PENINGKATAN KETERAMPILAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI

MELALUI PENGGUNAAN METODE ROLE PLAY

PADA MATERI MARIA MENGUNJUNGI ELISABET

DI KELAS IV SDN MEJAYAN 01 KABUPATEN MADIUN

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Endang Osik Wasitaningdyah

SD Negeri Mejayan 01 Kabupaten Madiun

 

ABSTRAK

The purpose of learning Catholic Religion and Character Education in the 2013 curriculum is aimed at developing students' skills to strengthen faith in Jesus Christ, as well as noble/virtuous behavior and respect for adherents of other religions. So that the development of science and technology and access to information students are able to access information from all corners of the world. But the reality of the results of language learning is still far from expectations, namely several times Repetition of skills in performing worship such as prayer or singing church songs. 5.9 from the low average value above, means that students generally still experience difficulties in skills in carrying out worship such as prayer or singing church songs. Teachers need self-reflection (self-criticism) and improve the development of Skills material in carrying out worship through (1) Memorizing church songs, (2) Practicing memorizing the gospel using role playing methods, (3) Practicing daily prayers. As well as looking for reasons students experience difficulties in skill in carrying out worship. The basis of expectations and reality above on this occasion the authors describe the results of class actions entitled: "Improving Student Skills in Learning Pak and Characteristics through the Use of Role Play Methods. Elizabeth Class IV SDN 01 Mejayan Madiun Regency Semester I Academic Year 2017/2018 ". With the hope of equipping the basic skills of speaking in fourth grade elementary school because the reality in daily life the skills in carrying out this worship are very necessary in communicating, as well as solving a problem. From the description of the formulation of the problem above, the Classroom Action Research (PTK) aims: "to know that the use of the Role Play method can improve skills in Catholic Religion and Character Education". The results showed the average grade before the class action reached an average value of 5.9%. After some improvement of the learning process and learning outcomes. Reflection and recommendations in the first cycle showed an increase in student learning outcomes reaching an average value of 69.5% in cycle I, meaning that there was an increase of 5.5. The average grade in the first cycle is the improvement and refinement of the learning process and learning outcomes, the average value in the second cycle reaches 81.67%, meaning that there is an increase in value compared to the results of learning evaluation, cycle I means an increase of 12.17% or can be said to be successful. 

Kata Kunci:               Peningkatan Keterampilan, Siswa, Pembelajaran, Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan Budi Pekerti, Metode Role Play.

 

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Didalam proses belajar mengajar berlangsung kegiatan guru mengajar disatu pihak dan siswa belajar dilain pihak berinteraksi. Pada kegiatan mengajar dan kegiatan belajar sering disatukan dengan kata kegiatan belajar mengajar atau proses belajar mengajar dikelas. Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Guru merupakan faktor penting dalam proses belajar rnengajar. Dengan perannya sekarang, guru tidak lagi menjadi “satu-satunya” orang yang paling tahu didalam kelas. Guru lebih berperan sebagai pemudah, menyediakan berbagai sumber belajar, serta memberi bantuan dan kesempatan kepada siswa untuk banyak berlatih, maka guru sebagai fasilitator. Dalam usaha memberikan bantuan guru memerlukan cara-cara atau metode mengajar yang tepat, yaitu metode-metode yang sesuai dengan sikap, pengetahuan, keterampilan yang akan diajarkan yang dapat memudahkan siswa dalam proses belajar.

Proses belajar adalah aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi. Aktif dengan lingkungan., yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahan ini relatif konstan (tetap) atau berbekas (Winkel, 1987: 200). Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa, perubahan ini akan tampak pada tingkah laku atau prestasi siswa.

Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Pendidikan Budi Pekerti materi meliputi pengetahuan keimanan, peribadatan, pemahaman Injil dan perilaku. Dengan penyajian empat unsur pokok tersebut hendak ditanamkan dan dikembangkan kehidupan beragama sejak usia dini sehingga kelak diharapkan menjadi manusia kristiani yang beriman dan bertakwa kepada Yesus Kristus, sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara.

Tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dalam kurikulum 2013 ditujukan pada pengembangan ketrampilan siswa untuk memperteguh iman kepada Yesus Kristus, serta berperilaku mulia/berbudi pekerti yang luhur dan menghormati penganut agama lain. Namun kenyataan hasil pembelajaran rnasih jauh dari harapan yaitu beberapa kali ulangan keterampilan dalam melaksanakan ibadah seperti doa atau menyanyikan lagu-lagu gereja nilai rata-rata kelas hanya berkisar 5,9 dari rendahnya nilai rata-rata diatas, berarti siswa pada umumnya masih mengalami kesulitan dalam keterampilan dalam melaksanakan ibadah seperti doa atau menyayikan lagu-lagu gereja.

Guru perlu refleksi diri (kritik diri) dan meningkatkan pengembangan materi keterampilan dalam melaksanakan ibadah melalui: (l) menghafal lagu-lagu gereja, (2) berlatih menghafal Injil dengan menggunakan metode bermain peran, (3) berlatih doa sehari-hari. Serta mencari sebab-sebab siswa mengalami kesulitan dalam keterampilan dalam melaksanakan ibadah.

Atas dasar harapan dan kenyataan diatas dalam kesempatan ini penulis memaparkan hasil tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Ketrampilan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Melalui Penggunaan Metode Role Play pada Materi Maria Mengunjungi Elizabet Kelas IV SDN Mejayan 01 Kabupaten Madiun Semeseter 1 Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Dengan harapan membekali Keterampilan dasar berbicara kelas IV SD karena kenyataan dalam kehidupan sehari-hari Keterampilan dalam melaksanakan ibadah ini sangat diperlukan dalam berkomunikasi, maupun memecahkan suatu masalah.

Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah diatas, maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini difokuskan pada kajian permasalahan: Apakah metode role play dapat meningkatkan siswa dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti?

Tujuan Penelitian

Dari uraian perumusan masalah diatas, maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini bertujuan: “untuk mengetahui bahwa penggunaan metode role play dapat meningkatkan siswa dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti”.

Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, Kepala Sekolah sebagai berikut:

1.     Bagi siswa metode role play dapat memberi bantuan dan kemudahan dalam mengatasi kesulitan dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

2.     Bagi guru sebagai bahan balikan dalam penggunaan metode role play dalam Pendidikan Agama Katolikdan Budi Pekerti meningkat.

3.     Bagi Kepala Sekolah sebagai bahan balikan dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam meningkatkan dalam Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolah.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

Metode Pembelajaran

Winarno Surahmad (1965: 86) mengatakan “metode” adalah cara atau teknik yang digunakan dalam mengelola proses belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Ada beberapa macam metode pembelajaran antara lain: (1) metode ceramah, (2) metode latihan siap (drill), (3) metode tanya jawab, (4) metode diskusi, (5) metode demonstrasi, (6) metode eksperimen, (7) metode pemberian tugas (resitasi), (8) metode kerja kelompok, (9) metode karya wisata, (10) metode sosiodrama dan role play (bermain peran), Winarno Surahmad, (1965).

Metode Sosio Drama dan Role Pray (Bermain peran)

Metode sosio drama dan role play (bermain peran) bersamaan dan dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosio drama artinya mendramasasikan cara tingkah laku di dalam hubungan sosial. Sedangkan bermain peran menekankan kenyataan dimana siswa diikut sertakan dalam memainkan peranan didalam mendramasasikan masalah-masalah hubungan sosial.

Pelaksanaan tanpa teks tertulis, tanpa latihan lebih dahulu untuk menghafal. Pokok masalah adalah suatu masalah sosial yang bertalian dengan hubungan antara manusia.

Bermain peran tidak menggunakan teks yang harus di hafal, tidak memerlukan latihan dan persiapan yang banyak berlangsung antara 4-5 menit. Metode ini memupuk keberanian dan dapat menghayati yang lebih realistis dari pada isi buku, dan materi yang dibahas lebih menarik, serta dapat meningkatkan Keterampilan dalam Pendidikan Agama Katolik dengan Pokok Bahasan Maria Mengunjungi Elizabeth.

Pelaksanaan bermain peran dilaksanakan berdasarkan tafsiran pelaku secara spontan berdasarkan pengalaman masing-masing. Guru harus memberikan kebebasan kepada mereka dalam pelaksanaannya jika ternyata bermain peran mencapai titik mati atau tidak dapat dilanjutkan lagi, guru segera menghentikannya.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Lokasi dalam pengertian ini adalah “lokasi situasi sosial”, terdiri dari tempat, pelaku, dan kegiatan (Nasution S. 1992). Dengan demikian yang dimaksud lokasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.     Dari aspek “tempat”, ialah lokasi dimana proses pembelajaran berlangsung yaitu: kelas IV, Sekolah Dasar Negeri Mejayan 01 Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun.

2.     Dari aspek “pelaku”, ialah guru dan siswa – siswa kelas IV yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar dikelas.

3.     Dari aspek “kegiatan”, ialah proses pembelajaran “Keterampilan dalam melaksanakan ibadah”, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan menggunakan metode “Role Play”, di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Mejayan 01 Kecamatan Mejayan Kabupaten Madiun semester I, yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam interaksi belajar mengajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil Penelitian Siklus I

Setelah menggunakan metode Role Play, refleksi awal perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran Keterampilan dalam Pendidikan Agama Katolik dengan Pokok Bahasan Maria Mengunjungi Elizabeth ada peningkatan hasil belajar.

Siswa merasakan ada perubahan dalam dirinya, ada kemampuan dalam belajar nilai rata-rata sebelum siklus I mencapai 59 atau 59% dalam katagori cukup.

Kemajuan belajar ini dapat dilihat keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS, siklus I pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS siklus I

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

4

66,67%

2

Aktivitas yang tinggi

4

66,67%

3

Mengerjakan tepat waktu

4

66,67%

4

Mengerjakan sebaik

4

66,67%

5

Bergairah belajar

4

66,67%

 

Rata-rata

4

66,67%

 

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa siklus I ini keaktifan siswa dalam pengerjaan LKS, belum memenuhi harapan (masih dibawah 75%). Namun sudah ada peningkatan dari sebelum siklus I nilai rata-rata siswa dalam mengerjakan LKS mencapai 66,67 atau 66,67%, pada siklus I ini nilai rata-rata siswa mencapai ntlat 65,57 berarti katagori cukup.

Pada tahap selanjutnya guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan LKS dengan cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk menulis jawaban dipapan tulis.

Kemudian dilakukan pembahasan bersama tentang jawaban yang telah ditulis dipapan tulis. Siswa yang menjawab salah atau kurang sempurna harus diulang untuk menyempurnakan jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak mengalami kesalahan.

Apabila tidak diperbaiki kesalahan ini terbawa pada kegiatan selanjutnya. Agar lebih jelasnya dapat dilihat aktivitas siswa dalam mengerjakan hasil pengerjaan LKS Siklus I dipapan tulis pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Keaktifan siswa dalam mengerjakan LKS siklus I

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

4

66,67%

2

Aktivitas yang tinggi

4

66,67%

3

Mengerjakan tepat waktu

4

66,67%

4

Mengerjakan sebaik

4

66,67%

5

Bergairah belajar

4

66,67%

 

Rata-rata

4

66,67%

 

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini aktivitas siswa telah menunjukkan ada peningkatan walau belum memuaskan. Siswa mencapai nilai rata – rata 66,67% (masih dibawah 75%), berarti masih dalam katagori cukup. Dari jawaban siswa dipapan tulis dari l0 soal yang dikerjakan 8 soal dapat dikatagorikan benar, sedang yang 2 adalah salah. Selanjutnya guru mengadakan perbaikan dan penyempurnaan dalam proses pembelajaran pemantapan penggunaan metode Role Play untuk menghadapi kegiatan selanjutnya ialah tahap penilaian.

Pada akhir tahap ini guru memberikan penilaian akan hasil belajar mereka. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memberikan motivasi kepada siswa agar mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebab semakin sempurna dan teliti jawabannya akan mendapat nilai yang lebih baik.

Tahap berikut ini diadakan ulangan tertulis bahannya adalah dari semua bahan yang telah dipelajari siswa sebanyak l0 soal dengan waktu yang disediakan l0 menit.

Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat adanya motivasi siswa untuk saling berprestasi dengan mengerjakan tugas dengan sebaik-sebaiknya, hal ini dapat di lihat pada tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Evaluasi Siklus 1

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

4

66,67%

2

Aktivitas yang tinggi

5

83,33%

3

Mengerjakan tepat waktu

5

83,33%

4

Mengerjakan sebaik

5

83,33%

5

Bergairah belajar

5

83,33%

 

Rata-rata

5

83,33%

 

Dari data tersebut diatas terlihat bahwa dalam evaluasi Siklus I ini ada peningkatan yang cukup berarti dalam mengerjakan evaluasi Siklus I ini yaitu siswa mencapai nilai rata-rata 83,33% dalam katagori baik.

Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa kesimpulan dan mernberikan penilaian terhadap aktivitas siswa selama kegiatan, serta memberi rambu-rambu untuk penyempurnaan kegiatan selanjutnya. Dari hasil evaluasi siklus I memang telah menunjukkan hasil belajar yang sempurna, namun masih ada beberapa siswa yang nilainya masih rendah (kurang dari 60).

Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Evaluasl Belajar Sil”lus I

No

Nama

Ulangan Harian

Rata-rata%

1

RAKA

52

52

2

DISTA

70

70

3

YEHUDA

70

70

4

ANANTO

75

75

5

ANDRI PRASETYO

70

70

6

GILANG

80

80

 

Jumlah

417

417

 

Rata-rata

69,5

69,5

 

Dari Hasil Evaluasi Belajar Siklus I ini menunjukkan ada peningkatan nilai rata-rata sebelum Siklus I, mencapai nilai rata-rata 9,5% dari rata-rata 59% menjadi 69,5%, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode “Role Play” dapat meningkatkan hasil belajar Keterampilan dalam Pendidikan Agama Katolik dengan Pokok Bahasan Maria Mengunjungi Elizabeth, yaitu sempurna dalam katagori baik.

Namun masih perlu perbaikan terhadap beberapa siswa yang nilainya masih rendah (kurang dari 60). Perlu penyempurnaan pada Siklus II tentang proses pembelajaran, refleksi dan rekomendasi catatan dilapangan untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

Hasil Penelitian Siklus II

Dengan melihat hasil proses dan hasil evaluasi belajar siswa pada Siklus I, penulis melakukan penyempurnaan-penyempurnaan pada proses pembelajaran tindakan, refleksi dan catatan lapangan dan pemantapan penggunaan metode Role Play pada Siklus II ini yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

5

83,33%

2

Aktivitas yang tinggi

5

83,33%

3

Mengerjakan tepat waktu

5

83,33%

4

Mengerjakan sebaik

5

83,33%

5

Bergairah belajar

5

83,33%

 

Rata-rata

5

83,33%

 

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada Siklus II terjadi peningkatan aktivitas siswa pada saat mengerjakan LKS Siklus II. Data aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS II mencapai nilai rata-rata 83,33%.

Dibanding dengan aktivitas mengerjakan LKS pada siklus I mencapai nilai rata-rata 66,67%, sedangkan-pada Siklus II mencapai nilai rata-rata 83,33%, berarti ada peningkatan 23,34%.

Berikut ini data aktivitas siswa dalam pembahasan LKS Siklus II dipapan tulis yang telah diadakan penyempurnaan. Guru terlebih dahulu menuliskan nomor-nomor soal yang akan dikerjakan, untuk mempermudah guru koreksi dan penugasan ke papan tulis dengan beberapa siswa saja perwakilan dari masing-masing kelompok agar proses pengerjaan dipapan tulis lebih teratur, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Aktivitas Siswa Pada Pembahasan LKS Siklus II

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

5

83,33%

2

Aktivitas yang tinggi

5

83,33%

3

Mengerjakan tepat waktu

5

83,33%

4

Mengerjakan sebaik

5

83,33%

5

Bergairah belajar

5

83,33%

 

Rata-rata

5

83,33%

 

Dari data diatas menunjukkan pada saat pembahasan LKS Siklus II ini nilai rata-rata siswa mencapai 83,33%, berarti mengalami kenaikan dibanding dengan pembahasan LKS dipapan tulis pada Siklus I.

Pada Siklus I aktivitas siswa dalam pembahasan LKS mencapai nilai rata-rata 66,67% dan pada aktivitas pembahasan LKS Siklus II mencapai rata-rata 83,33%, berarti ada peningkatan 23,34%.

Terus diadakan penyempurnaan-penyempurnaan dan perbaikan untuk menghadapi evaluasi selanjutnya. Berikut ini data aktivitas siswa dalam Evaluasi Siklus II, sebagaimana tabel 4.7, sebagai berikut:

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Pada Evaluasi Siklus II

No

Indikator

JML Siswa

Prosentase%

1

Berdisiplin waktu

5

83,33%

2

Aktivitas yang tinggi

6

100,00%

3

Mengerjakan tepat waktu

6

100,00%

4

Mengerjakan sebaik

6

100,00%

5

Bergairah belajar

6

100,00%

 

Rata-rata

6

100,00%

 

Dari data diatas menunjukkan hasil evaluasi Siklus II mencapai nilai rata-rata 100,00%, berarti ada peningkatan nilai dibanding dengan hasil Evaluasi siklus I yang mencapai rata-rata 83,33%, ada kenaikan nilai 16,67%. Untuk menghadapi evaluasi belajar pada Siklus II, guru mengadakan pemantapan penggunaan metode Role Play. Penyempurnaan dan perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat kita lihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.8 Hasil Evaluasi Belajar Siklus II

No

Nama

Ulangan Harian

Rata-rata%

1

RAKA

70

70

2

DISTA

85

85

3

YEHUDA

80

80

4

ANANTO

85

85

5

ANDRI PRASETYO

80

80

6

GILANG

90

90

 

Jumlah

490

490

 

Rata-rata

81,67

81,67

 

Data diatas menunjukkan bahwa hasil evaluasi belajar pada siklus II ini mencapai nilai rata-rata 81,67%, katagori sangat baik, dibanding dengan hasil evaluasi belajar siklus I mencapai nilai rata-rata 69,5%, berarti ada peningkatan 12,17%.

Pembahasan dan Refleksi

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa dengan penggunaan metode Role Play dapat meningkatkan Keterampilan “Berbicara dalam pelajaran Pendidikan Agama Katolik”, dibanding sebelum Siklus I dan siklus sebelum menggunakan metode Role Play dalam Keterampilan dalam Pendidikan Agama Katolik dengan Pokok Bahasan Maria Mengunjungi Elizabeth Pada Siswa kelas IV.

Data menunjukkan sebelum diadakan tindakan kelas melalui tahapan-tahapan siklus, refleksi, rekomendasi dan catatan lapangan nilai rata-rata mencapai 59%. Hasil evaluasi belajar Siklus I mencapai nilai rata-rata 69,5%, nilai rata-rata pada Siklus II mencapai nilai rata-rata 81,67%. Berarti dari sebelum Siklus I ada kenaikan 5,5%, kemudian dari Siklus I tahap Siklus II nilai ada kenaikan nilai rata-rata 12,17% dapat dikatakan berhasil, berarti penggunaan metode Role Play dapat meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti.

Refleksi

Refleksi Siklus I.

Sesuai dengan catatan lapangan dalam proses pembelajaran dan evaluasi belajar untuk perbaikan selanjutnya pada tahap siklus I masih perlu adanya penyempurnaan antara lain:

1.       Setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Role Play tentang Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dengan Materi Maria Mengunjungi Elizabeth, dan dilanjutkan diskusi kelompok, sebaiknya tempat duduk siswa berdekatan dengan anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpul kelompok.

2.       Pada saat pembahasan LKS dipapan tulis guru sebaiknya menuliskan nomor-nomor soal yang akan dikerjakan siswa secara berurutan dipapan tulis, kemudian menunjuk siswa untuk mengisi agar urut dan mudah untuk pembahasannya serta situasi di depan papan tulis lebih teratur.

3.       Dalam mengoreksi hasil evaluasi belajar siswa dilakukan dengan koreksi silang dengan cara menukarkan lembar jawaban LKS. Tahapan selanjutnya ialah Siklus II.

Refleksi Siklus II.

Hasil temuan dan rekomendasi dari Siklus I diadakan perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan hasil belajar siswa untuk perbaikan kegiatan selanjutnya dengan hasil sebagai berikut:

1.       Setelah proses pembelajaran dengan penggunaan metode Role Play untuk meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dengan Materi Maria Mengunjungi Elizabeth dan dilanjutkan diskusi kelompok, karena tempat duduk anggota kelompok berdekatan maka kegiatan diskusi dapat efektif.

2.       Pada saat pembahasan LKS dipapan tulis karena guru telah menyiapkan nomor-nomor yang harus diisi oleh siswa secara berurutan dan pengerjaannya diatur oleh guru dengan menunjuk siswa yang akan mengerjakan soal dipapan tulis maka hasilnya lebih baik.

3.       Mudah mencari dan mencocokkannya karena nomor yang harus diisi telah diurutkan oleh guru.

4.       Situasi di depan papan tulis lebih teratur dan tertib.

5.       Dengan korelasi sidang maka hasil pekerjaan siswa lebih obyektif di banding dengan di koreksi sendiri.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil paparan dibab-bab sebelumnya maka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini disimpulkan sebagai berikut:

1.       Nilai rata-rata kelas sebelum diadakan tindakan kelas mencapai nilai rata-rata 59% setelah diadakan perbaikan dan penyempumaan proses pembelajaran dan hasil belajar. Refleksi dan rekomendasi maka pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 69,5% dalam siklus I, berarti ada peningkatan 5,5.

2.       Nilai rata-rata kelas pada siklus I diadakan perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan hasil belajar nilai rata-rata pada siklus II mencapai 81,67% berarti ada peningkatan nilai dibandingkan dengan hasil evaluasi belajar siklus I berarti ada peningkatan l2,l7% atau dapat dikatakan berhasil.

3.       Berdasarkan hasil evaluasi belajar siklus I dan siklus II maka dapat diambil kesimpulan bahwa: “Peningkatan Ketrampilan Siswa Dalam Pembelajaran PAK dan Budi Pekerti Melalaui Penggunaan Metode Role Play Pada Materi Maria Mengunjungi Elizabet Kelas IV SDN Mejayan 01 Kabupaten Madiun Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Saran

Atas dasar kesimpulan diatas maka disarankan sebagai berikut:

1.       Bagi siswa untuk selalu menyadari kekurangannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki sehingga mereka dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

2.       Bagi guru hendaknya mau dan mampu mengadakan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Selalu menganalisa hasil ulangan dan tindakan perbaikan selanjutnya. Penggunaan metode Role PIay dapat meningkatkan Keterampilan dalam Pendidikan Agama Katolik. Guru disarankan menggunakan metode ini apabila berbicara Pendidikan Agama Katolik.

3.       Bagi Kepala Sekolah disarankan, untuk menciptakan suasana sekolah yang mendukung adanya upaya peningkatan mutu pendidikan dan rrielibatkan peran serta masyarakat serta dukungan agar proses pembelajaran di kelas dapat mencapai hasil sesuai yang direncanakan, sehingga siswa kelas IV trampil dalam Pendidikan Agama Katolik.

DAFTAR PUSTAKA

Bogdan dan Biklen, 1990, Riset Kualitatif untuk Pendidikan Pengantar ke Teori Dan Metode Alih Bahasa Munandir, PAU UT, Jakarta.

Depdikbud, 1994/1995, Petunjuk Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar, Dirjen dikdasmen, Jakarta.

Depdikbud, 1994, Pedoman Bimbingan Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Direktorat Guru dan Tenaga Teknis, Depdikbud, Jakarta.

Depdikbud ,l999, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belaiar Mengajar Kelas IV Sekolah Dasar, Dirjen Dikdasmen, Jakarta.

Haopkins, David, 1985, A Teacher ‘s Guide to Classroom Research, Philadelpia open University Press, Hilton Keynes.

Kateketik KWI, Komite, 2004, Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Me niff, 1992, Action Research Principles and Practice, New York, Chapman and Hall Inc.

Muchlisoh, dkk, l992, Materi Pokok Pendidikan Agama Katolik 3, UT, Jakarta.

Nasution, S. 1992, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung.

Poerwadarminta, WJS, 1984, Kamus Umum Pendidikan Agama Katolik, PN. Balai Pustaka, Jakarta.

Surya Brata, S. 1983, Proses Belajar Mengajar di Perguruan Tinggi, Andi Ofset, Yogyakarta.

Sudjana, N.l997, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru, Bandung.

Sukarman, l997, Media Pembinaan Pendidikan, Fa Dian Indah Pustaka, Surabaya.

Surakhmad, W. 1982, Dasar dan Teknik Research Pengantar Metodologi llmiah, IKIP, Bandung.

Tarigan, HG. 1986, Pengajaran Keterampilan Berbudaya, Angkasa, Bandung.

Wikel, 1987, Psikologi Pengaiaran PT Gramedia, Jakarta.