UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN NARASI MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA POTONGAN GAMBAR SERI SISWA KELAS V

SD NEGERI PABELAN KECAMATAN PABELAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Suhartatik

SD Negeri Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang dan memenuhi salah satu syarat kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional guru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. PTK merupakan suatu tindakan yang bersifat reflektif oleh para pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional mengenai tindakan mereka dalam bertugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran dilaksanakan. Subjek yang akan diteliti adalah anak kelas V SD Negeri Pabelan Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis data hasil test pada siklus I dengan nilai rata-rata 69,9. Perolehan nilai tersebut dapat dikatakan cukup berhasil dibanding sebelum adanya tindakan. Dengan persentase ketuntasan yaitu 13 siswa atau 61,90% dan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,10%. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di atas, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh masih di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II perolehan nilai menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang adalah 78,36, nilai yang diperoleh tersebut dikategorikan berhasil karena mengalami peningkatan. Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena kemampuan siswa dalam menulis karangan telah mencapai target yaitu 100% siswa yang telah tuntas dan mencapai KKM (70).

Kata Kunci: Menulis Karangan Narasi, Media Potongan Gambar Seri Siswa.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal penting untuk menentukan maju mundurnya suatu bangsa. Pendidikan sangat diperlukan sebagai sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1, dinyatakan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaannya, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat Bangsa dan Negara[1].

Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang disadari untuk mengembangkan suatu potensi individu, sehingga memiliki kecerdasan, emosional, berakhlak mulia dan keterampilan untuk siap hidup ditengahtengah masyarakat. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar diberbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagai perkembangan individu[2]. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dalam proses pendidikan tersebut manusia akan mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya.

Berbicara mengenai pendidikan, maka tidak akan lepas dari pembahasan mengenai pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar di suatu lingkungan belajar[3].

Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah kegiatan mentransformasikan ilmu yang sengaja diprogramkan oleh guru untuk peserta didik berdasarkan kurikulum dan tujuan yang ingin dicapai, sehingga pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan manusia dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Melalui pendidikan pula kita dapat memberikan informasi pengetahuan dan pembentukan keterampilan.

Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menuntut siswa untuk memiliki keterampilan tertentu. Salah satu mata pelajaran yang menuntut siswa memiliki keterampilan yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi. Pentingnya bahasa dalam kehidupan menjadikan bahasa harus dipelajari. Peranan dunia pendidikan harus mampu menghasilkan siswa yang terampil dalam berbahasa. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis ini merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur[4]. Oleh karena itu, menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya melainkan harus melalui proses pembelajaran. Oleh para ahli keterampilan menulis ditempatkan pada tatanan paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca.

Dalam peristiwa komunikasi dengan menggunakan bahasa, kita dapat memilih mana yang akan kita lakukanlah. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis dipengaruhi oleh sejumlah faktor dalam komunikasi. Selain faktor kebahasaan, faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis adalah: (1) kondisi penulisan, (2) pesan yang dikomunikasikan, (3) kondisi pembaca, (4) media atau bentuk tulisan. Akibat faktor-faktor tersebut keberhasilan menulis dapat diverifikasikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks. Menulis dapat meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, menumbuhkan keberanian, merangsang kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Terkait dengan aspek keterampilan berbahasa, salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan menulis.

Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuknya, antara lain keterampilan menulis karangan. Ada beberapa jenis karangan yaitu 1) karangan narasi, 2) karangan deskripsi, 3) karangan eksposisi, 4) karangan argumentasi, 5) karangan persuasi. Salah satu karangan yang kurang diminati oleh siswa yaitu menulis karangan narasi karena karangan narasi merupakan karangan yang sulit dituangkan dalam bentuk tulisan karena karangan tersebut berisi rangkaian peristiwa yang susul menyusul sehingga membentuk alur cerita.

Pengembangan keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sejak tingkat SD (Sekolah Dasar). Namun pada kenyataannya sarana prasarana yang menunjang tercapainya pembelajaran Bahasa Indonesia terutama media gambar dalam menyampaikan materi menulis karangan sangat kurang memadai, Oleh karena itu, diperlukan suatu pengetahuan yang dapat menunjang pengembangan kreativitas guru dalam mengajar. Dalam mengajar, guru tidak hanya sekedar menerangkan dan menyampaikan sejumlah materi kepada peserta didik, namun hendaknya guru perlu menguasai berbagai metode mengajar dan dapat mengelola kelas secara baik. Selain mengunakan berbagai metode yang menarik, pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran merupakan suatu hal yang penting dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Hamalik mengemukakan bahwa, pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa[5].

Salah satu media yang dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai penunjang hasil pembelajaran agar maksimal adalah media potongan gambar seri dalam materi menulis karangan narasi karena dengan media potongan gambar seri siswa akan terlebih dahulu menyusun gambar kemudian siswa akan lebih mengerti maksud dari media gambar tersebut, sehingga siswa mampu menulis dan menyusun karangan dengan runtut, dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti, sederhana tapi sesuai dengan yang dimaksudkan oleh media gambar tersebut.

Menurut Soeparno peranan gambar seri dalam pembelajaran menulis adalah membantu siswa dalalm memperoleh konsep tentang suatu topik tertentu dengan mengamati gambar seri maka siswa akan dapat menuangankan idenya dalam bentuk tulisan. Selain itu, gambar seri merupakan gambar mnemois yakni suatu gambar yang dapat menimbulkan suatu ingatan pada suatu rangkaian kejadian tertentu. Sedangkan menurut pendapat Abbas gambar seri yang berupa kejadian beruntun akan membantu siswa dalam menemukan gagasan dalam bercerita. Sesuai dengan tahap perkembangannya, siswa MI masih akan lebih mudah memahami konsep bila melalui media yang konkret, begitu pula dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Dengan memanfaatkan media gambar seri, siswa akan terpusat perhatiannya pada segala sesuatu yang ada di dalam gambar. Gambar seri juga dapat menjadikan siswa tertarik dalam pembelajaran sehingga minat siswa untuk menulis menjadi meningkat. Dengan mengamati gambar siswa akan lebih mudah menemukan kosa kata dan mengungkapkan sesuatu yang ada digambar dalam bentuk tulisan. Siswa dapat membuat kalimat dengan mudah dan merangkai kalimat tersebut menjadi paragraf yang sesuai dengan gambar. Siswa kemudian merangkai paragraf tersebut menjadi karangan yang berupa rangkaian cerita yang bersambungan sesuai dengan urutan gambar.

Menurut Sadiman, media gambar memiliki kelebihan diantaranya: (1) sifatnya komkret dan lebih realistis menunjukkan pokok masalah, (2) media gambar dapat mengatasi batas ruang dan waktu karena tidak semua benda dapat ditampilkan di kelas dan suatu peristiwa tidak dapat dilihat seperti adanya, dan (3) gambar dapat memperjelas suatu masalah.6

Media potongan gambar seri dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sangat cocok digunakan untuk melatih keterampilan menulis karangan dan keterampilan ekspresi lisan (berbicara dan bercerita). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekurangberhasilan pembelajaran keterampilan menulis karangan di SD Negeri Pabelan Pabelan Kab. Semarang. Faktor dari guru yaitu , (1) kurang terampilnya guru dalam menggunakan media gambar, (2) kurang kreatifnya guru dalam membuat media gambar. (3) guru hanya memberikan pembelajaran keterampilan menulis secara teori, kurang pada praktik. Kalaupun memberikan kegiatan praktik menulis, guru hanya mengevaluasi hasil keterampilan menulis siswa tetapi tidak pada pembahasan kesalahan yang dilakukan siswa dalam menulis, sehingga cenderung menghasilkan siswa yang pasif, sedangkan faktor dari siswa yaitu: (1) kurang mampunya siswa dalam menulis karangan, (2) kurangnya motivasi siswa dalam menulis karangan, (3) kurangnya sarana prasarana gambar yang menarik.

Berdasarkan uraian di atas itulah yang mendorong penulis untuk melakukan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang berjudul:

“Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Potongan Gambar Seri Siswa Kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”

Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang Melalui Media Potongan Gambar Seri Tahun 2015/2016?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan menggunakan media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang.

Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis:

Secara Teoritis

Dengan adanya penelitian, penulis dapat mengetahui adanya Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang Melalui Media Potongan Gambar Seri.

Secara Praktis

a.     Kepala Sekolah

Dapat meningkatkan kompetensi lulusan sehingga kridebilitas sekolah meningkat.

b.     Guru

Dapat mengetahui manfaat dari penggunaan media potongan gambar seri dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.

c.     Siswa

Dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, khususnya kegiatan keterampilan menulis karangan.

LANDASAN TEORI

Kajian Teoritik

Hakikat Menulis

Pada hakikatnya ada empat keterampilan berbahasa yang perlu kita kuasai untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis[6]. Keterampilan membaca dan mendengar (menyimak) biasanya juga disebut kemampuan yang bersifat aktif reseptif.Kedua keterampilan tersebut memiliki kemampuan menerima, proses decoding, kemampuan untuk memahami bahasa atau pesan yang dituturkan oleh pihak lain baik yang dituturkan melalui sarana bunyi atau tulisan. Lain halnya keterampilan berbicara dan menulis keduanya memiliki ciri yang sama, yaitu produktif dan ekspresif.

Perbedaannya ialah bahwa, menulis diperlukan penglihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara diperlukan pendengaran dan pengucapan[7]. Produktif dan ekspresif merupakan kemampuan yang menuntut kegiatan ecoding, kegiatan untuk menyampaikan bahasa kepada pihak lain, baik secara lisan maupun tertulis. Fokus dalam peneilitian ini akan memaparkan keterampilan menulis yang merupakan bagian dari keterampilan yang bersifat aktif produktif. Menulis itu pada dasarnya merupakan kegiatan merekam hasil berfikir ke dalam bentuk lisan dengan menggunakan sistem peralatan tulis. Usaha merekam bahasa lisan ke dalam bentuk tulisan menghendaki adanya aturan yang harus diikuti dan dipatuhi. Hal ini yang menyebabkan kepandaian menulis itu menjadi sebuah keterampilan. Sebuah keterampilan tentu tidak akan diperoleh apabila tidak melalui proses latihan terus menerus.

Menulis merupakan kebutuhan yang sangat mutlak diperlukan bagi setiap orang. Hal ini disebabkan semua aktifitas komunikasi saat ini tidak dapat terlepas dari pemanfaat menulis. Melalui tulisan seseorang dapat menuangkan ide, perasaan, dan peristiwa kepada orang lain. Oleh karena itu kemampuan ini sangat perlu diajarkan dan di latih disekolah dasar untuk memudahkan para pelajar berpikir[8].

Menulis itu seperti berbicara, yaitu menyampaikan sebuah pesan, bisa merupakan informasi, pemikiran, ajakan atau unek-unek. Hanya saja berbeda dalam hal penyampaiannya. Kalau menulis menyampaikannya dengan sebuah tulisan atau coretan di kertas dengan peralatan menulis sedangkan berbicara menyampaikannya dengan bentuk lisan atau ucapan. Jika diumpamakan, bahasa lisan itu seperti ruh, sedangkan bahasa tulisan merupakan raga atau badannya. Perlu kita ketahui bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan tersendiri dalam mengungkapkan isi hatinya. Ada yang lebih mampu menuangkan isi hatinya melalui keterampilan berbicara, dan ada pula yang lebih lancar bila mengungkapkan isi hatinya dengan menulis. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan dan kecepatan berfikir tiap individu. Untuk menjebatani keadaan semacam itu keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diperhatikan secara khusus.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat dikatakan bahwa menulis bukanlah warisan yang diturunkan oleh keluarga kepada anaknya, tetapi menulis adalah suatu keterampilan yang biasa dilakukan oleh semua orang. Keterampilan menulis seseorang akan semakin terasah jika dilatih secara terus menerus, memiliki kemauan untuk bisa menulis dan disiplin.

Media

Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti, tengah, perantara atau „pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan[9]. Secara umum media adalah “segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.”

National Educatian Asociation (NEA) memberi batasan bahwa media merupakan saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk tekonologi perangkat keras. Menurut Barlo dalam Miarso, proses komunikasi melibatkan paling kurang tiga komponen utama, yakni pengirim atau sumber pesan, perantara (media) dan penerima. Sementara itu, Gagne dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa, media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer[10].

Gerlach & Ely yang dikutip Azhar Arsyad mengatakan bahwa “media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini , guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.27

Asosiasi Pendidikan Nasional memiliki pengertian yang berbeda, menurutnya media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatanya.Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut, yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran,perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Schramm mengemukakan pendapatnya bahwa “media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas V SD Negeri Pabelan, Kec. Pabelan Kab. Semarang, melalui pengataman ketika KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung di kelas.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Terhitung sejak bulan Agustus sampai bulan Oktober 2015.

DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pabelan Kecamatan Pabelan Kab. Semarang yang berjumlah 21 orang. Dari 21 orang tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada siswa yang aktif dan ada juga yang pasif dan pendiam dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri. Demikian juga jika dilihat daritingkat kecerdasan, ada yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. oleh karena itu hasil test kemampuan menulis karangan narasi yang diperoleh tidak sama.

Sebelum memulai proses pembelajaran Bahasa Indonesia tentang menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri, terlebih dahulu guru memberikan pretest kepada siswa. Hal itu dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami gambar sehingga dapat membuat karangan narasi. Setelah mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi tersebut, maka pembelajaran Bahasa Indonesia dalam penelitian ini dilanjutkan dengan mengadakan postest pada siklus I.

Data Pra Tindakan Siklus I

Pra siklus dilaksanakan pada tanggal 02 November 2015. Sebelum melakukan penelitian di siklus I peneliti terlebih dahulu mengadakan pretest. Pelaksanaan hasil kegiatan pretest tersebut terpaparkan melalui tabel 4.1. peneliti melakukan hal ini untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal siswa dalam memahami potongan gambar seri dalam menulis karangan narasi.

Berdasarkan hasil analisis dari tabel-tabel hasil pretest diatas nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest adalah 65,7, nilai tersebut masih d bawah KKM dan hanya 5 siswa atau setara dengan 23,80% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 16 siswa atau 76,20% yang belum mencapai ketuntasan dalam menulis karangan narasi berdasarkan media potongan gambar seri.

Data Siklus I

Kemampuan siswa kelas V SD Negeri Pabelan dalam menulis karangan narasi pada siklus I ini baru mencapai hasil 71,4%, itu berarti belum mencapai hasil yang diharapkan sesuai ketuntasan Klasikal kelas yaitu 85%, dengan aspek pemahaman baru mencapai 71,42%, antusias 76,19%, dan yang paling rendah adalah aspek kesesuaian yaitu baru mencapai 42,85%. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II.

Hasil yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri Pabelan dalam menulis karangan narasi berdasarkan media potongan gambar seri dapat dilihat pada tahap refleksi ini, hasil pengamatan yang diperoleh dianalisis bersama observer pada siklus I. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.

Berdasarkan analisis dari tabel diatas data hasil perolehan nilai siswa kelas V SD Negeri Pabelan pada materi menulis karangan narasi berdasarkan media potongan gambar seri pada siklus 1 dengan nilai rata-rata 69,9. Perolehan nilai tersebut dapat dikatakan cukup berhasil dibanding sebelum adanya tindakan. Dengan persentase ketuntasan yaitu 13 siswa atau 61,90% dan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,10%. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di atas, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh masih di bawah KKM, maka perlu dilanjutkan ke siklus II.

Data Siklus II

Kemampuan siswa kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang dalam menulis karangan narasi berdasarkan media potogan gambar seri pada siklus II ini telah mencapai hasil 100%, itu berarti telah mencapai hasil yang diharapkan sesuai ketuntasan klasikal kelas yaitu 85 dengan aspek respon siswa 100%, pemahaman mencapai 100%, antusias 100%, keberanian 100% dan aspek kesesuaian mencapai 100%. Berdasarkan hasil tersebut, maka penelitian dikategorikan berhasil dengan perolehan rata-rata 100%.

Pada tahap refleksi siklus II ini, hasil pengamatan yang diperoleh dan dianalisis untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri.

Dengan demikian perolehan nilai pada siklus II berdasarkan analisis dari tabel-tabel hasil postest siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pada siklus I. Jika dirata- ratakan perolehan nilai menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang adalah 78,36, nilai yang diperoleh tersebut dikategorikan berhasil karena mengalami peningkatan.

Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena kemampuan siswa dalam menulis karangan telah mencapai target yaitu 100% siswa yang telah tuntas dan mencapai KKM (70) mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam menulis karangan narasi.

 

Analisis Data

Data yang dianalisis yaitu data hasil menulis karangan narasi sebelum tindakan (pretest) dan hasil data sesudah adanya tindakan (postest) pada siklus I dan II. Kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi berdasarkan media potongan gambar seri setelah adanya tindakan pada siklus I dan II mengalami peningkatan dibanding dengan hasil pretest pada siklus I dan II sebelum adanya tindakan. Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas terlihat bahwa setiap kegiatan pretest dan setelah adanya tindakan pada siklus I dan II nilai rata-rata siswa terus terjadi peningkatan, terbukti pada kegiatan test siklus I nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 69,9 dengan persentase ketuntasan yaitu 13 siswa atau 61,90% dan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,10%, kemudian setelah adanya tindakan siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata test 78,36 dengan ketuntasan siswa mencapai 21 anak atau 100%.

Pembahasan

Berdasarkan kegiatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) atau Classroom Action Research yang dilaksanakan peneliti dalam dua siklus ternyata membutuhkan rincian penjelasan dengan tabel yang dibatasi persiklus. Tiap siklus meliputi: (1) tahap perencanaan(2) tahap pelaksanaan tindakan (3) tahap observasi dan (4) tahap refleksi. Putaran siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dalam setiap pertemuannya.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pra siklus. Dari hasil pengamatan ini, peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia dalam materi menulis karangan narasi di kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang masih tergolong rendah hal ini terbukti perolehan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest adalah 65,7, nilai tersebut masih d bawah KKM dan hanya 5 siswa atau setara dengan 23,80% siswa yang mencapai ketuntasan belajar dan 16 siswa atau 76,20% yang belum mencapai ketuntasan.

Rendahnya perolehan nilai siswa ditandai dengan: (1) rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi (2) waktu yang dibutuhkan untuk menuangkan ide sangat lama (3) penggunaan tanda baca belum tepat (4) susunan kalimat belum teratur (5) tulisan belum rapi. Melihat permasalahan tersebut peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi yaitu dengan menggunakan media potongan gambar seri dalam menulis karangan narasi agar menarik perhatian siswa dalam menulis karangan narasi dan lebih mudah untuk menuangkan ide-idenya.

Hasil analisis dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi yang diakibatkan adanya tindakan yang diberikan pada siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan narasi yaitu dengan menggunakan media potongan gambar seri.

Dimana setelah siswa menulis karangan narasi dengan menggunakan media potongan gambar seri nilai postest siswa mengalami peningkatan dari nilai pretest. Selain itu siswa menjadi lebih aktif, antusias dan semangat untuk menulis karangan narasi hal ini dikarenakan bahwa dengan menggunakan media potongan gambar seri siswa menjadi mudah untuk menuangkan ideidenya dalam menulis karangan narasi.

Berdasarkan hasil analisis data hasil test pada siklus I dengan nilai rata-rata 69,9. Perolehan nilai tersebut dapat dikatakan cukup berhasil dibanding sebelum adanya tindakan. Dengan persentase ketuntasan yaitu 13 siswa atau 61,90% dan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,10%. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di atas, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh masih di bawah KKM, maka perlu dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II perolehan nilai menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang adalah 78,36, nilai yang diperoleh tersebut dikategorikan berhasil karena mengalami peningkatan. Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena kemampuan siswa dalam menulis karangan telah mencapai target yaitu 100% siswa yang telah tuntas dan mencapai KKM (70). hal ini menunjukan penelitian tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis karangan narasi dengan menggunakan media potongan gambar seri pada siswa kelas V dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi. Hal ini terbukti dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa pada kegaiatan postest siklus I dan II.

Berdasarkan hasil analisis data hasil test pada siklus I dengan nilai rata-rata 69,9. Perolehan nilai tersebut dapat dikatakan cukup berhasil dibanding sebelum adanya tindakan. Dengan persentase ketuntasan yaitu 13 siswa atau 61,90% dan tidak tuntas sebanyak 8 siswa atau 38,10%. Berdasarkan hasil analisis pada siklus I di atas, menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh masih di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II perolehan nilai menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri pada kelas V SD Negeri Pabelan Kab. Semarang adalah 78,36, nilai yang diperoleh tersebut dikategorikan berhasil karena mengalami peningkatan. Maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya, karena kemampuan siswa dalam menulis karangan telah mencapai target yaitu 100% siswa yang telah tuntas dan mencapai KKM (70).

Berdasarkan uraian diatas, maka terbukti bahwa ada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi pada siswa kelas V dengan menggunakan media potongan gambar seri. Dengan demikian, penelitian ini mengandung implikasi bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi telah mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal tersebut dikarenakan bahwa pembelajaran Bahsasa Indonesia pada materi menulis karangan narasi menggunakan media potongan gambar seri yang menjadikan siswa lebih mudah menuangkan ide-idenya, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi karangan narasi menjadi menyenangkan. Dengan begitu kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi menjadi meningkat.

Saran- Saran

Setelah penelitian ini berakhir sesuai dengan prosedur yang dilaksanakan pada penelitian tindakan kelas dalam materi menulis karangan narasi melalui media potongan gambar seri pada pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti memberikan saran agar pada Kegiatan Belajar Mengajar pelajaran Bahasa Indonesia diharapkan lebih kreatif dan inovatif. Sehingga kegiatan pembelajaran tidak monoton dan membuat siswa merasa jenuh serta bosan. Gambar dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia. Karena gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Dalam hal ini, siswa didorong dan dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan ide.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam. Departemen Agama RI. 2009.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2013

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010. cet. Ke-13.

Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. 2012

Fatra, Maifalinda dan Abd. Rozak. Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Hindun. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia. 1982.

Kosasi, Nandang dan Dede Sumarna. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung: Alfabeta. 2013.

Marahimin, Ismali. Menulis Secara Populer. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya. 1994.

M. Kuntarto, Niknik. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. (Jakarta: Peneribit Mitra Wacana, 2010). Cet ke-8

Munadi, Yudi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press. 2008. 211

Ruswandi, Uus dan Badrudin. Media Pembelajaran. (Bandung: Cv. Insan Mandiri, tt).

Sanjaya, Wina. Penilitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2014

Sudjana, Nana (1990:02) dalam Uus Ruswandi dan Bahrudin. Media Pembelajaran. (Bandung: Cv. Insan Mandiri,t.t.)

Syarifudin, Tatang. Landansan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kemeterian Agama RI. 2012.

Tarigan, Henry Guntur, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 2008.

 


 



[1]     Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, BP Dharma Bhakti h. 3

[2]     Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, 2012), Cet. Ke-2, h.35

[3]     Op. Cit. h.5

[4]     Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa 2008) Edisi Revisi, h.4`

[5]     Hamalik dalam Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2010), cet. ke-13, h. 15

[6]     Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya 1994), h.4

[7]     Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa 2008), h.12

[8]     Hindun, Pembelajaran Bahasa Indonesia Berkarakter di Ibtidaiyah/Sekolah Dasar (Depok: Nufa Citra Mandiri, 2013) h. 203-204

[9]     Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Rajawali Press, 2010), Cet. Ke-13 h.3

[10]    Rayandra Asyhar, Kretaif Mengembangkan Media Pembelajar, (Jakarta: Referensi Jakarta 2012), Cet. Ke-1 h.5