PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

DENGAN MEDIA BUKU HALUS PADA SISWA KELAS II

SDN 1 SUMBERJO REMBANG

Sri Hastuti

Guru Kelas II SDN 1 Sumberjo

ABSTRAK

Pembelajaran menulis sebagai dasar utama pelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran lainnya. Kemampuan menulis diajarkan di sekolah dasar sejak kelas satu sampai dengan kelas enam. Utamanya menulis huruf tegak bersambung, kemampuan menulis tegak bersambung sangat penting, karena menulis tegak bersambung merupakan salah satu aspek keterampilan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa sekolah sejak tingkat dasar. Dalam penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siswa kesulitan dalam menyesuaikan huruf tegak bersambung pada bentuk huruf, ukuran huruf, dan letak huruf pada sebuah kalimat, siswa kesulitan menempatkan ejaan dan tanda baca, guru sulit menentukan pendekatan-pendekatan untuk mempermudah dalam pemahaman siswa, dan guru jarang menerapkan model pembelajaran siswa yang inovatif dan terkesan statis. Apakah dengan menggunakan media buku halus, aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan huruf tegak bersambung kelas II SDN1 Sumberjo dapat meningkat, apakah dengan menggunakan media buku halus, kemampuan menulis tegak bersambung pada kalimat sederhana siswa dapat meningkat dan apakah dengan menggunakan media buku halus, guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah (1). Meningkatkan dan memperbaiki tulisan tegak bersambung siswa dengan media buku halus dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. (2). Meningkatkan kemampuan menulis siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. (3). Meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersambung dengan media buku halus pada pembelajaran menulis kalimat sederhana.(4). Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan media buku halus pada pembelajaran menulis kalimat sederhana. (5). Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran menulis dengan media buku halus. Setting penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Sumberjo sejumlah 21 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, pengamatan, catatan lapangan, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan menggunakan media buku halus dapat meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung siswa menunjukkan pada siklus pertama rata-rata 70,95, siklus kedua rata-rata 77,14, dan siklus ketiga rata-rata 91,90. Kegiatan siswa dalam pembelajaran di kelas sangat aktif, siswa semangat dalam mengikuti kegiatan. Kemampuan guru di dalam mengelola pembelajaran menulis tegak bersambung dengan menggunakan media buku halus menunjukkan siklus pertama rata-rata 2,8, pada siklus kedua rata-rata 3,0, pada siklus ketiga rata-rata 3,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media buku halus, kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung pada pelajaran bahasa Indonesia di kelas II SDN 1 Sumberjo meningkat.

Kata kunci: Menulis tegak bersambung, media buku halus


PENDAHULUAN

Salah satu keterampilan untuk mencapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Aspek lain adalah mendengarkan, berbica-ra, menyimak, dan membaca. Menulis yang dimaksud di sini adalah menulis dalam pengertian mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan, khususnya menulis tegak bersambung.

Pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh pada tingkat permulaan pa-da pembelajaran menulis permulaan akan menjadi dasar peningkatan dan kemampu-an siswa selanjutnya. Kemampuan menulis menurut Zuchadi (2001: 62) yang merupakan salah satu kemampuan berbahasa tulis bersifat deduktif artinya kemampuan yang menghasilkan tulisan.

Dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Indonesia guru memberikan kesempatan kepada siswa dalam penulisan kalimat untuk memperhatikan bentuk huruf, ukuran huruf, letak huruf untuk meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung pada proses pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan menulis sebagai dasar utama pembelajaran bahasa Indonesia dan pembelajaran lainnya.

Dalam pembelajaran menulis guru harus mempertimbangkan kemampuan siswa sebagai acuan dalam memilih media yang tepat untuk pembelajaran dan guru harus mampu berkreasi sendiri mencipta-kan berbagai model dan media pembelajar-an menulis kalimat yang dapat memberi rangsangan dan kemudahan kepada siswa dalam berekspresi, dan siswa dapat menguasai dan menerapkan kegemaran menulis pada saat pembelajaran dengan menggunakan media buku halus guru mampu melaksanakan pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itulah guru dapat menggunakan buku halus sebagai media pada saat pembelajaran menulis kalimat dengan huruf tegak bersambung.

Permasalahan tersebut juga terjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas II SDN 1 Sumberjo bahwa dalam pembela-jaran belum maksimal, karena kesadaran siswa untuk mampu menulis masih rendah dan minat siswa belajar siswa kurang. Sehingga hal ini mengakhibatkan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Menurut data hasil penelitian awal yang dilakukan pada kelas II bahwa masih banyak materi dari pembelajaran bahasa Indonesia yang belum dipahami siswa. Antara lain tentang menulis tegak bersam-bung. Pada siswa kelas II yang terdiri atas 21 siswa ( L: 17, P: 4) 10% (mendapatkan nilai 85-100) 52% (mendapatkan nilai 65-84) 19% (mendapatkan nilai 55-64) 19% (mendapatkan nilai 0-54) dengan rata-rata nilai 66,19.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) siswa kesulitan dalam menyesuaikan huruf tegak bersambung pada bentuk huruf, ukuran huruf, dan letak huruf pada sebuah kalimat (2) siswa kesulitan menempatkan ejaan, dan tanda baca (3) guru sulit menentukan pendekat-an-pendekatan untuk mempermudah da-lam pemahaman siswa dalam materi menulis kalimat dengan huruf tegak bersambung yang rapi (4) guru jarang menerapkan model pembelajaran siswa yang inovatif dan terkesan statis.

Selain faktor-faktor di atas ada beberapa hal menghambat pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 1 Sumberjo yaitu masyarakatnya kurang mendukung, wali murid kurang memperha-tikan dan memotivasi anaknya untuk belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah dengan menggunakan media buku halus, aktivitas siswa dalam pem-belajaran menulis kalimat sederhana dengan huruf tegak bersambung siswa kelas II SDN 1 Sumberjo dapat meningkat?

2. Apakah dengan menggunakan media buku halus, kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan benar dan rapi pada kalimat sederhana siswa kelas II SDN 1 Sumberjo dapat meningkat?

3. Apakah dengan menggunakan media buku halus, guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan proses pembelajarn bahasa Indonesia pada pembelajaran menulis tegak bersambung di kelas II SDN 1 Sumberjo?

Tujuan umum dalam penelitian adalah 1) Memperbaiki tulisan tegak ber-sambung siswa dengan media buku halus dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD, 2) Meningkatkan kemampuan menulis siswa selama pembelajaran berlangsung.

Tujuan khusus dalam penelitian adalah 1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersambung dengan media buku halus pada pembelajaran menulis kalimat sederhana kelas II SDN 1 Sumberjo Rembang, 2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan media buku halus pada pembelajaran menulis kalimat sederhana kelas II SDN 1 Sumberjo Rembang, 3) Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia pada pembelajaran menulis dengan media buku halus dalam pada siswa kelas II SDN 1 Sumberjo Rembang.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Sanjaya (2008: 213) pembelajaran adalah proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk meng-ubah perilaku siswa kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa.

Menurut Sanjaya (2008: 214) menyatakan bahwa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran adalah 1) Berpusat pada siswa, 2) Belajar dengan melakukan, 3) Mengembangkan kemampuan sosial, 4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah, 5) Mengembangkan keteram-pilan pemecahan masalah, 6) Pembelajaran adalah proses berpikir untuk memecahkan masalah, 7) Mengembangkan kreativitas siswa, 8) Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi, 9) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, 10) Belajar sepanjang hayat.

Kemampuan (ability) menurut Cha-plin (1997:34) merupakan kecakapan/ bakat/kesanggupan untuk melakukan sesuatu perbuatan. Kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupaan hasil latihan/praktik Robbins (2000: 46) menyatakan bahwa kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu Kemampuan intelektual (intelektual ability) dan Kemampuan fisik (physical ability).

Bahasa menurut Rosdiana (2008: 2) merupakan alat komunikasi yang me-ngandung beberapa sifat yakni sistematik, mana suka, ujar, manusiawi dan komuni-katif. Disebut sistematik karena bahasa diatur oleh sistem.

Secara universal bahasa menurut Kushartati (2009: 3) ialah suatu bentuk ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran atau suatu ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran. .

Kemampuan menulis menurut Zuchadi (2001: 62) merupakan salah satu kemampuan berbahasa tulis bersifat deduktif artinya kemampuan menulis ini merupakan yang menghasilkan dalam hal tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks, kemampuan yang diperlukan antara lain kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengung-kapkan pikiran atau gagasan secara jelas dengan bahasa yang efektif dan kemampuan menerapkan kaidah tulis menulis dengan baik.

Menurut Amelia (2007) huruf adalah gambaran bunyi bahasa, aksara. Huruf balok adalah tulisan tegak yang tidak dirangkaikan. Dengan demikian maka huruf tegak bersambung dapat diartikan tulisan tegak yang dirangkaikan sesuai KTSP 2004 pembelajaran bahasa Indonesia bentuk tulisannya yang dikembangkan di sekolah dasar adalah huruf lepas dan huruf tegak bersambung, artinya huruf ditulis dengan huruf setiap kata ditulis secara berangkai atau tidak putus.

Briggs (1999: 85) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi seperti buku, film, video, dan sebagainya. Menurut Subjana (2009: 2) Dalam pembelajaran bahasa Indonesia media pembelajaran yang digunakan dapat mempertinggi proses belajar siswa, alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pembelajaran.

Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis, serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya yaitu sebagai sarana berpikir atau bernalar. Pada penelitian ini siswa belum mampu menulis tegak bersambung dengan benar dan rapi sesuai bentuk, ukuran, dan letak pada kalimat, guru memotivasi siswa dengan meng-gunakan media buku halus. Dengan menggunakan buku halus kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung pada kalimat dan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran menulis kalimat pada pelajaran bahasa Indonesia meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2006:91).

Metode penelitian ini mengacu pada teori Kemmis dan Taggart. Kemmis dan Taggart dalam (Kasihani Kasbolah, 2001: 10) mengemukakan bahwa peneliti-an tindakan kelas merupakan suatu lingkaran atau rangkaian langkah- langkah (a spiral step) yang satu dengan yang lain saling berhubungan.

Penelitian ini dilakukan di SD N 1 Sumberjo Rembang suatu sekolah yang berlokasi di desa Sumberjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Propinsi Jawa Tengah.

Penelitian dilakukan pada semester 2, tahun ajaran 2014/2015 di SDN 1 Sumberjo Rembang. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender aka-demik sekolah karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus.

Sumber Data didapatkan dari 1) Sumber data primer, yaitu siswa kelas II, guru kelas II, kepala sekolah atau pihak lain yang saling berhubungan, 2) Sumber data sekunder meliputi arsip atau dokumen, tes hasil pembelajaran, catatan lapangan dan lembar observasi.

Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif, yaitu kemampuan menulis siswa kelas II yang diambil dengan cara memberikan tes setiap akhir siklus dan data kualitatif, yaitu hasil observasi siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung. Teknik pengumpulan data kualitatif diambil melalui observasi, angket dan dokumentasi. Sedangkan pengumpul-an data kuantitatif diambil melalui tes.

Data kuantitatif ini berupa hasil belajar kognitif yang dianalisis dengan menggunakan teknik statistik diskriptif dengan menentukan mean atau rata-rata kelas. Data kualitatif berupa hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran menulis dengan media buku halus. Serta hasil angket dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana berdasarkan peristiwa yang terjadi sehari-hari dan menjelaskan materi kalimat sederhana tersebut dengan tegas. Guru menulis kembali beberapa kalimat dipapan tulis 15-20 kalimat dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Secara bersama siswa membaca tulisan guru dipapan tulis.

Guru menjelaskan cara mengguna-kan buku halus. Guru memberi waktu pada siswa untuk bertanya. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan kesesuaian huruf dengan bentuk huruf, ukuran huruf dan letak huruf. Siswa menyalin sebagian kalimat yang ditulis guru.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus I diketahui bahwa rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada indikator ini adalah 2,7 dengan persentase sebesar 67% dan proses pembelajaran hasil observasi ke-mampuan guru dalam mengelola pembela-jaran materi menulis kalimat dengan meng-gunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan titik dengan tema liburan dapat diketahui bahwa untuk kegiatan prapembelajaran guru memper-oleh skor 3.

Berdasarkan sebelum siklus I didapat hasil nilai siswa dengan rata-rata 66,19 yang berarti ada kenaikan 32,85% dari sebelum tindakan, setelah siklus I prestasi siswa menjadi 70,95. Dan 42,85% siswa mengalami ketuntasan belajar, sedangkan 57,15 % siswa dalam kualifikasi belum berhasil. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus II. Guru dalam memberikan tindak lanjut dengan memberi PR yang berkaitan dengan tema siklus I.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Guru menjelaskan tentang situasi alam yang terjadi. Guru menulis sebuah kalimat dipapan tulis 20-25 kalimat dan siswa memperhatikan cara guru menulis kalimat. Siswa membaca kalimat yang ditulis guru.

Guru menyuruh siswa menulis kalimat dengan pikiran sendiri tentang apa yang dilihat pada saat keluar ruangan. Siswa latihan menulis kalimat dengan pikiran sendiri. Guru membagikan lembar materi sebuah teks pendek tentang situasi alam. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan kesesuaian huruf dengan bentuk huruf, ukuran huruf dan letak huruf. Siswa membandingkan kembali tulisan siswa dengan tulisan guru.

Guru meminta siswa yang tulisannya sudah sesuai dengan ejaan untuk membantu pada siswa yang tulisannya kurang sesuai, agar termotivasi menulis lebih baik dan rapi. Siswa membandingkan tulisannya dengan tulisan teman selainnya. Guru mengoreksi hasil tulisan siswa.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada siklus II diketahui bahwa siswa pada aktivitas siswa dalam menyiapkan materi pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada aktivitas ini adalah 3,2 dengan persentase sebesar 80% untuk guru dalam proses pembelajaran hasil observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran materi menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan titik dengan tema cuaca dapat diketahui bahwa untuk kegiatan prapembelajaran guru memperoleh skor 3.

Berdasarkan siklus II didapat nilai prestasi siswa dengan rata-rata 77,14 yang berarti ada kenaikan 14,35%. Guru dalam memberikan tindak lanjut kepada siswa cukup mendukung karena guru memberi tugas siswa yang berkaitan dengan tema yang berbeda yaitu lingkungan pada siklus III. Hal ini yang mendorong dilanjutkan pada siklus III.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III

Guru menjelaskan tentang lingkungan dan menulis kalimat dipapan tulis 25-30 kalimat. Siswa memperhatikan cara guru menulis kalimat dan membaca kalimat yang ditulis guru.

Guru membagikan lembar materi sebuah teks pendek dengan tema lingkungan. Guru menyuruh siswa untuk menyalin teks tersebut dengan huruf tegak bersambung pada buku halus. Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan kesesuaian huruf dengan bentuk huruf, ukuran huruf dan letak huruf. Siswa membandingkan kembali tulisan siswa dengan tulisan guru. Guru meminta siswa untuk meneliti tulisannya pada ejaan kalimat dan tanda baca agar mudah dibaca. Siswa membandingkan tulisannya dengan tulisan teman. Guru mengoreksi tulisan siswa dalam menempatkan ejaan dan tanda baca pada buku halus.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran pada siklus III diketahui bahwa siswa pada aktivitas siswa dalam menyiapkan materi pembelajaran nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada aktivitas ini adalah 3,5 dengan persentase sebesar 87,5% untuk guru dalam proses pembelajaran hasil observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran materi menulis kalimat sederhana dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan titik dengan tema hewan dapat diketahui bahwa untuk kegiatan prapembelajaran guru memperoleh skor 4. Dengan demikian, pada siklus III kegiatan dipandang sudah cukup dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Berdasarkan siklus III didapat nilai presentasi siswa dengan rata-rata 91,90 yang berarti ada kenaikan 13,75% dari siklus II.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian ke-mampuan menulis huruf tegak bersambung dengan media buku halus dapat disimpul-kan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan media buku halus dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersam-bung pada pembelajaran menulis kalimat.

2. Dengan menggunakan media buku halus dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis tegak bersam-bung dengan menyesuaikan bentuk huruf, ukuran huruf, dan letak huruf pada kalimat sehingga dapat mengha-silkan tulisan yang rapi dan mudah dibaca.

3. Guru dapat meningkatkan kemampu-annya dalam mengajar pembelajaran menulis kalimat dengan menggunakan media buku halus pada pelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian ke-mampuan menulis huruf tegak bersambung dengan media buku halus dapat disarankan sebagai berikut:

1. Siswa hendaknya berlatih menulis tegak bersambung dengan tekun untuk mencapai hasil yang baik.

2. Alangkah baiknya apabila guru mencoba menerapkan pembelajaran menulis tegak bersambung dengan media buku halus, terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Agar lebih meningkat kualitas pendi-dikan bagi sekolah, sebaiknya sekolah selalu menerapkan pembelajaran menulis tegak bersambung pada setiap mata pelajaran apa saja.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. B, dkk.2000. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Bandung: Penabur Ilmu

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Proses Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Dasiman, Muh.S.Pd,dkk.2006. Mari Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Yudistira.

Djamarah,Bahri.2008. Psikologi Belajar. Banjarmasin: Rineka Cipta

Fromkin, Victoria dan Robert Rodman.1998. An Introduction to Languaage. Edisi Keenam. Fort Worth: Harcourt Brace College Publishers.

Fairclough, N. 2000. Language and Power. Edisi Kedua. New York: Longman.

Faisal, M. Dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

___________ . SISDIKNAS 2010.(Sistem Pendidikan Nasional). Bandung: Citra Umbara

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Karya

Kartadinata, Sunaryo, dkk. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Mauiana.

Kushartanti, dkk. 2009. Pesona Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Santoso, Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka

Sudjana, Nana. 2009.Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Peraturan Perundang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia

Zuchdi, Darmiyati. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS

Sudrajat, Ahmad. 2007.Managemen Pendidikan. Diakses pada tanggal Juni 2010 http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Amelia, Citra. 2007. 6 Langkah Terampil Menulis Huruf Tegak Bersambung. Diakses pada tanggal 27 Juli 2010. www.bukukita.com

Afrom, Ichyatul. 2006. Meningkatkan Kemampuan menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Bangkuang Kabupaten Barito Selatan. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2010. http://karya-ilmiah.um.ac.id

Widyastono, Fendy. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Dengan Menggunakan media Gambar Berseri Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas VI SD Negeri Sambirejo I Tahun Pelajaran 2008/2009. Diakses pada tanggal 6 September 2010. http://etd.eprints.ums.ac.id

Rosidi, Imron. 2009. Pengertian dan Fungsi Menulis. Diakses pada tanggal 4 Juli 2010. http://webcache.googleusercontent.com

Chaplin, Charter. 1997. Kemampuan (ability) . Diakses pada tanggal 15 Juli 2010. http://digilib.petra.ac.id

Wismasastra. 2008. Pengertian Bahasa. Diakses pada 15 Juli 2010 wismasastra.wordpress.com

 

Inoa. 2009. Tulisan Tegak Bersambung. Diakses pada tanggal 24 Agustus 2010. http://inoa99.blogspot.com