Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Menyusun RPP Melalui Workshop
PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU KELAS I DAN KELAS IV DALAM MENYUSUN RPP TEMATIK KURIKULUM 2013
MELALUI WORKSHOP DI KKG DABIN III GUGUS SULTAN AGUNG KEC. KAYEN KAB. PATI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
Agus Imam Santoso
KKG Dabin III Gugus Sultan Agung Kec. Kayen Kab. Pati
ABSTRAK
Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 melalui Workshop di KKG Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Penelitian ini dilakukan terhadap guru kelas I dan kelas IV Dabin III Gugus Sultan Agung pada bulan Agustus sampai November 2017. Tahapan penelitian terdiri atas 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan guru kelas I dan kelas IV Dabin III Gugus Sultan Agung setelah dilakukan supervisi workshop di KKG pada 2 (dua) siklus. Bahwa Guru kelas I mencapai 53,5% dengan kriteria Cukup, kemudian pada siklus I mengalami sedikit peningkatan sebesar 65% atau naik 11,5%, dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai skor 83,7% dengan kriteria Baik Sekali atau naik 18,7%. Sedangkan untuk guru kelas IV mencapai 55,2% dengan kriteria Cukup, kemudian pada siklus I mengalami sedikit peningkatan sebesar 63,5% atau naik 8,3%, dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai skor 84,1% dengan kriteria Baik Sekali atau naik 20,6%.
Kata Kunci: peningkatan, guru kelas 1 dan kelas 4, keterampilan menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013, workshop di KKG
PENDAHULUAN
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi, pengembangan kurikulum 2013 diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik dan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013 ditetapkan menjadi alat penyelenggara pendidikan pertama kali pada tahun ajaran 2013/2014. Sebagai suatu konsep kurikulum baru, kurikulum ini tidak dapat diterapkan dengan universal dan cepat, sehingga masih sedikit sekolah yang menerapkan kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 untuk tingkat SD/MI yang mulai diterapkan Juli 2013 menggunakan metode pembelajaran tematik integratif. Dalam metode tematik integratif, materi ajar disampaikan dalam bentuk tema-tema yang mengintegrasikan seluruh mata pelajaran. Kompetensi dari berbagai mata pelajaran diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Pada masing-masing kelas akan disediakan banyak tema. Umumnya tiap tingkatan kelas mempunyai delapan tema berbeda. Tema yang sudah dipilih itu harus selesai diajarkan dalam jangka waktu satu tahun. Guru diberi kewenangan untuk memilih teknis pengajaran maupun durasi pembelajaran satu tema.
Peranan guru berkenaan dengan perencanaan kurikulum adalah guru membuat perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran maksudnya adalah membuat persiapan pembelajaran. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa jika tidak mempunyai persiapan pembelajaran yang baik, maka peluang untuk tidak terarah terbuka lebar, bahkan mungkin cenderung untuk melakukan improvisasi sendiri tanpa acuan yang jelas.
Pembelajaran dalam tataran idealnya harus direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai oleh seorangguru serta diawasi oleh kepala sekolah. Namun, dalam praktiknya di lapangan hal ini yang tidak begitu diperhatikan oleh guru. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Dabin III dapat disimpulkan bahwa kegagalan guru untuk membuat siswa itu belajar disebabkan karena faktor guru itu sendiri dan pengawasan kepala sekolah dan pengawas terhadap kinerja dari seorang guru yang bersifat instruksi bukan bersifat bimbingan atau bantuan. Sedangkan dari keterangan guru dapat disimpulkan bahwa, guru bingung ketika harus merumuskan RPP karena mata pelajaran yang diajar berbeda dengan latar belakang pendidikannya dan guru biasanya tinggal mengambil atau copy-paste dari internet.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dipandang perlu untuk mengadakan workshop peningkatan keterampilan guru-guru SD Negeri Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui KKG. Keberadaan KKG sebagai wadah atau forum profesional guru di gugus sekolah,kecamatan maupun di tingkat kabupaten/kota memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui revitalisasi dan pemberdayaan KKG diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih efektif, bermutu, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional
Program workshop melalui KKG berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pembatasan masalah pada penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 melalui Workshop di KKG Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah diuraiakan di atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Apakah melalui Workshop di KKG dapat meningkatkan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 di Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018? (2) Bagaimana implementasi pelaksanaan Workshop di KKG dalam meningkatkan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 di Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018?
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 melalui Workshop di KKG Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018. (2) Untuk mengetahui implementasi pelaksanaan Workshop di KKG dalam meningkatkan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 di Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Kurikulum 2013
Dalam hal ini Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics baik dalam bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across learners (Loeloek Endah Poerwati, 2013: 28).
Inti dari Kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-instegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis karakter dan kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
Keterampilan Guru dalam Menyusun RPP Kurikulum 2013
Keterampilan berarti kecakapan untuk menyelesaikan tugas (Hasan Alwi, 2005:1180). Menurut Reber sebagaimana dikutip Syah (1996:118), menyatakan bahwa keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Definisi guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan Sardiman (2011:125) mendefinisikan bahwa guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar- mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial.
Dengan demikian, keterampilan guru mengajar dapat diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan yang berhubungan dengan kompetensi seorang guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah untuk mengembangkan potensi-potensi peserta didik dan mencapai suatu tujuan dalam pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013
Permendiknas No. 103 tahun 2014 menyatakan, “Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar dalam beberapa pertemuan yang mengacu pada standar isi, standar kelulusan dan telah dijabarkan dalam silabus.â€
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 dilakukan oleh guru berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan yang tertera pada Permendikbud No.103 tahun 2014 dan pelaksanaannya menerapkan pendekatan saintifik, pembelajaran tematik integratif dan penilaian autentik. (Kemendikbud, 2013:120). Hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam mendesain pembelajaran Kurikulum 2013 meliputi mengorganisasikan tema, mengumpulkan bahan dan sumber, merancang kegiatan saintifik dan projek serta menyusun skenario pembelajaran dengan langkahlangkah mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. (Ibnu Hajar, 2013:58).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah suatu upaya menyusun perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah.
Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok Kerja Guru, adalah suatu organisasi profesi guru yang bersifat non struktural yang dibentuk oleh guru-guru di Sekolah Dasar, di suatu wilayah atau gugus sekolah wahana untuk saling bertukar pengalaman guna meningkatkan kemampuan guru dan memperbaiki kualitas pembelajaran.
Dari pengertian tersebut di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa kelompok kerja guru adalah ajang perkumpulan untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar sehingga guru tersebut lebih profesional dan meningkatkan mutu dari proses pembelajaran itu sendiri.
Menurut Supriadi (1998: 240), penyusun program gugus dan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang kurang jelas, pembiayaan dan sarana prasarana yang kurang mendukung, tingkat kebersamaan diantara guru dirasakan kurang mendukung, waktu pelaksanaan sedikit, kurang tepat memilih penguru, sehingga KKG menjadi lesu, programnya menjadi kegiatan yang rutin, tidak bervariasi dan mengakibatkan kejenuhan, pertemuan-pertemuan tidak menghasilkan sesuatu yang konkkrit yang bermanfaat bagi anggota, anggota dan pengurus belum dapat mengidentifikasikan permasalahan lapangan sehari-hari.
Kerangka Pemikiran
Kurikulum 2013 untuk tingkat SD/MI yang mulai diterapkan Juli 2013 menggunakan metode pembelajaran tematik integratif. Mengacu pada hal tersebut, guru diharapkan mampu melakukan persiapan pembelajaran, baik menyangkut materi pembelajaran maupun kondisi psikis dan psikologis yang kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Satuan pendidikan yang guru-gurunya belum mampu membuat perencanaan pembelajaran diantaranya adalah guru kelas I dan IV yang berada pada Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Hampir semua guru-guru kelas I dan IV yang berada pada Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati belum mampu membuat perencanaan pembelajaran tematik integratif dalam kurikulum 2013.
Pembelajaran dalam tataran idealnya harus direncanakan, dilaksanakan, dan dinilai oleh seorangguru serta diawasi oleh kepala sekolah. Namun, dalam praktiknya di lapangan hal ini yang tidak begitu diperhatikan oleh guru. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah Dabin III Gugus Sultan Agung dapat disimpulkan bahwa kegagalan guru untuk membuat siswa itu belajar disebabkan karena faktor guru itu sendiri dan pengawasan kepala sekolah dan pengawas terhadap kinerja dari seorang guru yang bersifat instruksi bukan bersifat bimbingan atau bantuan. Sedangkan dari keterangan guru dapat disimpulkan bahwa, guru bingung ketika harus merumuskan RPP karena mata pelajaran yang diajar berbeda dengan latar belakang pendidikannya dan guru biasanya tinggal mengambil atau copy-paste dari internet.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan deskripsi teoritis yang telah dikemukakan di atas, hipotesis penelitian ini sebagai berikut. Ada peningkatan keterampilan guru Kelas I dan Kelas IV dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 melalui Workshop di KKG di Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2017/ 2018.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SD Negeri Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati yang meliputi SDN Sumbersari 02, SDN Slungkep 01, SDN Slungkep 02, SDN Beketel 01, SDN Beketel 02, SDN Durensawit 02, dan SDN Jimbaran 01. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2017. Subyek penelitian Pengawas SD dan guru-guru kelas I dan IV Dabin III Gugus Sultan Agung. Pengawas SD dengan tindakan supervisi, sedangkan guru guru-guru kelas I dan IV Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui supervisi melalui workshop di KKG:
1. Mensupervisi guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013.
2. Pengamatan pembelajaran di kelas, untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan penelitian terutama proses penyusunan RPP.
Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan sekolah ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan keterampilan dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan keberhasilan proses penyusunan RPP yang dilakukan guru kelas mencapai 80% dengan kategori penilaian baik.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto dkk. Prosedur ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Keempat kegiatan tersebut saling terkait dan secara urut membentuk sebuah siklus. Penelitian Tindakan Sekolah merupakan penelitian yang bersiklus, artinya penelitian dilakukan secara berulang dan berkelanjutan sampai tujuan penelitian dapat tercapai.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Berdasarkan hasil observasi terhadap guru-guru SDN Dabin III Gugus Sultan Agung pada tahun ajaran 2016/ 2017, ditemukan adanya guru-guru yang belum mampu melakukan penyusunan RPP yang benar sesuai dengan instrumen Kurikulum 2013. Satuan pendidikan yang guru-gurunya belum mampu membuat perencanaan pembelajaran diantaranya adalah guru kelas I dan IV yang berada pada Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Hampir semua guru-guru kelas I dan IV yang berada pada Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati belum mampu membuat perencanaan pembelajaran tematik integratif dalam kurikulum 2013. Guru-guru masih bingung ketika harus merumuskan RPP karena mata pelajaran yang diajar berbeda dengan latar belakang pendidikannya dan guru biasanya tinggal mengambil atau copy-paste dari internet.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dipandang perlu untuk mengadakan workshop peningkatan keterampilan guru-guru SD Negeri Dabin III Gugus Sultan Agung Kec.Kayen Kab.Pati dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) melalui KKG. Keberadaan KKG sebagai wadah atau forum profesional guru di gugus sekolah,kecamatan maupun di tingkat kabupaten/kota memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga guru lebih profesional. Melalui revitalisasi dan pemberdayaan KKG diharapkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru di kelas dapat terpecahkan sehingga proses pembelajaran lebih efektif, bermutu, dan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional
Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil observasi kunjungan sekolah pada kelas I dan kelas IV terhadap kegiatan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 terdapat ketercapaian kemampuan pada setiap indikator dan besarnya prosentase pencapaian kemampuan pada setiap aspek.
Dari laporan hasil pengamatan, dapat dijelaskan hasil observasi peneliti dibantu dengan kolega diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah di SDN Sumbersari 02 untuk kelas I mencapai skor 20 dengan prosentase 55,6% dan kelas IV mencapai skor 21 dengan prosentase 58,3% dengan masing-masing kriteria penilaian Cukup artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses penyusunan RPP K13 cukup dan skor tertinggi di SDN Slungkep 02 untuk kelas I mencapai skor 25 dengan prosentase 69% dan kelas IV mencapai skor 27 dengan prosentase 75% dengan masing-masing kriteria penilaian Baik artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses penyusunan RPP K13 baik. Hasil nilai rata-rata mencapai skor 23,3 dengan prosentase 64,8% dengan kriteria penilaian Cukup.
Deskripsi Hasil Pelaksanaan Siklus II
Hasil observasi kunjungan sekolah pada kelas I dan kelas IV terhadap kegiatan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 terdapat ketercapaian kemampuan pada setiap indikator dan besarnya prosentase pencapaian kemampuan pada setiap aspek pada siklus II dapat dilihat pada laporan berikut ini.
Dari hasil pengamatan, dapat dijelaskan hasil observasi peneliti dibantu dengan kolega diperoleh gambaran bahwa hasil siklus I total skor terendah di SDN Sumbersari 02 untuk kelas I mencapai skor 28 dengan prosentase 77,8% dan kelas IV mencapai skor 30 dengan prosentase 83,3% dengan masing-masing kriteria penilaian Baik dan Baik Sekali artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses penyusunan RPP K13 Baik dan skor tertinggi di SDN Slungkep 02 untuk kelas I mencapai skor 33 dengan prosentase 91,7% dan kelas IV mencapai skor 30 dengan prosentase 83,3% dengan masing-masing kriteria penilaian Baik Sekali artinya bahwa tingkat pelaksanaan proses penyusunan RPP K13 Sangat Baik. Hasil nilai rata-rata mencapai skor 30 dengan prosentase 83,9% dengan kriteria penilaian Baik Sekali.
Pembahasan
Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan di Dabin III Gugus Sultan Agung Kecamatan Kayen Kabupaten Pati yang terdiri dari 7 SD Negeri yaitu SDN Sumbersari 02, SDN Slungkep 01, SDN Slungkep 02, SDN Beketel 01, SDN Beketel 02, SDN Durensawit 02, SDN Jimbaran 01 dan dilaksanakan dalam dua siklus. Ketujuh SDN yang ditunjuk hanya guru kelas I dan kelas IV tersebut menunjukkan sikap yang baik dan termotivasi dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 dengan lengkap. Hal ini peneliti ketahui dari hasil pengamatan pada saat melakukan wawancara dan bimbingan penyusunan RPP Kurikulum 2013 melalui workshop di KKG.
Dalam pelaksanaan tindakan perbaikan pada siklus I ditemukan beberapa masalah dalam peningkatan keterampilan guru dalam menyusun RPP Kurikulum 2013 diantaranya: (1) Guru masih minim terhadap penguasaan materi tiap mata pelajaran yang diampu; (2) Guru belum memahami betul cara mengaplikasikan RPP Kurikulum 2013 secara benar sesuai dengan urutan cara penerapannya; (3) Guru masih terfokus pada buku peganggan guru selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, belum mampu untuk menambah wawasan dari media pembelajaran yang lain misalnya dari buku majalah, internet, atau media lainnya; (4) Guru belum memahami betul cara mengaplikasikan penilaian dari tugas yang telah diberikan pada siswa. Hasil yang dicapai dari Siklus I kualitas RPP Kurikulum 2013 hanya mencapai skor 23,2 dengan prosentase 64,8% dengan kriteria penilaian cukup. Hal ini diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu siklus II untuk mencapai indikator yang ditetapkan dengan kualitas RPP Kurikulum 2013 mencapai 80% dengan kriteria penilaian baik.
Dari permasalahan tersebut ditambahkan data penyusunan RPP Kurikulum 2013 guru, kolega dan peneliti merencanakan langkah-langkah perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II, yaitu: (1) Peneliti akan lebih memberikan pengarahan dan menekankan kembali kepada guru-guru kelas untuk lebih mempersiapkan materi pelajaran yang akan siapkan dalam penyusunan Silabus dan RPP Kurikulum 2013; (2) Peneliti akan memberikan pengarahan cara mengaplikasikan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreati; (3) Peneliti akan memberikan masukan untuk memperluas wawasan dari internet yang cocok dalam setiap materi yang akan diajarkan; (4) Peneliti akan memberikan masukan dan contoh dalam membuat pedoman penilaian dari tugas-tugas yang diberikan pada siswa. Hasil yang dicapai dari perbaikan pada siklus II ini sangat baik hal ini terlihat dari hasil pengamatan kegiatan proses peyusunan RPP Kurikulum 2013 dengan kualitas RPP Kurikulum 2013 mencapai skor 30 dengan prosentase 83,9% dengan kriteria penilaian Baik Sekali.
PENUTUP
Kesimpulan
Keterampilan guru dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013 mengalami peningkatan melalui workshop di KKG Dabin III Gugus Sultan Agung yang dilaksanakan pada dua siklus. Guru kelas I mencapai 53,5% dengan kriteria Cukup, kemudian pada siklus I mengalami sedikit peningkatan sebesar 65% atau naik 11,5%, dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai skor 83,7% dengan kriteria Baik Sekali atau naik 18,7%. Sedangkan untuk guru kelas IV mencapai 55,2% dengan kriteria Cukup, kemudian pada siklus I mengalami sedikit peningkatan sebesar 63,5% atau naik 8,3%, dan pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu mencapai skor 84,1% dengan kriteria Baik Sekali atau naik 20,6%.
Hipotesis yaang menyatakan “Ada peningkatan kompetensi guru dalam menyusun RPP melalui supervisi akademik kepala sekolah di SDN Rogomulyo 02 Kec.Kayen Kab.Pati Tahun Pelajaran 2015/ 2016â€, telah terbukti kebenarnya.
Saran
Telah terbukti bahwa dengan supervisi yang dilaksanakan melalui workshop di KKG dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan guru dalam menyusun RPP Tematik Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Motivasi yang sudah tertanam khususnya dalam penyusunan RPP Kurikulum 2013 hendaknya terus dipertahankan dan ditingkatkan/ dikembangkan.
2. RPP Kurikulum 2013 yang disusun/dibuat hendaknya mengandung komponen-komponen RPP Kurikulum 2013 secara lengkap dan baik karena RPP Kurikulum 2013 merupakan acuan/pedoman dalam melaksanakan pembelajaran.
3. Dokumen RPP Kurikulum 2013 hendaknya dibuat minimal dua rangkap, satu untuk arsip sekolah dan satunya lagi untuk pegangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
A.M, Sardiman. (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagfindo Persada.
Aris, shoimin. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013 Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Kemendikbud. (2013).Permedikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses. Jakarta: Kemendikbud
Kemendikbud, (2014). Peraturan Bersama No 5496/C/KR/2014 Dan No
7915/D/KP/2014 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Dan Direktur Jendral Pendidikan Menengah. Jakarta: kemendikbud
Kurniawati, E.D. (2009). Pengembangan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia
dengan pendekatan tematis. Surakarta program pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Kurniasih, Imas & Sani, Berlin. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Loeloek Endah Poerwati. (2013). Panduan Memahami Kurikulum
2013. Jakarta: PT Prestasi Pustaka.
M.Ed., Muhibbin Syah. (1996). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
—— (2010). Psikologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sunarti, Selly Rahmawati. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: C. V Andi Offset.
Tardif. (1989). Metode Pengajaran: Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.