PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU

DALAM MENERAPKAN PEMBELAJARAN PAKEM

MELALUI KEGIATAN WORKSHOP DI DABIN II UPTD TK/SD KECAMATAN BOGOREJO KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Muhammad Dahlan W

Pengawas Dabin II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Keterampilan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran PAKEM Melalui Kegiatan Pelatihan Workshop Di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2015 sampai November 2015 Subjek penelitian adalah guru sekolah dasar di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora sebanyak 45 orang. Sedangkan objek penelitian adalah peningkatan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran PAKEM di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora. Hasil Penelitian Tindakan Sekolah dan Analisis hasil pembinaan dengan mengefektifkan kegiatan pelatihan Workshop sebagai upaya meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran PAKEM dibuktikan dengan peningkatan aspek-aspek yang menjadi indikator peningkatan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran PAKEM. Pada aspek kesiapan perangkat menerapkan pembelajaran yang dibawa oleh guru terbukti meningkat cukup signifikan dari angka 65,00 dan hanya masuk dalam kategori cukup (C) pada siklus pertama menjadi 78,57 dan masuk dalam kategori baik (B) pada siklus kedua. Penilaian Validasi Teoritik Per KD terhadap naskah soal yang dibuat oleh guru terbukti meningkat dari rata-rata 63,33 dan hanya masuk dalam kategori cukup (C) pada siklus pertama menjadi 84,17 dan masuk dalam kategori baik (B), dan pada aspek terakhir, yaitu peningkatan pencapaian parameter dalam menerapkan pembelajaran PAKEM meningkat dari rata-rata 43,89 pada siklus pertama menjadi 50 pada siklus kedua.

Kata Kunci: Ketrampilan mengajar, PAIKEM, Workshop

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu komponen yang memegang peran strategis dalam penyelenggaraan pendidikan adalah guru, karena guru merupakan unsur manusiawi yang langsung berinteraksi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap ada inovasi pendidikan, khususnya kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru (Syah, 1995).

Berkaitan dengan pelaksanaan tugas profesi, guru harus dapat mengelola proses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Untuk itu disamping harus menguasai bahan, guru juga harus menguasai keterampilan dasar mengajar sehingga dapat menjalankan perannya secara optimal. Seperti dikemukakan Underwood (1987) bahwa penguasaan keterampilan dasar mengajar yang baik akan sangat mempengaruhi perilaku siswa dalam belajar. Keterampilan dasar mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, dalam arti penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar untuk menyampaikan pesan pengajaran.

Beberapa kenyataan di lapangan menunjukkan, ada guru-guru yang mengalami kesulitan dalam menerapkannya, hal ini terjadi karena tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan dapat terlatih dengan baik. Mengenai kondisi guru Dedi Supriadi (dalam Jalal dan Supriadi, 2001) menjelaskan dari berbagai penelitian tentang guru diketahui bahwa tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode mengajar yang inovatif masih kurang. Kondisi ini mendasari perlunya guru memperoleh bantuan dan bimbingan dari Pengawas sekolah berupa kegiatan Workshop.

Kegiatan Pelatihan Workshop adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Apabila kita cermati definisi Workshop maka kita menemukan 7 kata kunci yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, kolegalitas, mutual learning, dan komunitas belajar.

Pengawas sekolah selaku supervisor hendaknya melaksanakan kegiatan Workshopyang bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas pendidik terus menerus. Kalau tidak dilakukan pembinaan terus menerus maka profesionalitas dapat menurun dengan bertambahnya waktu. Bagaimana membinanya, yaitu melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus dan berkolaborasi. Pengkajian pembelajaran harus dilakukan secara berkala, misal seminggu sekali atau dua minggu sekali karena membangun komunitas belajar adalah membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, saling menahan ego. Membangun budaya tidak sebentar, memerlukan waktu lama. Berapa lama waktu diperlukan untuk membangun budaya komunitas belajar tidak ada batasan, semakin lama semakin baik. Berkenaan dengan pembelajaran, tidak ada pembelajaran yang sempurna, selalu ada celah untuk memperbaikinya, karena itu pembelajaran harus dikaji secara terus menerus agar lebih baik dan lebih baik. Pengkajian pembelajaran dimaksudkan untuk mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran agar terjadi peningkatan mutu pembelajaran terus menerus. Objek kajian pembelajaran dapat meliputi, antara lain, materi ajar, metode/strategi/pendekatan pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), media pembelajaran, seting kelas, dan asesmen..

Workshop merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya, karena guru wring dijadikan tokoh teladan siswa, bahkan menjadi tokoh identifikasi dire. Sasaran dalam pelaksanaan Workshop adalah guru dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran bisa terjadi di dalam kelas, diluar kelas dan atau di laboratorium. Kelas dalam pengertian ini adalah kelompok belajar siswa bukan ruangan belajar. Bidang garapan Workshop sekurang-kurangnya terdiri atas: (a) penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (b) penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran, (c) pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran (pendekatan, metode, dan teknik), (d) penggunaan media dan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, (e) merencanakan dan melaksanakan penelitian tindakan kelas. Kelima aspek tersebut erat kaitannya dengan tugas pokok dan tanggung jawab guru sebagai agen pembelajaran. Karena itu dalam penelitian ini diteliti bagaimana meningkatkan kompetensi pedagogik guru melalui penerapan Workshop. Oleh sebab itu diperlukan adanya kegiatan Workshop yang dilaksanakan oleh Pengawas sekolah dengan mempertimbangkan masalah pembelajaran yang dihadapi guru serta faktor-faktor yang menjadi penyebabnya

Berdasarkan hasil pengamatan untuk mewujudkan kompetensi dan peran guru dalam penerapan pembelajaran aktif perlu adanya upaya yang dilakukan baik oleh dinas pendidikan, pengawas sekolah, maupun kepala sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan pengawas sekolah dalam rangka peningkatan kompetensi dan peran guru dalam pembelajaran adalah melalui kegiatan pelatihan Workshop.

Berdasar permasalahan di atas, maka penelitian mencoba mengadakan penelitian tindakan sekolah tentang pengembangan kegiatan Workshop untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) melalui kegiatan pelatihan Workshop di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016 yang merupakan wilayah binaan peneliti.

Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru dalam menerapkan pembelajaran PAKEM di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016 melalui kegiatan Workshop. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:

1.     Mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji pemahaman guru dalam pembelajaran terhadap peranannya sebagai pendidik.

2.     Mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengkaji hubungan antara guru dengan Pengawas sekolah dalam upaya memperbaiki pembelajaran di SD.

3.     Menggambarkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pengawas sekolah sebagai upaya memperbaiki pembelajaran di SD.

4.     Mengetahui format yang digunakan Pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik.

Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengkaji subtansi pengembangan SDM, khususnya manajemen SDM guru dan memperkaya bidang akademik tentang pelaksanaan kegiatan Workshop mata pelajaran di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

Manfaat Praktis

a.     Dari aspek pengembangan teori, hasil penelitian ini merupakan bahan bagi pengembangan ilmu manajemen SDM pendidikan khususnya guru sekolah dasar. Manfaat ini akan lebih dirasakan oleh lembaga-lembaga seperti lembaga yang meluluskan calon guru di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

b.     Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan oleh pengawas sekolah dalam pengembangan program peningkatan mutu SDM guru-guru sekolah dasar.

KAJIAN TEORI

Keterampilan Dasar Mengajar

Istilah mengajar sering digandengkan dengan istilah belajar, atau sebaliknya belajar selalu digandengkan dengan mengajar, sehingga sudah menjadi satu kalimat majemuk “kegiatan belajar-mengajar (KBM), proses belajar mengajar (PBM), dan untuk menyebut kedua istilah tersebut, saat ini disatukan menjadi “pembelajaran”. Dengan demikian jika disebut “pembelajaran” itu berartimenunjukkan proses kegiatan yang melibatkan dua unsur: 1) belajar; 2) mengajar. Mengajar merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara dalam mengatur dan mengelola lingkungan belajar untuk mendorong aktivitas belajar siswa/pebelajar. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yangdilakukan oleh siswa/pebelajar merespon lingkungan belajar untukmencapai tujuan yang diharapkan. Fokus pembahasan dalam tulisan ini diarahkan pada unsur mengajar, kalaupun ada unsur belajar yang dibahas semata dimaksudkan untuk lebih mempertegas dan memperjelas pembahasan mengajar itu sendiri.

Mengajar (teaching) memiliki banyak pengertian, mulai dari pengertian yang sudah lama (tradisional) sampai pada pengertian yang terbaru (kontemporer).Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses menyampaikan informasi atau pengetahuan dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pebelajar. Merujuk pada pengertian mengajar tersebut, inti dari mengajar adalah proses menyampaikan (transfer), atau memindahkan. Memang dalam mengajar ada unsur menyampaikan atau transfer dari guru, dosen, instruktur, atau widyaiswara kepada siswa/pebelajar. Akan tetapi pengertian transfer atau memindahkan tersebut bukan seperti seseorang memindahkan air minum dari satu cangkir ke cangkir yang lain. Air yang dipindahkan dari satu cangkir ke cangkir yang lain, volumenya akan tetap sama bahkan karena mungkin terjadi proses penguapan, maka volume air yang dipindahkan itu akan semakin berkurang (menyusut) dari keadaan sebelumnya. Oleh karena itu mengajar yang diartikan proses menyampaikan (transfer), maknanya adalah “menyebarluaskan, memperkaya” pengalaman belajar siswa sehingga dapat mengembangkan potensi siswa/pebelajar secara maksimal.

Pembelajaran

Mengajar atau “teaching” adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekpresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Joyce dan Well, 1996). Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal. Pembelajaran perlu direncanakan dan dirancang secara optimal agar dapat memenuhi harapan dan tujuan.

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

Menurut Budimansyah, dkk (2009:70) PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksutkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi tingkat kemampuan siswa. Efektif yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Selain itu menurut Utami (2010:23) PAKEM adalah suatu proses pembelajaran yang komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, pendidik dan peserta didik.

Kegiatan Pelatihan Workshop

Workshop adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Apabila kita cermati definisi Workshop maka kita menemukan 7 kata kunci yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, kolegalitas, mutual learning, dan komunitas belajar. Workshop bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas pendidik terus menerus. Kalau tidak dilakukan pembinaan terus menerus maka profesionalitas dapat menurun dengan bertambahnya waktu. Bagaimana membinanya, yaitu melalui pengkajian pembelajaran secara terus menerus dan berkolaborasi. Pengkajian pembelajaran harus dilakukan secara berkala, misal seminggu sekali atau dua minggu sekali karena membangun komunitas belajar adalah membangun budaya yang memfasilitasi anggotanya untuk saling belajar, saling koreksi, saling menghargai, saling bantu, saling menahan ego. Membangun budaya tidak sebentar, memerlukan waktu lama. Berapa lama waktu diperlukan untuk membangun budaya komunitas belajar tidak ada batasan, semakin lama semakin baik. Berkenaan dengan pembelajaran, tidak ada pembelajaran yang sempurna, selalu ada celah untuk memperbaikinya, karena itu pembelajaran harus dikaji secara terus menerus agar lebih baik dan lebih baik. Pengkajian pembelajaran dimaksudkan untuk mencari solusi terhadap permasalahan pembelajaran agar terjadi peningkatan mutu pembelajaran terus menerus. Objek kajian pembelajaran dapat meliputi, antara lain, materi ajar, metode/strategi/pendekatan pembelajaran, LKS (Lembar Kerja Siswa), media pembelajaran, seting kelas, dan asesmen. Karena lebih banyak masukan perbaikan akan meningkatkan mutu pembelajran itu sendiri. Menurut sendiri rasanya persiapan pembelajaran sudah bagus dan ketika mendapat masukan dari orang lain bisa meningkatkan mutu persiapan pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dilakukan selama tiga bulan, sejak bulan September 2015 hingga November 2015. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

Subjek dan Objek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, V dan VI yang ada di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora sebanyak 45 orang.

Objek penelitian adalah peningkatan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora.

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:

1.     Wawancara

Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

2.     Observasi

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.

3.     Dokumentasi

Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan hasil kerja anak, foto-foto, video, dan lain sebagainya. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Arikunto, 2002: 206).

Kriteria Keberhasilan

Secara keseluruhan setelah data terkumpul, selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan, dengan indikator sebagai berikut:

1.   Terjadi peningkatan keterampilan dasar mengajar guru dalam kegiatan belajar mengajar.

2.   Peningkatan keterampilan dasar mengajar guru secara individual minimal mendapat kriteria nilai BAIK.

3.   Peningkatan keterampilan dasar mengajar guru secara klasikal apabila 85% guru mendapat kriteria nilai BAIK.

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilaksanakan dalam 2 siklus di mana pada masing-masing siklus dilaksanakan dengan 3 kali pertemuan dengan menerapkan kegiatan Workshop dalam upaya meningkatkan kompetensi guru khususnya guru kelas IV, V dan VI di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora yang didasarkan pada 3 indikator dan kriteria penilaian dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:

Pada indikator kesiapan dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang harus dipersiapkan guru sebagai langkah awal dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang terdiri dari silabus, RPP, buku pegangan guru dan siswa serta kisi-kisi soal, hasil penilaian dari kondisi awal sampai dengan siklus kedua Berdasarkan uraian hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dan Analisis hasil pembinaan dengan mengefektifkan kegiatan pelatihan Workshopsebagai upaya meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

a.     Pelatihan Workshop dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru Sekolah Dasar dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

b.     Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa peningkatan kompetensi guru kelas IV, V, dan VI dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora dapat ditempuh dengan melaksanakan kegiatan pelatihan Workshop. Kenyataan tersebut dibuktikan dengan peningkatan aspek-aspek yang menjadi indikator peningkatan kompetensi guru dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Pada aspek kesiapan perangkat menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) yang dibawa oleh guru terbukti meningkat cukup signifikan dari angka 65,00 dan hanya masuk dalam kategori cukup (C) pada siklus pertama menjadi 78,57 dan masuk dalam kategori baik (B) pada siklus kedua. Penilaian Validasi Teoritik Per KD terhadap naskah soal yang dibuat oleh guru terbukti meningkat dari rata-rata 63,33 dan hanya masuk dalam kategori cukup (C) pada siklus pertama menjadi 84,17 dan masuk dalam kategori baik (B), dan pada aspek terakhir, yaitu peningkatan pencapaian parameter dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) meningkat dari rata-rata 43,89 pada siklus pertama menjadi 50 pada siklus kedua.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan uraian hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dan Analisis hasil pembinaan dengan mengefektifkan kegiatan pelatihan Workshopsebagai upaya meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru dalam menerapkan pembelajaran PAKEM di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016 dapat disimpulkan bahwa Pelatihan Workshop dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan PAKEM di DABIN II UPTD TK/ SD Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora Tahun Pelejaran 2015/2016.

Saran

Supaya penelitian ini mempunyai nilai manfaat, maka berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyarankan kepada:

Guru

Dengan penelitian ini, peneliti menyarankan agar guru melalui kegiatan kegiatan pelatihan Workshop:

a.     Dapat meningkatkan keterampilan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

b.     Dapat meningkatkan keterampilan dasar guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Pengawas sekolah

Dengan penelitian ini, peneliti menyarankan supaya pengawas sekolah melakukan pembinaan akademik dalam upaya meningkatkan keterampilan dasar mengajar bagi guru terutama pada proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Sekolah

a.     Menjadikan pembinaan melalui kegiatan pelatihan Workshop sebagai sebuah model dalam upaya peningkatan meningkatkan keterampilan dasar mengajar bagi guru terutama pada proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

b.     Menjadikan pembinaan melalui kegiatan pelatihan Workshop sebagai khasanah gagasan yang memperkaya kemungkinan-kemungkinan solusi pemecahan masalah peningkatan kualitas keterampilan dasar mengajar bagi guru terutama pada proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Perpustakaan

Dengan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada perpustakaan menempatkan hasil penelitian ini sebagai bahan bacaan yang ada di perpustakaan guna menambah pengetahuan tentang pernan pembinaan akademik bagi upaya peningkatan kualitas keterampilan dasar mengajar bagi guru terutama pada proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka

Arikunto, Suharsimi, 1986. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , Jakarta: Bina Aksaran.

Bill Cerbin & Bryan Kopp. A Brief Introduction to College Lesson Study. Lesson Study Project. online: http://www.uwlax.edu/sotl/lsp/index2.htm

Budimansyah, Dasim. dkk. 2009. PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Bandung: PT Genesindo

Catherine Lewis (2004) Does Lesson Study Have a Future in the United States?. Online: sowi-online.de/journal/2004-1/lesson_lewis.htm

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta. Proyek Pengembangan Pendidikan Guru

Departemen Pendidikan Nasional.2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta

Dunkin. J. Michael. 1987. Teaching and Teacher Education. New York. Pergoman Press.

Jalal, F., & Supriyadi, D. 2001. Reformasi Pendidikan Dalam Konteks Otonom Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Lesson Study Research Group online: tc.edu/lessonstudy/whatislessonstudy.html

Maunah, Binti, 2009, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Sukses Offset

Mukhtar & Iskandar, 2009, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional

Pidarta, Made, 2009, Supervisi Pendidikan Konstektual, Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim, 2004, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Pusat Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pusaka

Sagala, Syaiful,200, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.Bandung: Alfabeta

Sahertian, P.A.2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Slamet Mulyana. 2007. Lesson Study (Makalah). Kuningan: LPMP-Jawa Barat

Suparlan, dkk. 2008. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Bandung: PT. Genesindo

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Syah, M. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

 Wikipedia.2007. Lesson Study. en.wikipedia.org/wiki/Lesson_stu