PENINGKATAN KETERAMPILAN IMPLEMENTASI

MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF BAGI GURU–GURU

SD NEGERI BUMIJAWA 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Hemi Leksanawati

SD Negeri Bumijawa 01

 

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bahwa melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui besarnya peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif pada guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini adalah penelitian tindakan sekolah dalam dua siklus. Setiap siklus dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen observasi. Penelitian ini adalah menunjukkan adanya peningkatan kompetensi Guru. Jumlah nilai meningkat sebesar 140, dari kondisi awal 668 menjadi 720 pada siklus I dan naik lagi 808 pada siklus II. Rerata nilai naik 15,6. Pada kondisi awal 74,2, menjadi 80,0 pada siklus I dan naik lagi menjadi 89,8 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal naik sebesar 66,7%. Pada kondisi awal hanya 33,3% naik menjadi 77,8% pada siklus I dan naik lagi menjadi 100% pada siklus II.

Kata kunci: PAIKEM, Supervisi Akademik, Pendekatan Kolaboratif.

 

PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran di sekolah, sampai saat ini guru merupakan komponen yang utama karena sangat menentukan berhasil tidaknya pembelajaran di kelas. Peran guru sebaga ipengajar sekaligus pendidik belum bias tergantikan oleh mesin. Kualitas guru sangat menentukan pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga tidak ada kualitas pembelajaran yang baik yang lepas dari kualitasnya seorang guru. Apapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran, juga tidaklah mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya. Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan anak didik dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.

Esensi sebuah pendidikan persekolahan adalah proses pembelajaran. Tidak ada kualitas pendidikan persekolahan tanpa kualitas pembelajaran. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan persekolahan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan persekolahan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervise akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervise akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Salah satu kompetensi kepala sekolah yaitu bisa mengetahui tipe- tipe guru sehingga bias melakukan supervise dengan berbagai pendekatan, baik pendekatan langsung, tak langsung, maupun kolaboratif.

Masalah yang berkembang dan menjadi sorotan masyarakat saat ini adalah tentang kualifikasi guru sebagai tenaga profesional belum mampu ditunjukkan dan dipertanggungjawabkan dengan baik dan benar. Sertifikasi guru sampai saat ini sering tidak linier dengan performa yang harusnya ditampilkan guru sebagai tenaga profesional. Peningkatan penghasilan sebagai hasil dari tunjangan profesi tidak diimbangi dengan peningkatan kompetensinya.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja guru-gurudi SD Negeri Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa pada semester I tahun pelajaran 2018/2019, diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi guru di sekolah ini dalam mengelola Pembelajaran PAIKEM belum baik. Hal tersebut didukung data pada penilaian EDS khususnya dalam komponen standar proses belum mencapai angka yang memuaskan. Hasil pelaksanaan supervise pembelajaran di masing-masing kelas didapat data bahwa dari 9 orang guru di SDN Bumijawa 01, belum ada guru yang mendapatkan nilai sangat baik (A) pada penyusunan RPP yang mengimplementasikan PAIKEM, 3 orang guru mendapat nilai baik (B), 5 orang lagi dalam kategori cukup (C), dan seorang guru masih mendapat nilai kurang (D). Salah satu faktor penyebabnya adalah kepala sekolah belum maksimal dalam mengadakan pembinaan akademik yang dapat membantu meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran yang PAIKEM, pembinaan kepala sekolah masih bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan kepala sekolah serta program sekolah, belum terarah dan terevaluasi secara baik.

Berangkat dari temuan di atas maka kepala sekolah menginventarisir kebutuhan paling penting dan mendesak dari guru-guru di SDN Bumijawa 01 adalah pembinaan dalam menerapkan pembelajaran PAIKEM. Keluhan terbanyak tentang implementasi/penerapan PAIKEM di sekolah adalah kemampuan menerjemahkan, menerapkan perencanaan pembelajaran terutama dalam penerapan model-model pembelajaran PAIKEM dalam tugas keseharian guru.

Upaya peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM di SD Negeri Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa ini akan dilakukan melalui supervise akademik dengan menggunakan pendekatan kolaboratif. Dengan pendekatan ini, supervisor sebagai Pembina bagi guru bertindak sebagai mitra guru. Ia siap untuk mendengar segala bentuk pengaduan guru. Ia juga memberikan keleluasaan bagi seorang guru untuk menyampaikan ide, gagasan, serta pikiran yang dimilikinya. Hal ini akan menimbulkan kesan bahwa seorang supervisor dengan pendekatan ini akan menjadi bagian dari diri guru yang tidak terpisahkan.

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti berharap agar keterampilan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM khusunya guru-guru di SDN Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa dapat meningkat. Muara dari meningkatnya keterampilan guru ini adalah adanya peningkatan prestasi peserta didik dan mutu layanan pendidikan di sekolah.

Agar pembahasan pada penelitian tindakan sekolah ini tidak melebar, maka peneliti memberikan batasan pada masalah yang akan dikaji. Adapun masalah yang akan dikaji pada adalah upaya peningkatan keterampilan implemenrtasi model pembelajaran PAIKEM melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah: (1) Apakah melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Seberapa besar peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM melalui supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan dalam penelitian tindakan sekolah adalah: (1) Untuk mengetahui bahwa melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. (2) Untuk mengetahui besarnya peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif pada guru SDN Bumijawa 01 semester IITahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN PUSTAKA

Tugas Pokok Kepala Sekolah

Tupoksi kepala sekolah mengacu pada Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang standar pengelolaan sekolah, meliputi: (1) perencanaan program, (2) pelaksanaan rencana kerja, (3) pengawasan dan evaluasi, (4) kepemimpinan sekolah, (5) sistem informasi sekolah.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah/Madrasah, Pasal 12 ayat (4) menyatakan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah meliputi: (1) Usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama menjabat kepala sekolah/madrasah; (2) Peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan; dan (3) Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah.

Kompetensi Guru

Kompetensi guru sesuai dengan PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28, standar kompetensi pendidik/guru meliputi kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial sesuai Peraturan Mendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikasi Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional. Kompetensi yang dimaksud adalah merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus di miliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Ada empat kompetensi guru yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik, 2) Kompetensi Kepribadian, 3) Kompetensi Sosial, dan 4) Kompetensi Profesional.

Hakekat Pembelajaran

Pembelajaran merupakan kegiatanbelajar mengajar yang dilakukan guru di kelasnya. Di sini ada dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Menurut Zaenal Aqip dan E. Rohmanto (2007: 58) belajar adalah sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pakar lain mengatakan bahwa perubahan tingkah laku tersebut mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor (Blomm dkk). Sedangkan menurut Gegne dalam Zaenal Aqip dan E. Rohmanto (2007: 58), hasil belajar diklasifikasi menjadi lima kategorii yaitu: informasi verbal, kemahiran intelektual, strategi kognitif, sikap dari ranah afektif dan keterampilan motorik dari ranah motorik.

Dari pendapat para pakar pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah: (a) Adanya kegiatan atau tindakan guru dalam kelas; (b) Adanya perubahan perilaku peserta didik; (c) Perubahan perilaku mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

Pembelajaran PAIKEM

Pembelajaran PAIKEM berawal dari kenyataan bahwa salah satu unsur penentu ketercapaian hasil belajar dan suatu sistem pendidikan adalah proses pembelajaran. Sesuai dengan huruf-huruf penyusun istilah PAIKEM, Pembelajaran PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran yang memiliki karakter istilah Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut: (a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan, (b) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara, (c) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik, (d) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, (e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, (f)          Peran guru lebih sebagai fasilitator.

Dampak positif dan diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu di lingkungannya. Empat pilar pendidikan yakni learning to know (belajar untuk mengetahum), learning to be (belajar untuk menjadi din sendiri), learning to do (belajar untuk menqerjakan), dan learning to live together (belajar untuk bekerja sama) dapat dilaksanakan melalui Pembelajaran PAIKEM yang dikemas sedemikian rupa oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Supervisi Akademik

Supervisi berasal dari kata super dan vision. Super berarti tinggi, atas dan vision artinya melihat. Sehingga supervisi adalah melihat dari atas, artinya orang yang melihat itu mempunyai kemampuan yang lebih (tinggi) dari yang dilihat. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengertian yang hampir sama juga dituliskan oleh Sujana (2008), yang menyatakan bahwa supervisi akademik adalah menilai dan membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran agar kompetensi peserta didik mencapai optimal.

Supervisi klinis dapat dianalogikan dengan istilah klinis dalam dunia kesehatan yang menunjuk pada suatu tempat untuk berobat. Seorang pasien datang ke klinis bukan karena diundang dokter melainkan karena ia membutuhkan pengobatan agar sembuh dari penyakitnya. Selanjutnya, dokter mengadakan diagnosis dan resep untuk mengobati penyakit pasiennya. Dalam dunia sekolah, guru datang sendiri menemui kepala sekolah untuk meminta bantuan memecahkan permasalahan yang sedang dihadapinya.

Menurut Acheson et.al (1987: 13), supervisi klinis terdiri dari 3 tahap, yaitu perencanaan konferensi, observasi kelas dan umpan balik konferensi. Berdasarkan kedua pendapat ini, pada tataran implementasi di sekolah, kepala sekolah lebih banyak menggunakan model supervisi dengan tiga tahap seperti dalam pendekatan supervisi klinis.

Supervisi akademik betujuan untuk mengembangkan kompetensi guru, kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja/musyawarah guru mata pelajaran dan membimbing PTK. Sedangkan pelaksanaan supervisi akademik harus menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) Praktis, (b). Sistematis, (c). Obyektif, (d). Realistis, (e). Antisipatif, (f). Kooperatif, (g). Kekeluargaan, (h). Demokratis, (i). Aktif, (j). Humanis, (k). Konstruktif, (l). Berkelanjutan, (m). Terpadu, (n). Komprehensif.

Pendekatan Supervisi Kolaboratif

Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Sudjana (2004) membagi pendekatan supervise menjadi dua, yaitu: pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect contact). Pendekatan pertama dapat disebut dengan pendekatan tatap muka dan kedua pendekatan menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media masa, media elekronik, radio, kaset, internet dan yang sejenis. Pendekatan kolaboratif, yaitu pendekatan yang menggabungkan kedua pendekatan itu. (Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. (2007). Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat bergantung kepada prototipe guru.

Metode dan Teknik Supervisi Pendidikan

Metode merupakan suatu cara yang ditempuh oleh kepala sekolah guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh system perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam supervise dapat ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.

Dalam supervise dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual dan teknik kelompok. Teknik individual antara lain berupa: (1) kunjungan dan observasi kelas; (2) individual conference; (3) kunjungan antar guru-guru; (4) evaluasidiri; (5) supervisory buletin; (6) profesional reading; (7) profesional writing.Sedangkan teknik kelompok antara lain (1) rapat staf sekolah; (2) orientasi guru baru; (3) curriculum laboratory; (4) panitia; (5) perpustakaan profesional; (6) demonstrasi mengajar; (7) lokakarya; (8) field trips for staff personnels; (9) pannel or forum discussion; (10) in service training; dan (11) organisasi profesional.

Dalam tataran teoritik, observasi kelas sudah lama diperkenalkan di kalangan pendidikan seperti yang dikemukakan oleh Charles W. Boardman bahwa kunjungan kelas memiliki kemampuan sangat besar dan dapat menunjang perbaikan-perbaikan pembelajaran secara langsung, bahkan dapat diamati pula jika terdapat metode serta proses pembelajaran yang kurang memadai dilakukan oleh seorang guru, maka hal ini akan diperbaiki secara langsung tentunya mempergunakan prosedur perbaikan pembelajaran secara proporsional dan profesional.

Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam supervise dengan memadukan pendekatan direktif dan non direktif. Dalam pelaksanaannya pendekatan ini menghendaki supervisor dan guru yang disupervisi mengadakan kesepakatan untuk menetapkan struktur, proses dan kriteri adalam melaksanakan proses percakapanterhadap masalah yang dihadapi guru. Menurut Sahertian (2008: 50) perilaku supervise dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut: (a) menyajikan, (b) menjelaskan, (c) mendengarkan, (d) memecahkan masalah, (e) negosiasi. Perilaku supervisor yang demikian didasarkan pada psikologi kognitif.

Pendekatan kolaboratif mempunyai kepedulian terhadap kebutuhan individual maupun organisasional. Tujuan yang ingin dicapai dalam pendekatan ini adalah peningkatan produktivitas kerja melalui aktualisasi kerja individu dalam organisasi (Stoops dan Johnson dalam Mantja, 2007: 93). Oleh karena itu banyak pakar mendukung pola kolaboratif dalam kepemimpinan. Para pakar ini mengatakan partisipasi guru dalam setiap pengambilan keputusan di sekolah akan meningkatkan kepuasan mengajar. Lebih dari pada itu semangat kerja dan sikap positif terhadap sekolah tetap terpelihara (Bridges dalam Mantja, 2007: 94). Hasil penelitian Moris dan Strees (dalam Mantja, 2007) juga menekankan adanya keikutsertaan para guru dalam pengambilan keputusan mengarahkan mereka untuk merasa memiliki pekerjaan dan hasil-hasil yang berkaitan dengan kerja mereka. Kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu adanya hubungan yang signifikan antara perasaan ikut serta dalam pengambilan keputusan dan tingkat komitmen individu dalam organisasi.

Bertolak dari berbagai hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa pola kolaboratif lebih demokratis karena itu pola ini lebih disukai para guru. Biasanya pola ini dimiliki oleh para guru yang telah berhasil mengembangkan kompetensi dan motivasinya dalam bekerja.

Kerangka Berpikir Penelitian

Berdasarkan hasil supervisi kelas oleh kepala sekolah disimpulkan bahwa kondisi yang ada pada guru-guru SDN Bumijawa 01 masih beragam, cenderung masih banyak yang masih rendah kompetensinya dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM. Dari hasil supervisi pembelajaran didapat data bahwa dari 9 orang guru di SDN Bumijawa 01, baru ada 3 orang atau 33,3% yang telah mendapatkan nilai baik pada RPP dan pelaksanaan pembelajarannya. Sedangkan sisanya 5 orang atau 55,6% masuk dalam kriteria cukup dan seorang atau 11,1% mendapat nilai kurang. Hal itu terjadi diduga akibat dari belum optimalnya pembinaan oleh kepala sekolah, selain masih enggannya guru berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dilaksanakannya.

Salah satu solusi untuk mengatasi kondisi tersebut di atas adalah dengan peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan tupoksinya (tugas pokok fungsinya), dalam hal ini keterampilan mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalahsebagai berikut: Melalui penerapan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru di SDN Bumijawa 01Kecamatan Bumijawa pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN

Objek Tindakan

Objek Tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019. Keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM tersebut diupayakan meningkat melalui supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif.

Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan sekolah tentang supervise akademik dengan pendekatan kolaboratif untuk peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 semester II tahunpelajaran 2018/2019.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru di SD Negeri Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jumlah guru ada 9 orang yang terdiri dari 7 orang guru kelas, 1 guru mapel PJOK dan 1 guru mapel PAIBP.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ada dua macam. Pertama teknik tes, adalah cara mengumpulkan data dengan memberikan tes kepada peserta. Peserta mengerjakan soal-soal, dapat dengan cara tertulis maupun lisan. Kedua dengan teknik non tes, adalah teknik yang tidak menggunakan tes, tetapi menggunakan lembar penilaian atau lembar observasi untuk mengambil data. Dalam penelitian ini menggunakan teknik non tes.

Analisis Data

Karena ada dua data kualitatif dan kuantitatif, maka dalam penelilian tindakan sekolah ini menggunakan analisis deskriptif komparatif. Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai unjuk kerja guru pada pra siklus (kondisi awal), siklus I dan siklus II, dan mengadakan refleksi terhadap masing-masing siklus. Refleksi terdiri dan kegiatan; simpulan, menyusun rancangan, melaksanakan, dan tindak lanjut.

Cara Pengambilan Simpulan

Guru dikatakan tuntas/menguasai pengelolaan pembelajaran PAIKEM secara individual apabila perolehan skor supervise akademik mencapai skor minimal yang ditetapkan yaitu nilai 75. Ketuntasan klasikal yang ditentukan dalam PTS ini adalah 85%, artinya jika sudah ada 85% dari jumlah guru kelas nilainya telah mencapai Skor minimal 75, maka penelitian dianggap telah berhasil.

Prosedur Penelitian

Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Pengamatan (observasi), 4) Refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Pra siklus

Hasil pelaksanaan supervise pembelajaran di masing-masing kelas didapat data bahwa dari 9 orang guru di SDN Bumijawa 01, belum ada guru yang mendapatkan nilai sangat baik (A) pada penyusunan RPP yang mengimplementasikan PAIKEM, 3 orang guru mendapat nilai baik (B), 5 orang lagi dalam kategori cukup (C), dan seorang guru masih mendapat nilai kurang (D). Dengan nilai terendah 68, nilai tertinggi 82 dan rata-rata nilai 74,2, serta ketuntasan hanya 33,3%.

Deskripsi Hasil Siklus I

Dalam siklus I ini, kemampuan dalam menyusun RPP dan keterampilan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM di SDN Bumijawa 01 tergambar dalam bentuk deskripsi sebagai berikut:

Deskriptif komparatif dari kondisi awal dengan Siklus I adalah sebagai berikut,dari kegiatan penelitian kondisi awal belum diterapkan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif. Pada siklus I telah diterapkan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif. Dari kompetensi guru dalam pengelolaan Pembelajaran PAIKEM nilai terendah naik dari 68 menjadi 70, nilai tertinggi naik dari 82 menjadi 90, dan rerata nilai meningkat dari 74,2 menjadi 80,0. Hasil penilaian dari siklus I ini menunjukkan bahwa kemampuan guru-guru SDN Bumijawa 01 dalam menyusun RPP masih perlu ditingkatkan, karena masih ada dua orang guru yang nilainya cukup (C), seorang guru mendapat nilai sangat baik (A), dan enam orang guru nilainya sudah baik (B). Sedangkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran menunjukkan masih ada dua orang guru yang nilai dalam kategori Cukup (C), dua orang mendapat nilai sangat baik (A) dan lima orang mendapat nilai baik (B). Dari data tersebuat diketahui nilai rata-rata 80 dan ketuntasan 77,8%.

Berdasarkan data tersebut, dapat diartikan bahwa pada siklus I sudah ada peningkatan keterampilan guru-guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM setelah diterapkan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif. Namun dapat disimpulkan bahwa pada siklus I ini peningkatan keterampilan guru-guru SDN Bumijawa 01 dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM belum berhasil, karena ketentuan ketuntasan klasikal sebesar 85% belum terpenuhi. Dengan demikian maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian dengan pelaksanaan siklus II.

Deskripsi Hasil Siklus II

Pada siklus II, proses supervisi secara umum berjalan lebih lancar daripada siklus I. pada siklus ini supervisi dari kepala sekolah dapat berjalan lebih natural, penuh keakraban sehingga tidak ada lagi stigma kesenjangan antara kepala sekolah dengan guru. Guru memandang kepala sekolah bukan sebagai atasan yang harus ditakuti, melainkan sebagai mitra yang dapat diajak untuk memecahkan masalah yang dihadapi guru-guru di kelas.Perbedaan siklus II ini adalah pelaksanaan pertemuan pertama dilakukan secara individual, tidak seperti pada siklus I yang dilakukan klasikal/bersama-sama. Hal inidilakukan dengan asumsi untuk lebih mengintensifkan pendampingan.

Guru-guru telah mampu menyusun RPP model pembelajaran PAIKEM dengan baik dan benar. Rencana pelaksanaan pembelajaran PAIKEM tersebut telah dapat diimplementasikan dengan benar, hal tersebut berimbas pada peningkatan nilai persiapan pembelajaran (RPP) dan nilai pelaksanaan pembelajaran (supervisi kelas). Pada akhir siklus II nilai meningkat menjadi 808 dengan rata-rata 89,8. Sedangkan ketuntasan klasikal menjadi 100%. Karena hasil penelitian sudah melampoi indicator keberhasilan maka penelitian dicukupkan pada siklus II.

Pembahasan

Ada peningkatan keterampilan guru-guru SDN Bumijawa 01 dalam mengimplementasikan model pembelajaran PAIKEM setelah diterapkan tindakan siklus 2. Jumlah nilai meningkat sebesar 140, dari kondisi awal 668 menjadi 720 pada siklus I dan naik lagi 808 pada siklus II. Rerata nilai naik 15,6. Pada kondisi awal 74,2, menjadi 80,0 pada siklus I dan naik lagi menjadi 89,8 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal naik sebesar 66,7%. Pada kondisi awal hanya 33,3% naik menjadi 77,8% pada siklus I dan naik lagi menjadi 100% pada siklus II.

Berdasarkan hasil penilaian di atas, maka dapat diketahui bahwa indicator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan telah tercapai semua, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan sekolah tentang Penerapan Supervisi Akademik dengan pendekatan Kolaboratif pada Guru Kelas di SDN Bumijawa 01 Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 dinyatakan berhasil pada akhir siklus kedua. Oleh karena itu, penelitian dihentikan pada siklus tersebut.

PENUTUP

Simpulan

  1. Berdasarkan kajian teoritik dan pengujian empirik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM bagi guru-guru SDN Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
  2. Garis besar langkah–langkah dalam penelitian ini adalah peneliti menyajikan materi supervisi dan menjelaskan kepada guru baik kelompok maupun individual, peneliti mendengarkan masukan dan ide-ide dari guru dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran PAIKEM dan bersama-sama memecahkan masalah yang ada di kelas. Tindak lanjut persiapan pembelajaran adalah diadakannya kunjungan kelas untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran PAIKEM di tiap kelas.
  3. Peningkatan keterampilan implementasi model pembelajaran PAIKEM dari guru-guru SDN Bumijawa 01 Kecamatan Bumijawa semester II Tahun Pelajaran 2018/2019 meliputi kenaikan jumlah nilai, rerata nilai, ketuntasan klasikal. Jumlah nilai meningkat sebesar 140, dari kondisi awal 668 menjadi 720 pada siklus I dan naik lagi 808 pada siklus II. Rerata nilai naik 15,6. Pada kondisi awal 74,2, menjadi 80,0 pada siklus I dan naik lagi menjadi 89,8 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal naik sebesar 66,7%. Pada kondisi awal hanya 33,3% naik menjadi 77,8% pada siklus I dan naik lagi menjadi 100% pada siklus II.

Saran

Bagi Guru

Guru selalu proaktif dan merespondenganbaikterhadap penelitian yang diadakan oleh kepala sekolah/peneliti, mengingat hasil penelitian juga sangat bermanfaat karena dapat meningkatkan kompetensi guru.

Bagi Kepala Sekolah

Kepala Sekolah membantu, memfasilitasi dan turut berpartisipastif dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran di sekolahnya. Kepala sekolah hendaknya selalu mengadakan supervisi secararutin kepada guru-guru yang menjadi tanggungjawabnya.

Bagi Sekolah

Sekolah sebagai lembaga melalui dewan guru, Kepala Sekolah, dan Komite sekolah diharapkan melalui kebijakan serta programnya dapat mendukung upaya-upaya pembaharuan pendidikan seperti yang dilakukan saat ini terutama dalam penerapan Pembelajaran PAIKEM.

DAFTAR PUSTAKA

———2008. Permendiknas No.19 Tahun 2007 Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung

———2011. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28 Tahun 2010,Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta.

Acheson, Keith A dan Damien Gall, Meredith. 1987. Techiques in the Clical Supervision of Teachers: Preservice and Inservice Aplications. New York and London: Pitman Publishing and Longma

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Surabaya. Yrama Widya.

Mantja. 2007. Etnografi; Desain Penelitian Kualitatif Pendidikan dan Manajemen Pendidikan. Malang: Elang Mas

Sahertian, Piet A., 2000, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru