PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS V B

SD NEGERI SENDANGASRI LASEM REMBANG

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Kadarwati

Guru Kelas V B SD Negeri Sendangasri

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas VB SD Negeri Sendangasri Lasem Rembang melalui Metode Field Trip. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa Kelas V B SD Negeri Sendangasri yang berjumlah 20 siswa. Model penelitian ini menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Data hasil penelitian ini dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif untuk menganalisis hasil observasi, deskriptif kuantitatif untuk menganalisis hasil penilaian menulis karangan deskripsi dan dokumentasi hasil penelitian dalam bentuk foto. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan menggunakan Metode Field Trip dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa Kelas V B SD Negeri Sendangasri. Peningkatan proses dapat dilihat dari minat belajar siswa yang meningkat, siswa menjadi aktif dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan hasil menulis karangan deskripsi siswa menjadi lebih baik. Peningkatan nilai ratarata keterampilan menulis karangan deskripsi pada Kondisi Awal sebesar 58,5, pada Siklus I meningkat menjadi 65,95 dan pada Siklus II meningkat menjadi 73,05. Peningkatan persentase siswa yang mencapai KKM dalam menulis karangan deskripsi pada Kondisi Awal sebesar 30%, pada Siklus I menjadi 40% dan pada Siklus II meningkat menjadi 85%.

Kata Kunci: Keterampilan Menulis, Karangan Deskripsi, Metode Field Trip.

 

PENDAHULUAN

Tarigan (1986: 1) mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara adalah keterampilan secara langsung. Dengan bahasa lisan ini supaya siswa mampu menyampaikan pendapat serta perasaannya secara lisan. Sedangkan bahasa tulis diberikan kepada siswa supaya mereka mampu mengembangkan afektifnya, yaitu mengembangkan perasaan dan sikap untuk bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan padanya.

Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Sedangkan menurut Abbas (2006: 125), kemampuan atau keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Dengan menulis, maka akan dapat melatih siswa alam membentuk tulisannya supaya lebih rapi, belajar mengenai tata letak penggunaan huruf besar kecilnya, dan tata bahasa lainnya.

Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan. Dalam kegiatan menulis ini, siswa dituntut untuk aktif dalam menuangkan ide yang ada di pikirannya. Nantinya kata-kata itu akan menjadi sebuah kalimat dan kalimatkalimat itu akan menjadi sebuah paragraf. Paragraf yang utuh nantinya akan menjadi sebuah karangan. Karangan yang sudah jadi nantinya harus sesuai dan saling berhubungan supaya dapat dibaca dan dipahami.

Pembelajaran menulis karangan deskripsi seharusnya disampaikan secara runtut. Guru menjelaskan terlebih dahulu mengenai karangan deskripsi itu apa, kemudian memberikan contoh mengenai karangan deskripsi. Setelah itu siswa mencoba untuk membuat karangan deskripsi sendiri. Tetapi kenyataan di lapangan siswa belum bisa menulis karangan deskripsi dengan baik.

Pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi di Sekolah Dasar (SD) masih kurang optimal. Gurunya masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Fathkurrohman di SD N 3 Palar Klaten (2011) tentang pelaksanaan pembelajaran menulis karangan deskripsi diperoleh hasil bahwa siswa kurang begitu antusias dalam menulis karangan deskripsi, siswa kurang aktif, perhatian siswa yang tidak terpusat dan keterampilan menulis siswa masih rendah.

Hal serupa juga ditemukan pada pembelajaran menulis karangan deskripsi di SD Negeri Sendangasri Lasem Rembang. Beberapa hal yang menyebabkan keterampilan menulis masih rendah, yaitu faktor dari siswa adalah 1) motivasi belajar siswa rendah khususnya dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi, 2) siswa masih kesulitan dalam menuangkan ideidenya ke dalam bentuk tulisan, 3) siswa kurang terlatih dalam pembelajaran menulis, 4) pembelajaran di kelas membuat siswa bosan. Sedangkan faktor dari guru adalah dalam mengajar guru masih menggunakan metode ceramah yang hasilnya membuat siswa jenuh atau monoton dan media yang digunakan juga hanya dari buku paket saja tidak ada media lain. Dengan keadaan seperti itu pembelajaran mengarang menjadi kurang antusias. Hal ini terbukti dari hasil pratindakan yang sudah dilakukan diperoleh nilai Bahasa Indonesia Kelas V B dari 20 siswa adalah 74 sebagai nilai tetinggi dan 45 sebagai nilai terendah dengan ketuntasan nilai (KKM) adalah 70.

Metode Field Trip bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya (Roestiyah, 1991:85). Dengan metode ini siswa diharapkan mendapat gambaran secara konkret mengenai halhal yang akan ditulis, antara lain dalam menentukan topik karangan deskripsi dan dapat termotivasi sehingga mampu menuangkan ide, gagasan dan pikirannya ke dalam bentuk tulisan karangan deskripsi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di luar dan di dalam kelas pada Kelas V B di SD Negeri Sendangasri. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Agustus sampai dengan Oktober Tahun 2017 pada Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas V B SD Negeri Sendangasri, Lasem Rembang sejumlah 20 siswa, terdiri dari 11 perempuan dan 9 lakilaki.

Sumber data penelitian ini adalah siswa, dokumen dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah observasi dan tes. Observasi menggunakan lembar observasi. Dokumentasi menggunakan foto. Tes menggunakan karangan deskripsi.

Validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif. Prosedur dalam penelitian ini menggunakan model Siklus dari Kemmis dan Taggart.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran pada Kondisi Awal hanya menggunakan metode ceramah dan menggunakan buku, sehingga siswa bosan, kesulitan dalam menunangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan dan motivasi belajar menjadi rendah. Keterampilan menulis karangan deskripsi dengan nilai rata-rata sebesar 58,5 dan persentase ketuntasan sebesar 30%.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I, siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Sedangkan kunjungan dilakukan di perpustakaan sekolah. Siswa melakukan pengamatan bersama dengan kelompok, termasuk melakukan wawancara dengan petugas perpustakaan. Kemudian siswa menulis karangan deskripsi secara individual.

Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan hasil karangan deskripsi secara individual, kerangka dalam menulis karangan deskripsi dan kunjungan berikutnya, yaitu di halaman sekolah.

Sesuai dengan hasil observasi, aktivitas belajar siswa dengan persentase rata-rata sebesar 65,3% yang termasuk kriteria baik. Sedangkan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan nilai rata-rata sebesar 65,95 dan persentase ketuntasan sebesar 40%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II, siswa belajar secara individual. Sedangkan kunjungan dilakukan di lapangan voli. Siswa melakukan pengamatan secara individual, kemudian menulis karangan deskripsi.

Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan hasil karangan deskripsi secara individual, kerangka dalam menulis karangan deskripsi, ejaan dalam karangan dan kunjungan berikutnya, yaitu di area persawahan.

Sesuai dengan hasil observasi, aktivitas belajar siswa dengan persentase rata-rata sebesar 78% yang termasuk kriteria baik. Sedangkan keterampilan menulis karangan deskripsi dengan nilai rata-rata sebesar 73,05 dan persentase ketuntasan sebesar 85%.

Pembahasan

Keberhasilan proses dalam penelitian ini ditunjukkan dengan adanya perkembangan proses dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dan aktivitas siswa. Perkembangan proses dalam pembelajaran dapat ditunjukkan terlihat dengan adanya perubahan sikap siswa ke arah yang lebih baik setelah menggunakan Metode Field Trip.

Tindakan penelitian pada Siklus I dan II terlihat terus mangalami peningkatan. Guru juga menjelaskan kembali tentang halhal yang harus diperhatikan ketika menulis sebuah karangan, sehingga kesalahankesalahan yang terdapat pada hasil menulis Siklus I tidak terulang kembali pada Siklus II.

Keberhasilan produk peningkatan menulis karangan deskripsi ini berdasarkan hasil tes menulis karangan deskripsi menggunakan Metode Field Trip. Tes keterampilan menulis karangan deskripsi dilakukan selama 2 siklus. Setiap tindakan siklus merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya.

Penilaian dalam karangan ini meliputi 5 aspek, yaitu, isi gagasan yang dikemukakan meliputi isi gagasan dan hasil pendeskripsian, organisasi isi, struktur tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan tanda baca. Setiap aspek penilaian tersebut mempunyai rentang yang berbeda.

Tabel 1. Analisis keterampilan menulis karangan deskripsi pada Kondisi Awal,  Siklus I dan Siklus II.

No

Nilai

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

45

51

64

2

Nilai rata-rata

58,5

65,75

73,05

3

Nilai tertinggi

74

74

82

4

Persentase ketuntasan

30%

40%

85%

 

Sesuai dengan analisis nilai tersebut, maka keterampilan menulis karangan deskripsi meningkat dan memenuhi indikator kinerja yang ditentukan. Nilai rata-rata sebesar 73,05 lebih besar daripada nilai ketuntasan sebesar 70. Persentase ketuntasan sebesar 83,5% lebih besar daripada ketuntasan minimal sebesar 75%. Sesuai dengan peningkatan tersebut, maka hipotesis tindakan terbukti benar.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas V B SD Negeri Sendangasri Lasem Rembang melalui Metode Field Trip meningkat. Pada Kondisi Awal, keterampilan menulis dengan nilai rata-rata sebesar 58,5 dan persentase ketuntasan sebesar 30%. Pada Siklus I, keterampilan menulis dengan nilai rata-rata sebesar 65,95 dan persentase ketuntasan sebesar 40%. Pada Siklus II, keterampilan menulis dengan nilai rata-rata sebesar 73,05 dan persentase ketuntasan sebesar 85%.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah pembelajaran Bahasa Indonesia dalam kemampuan menulis hendaknya menggunakan Metode Field Trip dan penilaian keterampilan menulis memperhatikan 5 aspek, yaitu isi gagasan yang dikemukakan meliputi isi gagasan dan hasil pendeskripsian, organisasi isi, struktur tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan tanda baca.

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Salleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Afektif di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Akhadiah, Sabarti dkk. 1992. Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

—. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Ambo, Enre Fachruddin. 1988. Dasardasar Keterampilan Menulis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

—. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Eka, Rita. 2008. Perkebangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Haryadi dan Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Flores: Arnodus Ende.

Kristiantari, Rini. 2004. Menulis Deskripsi dan Narasi. Jakarta: Media Ilmu.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adi Cipta.

Perdana, Aditya. 2009. Fungsi dan Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Menulis. (Online) yang diakses dari http://diarymr417.blogspot.com/2012/06/fungsidan-faktor-faktoryang.html pada 20 September 2015, jam 13.30 WIB.

Purwanto, Ngalim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Rofi’udin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rosihan, Anwar. 1979. Bahasa Jurnalistik dan Komposisi. Jakarta: Pradanya Paramita.

Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. 1987. Dasardasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Suhardjono. 2009. Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Malang: Cakrawala Indonesia.

Suparno dan Yunus, Moh. 2010. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wiyanto, Asul. 2004. Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.