PENINGKATAN

KEMAMPUAN MENULIS PETUNJUK

MELALUI PEMANFAATAN

LINGKUNGAN SEKOLAH

SEBAGAI SUMBER BELAJAR

Jumadi

SMP Negeri 1 Kutowinangun

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis petunjuk siswa kelas VIII E semester I tahun pelajaran 2012/2013 SMP Negeri 1 Kutowinangun melalui pemanfaatan lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas tindakan: 1) perencanaan, 2) Aksi/ tindakan, 3) observasi, 4) Refleksi. Hasil pembelajaran pada pra siklus belum mencapai batas nilai ketuntasan yaitu 58,84. Hasil tes pada akhir pembelajaran nilai tuntas baru mencapai 3 orang/9,38%. Dari jumlah siswa kelas VIII E 32 siswa, oleh sebab itu peneliti akan mengadakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas VIII E. Agar pembelajaran bisa tuntas. Perbaikan pembelajaran yang akan peneliti lakukan melalui dua siklus dengan menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Pada siklus pertama telah mengalami kenaikan. Pencapaian ketuntasan 25% atau ada 8 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Walaupun demikian masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria berjumlah 24 siswa. Untuk itu akan dilakukan perbaikan pada siklus ke dua. siklus kedua terjadi kenaikan ketuntasan dilihat dari hasil tes formatif yaitu mencapai 30 siswa atau 93,75% Artinya, penerapan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dilaksanakan mendapat respon positif

Kata kunci: Kemampuan menulis petunjuk, pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar

PENDAHULUAN

Berdasarkan pengamatan awal melalui observasi di kelas VIII E SMP Negeri 1 Kutowinangun bahwa 95% dari jumlah 32 siswa secara umum mampu menulis petunjuk pada situasi tidak resmi. Namun sebagian besar siswa mengalami kesulitan ketika berlangsung pembelajaran menulis. Pada saat menulis petunjuk macet ataupun kesulitan dalam merangkai kata yang satu dengan yang lainnya, siswa kurang terbiasa menulis petunjuk, dalam penguasaan ejaan, tanda baca, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan huruf kapital masih sangat rendah. Untuk itu perlu penanganan serius untuk mengatasi hal tersebut. Masih belum mencapai ketuntasan individu maupun kelompok. Rata-rata nilai menulis petunjuk sesuatu siswa 58,84 hanya 90,625 % siswa yang tuntas. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki keterampilan menulis petunjuk yang masih rendah.

Beberapa kendala di atas tidak boleh dibiarkan karena dapat berdampak pada kualitas proses dan hasil pembelajaran.. Padahal, menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang penting untuk dikuasai mereka. Pentingnya kemampuan menulis atau mengarang diungkapkan oleh Sabarti Akhadiah (2006: 64), bahwa kemampuan menulis atau mengarang perlu dimiliki oleh siswa. Dengan memiliki kemampuan mengarang, siswa dapat mengkomunikasikan ide, penghayatan, dan pengalamannya ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat.

Pemanfaatan lingkungan sekolah dimungkinkan lebih tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran menulis petunjuk melakukan sesuatu. Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan. Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab siswa dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca indranya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut. Misalnya siswa diajak keperpustakaan atau sebuah kantin di kantin siswa memungkinkan untuk mengamati. Dengan mengamati pedagang yang sedang melayani pelanggan, di kantin siswa dapat mengembangkan aspek keterampilannya sebagai bagian dari pengembangan aspek kemampuan menulis petunjuk. Untuk itu peneliti akan meneliti Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Petunjuk dengan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah pada Siswa Kelas VIII E semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun Kebumen Tahun Pelajaran 2012-2013

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan identifikasi permasalahan dalam penelitian sebagai berikut.

1. Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah dapat meningkatkan menulis petunjuk melakukan sesuatu bagi siswa kelas VIII E semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun tahun pelajaran 2012-2013

2. Apakah pemanfaatan lingkungan sekolah dapat meningkatkan kemampuan menulis petunjuk melakukan sesuatu bagi siswa kelas VIII E semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun tahun pelajaran 2012-2013

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Petunjuk Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber belajar Bagi Siswa Kelas VIII E Semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun Tahun Pelajaran 2012-2013

Rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah melalui pemanfaatan lingkungan dapat meningkatkan kemampuan menulis petunjuk?

2. Bagaimana pemanfaatan lingkungan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa bidang studi bahasa Indonesia?

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis petunjuk siswa kelas VIII E semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun.

1) Bagi siswa meningkatkan kemampuan menulis petunjuk dengan pemanfaatan lingkungan

2) Bagi Sekolah memberikan contoh cara pembelajaran yang murah, inovatif, edukatif

KAJIAN PUSTAKA

Menulis Petunjuk

a. Hakekat Menulis menurut Tarigan (Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapar membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.

b. Tujuan Menulis. Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk meng-hasilkan karya tulis.

Hakekat Petunjuk

Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan tentang caramelakukansesuatuperbuatan atau tindakan. (online) http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis

Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran masih berlangsung secara searah. Diasumsikan bahwa pemanfaatan kantin sekolah dapat menjadi media pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar menulis petunjuk melalui pengalaman sendiri. Siswa diminta untuk mengamati penjual. Setelah itu, siswa dapat berinteraksi serta bekerja sama antarsiswa. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, siswa dapat berdiskusi dan saling berdiskusi. Berdasarkan penjelasan dan kelebihan-kelebihan di atas, akhirnya kantin sekolah dipilih. Agar penelitian upaya meningkatkan kemampuan menulis petunjuk dengan pemanfaatan lingkungan sekolah pada siswa kelas VIII E dapat terlaksana dengan tertib.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan bahwa melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan Kemampuan menulis petunjuk bagi siswa kelas VIII E semester 1 SMP Negeri 1 Kutowinangun Tahun pelajaran 2012-2013

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Lokasi dan Subyek Penelitian

Pelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kutowinangun Kebumen dengan subyek Siswa kelas VIII E yang terdiri dari 17 siswa putra dan 15 siswa putri. Pada semester satu tahun pelajaran 2012-2013

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa sumber data. Adapun sumber data penelitian ini berasal dari berikut ini. 1. Metode Dokumentasi untuk mengumpulkan data. 2. Wawan-cara untuk memperoleh data dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis petunjuk.3. Analisis Dokumen Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis petunjuk.4. Metode pengamatan/observasi. untuk mengumpulkan data .5. Metode tes. Dilaksanakan untuk mengumpulkan data penulisan petunjuk.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan keles (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,pengamatan, dan refleksi.

1 . Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan:

1) Pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan jadwal.

c. Pengamatan (observaing), yaitu mengamati proses pembelajaran tersebut digunakan untuk merencana-kan tindak lanjut untuk siklus yang berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksana-an hasil tindakan pada siklus I.

2.   Siklus II

1.   Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b.   Penyiapan skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan (acting), Pelaksanaan program pembela-jaran sesuai dengan jadwal.

a. Pembelajaran penggunaan lingkung sebagai sumber belajar.

2. Pengamatan (observing), penilaian hasil tes serta hasil praktek sehingga diketahui hasilnya.

3. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksana-an hasil tindakan pada siklus II.

Metode Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik tabulasi data secara kuantitatif, yaitu membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus I. Dan siklus II.

HASIL PENELITIAN

Uraian Penelitian secara Keseluruhan

Dari data di atas bisa kita simpulkan bahwa menurut penelitian hasil pembelajaran pada pra siklus belum mencapai ketuntasan. Hal ini terbukti dari hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran jumlah siswa yang mendapatkan nilai tuntas baru mencapai 3 orang/9,375%. Peneliti akan mengadakan perbaikan pembelajaran yang dilakukan di kelas VIII E semester satu SMP Negeri 1 Kutowinangun Kabupaten Kebumen pada pembelajaran Bahasa Indonesia Sub bahasan Menulis Petunjuk agar pembelajaran bisa tuntas. Perbaikan pembelajaran yang akan peneliti lakukan melalui dua siklus dengan menggunakan Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar.

  1. Siklus I a. Data Hasil Prestasi Belajar Siswa

Hasil tes formatif siswa pada siklus I telah mengalami kenaikan yang sangat pesat dari pra siklus. pencapaian ketuntasan 25% atau ada 8 siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Walau demikian masih ada siswa yang belum memenuhi kriteria yang berjumlah 24 atau siswa 75%. Untuk itu akan dilakukan perbaikan pada siklus ke II.

  1. Siklus II

Hasil tes formatif pada siklus II diperoleh gambaran tentang hasil belajar siswa yaitu terjadi kenaikan ketuntasan dilihat dari hasil tes formatif yaitu mencapai 30 siswa atau 93,75% Artinya. Pemanfaatan Lingkungan sebagai sumber belajar yang dilaksanakan mendapat respon positif, siswa bisa memahami dan mengerti tentang menulis petunjuk, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tersebut, siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Melihat angka persentase tersebut menunjukkan telah terjadi peningkatan yang sangat signifikan, melebihi kriteria ketuntasan yang ditentukan yaitu 75%. Peneliti dalam melakukan perbaikan pembelajaran melalui Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar telah tepat sasaran dan terbukti berhasil sukses.

Pada siklus I dan II terjadi peningkatan persentasi prestasi siswa terhadap materi pelajaran menulis petunjuk sebagai berikut: Dari siklus I ke siklus II terdapat kenaikan prestasi. Pada siklus I ketuntasan belajar mencapai 25% dan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 93,75%.

Rekapitulasi persentase hasil tes formatif pra siklus, siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa pada setiap siklus terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebagai berikut:

1. Dari Pra Siklus ke siklus I peningkatannya 15%

2. Dari siklus I ke siklus II naik 68,75%

Penjelasan Per Siklus

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Perencanaan. Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat, peneliti menetapkan dan menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran beserta alternatif tindakan yaitu pembelajaran melalui Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Pelaksanaan. Pertemuan pertama 1).Kegiatan awal

Peneliti melakukan pra pembelajaran seperti, mengabsen kehadiran siswa. 2). Kegiatan inti

Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan peneliti dengan penuh perhatian. Sesuai dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, peneliti mengajak siswa untuk melakukan pengamatan lingkungan sekolah terutama kantin sekolah.

Observasi. Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan observasi terfokus yang secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek tertentu dari pembelajaran.

Refleksi. Dari pembelajaran yang dilaksanakan ditemukan keunggulan yaitu Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar memang mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Pemanfaatan waktu dilakukan dengan maksimal.

2. Siklus II

Perencanaan. Berdasarkan refleksi siklus kedua yang telah dibuat, peneliti menetapkan dan menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran beserta alternatif tindakan yaitu pembelajaran melalui menulis petunjuk melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

Kegiatan inti. Siswa dan peneliti menyiapkan semua alat dan bahan untuk praktik di lingkungan sekolah. Setelah semuanya siap, peneliti mendemonstrasikan cara kerja pada siswa. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang sedang dipelajari. Siswa diminta untukmengamati pedagang, sebagai bahan menulis petunjuk.

Kegiatan akhir. Peneliti dan siswa membahas hasil pengamatan yang dilakukan, dan peneliti memberikan penghargaan pada kelompok dengan kinerja baik. Siswa menarik suatu kesimpulan dengan bimbingan peneliti. Diakhir pembelajaran siswa diberi tugas untuk membawa perlengkapan untuk bahan praktik selanjutnya.

Observasi. Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan observasi terfokus yang secara khusus ditujukan untuk mengamati aspek tertentu dari pembelajaran. Aspek yang akan diamati adalah partisipasi siswa, respon siswa dalam menjawab pertanyaan dan keaktifan siswa melakukan persentasi.

Refleksi. Pada akhir siklus kedua diperoleh data peningkatan prestasi belajar sesuai yang di harapkan pada kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan kalau pembelajaran telah berhasil karena sudah melebihi kriteria yaitu angka ketuntasan siswa mencapai 30 orang atau 93,75%

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menulis petunjuk dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Kutowinangun semester I tahun pelajaran 2012- 2013. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut.

1. Pembahasan Pra Siklus I

a). Hasil Belajar

Pada awalnya siswa kelas VIII E, nilai rata- rata pelajaran Bahasa Indonesia rendah khususnya pada Materi Menulis Petunjuk. Yang jelas salah satunya disebabkan karena luasnya kompetensi yang harus dikuasainya. Sebelum dilakukan tindakan guru memberi tes. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 32 siswa terdapat 3 atau 9,38 % yang baru mencapai ketuntasan belajar dengan skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan 29 siswa atau 90,625% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal untuk kompetensi dasar Menulis Petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif yang telah ditentukan yaitu sebesar 75. Sedangkan hasil nilai pra siklus I terdapat nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 51, dengan rata-rata kelas sebesar 63.

b)   Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena tidak diberi respon yang menantang. Siswa masih bekerja secara individual, tidak tampak kreatifitas siswa maupun gagasan yang muncul. Siswa terlihat jenuh dan bosan tanpa gairah karena pembelajaran selalu monoton.

2. Pembahasan Siklus I

Hasil Tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut:

a). Hasil Belajar

Dari hasil tes siklus I, menunjukkan bahwa hasil yang mencapai nilai A (sangat baik) adalah 2 siswa (06,25%), sedangkan yang mendapat nilai B (baik) adalah 6 siswa atau (19 %), sedangkan dari jumlah 32 siswa yang masih mendapatkan nilai C (cukup) sebanyak 4 siswa (12,5 %) , sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) ada 16 siswa (50%), sedangkan yang mendapat nilai E (sangat kurang) 4 siswa atau (12,5 %)

Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 32 siswa terdapat 8 atau 25% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 24 siswa atau 75% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 51, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63.

b). Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan. Hasil antara kondisi awal dengan siklus I menyebabkan adanya perubahan walau belum bisa optimal, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil refleksi siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran tersebut siswa mengalami peningkatan baik dalam mencapai ketuntasan belajar. Nilai rata – rata kelas ada kenaikan sebesar 15,62 % . Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena ada sebagian siswa berpandangan bahwa kegiatan yang bersifat kelompok , penilaiannya juga kelompok.

3. Pembahasan Siklus II

Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut:

a). Hasil Belajar

Dari pelaksanan tindakan siklus II dapat diketahui bahwa yang mendapatkan nilai sangat baik (A) adalah 81 % atau 26 siswa, sedangkan yang mendapat nilai baik (B) adalah 12 ,5% atau 4 siswa. Dan yang mendapat nilai C (cukup) adalah 6,25 % atau sebanyak 2 siswa. Sedangkan yang mendapat nilai D (kurang) 0 % atau E (sangat kurang) 0 % atau . Sedangkan nilai rata-rata kelas 92.

b). Proses Pembelajaran

Dengan melihat perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II ada peningkatan yang cukup signifikan. Dari sejumlah 32 siswa masih ada 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan, hal ini memang siswa tersebut harus mendapatkan pelayanan khusus, di sisi lain tetap bergairah dalam belajar. Sedangkan ketuntasan ada peningkatan dibandingkan pada siklus I

KESIMPULAN

Kesimpulan

Berdasarkan temuan dan hasil-hasil yang diperoleh, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menulis petunjuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar Tahun Pelajaran 2012/2013, pada akhir siklus I, berdasarkan ketuntasan belajar berhasil meningkatkan kemampuan menulis petunjuk dari sejumlah 32 siswa terdapat 8 atau 25% yang sudah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 24 siswa atau 75% belum mencapai ketuntasan. hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 85, nilai terendah 51, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63), sedangkan pada siklus II data tersebut di atas diketahui bahwa siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 30 siswa (93,75%) yang berarti sudah ada peningkatan. Secara umum dari hasil pengamatan dan tes sebelum pra siklus, hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran menulis petunjuk dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dapat meningkatkan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia.

Saran

Sehubungan pada pembelajaran di atas, dalam pelaksanaan perbaikan tindakan kelas di sarankan pula agar sekolah meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan menulis petunjuk dasar mengajar melalui pelatihan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Andrias Harefa. 2008. Agar Menulis-Menulis Bisa Gampang. Jakarta: Gramedia.

Burhan Nurgiyantoro. 2008. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Cipta Loka Caraka. 2005. Teknik Menulis. Yogyakarta: Kanisius.

Dahar, R.W. 2010 Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdikbud. 2008. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2008. Penelitian Tindakan (ActionResearch). Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.