PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

INDEX CARD MATCH BAGI SISWA KELAS V

SD NEGERI 1 MOJOSARI PADA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Suwandi

Guru Bahasa Jawa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Index Card Match bagi siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 dan 2) menganalisis peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa melalui penerapan model pembelajaran Index Card Match bagi siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di Kelas V SD Negeri 1 Mojosari Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada bulan September 2017 sampai dengan November 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 9 lakilaki dan 15 perempuan. Sumber data penelitian adalah siswa dan dokumen. Teknik pengumpulan data adalah teknik tes. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain dari Kemmis dan Taggart Model Siklus berulang dan berkelanjutan (spiral). Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Hasil penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Index Card Match meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa bagi siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 yang termasuk kategori terampil.

Kata Kunci: Keterampilan Membaca, Aksara Jawa, Model Pembelajaran Index Card Match.

 

PENDAHULUAN

Bahasa Jawa memiliki makna yang luar biasa. Paku Alam IX menyatakan bahwa Bahasa, Sastra, Budaya dan Aksara Jawa merupakan media untuk pendidikan budi pekerti karena sarat akan nilainilai budi pekerti (Mulyana, 2008: 6). Sayangnya, generasi muda sekarang banyak yang tidak menguasai bahasa Jawa, termasuk aksaranya. Bahasa dan aksara Jawa dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

Salah satu cara untuk melestarikan bahasa dan aksara Jawa, yaitu melalui jalur pendidikan formal, yaitu dimulai dari pendidikan tingkat dasar dan menengah. Provinsi Jawa Tengah dengan latar belakang sosial budaya Jawa, mata pelajaran Bahasa dan Sastra Jawa dijadikan sebagai muatan lokal wajib. Membaca aksara Jawa menjadi salah satu aspek berbahasa yang menjadi acuan standar kompetensi bahasa Jawa selain aspek menyimak, berbicara dan menulis.

Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai anak. Membaca merupakan kunci untuk memperoleh informasi dan menggali ilmu yang berguna bagi kehidupan anak kedepannya. Begitu banyak informasi yang tersaji dalam berbagai bentuk tulisan dan satusatunya cara yang dapat digunakan adalah dengan membaca, termasuk membaca aksara Jawa.

Membaca aksara Jawa tidak dapat dipandang sebelah mata. Aksara Jawa merupakan salah satu kebudayaan yang tak ternilai harganya. Begitu besar manfaat yang diperoleh apabila keterampilan membaca aksara Jawa dikuasai. Keterampilan membaca aksara Jawa dapat digunakan sebagai bekal di jenjang pendidikan yang lebih tinggi untuk dapat mengungkap berbagai gagasan warisan leluhur yang terdapat pada manuskrip naskah yang ditulis dengan aksara Jawa. Banyak sekali naskah beraksara Jawa yang selama ini belum tersentuh. Padahal naskah-naskah tersebut berisi aneka ragam bidang ilmu, sejarah, filsafat, arsitektur, farmasi, hukum dan sebagainya (Ekowati dalam Mulyana, 2008: 248).

Aksara Jawa seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi siswa. Jumlah aksara Jawa yang banyak, bentuknya dan aturan penulisannya yang rumit membuat siswa enggan untuk mempelajarinya. Sesuai dengan pretest membaca kalimat beraksara Jawa, nilai rata-rata sebesar 60 dan ketuntasan sebesar 17% (hanya 4 siswa yang tuntas dari keseluruhan 24 siswa).

Salah satu model atau strategi pembelajaran yang dapat dicoba guru agar siswa mampu mencapai hasil yang maksimal, yaitu Index Card Match. Index Card Match ini bisa menjadi alternatif untuk diterapkan pada pembelajaran bahasa Jawa di Kelas V Sekolah Dasar. khususnya membaca aksara Jawa. Melalui Index Card Match diharapkan siswa dapat menyelesaikan tugasnya menemukan pasangan kartu yang sesuai. Index Card Match atau mencocokkan kartu indeks ini merupakan suatu cara untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan cara yang menyenangkan, dengan cara berpasangan dan dapat bermain kuis dengan teman sekelas (Silberman, 2009: 240). Dengan meninjau ulang, materi akan cenderung lima kali lebih lama diingat siswa.

METODE PENELITIAN

Peneliti memilih setting Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di Kelas V SD Negeri 1 Mojosari Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu pada bulan September 2017 sampai dengan November 2017. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari Kecamatan Sedan Kabupaten Rembang yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 9 lakilaki dan 15 perempuan. Sumber data penelitian adalah siswa dan dokumen.

Teknik pengumpulan data adalah teknik tes. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan desain dari Kemmis dan Taggart Model Siklus berulang dan berkelanjutan (spiral). Artinya proses pembelajaran semakin lama semakin meningkat hasil belajarnya (Arikunto, 2006: 92). Masingmasing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I diawali dengan dongeng tentang asalusul aksara Jawa (dongeng Ajisaka) yang disertai dengan tayangan LCD. Pembelajaran dilanjutkan tentang Legena dan pasangan. Guru juga menuliskan beberapa sandhangan di papan tulis. Kemudian siswa menebak nama sandhangan tersebut dan bunyinya. Selanjutnya, guru menayangkan media pengenalan aksara Jawa berupa aplikasi macromedia flash pengenalan aksara Jawa.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada pertemuan pertama Siklus I secara bertahap, diawali dengan menjodohkan aksara Jawa dengan pasangan aksara Jawa secara berpasangan, kemudian menjodohkan kata dengan suku kata dan membaca kata beraksara Jawa. Sedangkan penerapan model pembelajaran Index Card Match pada pertemuan kedua Siklus I semakin berkembang, yaitu kalimat. Pembelajaran dengan menjodohkan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa. Pembelajaran pada pertemuan kedua dilanjutkan dengan posttest. Hasilnya adalah nilai rata-rata sebesar 73 dan ketuntasan sebesar 54% (13 siswa yang tuntas dari keseluruhan 24 siswa).

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II diawali dengan cerita tentang keindahan kaligrafi beraksara Jawa, seperti kaligrafi tulisan Arab. Pembelajaran dilanjutkan tentang pasangan dan sandhangan. Guru menugaskan siswa menulis beberapa kalimat beraksara Jawa di papan tulis maupun mengidentifikasi dan menyebutkan pasangan dan sandhangan yang ada dalam kalimat tersebut. Selain itu, guru juga menugaskan siswa menuliskan kalimat beraksara Latin yang dibacakan guru dalam aksara Jawa di papan tulis.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada pertemuan pertama Siklus I dengan menjodohkan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa. Sedangkan penerapan model pembelajaran Index Card Match pada pertemuan kedua Siklus II semakin berkembang dengan kalimat rumpang dengan tiga kata. Pembelajaran dengan menjodohkan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa. Pembelajaran pada pertemuan kedua dilanjutkan dengan posttest. Hasilnya adalah nilai rata-rata sebesar 77 dan ketuntasan sebesar 75% (18 siswa yang tuntas dari keseluruhan 24 siswa).

Pembahasan

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada penelitian ini dengan menjodohkan kartu, dimana setiap siswa mencari pasangan kartu pada siswa lainnya. Selain itu, guru juga menggunakan media pembelajaran, diantaranya aplikasi macromedia flash pengenalan aksara Jawa dan slide power point maupun strategi pembelajaran dengan kartu token serta penghargaan poin.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada Siklus I secara bertahap. Pada tahap awal adalah menjodohkan aksara Jawa dengan pasangan aksara Jawa secara berpasangan. Pada tahap ini termasuk mudah. Pada tahap lanjutan adalah menjodohkan suku kata beraksara Jawa dengan kata beraksara Jawa, kemudian membaca kata beraksara Jawa tersebut. Pada tahap ini lebih sulit daripada tahap awal. Pada tahap akhir adalah menjodohkan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada Siklus II difokuskan pada menjodohkan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa. Pada pertemuan pertama hanya menjodohkan dengan satu kata beraksara Jawa pada kalimat rumpang, sedangkan pada pertemuan kedua menjodohkan dengan tiga kata beraksara Jawa pada kalimat rumpang.

Penerapan model pembelajaran Index Card Match pada penelitian ini bersifat aktif dan kooperatif. Setiap siswa menerima satu kartu dan menjodohkan kartu tersebut dengan kartu temannya yang lain secara tepat. Pembelajaran ini membutuhkan kecermatan dan kerja sama. Selain itu, pembelajaran ini juga meninjau ulang materi yang sudah disampaikan, sehingga tidak mudah lupa dalam pembelajaran yang berlangsung menarik dengan beberapa media pembelajaran.

Pada akhir pertemuan kedua masing-masing siklus, guru melakukan evaluasi posttest membaca kalimat beraksara Jawa secara individual dan lisan. Pada Siklus I, nilai rata-rata sebesar 73 dan ketuntasan sebesar 54% (13 siswa yang tuntas dari keseluruhan 24 siswa). Pada Siklus II, nilai rata-rata sebesar 77 dan ketuntasan sebesar 75% (18 siswa yang tuntas dari keseluruhan 24 siswa). Penulis menganalisis keterampilan membaca aksara Jawa sebagai berikut:

Tabel 4.1. Keterampilan membaca aksara Jawa pada pretest dan posttest.

No

Keterangan

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

1

Nilai rata-rata

60

73

77

2

Ketuntasan (%)

17

54

75

3

Nilai tertinggi

100

100

100

4

Nilai terendah

25

50

50

 

Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, keterampilan membaca aksara Jawa meningkat. Penerapan model pembelajaran Index Card Match meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa, sehingga memenuhi indikator keberhasilan. Menurut Silberman (2009: 24), model pembelajaran index card match merupakan suatu cara yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran, dan membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan teman sekelas. Dengan meninjau ulang materi siswa juga dapat mengingatnya lebih lama karena materi yang ditinjau ulang cenderung disimpan lima kali lebih kuat daripada yang tidak ditinjau ulang.

Sesuai dengan analisis data penelitian di atas, peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa pada Siklus I belum signifikan. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran pada Siklus I belum optimal. Sesuai dengan pembaruan tindakan pembelajaran, pada Siklus II, peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa signifikan. Peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa tersebut dipengaruhi oleh faktor siswa maupun guru. Menurut Lamb dan Arnold (Rahim, 2005: 1630), faktor yang berkaitan dengan siswa, yaitu faktor fisiologis (siswa sedang sakit atau tidak enak badan), faktor psikologis (terkait minat, motivasi, kematangan sosial dan penyesuaian diri), faktor lingkungan (latar belakang siswa dan faktor sosial ekonomi orang tua) dan faktor intelektual (siswa dengan tingkat intelektual tergolong kurang akan berpengaruh pada kecepatan belajar, dalam hal ini membaca aksara Jawa). Sedangkan faktor yang berkaitan dengan guru, menurut Lamb dan Arnold (Rahim, 2005: 20), adalah motivasi, yaitu dengan memberikan model membaca yang menyenangkan dan memperlihatkan antusias dalam mengajar.

Sesuai dengan analisis data penelitian dan pembahasan, penerapan model pembelajaran Index Card Match meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa. Peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa siswa Kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 termasuk kategori terampil.

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa melalui penerapan model pembelajaran index card match bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan menjodohkan kartu, mulai dari pasangan aksara Jawa, suku kata beraksara Jawa dengan kata beraksara Jawa dan kalimat rumpang beraksara latin dengan kata yang tepat beraksara Jawa.

2.     Peningkatan keterampilan membaca aksara Jawa melalui penerapan model pembelajaran index card match bagi siswa kelas V SD Negeri 1 Mojosari pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 termasuk kategori terampil.

Saran

1.     Siswa supaya aktif dalam pembelajaran, tidak malu bertanya dan dapat menggunakan media pembelajaran yang ada secara maksimal, sehingga keterampilan membaca aksara Jawa dapat meningkat.

2.     Guru supaya memperkaya wawasan, khususnya dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan materi yang diberikan dapat diingat siswa lebih lama.

3.     Sekolah supaya menghimbau para guru menggunakan model pembelajaran Index Card Match dalam mata pelajaran dan di kelas lainnya sebagai variasi agar siswa tidak merasa kurang pengalaman dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Burns, A. 2010. Doing Action Research in English Language Teaching: a Guide for Practitioners. New York: Routledge.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Darusuprapta, dkk. 1994. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Pustaka Nusatama.

Faroid. 2012. Aksara Nglegena, Sandhangan, Pasangan. Diakses dari http://faroidcs.wordpress.com/2012/04/02/aksararekan-angkamurda- swara/ pada tanggal 18 September 2017, pukul 14.30 WIB.

Hartanti, E. B. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Membaca Aksara Jawa dengan Media Kartu pada Siswa Kelas V SDN Caturtunggal 3 Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2010/2011. Yogyakarta: Skripsi UNY.

Indrawan, S. 2014. Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Aksara Jawa dengan Quantum Learning di Kelas V B SDN 1 Kadipiro Bantul. Yogyakarta: Skripsi UNY.

Jatirahayu, W. 2005. Manca Warna Kawruh Pepak Basa Jawa. Yogyakarta: Grafika Indah.

Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Porwanti, Endang dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Prasetyono, DS. 2008. Rahasia Gemar Membaca pada Anak sejak Dini. Yogyakarta: DIVA Press.

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsipprinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahim, F. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Silberman, M. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudijono, A. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suryati. 2010. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Arab melalui Metode Index Card Match pada Siswa Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun 2010. Purworejo: Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Tarigan. 2008. Membaca sebagai suatu Keterampilan. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2012. Model pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

Wibawa, S. dkk. 2004. Buku Pegangan Kuliah Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Yogyakarta: PGSD UNY.

Widoyoko, EP. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Zaini, Hisyam dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.