PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK MENENDANG SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN 2 NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Bambang Supriyanto

SDN 2 Ngawen, Kec. Ngawen, Kab. Blora

 

ABSTRAK

Penggunaan modifikasi alat bantu tersebut adalah untuk mengatasi rendahnya penguasaan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa. Dengan modifikasi alat bantu ini siswa akan dengan mudah mengikuti pembelajaran keterampilan gerak menendang sepak bola, karena keaktifan siswa akan dikembangkan sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru. Alat bantu dikatakan baik apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk merubah pengetahuan, pengertian, pendapat, dan konsep-konsep, mengubah sikap dan persepsi serta menanamkan tingkah laku atau kebiasaan yang baru, selain itu, alat bantu harus efisien dan efektif dalam penggunaannya yaitu memberikan hasil guna yang ditinjau dari segi pesan dan kepentingannya, serta alat bantu harus komunikatif, yaitu bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga siswa mudah menerima pelajaran dari guru. Pada pra siklus, 24 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 57%. Jadi masih ada 43% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah. Pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 24 siswa dari 35 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai mencapai 78% yang artinya jadi masih ada 7 siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 35 siswa dari 35 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan meningkat menjadi 100% semua sudah mencapai nilai sesuai dengan KKM.

Kata kunci: sepak bola, modifikasi alat bantu

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar oleh guru hendaknya dilakukan dengan memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, sehingga akan mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri. Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh pada keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Hasil belajar siswa SD Negeri 2 Ngawen masih rendah, terbukti, hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari 35 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan, baru 13 siswa (59%) yang telah dapat melakukan gerakan menendang sepak bola dengan baik dan benar dan sisanya 9 siswa (41%) masih belum menguasai gerakan tersebut dengan baik dan benar. Kondisi demikian apabila dibiarkan akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Hal tersebut menunjukkan adanya suatu permasalahan yang harus dicari jalan keluarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan semacam tindakan yang dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu tindakan untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen.

 

Identifikasi Masalah

1)    Pembelajaran Penjasorkes masih kutang berjalan lancar, sehingag siswa masih kurang bisa menerapkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V Semester I tahun Pelajaran 2018/2019.

2)    Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes masih belum menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi gerak menedang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa Kelas V Semester I SDN 2 Ngawen

3)    Teknik dan metode yang digunakan guru dalam mengajar belum sepenuhnya dipahami oleh siswa dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan khususnya materi sepak bola.

Batasan Masalah

1.     Penggunaan model modifikasi alat bantu dapat meningkatkan kualitas keterampilan gerak menendang sepak bola dan hasil belajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan pada materi permainan sepak bola siswa Kelas V Semester I SDN 2 Ngawen

2.     Menjelaskan teknik dan metode model modifikasi alat bantu dengan sejelasnya kepada siswa.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menendang bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Ngawen Semester I, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut: “untuk meningkatkan keterampilan gerak menendang sepak bola melalui modifikasi alat bantu pada siswa kelas V Semester I SD Negeri 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2018/2019”

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:

Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat member sumbangan pemikiran bagi pengguna model pembelajaran gerak menendang melalui modifikasi alat bantu, sehingga dapat menambah khasanah keilmuan pada kebermanfaatannya.

Manfaat Praktis

Guru sebagai sumber informasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa memiliki kompetensi yang diajarkan dan sebagai solusi bagi guru untuk mengatasi kejenuhan dan membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran Penjasorkes.

 

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Sepak bola merupakan permainan beregu yang biasa disebut kesebelasan, karena tiap-tiap regu terdiri atas sebelas pemain dan salah satunya penjaga gawang. Tujuan permainan sepak bola adalah pemain dapat memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri, agar tidak kemasukan bola dari lawan. Kesebelasan sepak bola dinyatakan menang apabila dapat memasukkan bola terbanyak ke gawang kesebelasan lawan, akan tetapi, jika kedua kesebelasan memasukkan bola dengan jumlah sama, permainan ini dinyatakan seri atau draw. (Mulyaningsih. 2010:7).

Sepak bola merupakan olahraga permainan yang sudah dimainkan sejak lama di berbagai negara, meskipun menggunakan istilah yang berbeda, semua permainan itu memiliki tujuan yang sama, yaitu permainan yang dimainkan oleh dua tim dan tiap tim berusaha memainkan bola dan menjaga bola agar tidak direbut oleh tim lawan dan berusaha memasukkan bola ke dalam jaring atau gawang lawan. Rangkaian gerakan permainan sepak bola meliputi gerakan passing, shooting, stoping, dan heading. Passing dengan kaki bagian dalam adalah salah satu gerak yang termasuk ke dalam gerak menendang. Gerak menendang menurut fungsinya terbagi menjadi 4, yaitu memberikan (passing), menembakkan (shooting), menghentikan (stoping), dan menyundul (heading).

Menendang dengan Kaki Bagian Dalam Latihan menendang dengan kaki bagian dalam menurut Solihin (2010: 66) dapat digunakan untuk melakukan operan dan melakukan tendangan ke gawang. Gerak yang dapat dilakukan untuk melatih gerak menendang bola dengan kaki bagian dalam misalnya latihan perkenaan dengan bola diam di tanah. Gerak menendang dengan bola diam dilakukan seperti berikut:

Hakekat Belajar

Dalam hal ini belajar adalah suatu proses yang dilandasi dengan perubahan pada diri siswa dan perubahan itu merupakan hasil belajar yang melibatkan segi jasmani dan rohani yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan tingkah laku serta semua aspek yang ada dalam individu. Menurut paham Progresivisme Jhon Dewey (Pahyono, 2004: 4).

Penelitian yang Relevan

Para siswa kebanyakan masih sulit untuk menerima penjelasan dari guru yang bersifat informasi saja dan selanjutnya hanya diberikan tugas secara individu, sehingga jika keadaan ini bila dikembangkan terus-menerus siswa akan sulit untuk memahami konsep dan hasil belajar menjadi buruk.

Melihat keadaan tersebut diatas maka guru sekaligus sebagai peneliti dengan bantuan untuk menjadi pengamat yang sekaligus sebagai komentator setiap tindakan yang dilakukan peneliti mulai dari Rencana Pembelajaran, Persiapan, Kegiatamn Awal, Inti dan akhir. Dari hasil pengamatan teman sejawat ini maka peneliti melakukan pelaksanaan tindakan yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua tahapan atau dua siklus.

Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan di kelas ini yang dilakukan di Kelas V SDN 2 Ngawen memberikan manfaat bagi perorangan/institusi sebagai berikut; bagi guru dengan penelitian tindakan kelas ini guru secara berangsur-angsur dapat menemukan strategi dan teknik pembelajaran yang bervariasi. Bagi siswa, dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara berkelompok.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar. Contoh alur kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis Penleitian

Berdasarkan permasalahan dan pembahasan teori, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Diduga penggunaan model modifikasi alat bantu dapat meningkatkan kualitas keterampilan gerak menendang sepak bola dan hasil belajar Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan pada materi permainan sepak bola siswa Kelas V Semester I SDN 2 Ngawen.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN 2 Ngawen, Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Adapun dipilihnya kelas tersebut sebagai tempat penelitian dikarenakan alasan sebagai berikut: Peneliti adalah guru Mapel Penjasorkes di Kelas V SDN 2 Ngawen sehingga memudahkan penelitian, Ada kesesuain anatra materi dengan keadaan siswa kelas V.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tahapan Pra siklus dilaksanakan tanggal 22 Agustus 2018 Siklus I dilaksanakan tanggal 7 September 2018 dan Siklus II dilaksanakan tanggal 5 Oktober 2018.

Subjek Penelitian

Subjek Penelitian dilakukan di Kelas V dimana jumlah siswa terdiri dari 35 siswa dengan perbandingan 12 putri dan 23 putra.

Sumber Data

Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru mapel penjasorkes yaitu peneliti sendiri dan siswa Kelas V semester I tahun 2018/2019 SDN 2 Ngawen Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.

Jenis Data

Jenis data penelitian ini meliputi:

Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang diambil dari hasil observasi tentang kegiatan pembelajaran guru dan keaktifan belajar siswa dalam mengikuti materi pembelajaran.

 

 

Datakuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang sifatnya terukur yang dinyatakan dengan angka-angka. Data diambil dari hasil belajar siswa yang berhubungan dengan materi pembelajaran PEndidikan Jasmani Dan Kesehatan tentang gaya magnit

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap: siklus I dan siklus II. Di mana setiap tahapan siklus tersebut masing-masing melalui empat proses yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dalam melaksanakan penelitian Pra Siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut: hasil penelitian Pra Siklus yaitu hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 67,73 dengan ketuntasan baru mencapai 59% sehingga yang belum tuntas 41%.

Siklus I

Rekapitulasi Nilai Silkus I Mata Pelajaran Penjasorkes

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

0

0%

55-64

0

0%

65-74

7

20%

75-84

15

43%

85-94

9

26%

95-100

4

11%

 

Siklus II

Rekapitulasi Nilai Siklus II Mata Pelajaran Penjasorkes

Nilai

Frekuensi

Prosentase

35-44

0

0%

45-54

0

0%

55-64

0

0%

65-74

0

0%

75-84

6

17%

85-94

18

51%

95-100

11

31%

 

Pengamatan

Pada Siklus II tampak adanya perubahan-perubahan yaitu siswa mulai mampu mengikuti kelompok secara merata. Hal ini ditunjukkan adanya:

1.     Pada saat pembelajaran berlangsung, hampir semua siswa sudah aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran sudah menggunakan alat peraga.

2.     Siswa mampu mengerjakan pertanyaan yang disampaikan guru

3.     Penyampaian materi sudah baik, terbukti hasil pembelajaran yang setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hasil rata-rata kelas, Pra Siklus: 67,73, Siklus I adalah 71,36 dan Siklus II adalah 84,09.

Refleksi

Pada pembelajaran siklus II tampak adanya perubahan lagi yaitu siswa mulai mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan baik, sehingga hampir semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran guru harus bisa mengajak siswa untuk aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Alat peraga harus dioptimalkan penggunaanya supaya pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Keberhasilan dan Kegagalan

Dari hasil evaluasi siklus II sudah menunjukkan adanya pencapaian ketuntasan 35 siswa telah mencapai tingkat ketuntasan 100%. Namun masih ada 0 siswa atau 0% yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar.

Pembahasan

Pra Siklus

Pada pra siklus, 7 siswa memperoleh nilai diatas 75 atau lebih dan ketuntasan mencapai 57%. Jadi masih ada 43% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM sekolah.

Siklus 1

Pada siklus 1, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 28 siswa dari 35 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan secara klasikal mencapai mencapai 80% yang artinya jadi masih ada 20% siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM.

 Siklus 2

 Pada siklus 2, siswa yang memperoleh nilai diatas 75 mencapai 35 siswa dari 35 siswa yang ada. Ini berarti prosentase ketuntasan meningkat menjadi 100% semua sudah mencapai nilai sesuai dengan KKM.

Ketuntasan Belajar Penjasorkes

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1.

Tuntas

57%

80%

100%

2.

Tidak Tuntas

43%

20%

0%

 

 

 

 

 

Perbandingan Ketuntasan Nilai Pra Siklus, Siklus I, dan II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata-rata

Jumlah siswa

Persen tase

Tnts

Blm

Tnts

Blm

Tnts

Blm

67,73

24

11

57%

71,36

28

7

80%

84,09

35

0

100%

 

Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus I nilai rata-rata hanya 67,73, Siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,36, dan Siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 84,09. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra Siklus hanya 57%, Siklus I menjadi 80% dan Siklus II 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

Manfaat dari cara ini adalah pelajaran lebih hidup, tidak hanya abstrak secara verbal belaka, siswa dapat memperhatikan melalui visualisasi atau terkaannya dan disaat mendapat penjelasan/ulasan maka timbul dialog dalam dirinya antara lain apa yang diduga atau dipikirkan dengan penjelasan tersebut. Suasana kelas tidak berpusat pada guru melainkan kepada bahan pelajaran.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Penggunaan model pembelajaran cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan siswa Kelas V SDN 2 Ngawen

Beberapa indikator terjadinya peningkatan kualitas proses belajar mengajar tersebut adalah:

a)    Keterlibatan siswa dalam permainan sepak bola secara aktif

b)    Peningkatan kerja sama dalam team dan tidak tampak sikap individual.

2.     Penggunaan metode pembelajaran modifikasi alat bantu dapat meningkatkan kualitas hasil belajar sepak bola siswa Kelas V SDN 2 Ngawen

3.     Pemberian lembar kerja tiap kelompok ternyata dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep materi Sepak Bola.

4.     Pujian atau penguatan ternyata mampu meningkatkan hasil belajar.

Saran

Beberapa saran yang diajukan terkait dengan hasil pembelajaran (kesimpulan) diatas adalah:

5.     Perlu dilakukan penelitian tindakan sejenis untuk materi/kosep mata pelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang lain atau menerapkan model pembelajaran yang paling cocok untuk materi terkait.

6.     Guru lebih kreatif dalam memberikan latihan-latihan pada lembar kerja pada setiap proses kegiatan belajar mengajar.

7.     Dalam memberikan pujian atau penguatan, guru harus melihat situasi atau kondisi yang terjadi pada kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menumbuhkan kompetensi antar siswa khususnya dalam prestasi.

DAFTAR PUSTAKA

Johson, D.W., dan Johnson, R.T., 1989. Cooperative and Competitive: Theory and Researc. Edina, WN: Interaction Book Co.

Lundgren, L., 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. New York: MC. Millan/MC. Graw – Hill.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Masscochusets: Allyn and Bacon Publisher.

Sulistyorini, Sri. 1999. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Lembaran Ilmu Pengetahuan. No. 1- tahun XXVIII-1999-11-19. Semarang: IKIP Semarang.

Winata Putra, Udin. S. [et.al]. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.