata pelajaran PKN tema lingkungan dengan materi “Bentuk-bentuk keputusan bersamaâ€. Guru sebagai peneliti menggunakan metode kooperatif model team games tournament dalam pembelajaran.. Sebagaimana dalam siklus I maka setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam PTK adalah suatu kegiatan mencermati atau menelaah, menguraikan dan mengkaitkan setiap informasi yang terkait dengan kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran. Tehnik anailis data ini digunakan untuk menghitung skala motivasi dan prestasi belajar siswa yang akan dibahas pada bab IV.
Data yang diperoleh dapat dikelompokkan dan akan diolah kedalam teknik analisis data kuantitatif secara deskriptif.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dari setiap siklus
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perbaikan siklus I sampai siklus III terbukti bahwa pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan dan keberhasilan suatu pembelajaran.
Dari beberapa kajian teori mengenai pembelajaran yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran itu meliputi cara memilih strategi, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran.
Siklus I
Mata pelajaran PKN disekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.
Hasil analisis prestasi pada penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 21 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 6 orang siswa dan 15 siswa lain belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas sebesar 68.
Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus I didapatkan peningkatan dari segi motivasi belajar siswa. Dari aspek motivasi belajar siswa, ditarik kesimpulan dalam taraf yang Sedang (S). Nilai rata – rata motivasi adalah 75 yakni pada taraf Sedang (71% – 80%).
Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan pemberian tugas berupa pertanyaan yang di buat sebagai sebuah permainan masih kurang memotivasi kreativasi keaktifan siswa. Mata pelajaran PKN disekolah dasar merupakan program pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memilki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran PKN disekolah diorganisasikan secara baik. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. (Wahosumidjo, 1992: 177)
Hasil analisis prestasi pada penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 21 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 14 orang siswa dan 7 siswa lain belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas sebesar 70.
Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus II didapatkan peningkatan dari segi motivasi belajar siswa. Dari aspek motivasi belajar siswa, ditarik kesimpulan dalam taraf yang Sedang (S). Nilai rata – rata motivasi adalah 77 yakni pada taraf Sedang (71% – 80%).
Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus III.
Siklus III
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III peneliti merancang pembelajaran dengan persiapan yang lebih matang. Masalah yang dijadikan bahan diskusi yang dipersiapkan untuk seluruh siswa untuk memperjelas materi tentang Bentuk-bentuk keputusan bersama.
Analisis penilaian hasil yang baik dari pada perbaikan pembelajaran siklus II. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru secara efektif disertai penjelasan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Puskur (Kasim, 2008:4). Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat unsur permainan akademik atau turnamen untuk mengganti tes individu. Sehingga siswa tidak merasakan bosan karena ada unsur turnamen. Metode ini merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang ditunjang metode penunjang berupa metode ceramah, diskusi dan tanya jawab, sehingga dengan tugas yang dirancang akan memperjelas informasi guru, mengerjakan tugas akan meningkatkan pemahaman terhadap materi Bentuk-bentuk keputusan bersama
Motivasi dalam hal ini merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan aktivitas demi mencapai tujuan. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Pada pembelajaran PKN ini seluruh siswa tuntas. Nilai rata-rata kelas mencapai 80. Hal ini terbukti dari perolehan nilai tes evaluasi yang dilakukan guru setelah proses pembelajaran selesai.
Dari hasil pengamatan pada pembelajaran siklus II didapatkan peningkatan dari segi motivasi belajar siswa. Dari aspek motivasi belajar siswa, ditarik kesimpulan dalam taraf yang Baik (B). Nilai rata – rata motivasi adalah 89 yakni pada taraf Baik (81% – 90%). Sedangkan bila ditinjau dari prestasi belajar, semua siswa telah tuntas KKM dengan presentasi 95%
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan di SD Negeri Rogomulyo 01, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang dapat diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Perbaikan pembelajaran dikemas dalam penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran PKN materi Bentuk-bentuk keputusan bersama di Kelas V semester II. Dari spek motivasi belajar siswa didapat hasil yang amat rendah. Hasil pengamatan siklus I menunjukkan skala motivasi pada angka 75 dengan kategori sedang. Apabila ditinjau dari hasil tes formatif pada pra siklus didapat data, dari 21 siswa hanya 6 siswa yang telah tuntas KKM yakni N≥70 atau jika diprosentasekan besar ketuntasan prestasi belajar siswa hanya mencapai 28%.Setelah peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus I dengan memanfaatkan model pembelajaran Team Games Tournament didapatkan hasil pada motivasi belajar dengan angka 77 yakni pada skala sedang (S). Tes formatif siswa meningkat. Dari 21 siswa sebanyak 14 siswa telah tuntas KKM atau jika diprosentasekan sebanyak 67%. Dari kenaikan hasil belajar siswa mulai siklus I sampai siklus II maka peneliti melanjutkan ke perbaikan pembelajaran siklus III dengan target ketuntasan antar 90%-100% siswa mencapai KKM. Pada perbaikan pembelajaran siklus III dengan memaksimalkan pemanfaatan model pembelajaran Team Games Tournament pada kelompok kecil. Dari pengamatan motivasi belajar siswa meningkat signifikan pada level baik (B) dengan angka 89, sementara hasil tes formatif siswa telah mencapai ketuntasan KKM 95%.
2. Dari hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Team Games Tournament yang telah dilaksanakan dapat digambarkan bahwa ada peningkatan signifikan mulai dari pra siklus ke siklus 1 hingga pada siklus III. Sehingga perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran Team Games Tournament dapat dijadikan alternatif dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran PKN materi Bentuk-bentuk keputusan bersama dan Kesejateraan Rakyat dan dapat dijadikan model pembelajaran alternatif dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Saran dan Tindak Lanjut
Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat adalah sebagai berikut:
a. Guru dalam mengajar dapat menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dalam pembelajaran
b. Guru dalam membimbing siswa pada kegiatan Team Games Tournament perlu pengawasan ekstra
c. Memberi penguat bagi siswa yang berhasil, memberi dorongan bagi yang belum berhasil.
Di samping itu, berdasarkan pengalaman peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, perlu adanya kelompok kerja diantara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan masalah dan tugas sehari-hari. Dengan memperhatikan tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas, sebaiknya guru melaksanakan PTK untuk mengatasi masalah yang muncul dalam pembelajaran demi keberhasilan pembelajaran.
Tindak Lanjut
a. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan merupakan upaya guru untuk melangkah lebih maju dengan berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan. Sehingga melalui data yang emperik ini pendekatan pendidikan dan lingkungan menjadi ilmu yang benar-benar komperhensif.
b. Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru merupakan bahwa pengembangan proses pembelajaran secara kontekstual dapat dipandang sebagai proses keseimbangan antara substansi dan relasi, artinya peneliti perbaikan pembelajaran ini dapat digunakan sebagai bahan yang memberi kemungkinan timbulnya potensi-potensi untuk berkembang dikalangan guru kelas tingkat sekolah dasar.
c. Perbaikan pembelajaran ini merupakan alternatif pemecahan masalah bagi guru dan merupakan proses dalam mengantisipasi adanya rumusan tentang tujuan pendidikan yang harus dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu perlu menjadi wahana dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk meningkatkan kinerja guru mendukung ketuntasan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman dan Bintoro.(2000). Memahami Dan Menangani Siswa Dengan. Problema Belajar. Jakarta: Depdiknas
Abin Syamsuddin Makmun. (2002). Psikologi Kepribadian. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya
Andayani, (2008). Metode Pembelajaran Kooperatif. Jakarta; PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi, (1993), Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta
B. Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di sekolah, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Daryanto, M. (2005). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Depdiknas. (1997). Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Depdiknas. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Dirjen Dikti
Djamarah, Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Elida Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Hamzah B. Uno, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta; Bumi Aksara
Hardjodiputro, (1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama
Kasim. (2008). Konsep Dasar PKN. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Kemmis & McTaggart. (1994). The Action Research Planner. Dekan University
Kosasih, A. (2008) Optimilasi Media Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Oemar Hamalik. (2007). Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Bumi Aksara
Puskur, Balitbang Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran PKN Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas
Sardiman, A.M (1994). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung: Rajawali Press.
Slavin, Robert E, (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media.
Sugihartono, dkk (2007) Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press
Sumarsono, dkk. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia Pustaka. Utama
Supriatna, Nana. (2007). Pembelajaran Sejarah Dalam KTSP: Jakarta: Bumi Aksara
Wahosumidjo (1992) Kepemimpinan Dan Motivasi, Jakarta: Ghalia Indonesia