Kedisiplinan Merupakan Citraan Pelajar yang Berkualitas
KEDISIPLINAN MERUPAKAN CITRAAN
PELAJAR YANG BERKUALITAS
Purwanto
SMK Pembangunan Nasional, Sukoharjo
ABSTRAK
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanuasiakan manusia, mendewasakan dan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Pendidikan merupakan program strategis jangka panjang yang harus mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global pada saat sekarang dan akan datang, mengingat semakin ketatnya tantangan dan perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional yang diarahkan salah satunya kepada upaya peningkatan mutu pendidikan. Yang menjadi pokok permasalahan adalah kenapa kenakalan pelajar bisa terjadi,dan faktor apa yang menjadi penyebab kenakalannya pelajar. Masalah ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.Salah satu misi pendidikan adalah bagaimana melindungi, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dan budi pekerti yang luhur dalam tata kehidupan sekolah. Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif pelajar. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan pelajar remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.
Kata kunci: kedisiplinan, pelajar
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanuasiakan manusia, mendewasakan dan mengubah perilaku menjadi lebih baik. Pendidikan merupakan program strategis jangka panjang yang harus mampu menjawab kebutuhan dan tantangan nasional dan global pada saat sekarang dan akan datang, mengingat semakin ketatnya tantangan dan perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun internasional dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional yang diarahkan salah satunya kepada upaya peningkatan mutu pendidikan.
Sumber daya manusia yang berkualitas atau unggul sangat diperlukan untuk dapat bersaing dengan sumber daya manusia dari berbagai bangsa dalam memperebutkan dunia kerja dan dapat bertahan di dalam kehidupan yang penuh persaingan. Dengan demikian, sangat jelas bahwa pada abad sekarang dan akan datang sangat diperlukan sumber daya manusia yang unggul, seperti dinyatakan oleh Tilaar (1998: 63) bahwa pada abad ke-21 membutuhkan manusia unggul.
Seorang pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap pelajar dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan pelajar terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin pelajar. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya mengatur perilaku pelajar disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku pelajar agar tidak menyimpang dan dapat mendorong pelajar untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.
Permasalahan
Yang menjadi pokok permasalahan adalah kenapa kenakalan pelajar bisa terjadi,dan faktor apa yang menjadi penyebab kenakalannya pelajar. Masalah ini bila tidak segera diatasi akan semakin mengancam kehidupan generasi bangsa khususnya dan tata kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.Salah satu misi pendidikan adalah bagaimana melindungi, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dan budi pekerti yang luhur dalam tata kehidupan sekolah
Strategi pemecahan Masalah
Beberapa tips di bawah ini bisa di coba untuk mengatasi perilaku pelajar yang “nakalâ€, antara lain: 1)Berdo’a untuk anak terebut. Ucapkan namanya setiap kita berdo’a. Berharaplah apa yang kita minta akan dikabulkan Allah dan saat kita menghadapinya Allah mengkaruniakan kesabaran pada diri kita. Yakinlah dia akan berubah, karena keyakinan itu adalah doa. Dia pasti berubah, entah itu besok, lusa, atau kapanpun. (2). Carilah info yang lengkap tentang pelajar yang dianggap “nakalâ€. Tujuannya adalah agar kita lebih paham tentang latar belakanngya. Harapanya kita akan lebih bisa bersabar dan pengertian dalam menangani perilakunya; (3)Hentikan ucapan atau label “nakal†pada pelajar tersebut. Kita tahu ucapan adalah do’a. jika kita mengucapakan kata nakal, secara tidak langsung kita berdo’a agar dia menjadi nakal. Katakanlah yang baik-baik untuknya, walau bagaimana pun perilaku dan perkataannya; (4). Panggilah dia ke ruang BK atau masjid. Ajaklah dia berbicara empat mata dan dari hati ke hati. Tanyakanlah kepada pelajar tersebut tentang harapannya, permasalahannya, atau sebab dia berbuat “nakalâ€. Dengan hal ini kita jadi lebih tahu tentang dirinya dan permasalahan yang sedang ia hadapi. Pada akhirnya, berilah ia solusi, motivasi dan arahan; (5) Latilah dia dengan rasa tanggung jawab. Hal ini bisa dilakukan dengan kita memberikan dia kepercayaan. Contoh: menjadi muadzin, mengumpulkan kas kelas, membantu kita merekap buku tabungan, atau dengan melibatkan dia dalam kegiatan OSIS dan ROIS (meskipun dia bukan penggurus OSIS dan ROIS). Hal ini akan membuat dia merasa dibutuhkan dan diperhatikan. Tujuan akhirnya adalah agar dia tahu mana hak dan kewajibannya/ tanggung jawabnya sebagai pelajar; (6) Apabila pelajar tersebut berbuat “nakalâ€. Maka, tergurlah dengan pelan-pelan dan jangan dibentak atau dimarahi. Karena pelajar tipe seperti ini tidak akan berubah bila dimarahi. Mereka butuh didekati, diperhatikan, dan diajak berdiskusi, serta berilah mereka motivasi agar bisa berubah menjadi lebih baik. Katakan pada mereka “saya yakin kamu bisa lebih baik lagi dari kamu yang sekarangâ€. “saya akan merasa bangga bila kamu bisa lebih baik dari kamu yang sekarangâ€; (7) Apabila pelajar tersebut berbuat “nakalâ€. janganlah diberikan hukuman fisik, seperti push up, set up, atau jalan jongkok. karena, hal ini justru akan menimbulkan rasa dendam dan jiwa melawan/ membangkang pada pelajar. Tapi berikanlah dia hukuman seperti sholat dhuaha atau membaca Al-Qur’an; (8) Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu. Pelajar tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet, molor dan selalu terlambat masuk kelas. ; (8) Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar.
Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada pelajar tentang pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan. Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku pelajar agar tidak menyimpang dan dapat mendorong pelajar untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
IMPLEMENTASI CITRAAN PELAJAR
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Dengan mengutamakan disiplin sekolah diharapkan pelajar akan menjadi generasi yang diharapkan oleh bangsa maka oleh sebab itu penulis menggunakan strategi penerapan disiplin di sekolah untuk pemecahan masalah kenakalan pelajar. Disiplin sekolah adalah: (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong pelajar melakukan yang baik dan benar, (3) membantu pelajar memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) pelajar belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.
Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Dunia pendidkan dewasa ini menghadapi berbagai masalah yang sangat komplek yang perlu ,mendapatkan perhatian. Masalah-masalah tersebut antara lain kurikulum yang berubah-ubah sehingga sekolah kurang siap dalam melaksanakan, keadaan guru yang memenuhi syarat dari segi tingkat pendidikan, fasilitas sekolah yang tidak lengkap maupun masalah kepelajaran yang menyebabkan menurunnya tata krama sosial dan etika moral dalam praktik kehidupan sekolah yang mengakibatkan sejumlah akses negatif yang amat merisaukan masyarakat.
Disekolah kenakalan pelajar menjadi tanggung jawab dalam mengelolanya. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelajar dalam mencapai keberhasilannya. Tugas utama guru adalah berusaha mengembangkan segenap potensi pelajarnya secara optimal, agar mereka dapat mandiri dan berkembang menjadi manusia-manusia yang cerdas, baik cerdas secara fisik, intelektual, sosial, emosional, moral dan spiritual. Sebagai konsekuensi logis dari tugas yang diembannya, guru senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelajarnya. Dalam konteks tugas, hubungan diantara keduanya adalah hubungan profesional, yang diikat oleh kode etik
Hasil atau Dampak yang Dicapai
Sebagai agen sosialisasi (socialization agent), guru hendaknya membelajarkan pelajar tentang berbagai perilaku yang sesuai dengan tuntutan situasi. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelajar, guru menyampaikan berbagai pesan kepada pelajar agar dapat berperilaku sesuai dengan situasi yang diharapkan di kelas. Dari penerapan cara menangani kenakalan pelajar seperti telah dikemukakan diharapkan membawa hasil yang relevan dan berhasil. seorang guru seyogyanya dapat membantu pelajar untuk mengembangkan Inner Discipline-nya.
Dalam arti, membantu pelajar agar mampu menunjukkan perilaku yang kreatif, konstruktif, kooperatif, dan bertanggung jawab, tanpa harus diatur dan dikendalikan orang lain. Pelajar dibelajarkan untuk menerima masalah yang dimiikinya, mengambil tanggung jawab penuh atas masalah perilakunya dan dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, bukan atas dasar rasa takut tetapi berdasarkan pemahaman dan kesadaran bahwa memang itulah hal yang benar untuk dilakukan (it is the right thing to do).
Kendala yang Dihadapi.
Yang menjadi kendala dalam menerapkan strategi dalam menghadapi kenakalan pelajar dengan kedisiplinan ada beberapa kendalanya yaitu: (1) Pelajar yang krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya; (2) Tercapainya identitas peran. Kenakalan pelajar terjadi karena pelajar gagal mencapai masa integrasi kedua; (3) Pelajar yang memiliki kontrol diri yang lemah. Pelajar yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku “nakalâ€. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya; (4) Pelajar yang kurang kasih sayang orang tua. Orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan menyebabkan kurang perhatian kepada anaknya. Tidak mengenalkan dan mengajarkan norma-norma agama kepada anaknya. Akibatnya dia akan sering bolos atau terlambat sekolah. Saat di sekolah ia akan berulah macam-macam untuk mendapat perhatian dari orang lain, termasuk kepada gurunya; (4) Pelajar yang kedua orang tuanya tidak harmois atau bahkan bercerai. Suasana di rumah yang tidak nyaman akan menyebabkan anak tidak fokus saat pelajaran. Kedua orang tua yang seharusnya melidungi dan memberi contoh yang baik justru menjadi akar permasalahan anaknya;(5) Pelajar yang menjadi “korban†dari saudara atau teman sepermainannya. Tipe anak seperti ini akan melakukan hal yang sama pada anak lainnya karena ia adalah ‘korban’ dan berusaha untuk membalas dendam; (6) Pelajar yang mendapat tekanan dari orang tua. Tekanan ini bisa berupa tuntutan orang tua yang terlalu tinggi akan prstasi anaknya di sekolah atau peraturan di rumah yang terlalu ketat/ mengekang. Akibatnya bisa bermacam, pelajar bisa pendiam tapi juga bisa “nakal†karena merasa ingin bebas; (7) Pelajar yang mengalami kekerasan dalam lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya masalah ekonomi. Pelajar yang mengalami kekerasan di rumah, maka saat di sekolah ia akan menunjukkan sikap memberontak kepada gurunya atau bahkan melakukan kekersaan seperti apa yang ia alami; (8) Pelajar yang salah bergaul. Lingkungan memang sangat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sikap pelajar. Pergaulan yang kurang tepat atau menyimpang salah bisa menyebabkan perilaku yang menyimpang.
Faktor-faktor Pendukung
Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychological maltreatment), sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snockdalam bukunya “Dangerous School†(2010).
Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (2010) mengemukakan bahwa tujuan disiplin sekolah adalah: (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong pelajar melakukan yang baik dan benar, (3) membantu pelajar memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) pelajar belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya. Berpedoman dari pendapat diatas maka agar dapat mewujudkan pribadi pelajar yang matang yang akan menjadi generasi emas suatu bangsa maka keterlibatan semua stake holder dalam suatu sekolah amat diperlukan, pendidikan moral lebih dikedepankan demi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu perhatian orang tua di rumah mutlak diperlukan, kehidupan religi yang kuat dilingkungan keluarga sangat penting diperhatikan.
Alternatif Pengembangan
Fungsi utama disiplin belajar adalah mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mentaati peraturan berkaitan dengan hal tersebut diatas menerangkan sebagai berikut: (a) Menerapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak milik orang lain;. (b) Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban dan merasa mengerti larangan-larangan (c) Mengerti tingkah laku yang baik dan tidak baik (d) Belajar mengendalikan diri, keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa terancam oleh hukuman. e. Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. Jadi dalam menanamkan pendidikan pada anak perlu menanamkan pendidikan kedisiplinan, artinya menumbuhkan dan mengembangkan pengertian-pengertian yang berasal dari luar yang merupakan proses untuk melatih dan mengajarkan anak bersikap dan bertingkah laku sesuai harapan. Agar disiplin tetap tertanam dalam diri setiap peserta didik konsistensi menjaga disiplin mutlak harus dijalankan melalui disiplin preventif, yakni upaya menggerakkan pelajar mengikutidan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal itu pula, pelajar berdisiplin dan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan yang ada. Disiplin korektif, yakni upaya mengarahkan pelajar untuk tetap mematuhi peraturan. Bagi yang melanggar diberi sanksi untuk memberi pelajaran dan memperbaiki dirinya sehingga memelihara dan mengikuti aturan yang ada.
KESIMPULAN DAN SARAN
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku negatif pelajar. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan pelajar remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.
Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
(Dikutip dari berbagai sumber) – See more at:
Hamalik Oemar, 2010.Metoda Belajar Dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito
Kadir, 2012, Penuntun Belajar PPKN. Bandung: Pen Ganeca Exact,
Slameto, 2009, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Subari, 2010, Supervise Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Belajar. Jakarta: Bina Aksara
Djamarah, 2010, Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional
http://www.kesekolah.com/artikel-dan-berita/pendidikan/cara- meningkatkan-disiplin-pelajar-di-sekolah.html#sthash.eeOgh6OT.dpuf