PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI TEXT

PADA SISWA KELAS X MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

Veronika Unun Pratiwi

Arin Arianti

Nurnaingsih

Mas Sulis Setiyono

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

 

ABSRACT

Kita belajar bahasa Inggris karena bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan kebijakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa Asing yang wajib kita pelajari dan diajarkan di sekolah. Mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dan di SMP, SMA maupun SMK bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib yang di ujikan secara nasional atau UAN. Meskipun bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib namun hasil yang didapat dari pelajaran bahasa Inggris belum begitu memuaskan. Kegiatan pembelajaran dalam hal ini kegiatan belajar mengajar bahasa Inggris adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti: siswa, guru, indikator pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi.. Menulis adalah ketrampilan berbahasa yang sangat rumit (Alwasilah, 2000) menulis adalah suatu kegiatan yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan atau classroom action research. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi think talk write dapat meningkatkan kemampuan menulis descriptive siswa kelas X.

Kata Kunci: Penelitian tindakan, menulis descriptive text, strategi think talk write

 

PENDAHULUAN

Kemajuan pendidikan di Indonesia sangat tergantung dari apa yang dilakukan guru dalam pembelajaran di kelas. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran diharapkan lebih mampu mengembangkan profesionalisme dalam membelajarkan siswa dalam fungsinya sebagai pendidik. Terdapat banyak teori pembelajaran dan teknik serta strategi pembelajaran yang dikembangkan para ahli dalam upaya memberikan masukan serta pengetahuan bagi para guru yang bertujuan untuk menjadikan siswa unggul dan menjadi jaminan bagi masa depan siswa itu sendiri baik yang akan melanjutkan pendidikannya atau yang akan terjun ke masyarakat.

Kegiatan pembelajaran adalah salah satu tahap yang sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran dapat dilakukan terhadap berbagai komponen seperti: siswa, guru, indikator pembelajaran, isi pelajaran, metode, media, dan evaluasi. Guru selain sebagai fasilitator sekaligus mediator dalam komponen pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran dan sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena guru terlibat langsung di dalamnya. Hasil belajar siswa itupun dipengaruhi beberapa faktor keberhasilan seperti kemauan dan kemampuan dari siswa itu sendiri untuk belajar bahasa Inggris. Selain itu faktor yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah strategi mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara belajar siswa berkaitan juga dengan motivasi belajarnya, serta strategi yang diajarkan oleh gurunya baik secara kooperatif maupun berkelompok. Oleh karena itu guru berkewajiban mengkondisikan siswanya agar benar-benar siap dalam menerima pelajaran, terutama bahasa Inggris, dalam hal ini Writing. Karena selain writing siswapun harus menguasai skills lain yang ada dalam bahasa Inggris yaitu speaking, listening, dan reading. Namun dalam hal ini, penelitian ini lebih difokuskan pada writing.

Di SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo, anak-anak kleas X mengalami kesulitan dalam writing, karena kurangnya vocab yang mereka kuasai, juga grammar yang kurang sehingga saat diminta menulis mereka sedikit mengalami kesulitan. Karena permasalah ini maka tim peneliti tergerak untuk mengadakan penelitian writing dengan mengaplikasikan strategi baru yang membuat siswa tertarik untuk menulis dalam bahasa Inggris. Yakni strategi think talk dan write.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian ilmiah mengatakan bahwa writing dalam pembelajaran bahasa Inggris merupakan satu dari 4 skill yang harus dikuasai siswa, meskipun writing hanya menulis, namun siswapun harus memahami tata cara menulis yang benar dalam bahasa Inggris, karena merena tidak bisa asal menulis akan tetapi merekapun harus memperhatikan pilihan kata serta grammar yang mereka gunakan.

Mengajar Menulis

Menulis adalah ketrampilan berbahasa yang sangat rumit (Alwasilah, 2000) menulis adalah suatu kegiatan yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Sekurang-kurangnya, ada tiga komponen yang tergabung dalam perbuatan menulis, yaitu: pemilihan kata/kosakata, pemakaian grammar yang sesuai, struktur kalimat yang saling berkesinambungan baik itu topic sentence maupun main ideanya, juga sistem capitalizationnya (Kurniawan, 2001).

Think talk write strategi

Think Talk Write (TTW), adalah strategi yang membuat fasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi yang diperkenalkan pertama kali oleh Huinker dan Laughlin (1996:82) ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial yang mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topic tertentu. Strategi TTW mendorong mengajak siswa untuk mempengaruhi serta memanipulasi ide-ide sebelum menuangkan dalam bentuk tulisan. Strategi ini juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.

Teknik TTW diperkenalkan oleh Huinker dan Laughin (dalam Ansari, 2003:36). Teknik ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis. Suatu strategi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah strategi think-talk-write (TTW). Strategi yang diperkenalkan oleh Huinker & Laughlin (1996: 82) ini pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara, dan menulis. Alur kemajuan strategi

TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Kerangka Berfikir

 Setiap kegiatan belajar dan mengajar, diharapkan mempunyai tujuan yang ingin dicapai, sama halnya dalam penelitian ini, penelitian ini juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai melihat dari kenyataan yang terjadi di dalam kelas di sekolah yang tim peneliti pakai untuk penelitian ini. Dalam hal belajar menulis/ writing dalam bahasa Inggris banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan, grammatical error, juga vocabularynya kurang pas. Namun belajar writing descriptive text ini masih dianggap sulit bagi sebagian besar siswa. Terbukti dari hasil tes writing yang rendah. Juga dari hasil wawancara dengan siswa yang hasilnya mengatakan bahwa writing itu sulit.

Berbagai cara telah diusahakan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk meningkatkan hasil belajar writing siswa, salah satunya dengan mencoba menerapkan metode maupun strategi baru yang ditawarkan oleh peneliti untuk mengajar bahasa Inggris. Guru bahasa Inggris di kelaspun tidak pernah menyerah untuk mencoba strategi baru ini yakni strategi Think Talk Write.

 Strategi Think-Talk-Write diharapkan dapat menjadi strategi baru dalam mengajar guru di dalam kelas terutama mengajar writing. Pembelajaran dengan strategi ini menekankan siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, students center bukan teacher center strategi ini mengajarkan cara , berinteraksi dalam kelompok kecil (terdiri dari 4-5 orang). Interaksi yang diharapkan adalah siswa dalam kelompoknya berpikir (think) baik dalam mempelajari materi descriptive maupun memecahkan masalah yang di hadapi dalam menulis teks descriptive, siswa saling berdiskusi (talk), dan menuliskan hasil diskusi baik berupa rangkuman materi tentang descriptive teks (write). Selain itu, melalui strategi Think-Talk-Write siswa yang tergabung dalam kelompok-kelompok kecil diharapkan saling membantu terutama siswa yang pandai terhadap siswa yang kemampuan kurang. Diharapkan dengan strategi think talk write ini hasil belajar siswa terutama writing descriptive teksnya meningkat. Namun diharapkan pula strategi ini juga membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Dalam penerapan strategi think talk write ini, guru hanya berlaku sebagai mediator selain berkolaborasi dengan tim peneliti.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah strategi Think Talk Write dapat meningkatkan kemampuan menulis descriptive text pada siswa kelas X

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi siswa dan guru. Pertama siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, mereka akan memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang lebih baik terutama untuk writing. Yang kedua, guru juga dapat meningkatkan kemampuan mereka dengan berinovasi untuk menggunakan strategi pengajaran bahasa Inggris yang lain yang lebih menarik. Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis anak kelas X meningkat dengan menggunakan strategi think talk write serta kondisi kelas kelaspun menjadi menarik, kondusif, dan siswa menjadi antusias.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan atau classroom action research.

Action research is any systematic inquiry conducted by teacher researchers, principles, school councelors, or other stakeholders in teaching learning environment to gather information about the ways how their particular school operate, how they teach, and how well their students lear. (Mills, 2000:6)

Sementara itu Kemmis and Taggart dalam buku Ann Burn mengatakan:

Action research is a form of self reflective inquiry undertaken by participators in a social situation (including education) in order to improve the rationality and justiceof their own social or educational practice, their understanding of these practices and the situation in which practices are carried out.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Keterampilan menulis dalam bahasa Inggris bagi mitra di sekolah lanjutan tingkat atas sangat diperlukan mengingat keterampilan tersebut dapat membantu mitra berkomunikasi dengan orang lain melalui tulisan dengan baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada kenyataannya kemampuan inilah juga dibutuhkan para mitra dalam kaitannya dengan dunia kerja mulai dari ketika menulis lamaran kerja dengan memakai Bahasa Inggris. Hal tersebut sebagai nilai lebih atas kemampuan yang dimiliki mitra. Suatu keterampilan akan dikuasai dengan baik jika dibelajarkan dan dilatihkan. Pembelajaran kemampuan menulis (writing) yang baik dan terus menerus sangat dibutuhkan mengingat pentingnya penguasaan kemampuan berbahasa lainnya seperti bahasa mandarin. Kemampuan menulis (writing) merupakan salah satu aspek berbahasa yang ditekankan pada kegiatan penelitian ini. Menulis (writing) setidaknya mampu menjadi penunjang dan sebagai ukuran bagi individu dalam mempelajari suatu bahasa. Dalam hal ini adalah bahasa Inggris.

Kegiatan penelitian tentang penigkatan kemampuan menulis (writing) dengan think talk write sangat bermanfaat bagi Siswa Sekolah Menengah Atas khususnya kelas X di SMA Muhammadiyah Sukoharjo. Hal ini terkait dengan kemampuan menulis siswa yang belum sesuai target yang diharapkan. Kemampuan menulis ini perlu dikuasai oleh kemampuan dalam bahasa Inggris yang lain seperti speaking, listening, dan reading. Oleh karena itu kegiatan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks descriptive ini sagatlah diperlukan, terutama dengan aplikasi media atau teknik yang menarik bagi siswa. Secara umum kegiatan ini sangat bermanfaat dalam memperlancar penulisan dalam bahasa Inggris. Menulis (writing) merupakan momok bagi para mitra, tidak hanya pada pembelajar muda bahkan bagi pelajar tingkat ataspun merasa bahwa menulis dalam bahasa Inggris itu adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, untuk mensiasati hal-hal tersebut di atas maka tim penelitian, menerapkan teknik TTW atau think talk write ini guna meningkatan kemampuan menulis siswa.. Think talk write disini dirasa perlu diterapkan karena tim peneliti memanipulasi ide-ide sebelum menuangkan dalam bentuk tulisan. Strategi ini juga membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.

Dalam hal ini keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis Siswa terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan sampai selesai. Siswa tampak termotivasi melakukan seluruh instruksi sehingga kemampuan menulis siswa tampak dalam hasil pekerjaan maupun hasil post test. Penelitian ini dilakukan dalm dua siklus, masing-masing siklus di terapkan tiga kali pertemuan. Pre test dan post test dilakukan diluar siklus. Penelitian ini dilakukan sesuai prosedur penelitian tindakan, yakni di masing-masing siklus selalu dilakukan, planning, observing, acting, kemudian ada reflecting sebelum melangkah ke tahap selanjutnya, di akhir siklus satu ada revising yang berfungsi untuk megevaluasi kelebihan atau kekurangan yang terjadi dalam penerapan strategi TTW ini. Pembahasan dari penelitian ini tidak lepas dari tujuan awal penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa dengan strategi TTW.

Pembahasan

Berdasarkan analisis pengamatan, dari siklus satu higga siklus dua, tim peneliti menemukan beberaa peningkatan. Semua siswa terlihat aktif dalam proses belajar mengajar, termasuk siswa yang masih malu dan kurang percaya diri. Situasi kelas terlihat lebih baik. Siswa mengalami peningkatan dalam kemampuan menulis descriptive teks, dengan aspek-aspek peulisan yang baik. Peningkatan itu bisa dilihat sebagai berikut:

1.     Siswa mengerti cara mennulis aragraph dengan baik.

2.     Siswa mampu menghasilkan ide yang bagus dalam menulis teks descriptive.

3.     Siswa mampu menggunakan kata-kata yang efektif dan dapat meminimalkan kesalahan pada gramar.

Berdasarkan hasil dari post test 2, strategi TTW telah berhasil meningkatkan kemampuan menulis descriptive teks siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sukoharjo. Peningkatan kemampuam writing dengan menggunakan Think talk write disini sangat membantu siswa, apalagi ada refleksi ditiap siklus sehingga tim peneliti tahu sampai sejauh mana peningkatan kemampuan menulis siswa dengan strategi atau teknik ini. Siswa belajar menciptakan suatu kalimat dalam hal ini menciptakan suatu cerita yang sederhana dalam bahasa Inggris, sehingga kedepannya mereka tidak canggung lagi menulis dalam bahasa Inggris. Menurut Olson in Linse (2005:69) said that concepts of writing are very important to young writers. When teaching writing to young learners we must recognize the complexity of the process in writing itself. Young learners need to know that a final piece of writing or the product such as text has grown out of many stepswhich make up the process. Jadi menulis menurut kutipan di atas diperlukan juga bagi pembelajar muda, namun tidak hanya para pembelajar muda, para siswa SMA Muhammadiyah inipun perlu untuk mmeningkatkan kemampuan menulis, oleh karena itu tim peneliti menerapkan strategi Think talk write ini.

Keberhasilan ini tidak lepas dari adanya dukungan kepala sekolah, guru dan karyawan SMA Muhammadiyah Sukoharjo. Selain itu keinginan siswa untuk bisa menulis dalam bahasa Inggris cukup besar. Bisa dilihat dari hasil pre test dan post test. Pelatihan writing dengan Think talk write ini belum pernah diterima oleh peserta, sehingga mereka antusias sekali dalam mengikuti kegiatan -kegiatan pelatihan.

Tabel Hasil Peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar

Sebelum penelitian

Siklus Satu

Siklus Dua

a.    Kemampuan menulis siswa rendah

·        Penguasaan vocabulary kurang

·        kesulitan siswa dalam menyusun kalimat

·        Kesulitan siswa pada grammar

b.    Hasil pre test rendah

c.     Kelas tidak kondusif

 

 

a.    Kemampuan menulis siswa meningkat, dilihat dari hasil post test satu, namun masih ada kelemahan, dimana ada siswa yang belum percaya diri dalam menulis dan mengungkapkan ide

b.    Perhatian siswa serta kondisi kelas mulai menyenangkan

c.     Ada evaluasi di siklus satu untuk meningkatkan kemampuan menulis di siklus dua

 

a.    Siswa berhasil mengembangkan idenya melalui tulisan dengan strategi TTW

b.    Siswa mulai percaya diri dlam meyampaikan idenya dalm penulisan descriptive teks.

c.    Hasil post test 2 meningkat.

d.    Kondisi kelas lebih aktif, siswa keliatan lebih serius dalam proses belajar mengajar writing dengan TTW.

 

 

Dari semua penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pegajaran writing meggunakan strategi TTW dapat meningkatkan kemamuan menulis descriptive teks siswa kelas X SMA Muhammadiyah Sukoharjo.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, tim peneliti menyimpulkan bahwa strategi TTW dapat menigkatkan kemapuan menulis descrptive siswa. Hal ini bisa dilihat dari nilai siswa yang mengalami penigkatan. Hasil rata-rata kenaikan score pre test adalah 37% hampir separuh siswa tidak lulus pre test. Hasil post test satu menunjukkan kenaikan 71% , hanya sedikit siswa yang tidak lulus. Hasil Post test dua menunjukkan kenaikan score yakni 78 %. Semua siswa lulus post test 2.

Dari hasil pre test, post test 1 dan post test 2 dapat disimpulkan bahwa strategi TTW dapat meningkatkan kemampuan menulis descriptive teks siswa yang ditunjukkan dengan meningkatnya scrore siswa secara signifikan.

Saran

(1) Siswa diharapkan menambah penguasaan vocabularynya, hal ini bisa dimulai dari guru pengampu bahasa Inggris.. (2) Perlu dilakukan kegiatan serupa di wilayah lain, sehingga para mitra SMA Muhammadiyah 1 Sukoharjo pada umumnya dapat memahami dan mengaplikasikan hasil pembelajaran yang telah mereka dapatkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ary, Donald. 1979. Introduction to Research in Education. New York: Holt, Rinehart and Winston.

Beck, Robert H. 1960. Curriculum in the Modern Elementary School. Pretice-Hall Inc. Engle Wood Cliffs.

Heilman, Arthur W., et.al., Principles and Practices of Teaching Reading.Charles E. Merril Publishing Co., 1981.

Holt. 2003. Interactive Reading. Literature and Language Arts. Universal Access.

Jeffries Linda. 1993. Reading Power. Addison Wesley Publishing Company.