PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS PUISI

DENGAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII C

SMP NEGERI 3 PATI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Yustiani

SMP Negeri 3 Pati

 

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang peningkatan ketrampilan siswa dalam menulis puisi pada kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati semester genap tahun pelajaran 2017/2018 melalui metode inkuiri. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan kegiatan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peserta didik yang minat menulis puisi meningkat dan siswa yang kesulitan menulis puisi menjadi menurun ditunjukkan dengan hasil tugas menulis puisi yang makin bagus dan bervariasi, serta suasana pembelajaran yang makin aktif, menyenangkan dan potensi peserta didik makin tereksplor. Hasil wawancara menunjukkan peserta didik yang senang menulis puisi ada peningkatan sebesar 18,75 dari siklus I sebesar 65.63% meningkat pada siklus II menjadi 84,38%. Hasil belajar peserta didik telah tercapai, ditunjukkan dengan nilai ketrampilan menulis puisi peserta didik pada prasiklus sebesar 21,87% meningkat pada siklus I sebesar 71,88% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,63% telah melebihi target kriteria ketuntasan minimal 80. Dan daya serap personal peserta didik pada prasiklus sebesar 72,34 meningkat pada siklus I sebesar 82,03 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88,44 telah melebihi target kriteria ketuntasan minimal 80.

Kata kunci: Ketrampilan, menulis puisi, inkuiri

 

PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat menarik berbagai manfaat dari kehidupannya. Berbagai upaya dapat dilakukan salah satunya dengan memberikan tugas untuk membuat karya sastra yaitu menulis puisi.

Kemampuan menulis merupakan proses belajar yang memerlukan ketekunan berlatih, semakin rajin berlatih kemampuan menulis akan meningkat. Tujuan trampil menulis adalah agar siswa dapat mengkespresikan pikiran, perasaaan pengalaman, dan imajinasinya melalui kegiatan menulis puisi secara kreatif.

Salah satu faktor utama rendahnya kemampuan menulis puisi ini adalah metode ceramah, siswa merasa jenuh dan bosan.Jika siswa diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan. siswa merasa tertekan, sehingga siswa sulit dalam menemukan ide, dan akhirnya siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba untuk menerapkan Metode Inkuiri dalam pembelajaran menulis puisi.pada kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini bertujuan untuk: Ingin mengetahui seberapa besar peningkatan yang diperoleh siswa dalam ketrampilan menulis puisi dengan metode inkuiri pada siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa antara lain tumbuhnya minat siswa dalam proses pembelajaran menulis puisi, pengalaman belajar yang bervariasi, meningkatnya kreativitas siswa, dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis puisi yang baik dan benar Sedangkan manfataat bagi guru diperolehnya pengalaman baru untuk menerapkan metode pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran menulis puisi dan meningkatkan keprofesionalisme guru dalam pendidikan.

LANDASAN TEORI

Metode Inkuiri

Metode pembelajaran inkuiri adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamruni, 2012: 88). Metode pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak dilahirkan di dunia manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodratnya.

Kata kunci dari metode inkuiri adalah siswa menemukan sendiri. Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan atau penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia. Menurut Gulo dalam Trianto (2007: 135) menyatakan bahwa metode inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Dalam pembelajaran dengan penemuan (inquiry), siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip diri mereka sendiri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode pembelajaran inkuiri. Pertama, metode inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya metode inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Ketiga, tujuan penggunaan metode pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

 

Menulis

Menurut Syamsudin (Hasani, 2005:1) Menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca. Menurut Hasani (2005:2) menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktifdan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.

Puisi

Beberapa sastrawan telah mencoba memberi definisi sebagai berikut: (1) Puisi adalah seni peniruan, gambar bicara, yang bertujuan untuk mengejar kesenangan, (2) Luapan secara spontan perasaan terkuat yang bersumber dari perasaan yang terkumpul dari ketenangan (3) Puisi adalah lahar imajinasi yang menahan terjadinya gempa bumi, (4) puisi adalah ekspresi konkrit dan artistik pemikiran manusia dalam bahasa yang emosional yang berirama, (5) Puisi adalah pengalaman imajinatif yang bernilai dan berarti sederhana yang disampaikan dengan bahasa yang tepat, (6) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat menafsirkan dalam bahasa berirama.

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian tersebut bahwa puisi dibuat seindah mungkin baik dilihat dari dari bahasa, susunan dan keindahan secara umum.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara sistematik dengan bahasa yang puitis.

Menulis Puisi

Menulis merupakan suatu proses, maka pembelajaran menulis puisi dilakukan secara bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan. Utami Munandar (1993) menyimpulkan ada empat tahap dalam proses pemikiran kreatif untuk menulis puisi. Diantaranya adalah: a. tahap persiapan dan usaha, b. tahap inkubasi atau pengendapan, c. tahap iluminasi d. tahap verifikasi.

Setelah menyimak tahap-tahap yang disampaikan oleh Utami Munandar, penulis menyederhanakan sebagai berikut: 1) Tahap prakarsa, prakarsa merupakan tahap pencarian ide untuk dituangkan dalam bentuk tulisan yang berupa puisi. 2) Tahap Pelanjutan, tahap tindak lanjut dari tahap pencarian ide setelah seseorang mendapatkan ide-ide dari berbagai sumber dan cara, kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sebuah puisi. 3) Tahap Pengakhiran, latihan penulisan puisi ini tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa , akan tetapi siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri.

Kerangka Berpikir

Langkah penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran menulis puisi adalah seperti yang dirumuskan oleh Gulo dalam Trianto (2007: 137) yaitu sebagai berikutsebagai berikut:

1.   Menyajikan pertanyaan atau masalah: guru memberi tahu mengenai materi yang akan diajarkan yaitu menulis puisi dan juga KI dan KD yang hendak dicapai. Apersepsi awal yang berupa pertanyaan untuk menyeleksi pengetahuan pemahaman siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Guru memberikan kebutuhan pengetahuan (materi) pelajaran yang berhubungan dengan menulis puisi.

2.   Merumuskan hipotesis: curah pendapat mengenai menulis puisi.

3.   Mengumpulkan data: guru membagi kan tema tentang karya puisi sastrawan dandiidentifikasi bersama-sama dengan masing-masing kelompoknya. Guru memberi tugas kepada siswa yaitu menulis puisi dengan tema yang telah ditentukan dari berbagai sumber ide, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan identifikasi dan penemuan sumber ide dalam pembuatan puisi..

4.   Analisis data: siswa melakukan identifikasi langsung pada obyek yang dibuat, selanjutnya dijadikan sumber ide dalam pembuatan puisi.

5.   Membuat kesimpulan: siswa menulis puisi sesuai dengan daya imajinasi mereka sesuai dengan kreativitas mereka masing-masing.

Dengan metode inkuiri minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar menulis puisi meningkat, melalui diskusi siswa mampu menemukan ide-ide kreatif dan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi yang kreatif sehingga ketrampilan menulis puisi kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati meningkat.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada landasan teori yang telah mencakup beberapa tinjauan dan kerangka berpikir maka rumusan hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah: “Metode inkuiri dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis puisi di kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/2018 “

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 3 Pati, Jl. Kol R Sugiyono No 17 Pati Jawa Tengah. Semester Genap Tahun Pelajaran 2017/ 2018. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII C. Karakteristik secara umum kelas penelitian adalah jumlah 32 peserta didik yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Waktu Pelaksanaan 4 bulan mulai bulan Desember 2017 sampai dengan Maret 2018.

Data dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang menjadi fokus penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah: a) Data kuantitatif yang berupa hasil penilaian dari ketrampilan menulis puisi.. Aspek yang dinilai meliputi ketepatan isi & judul puisi, pilihan kata, penggunaan majas & perlambangan, pemanfaatan verifikasi dan penggunaan tipografi b) Data kualitatif yang berupa catatan lapangan mengenai proses pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sumber Data

Sumber data dalam penelitia ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi: a. Informan inti, yaitu: 1) Guru mata pelajaran bahasa Indonesia, data yang diperoleh berupa informasi mengenai menulis puisi siswa dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar menulis puisi sebelum dilakukan penelitian 2) Siswa kelas VIII C sebagai subjek penelitian, data yang diperoleh berupa menulis puisi siswa, kreativitas dalam pembuatan menulis puisi, dan keaktifan siswa. b. Dokumen dan arsip yang terdiri dari kurikulum, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan karya menulis puisi siswa. c. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran menulis puisi ketika metode inquiry dilaksanakan.

Pengumpulan Data

Cara-cara memperoleh data dalam penelitian ada beberapa macam metode pengumpulan, diantaranya meliputi: metode observasi, metode tes, metode dokumentasi dan metode wawancara

Uji Validitas Data

Tehnik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain adalah triangulasi dan review informan kunci. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu ((Lexy J. Moleong, 2014:330). Metode ini digunakan dengan membandingkan data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, maupun dokumentasi. Sedangkan triangulasi dengan metode, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Pada triangulasi dengan metode memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data

Prosedur Penelitian

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini, melaksanakan tindakan-tindakan, prosedur-prosedur dan langkah-langkah yang diwujudkan dalam bentuk siklus. Menurut Arikunto (2014) bahwa “ bagan penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaa, (2) pelaksaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Konsisi Awal

Kondisi awal dalam penelitian ini dijumpai adanya permasalahan rendahnya kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati. Siswa kurang berminat pada pembelajaran menulis puisi. Hal ini ditunjukkan dari 32 siswa di kelas VIII C hanya 12 siswa saja yang menjawab senang menulis puisi. Artinya, siswa yang senang menulis puisi hanya 37,5% saja. Kondisi ini tentu saja menyebabkan rendahnya kemampuan menulis puisi.

Dari hasil observasi, ditemukan berbagai alasan rendahnya minat siswa menulis puisi, antara lain (1) kurang tertarik, (2) merasa kesulitan dalam menuangkan gagasan/ide ke dalam larik-larik puisi, (3) kurang memiliki perbendaharaan kata yang memadai, (4) kurang dapat memilih kata-kata dengan tepat, dan (5) kurang memahami bagaimana merangkaikan kata-kata ke dalam sebuah puisi.

Hasil penilaian ketrampilan siswa yang memperoleh nilai ≥80 atau berkategori baik hanya 2 siswa atau 6,25%. Siswa yang mendapatkan nilai ≥80 adalah para siswa yang ketika ditanya menjawab senang menulis puisi. Alasan mereka senang menulis puisi adalah (1) bisa melatih kreativitas, (2) menulis puisi dianggap sebagai tantangan (3) dapat mengekspresikan keinginan (4) dapat mengekspresikan atau mencurahkan isi hati dan (5) hobi. Dan siswa yang dibawah KKM dan berkatagori kurang sebanyak 25 siswa atau 78,13%. Data prasiklus juga menunjukkan ketuntasan klasikal hanya 21,87% jadi masih banyak siswa dibawah KKM tampak juga hasil rata-rata ketuntasan personal adalah 72,34%.

Pada Siklus I

Hasil pengamatan dari siklus I secara lengkap diuraikan dalam data rekapitulasi yang dicapai siswa pada siklus I menunjukkan ada penurunan yang signifikan untuk aspek kesulitatan menulis puisi menjadi 14 siswa atau 43,75%, oleh karena itu keinginan siswa menulis puisi meningkat menjadi 65,63% dengan penerapan metode inkuiri.

Metode inkuiri membantu siswa yang mengalami kesulitan merangkai kata-kata dengan bantuan teman satu kelompok. Keceriaan dan tawa menghias selama pembelajaran. Kebosanan dan kesulitan tidak lagi menjadi kendala. Siswa aktif dan bekerja secara kolaboratif. Tingkah laku siswa selama pembelajaran interaktif. Respon siswa antusias terhadap pembelajaran menulis puisi. Suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan. Akibatnya, pembelajaran berlangsung efektif.

Untuk ketrampilan menulis puisi, dapat dilihat bahwa pada siklus I masih terdapat sisiwa yang belum mencapai KKM yaitu memperoleh nilai ≤ 80 sebanyak 9 siswa atau 28,12% dan siswa yang telah mencapai KKM 23 siswa atau 71,88%. Namun, pada siklus I ada siswa yang mencapai kategori cukup sebanyak 12 siswa atau 37,50%. Bahkan jumlah ada siswa yang memperoleh amat baik sebanyak 4 siswa atau 12,50%. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang sangat signifikan. Ketuntasan personal telah memenuhi KKM yaitu 82,03 tetapi ketuntasan kasikal masih kurang daari KKM yaitu baru mencapai 71,88%.

Selain peningkatan motivasi dan hasil belajar menulis puisi, sesi presentasi juga menjadi acara yang ditunggu-tunggu. Setiap kelompok berusaha memilih satu puisi terbaik hasil karya kelompok untuk dipresentasikan. Untuk lebih memotivasi siswa diberikan hadiah untuk ketiga kelompok yang terbaik. Wakil kelompok pun berusaha membaca puisi dengan baik dan menjelaskan alasan pemilihan puisi tersebut. Tanya jawab antar kelompok menjadi ajang debat yang sehat. Setiap kelompok berusaha menunjukan kelebihan puisi yang dipresentasikan dengan berpedoman pada kriteria yang sudah dijelaskan guru.

Siklus II

Pada Siklus II, nilai pembelajaran menulis puisi dengan metode inkuiri mengalami peningkatan signifikan. Hasil nontes juga menunjukkan bahwa siswa aktif dan bekerja secara kolaboratif selama proses pembelajaran. Tingkah laku siswa selama pembelajaran tetap interaktif. Respon siswa semakin antusias terhadap pembelajaran menulis puisi. Suasana pembelajaran aktif dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat berlangsung efektif. Dari tabel 5. setelah pelaksanaan metode inkuiri yang menyenangkan siswa mulai banyak yang minat untuk menulis puisi ada, 27 siswa atau 84, 30% karena meraka mulai mengerti cara menulis yang baik dan tidak merasa kesulitan untuk mengapresiasikan kedalam karya puisi mereka. Sehingga memunjulkan hobi baru karena ada peningkatan minat menulis puisi menjadi 11 siswa atau 34,32%.

Hasil ketrampilan menulis puisi menunjukkan bahwa siswa yang belum tuntas atau masih dibawah KKM dengan katagori kurang hanya tinggal 3 siswa atau 9,38%, hal ini disebabkan siswa kurang menyukai materi puisi karena perlu imajinasi dan belum dapat menuangkan apa yang dirasakan kedalam tulisan, tetapi sebagian besar siswa yang mampu memperoleh nilai ≥ 80 atau mencapai batas ketuntasan minimal. Bahkan siswa yang memiliki katagori amat baik meningkat menjadi 10 siswa atau 34,38%. Meskipun hanya 3 siswa yang mencapai kategori kurang tetapi semua siswa telah mencapai KKM. Rata-rata ketuntasan personal 88,44 dan ketuntasan klasikal mencapai 90,37% atau sebanyak 29 siswa mencapai KKM.

Ketuntasan Pembelajaran menulis puisi dengan metode inkuiri dapat membantu siswa yang kehabisan ide karena bantuan teman dalam satu kelompok. Pembelajaran metode inkuiri bersifat permainan sehingga siswa dapat merasa lebih nyaman. Kenyamanan ini berdampak positif pada hasil belajar yang dicapai. Hasil presentasi juga meningkat. Hasil penulisan puisi pada siklus II di tempel di papan pajangan kelas.

.Diskripsi Tiap Siklus dan Antarsiklus

1.   Pembahasan Tiap Siklus

Pra Siklus

Kondisi awal tindakan, pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018, kemampuan menulis puisi siswa Kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan rata-rata nilai kelas di bawah KKM yaitu 78,13. Nilai siswa rendah karena sebagian siswa belum dapat menyusun puisi dengan kalimat yang padat. Secara umum aspek diksi dan pola persajakan/rima dapat dikelompokan menjadi 4 yakni; (1) pemilihan diksi, (2) penggunaan bahasa kiasan, (3) rima/pola persajakan, dan (4) citraan.

Beberapa puisi belum menunjukkan adanya rima. Diksi yang dipilih pada umumnya bermakna denotasi. Larik-lariknya belum membentuk kalimat yang padat, belum memperhatikan rima, tetapi sudah tampak adanya majas. Oleh karena itu siswa harus belajar memilih kata-kata yang dapat menimbulkan rima tertentu.

Siklus I

Pada Siklus I nilai rata-rata yang diperoleh siswa 82,03, tetapi masih ada 10 siswa yang memperoleh nilai berkategori kurang sehingga masih dibawah KKM. Tetapi siswa telah mulai mengerti ketepatan isi dengan judul puisi dan telah mampu memilih kata yang tepat untuk menuliskan puisi yang baik. Tetapi perlu ditingkatkan untukaspek penggunaan majas dan tipografi.

Siklus II

Pada Siklus II, siswa menunjukkan peningkatan kemampuan menulis puisi yang cukup tinggi. Jika pada Siklus I terdapat 10 siswa yang belum tuntas, pada Siklus I penurunan menjadi 3 siswa yang memperoleh katagori kurang, dan 29 siswa telah memenuhi KKM.

Pembahasan Antarsiklus

Prasiklus dengan Siklus I

Hasil tes awal atau pra siklus menunjukkan bahwa siswa yang senang untuk menulis puisi sebanyak 12 siswa dimana siswa yang sejak awal senang atau memunyai hobi menulis puisi. Sebanyak 28 siswa menganggap menulis puisi sulit. Akibat anggapan yang salah tersebut, sebagian siswa belum mempunyai kemampuan menulis puisi.

Pada siklus I siswa lebih aktif dan dapat bekerja secara kolaboratif. Interaksi yang terjadi dalam kelompok terjalin secara sehat dan kompak. Suasana pembelajaran menyenangkan, aktif dan menyebabkan pembelajaran berlangsung efektif dengan hasil yang cukup menggembirakan.

Dari hasil nontes, minat siswa menulis puisi meningkat. Pada pra siklus sebanyak 12 siswa atau 37,50% yang senang menjadi 21 siswa atau 65,63% dan pada siklus I. Artinya, dengan penerapan metode inkuiri yang menyenangkan menjadikan sebagian besar siswa di kelas VIII C tertarik untuk menulis puisi. Ketertarikan ini memberikan dampak positif pada hasil akhir belajar siswa. Hal itu juga dapat dilihat dari hasil penelitian dimana siswa yang merasa kesulitan dalam menulis puisi pada pra siklus ada sebanyak 28 siswa atau 87,5% berkurang menjadi 14 siswa atau 43,75% pada siklus I yang kesulitan menulis puisi. Jadi siswa menjadi senang menulis puisi, hal tersebut berdampak pada meningkatnya siswa yang memiliki hobi menulis puisi.

Perbandingan perolehan nilai ketrampilan menulis puisi pada prasiklus dan siklus I sebagai berikut ini:

Berdasarkan laporan, diatas hasil ketrampilan menulis puisi terdapat peningkatan siswa yang telah memenuhi KKM pada prasiklus 7 siswa atau 21,87% dan pada siklus I menjadi 23 siswa atau 71,88% jadi ada peningkatan sebanyak 16 siswa atau sebesar 50,01% setelah di terapkan metode inkuiri pada siklus I jumlah siswa yang tidak tuntas KKM nya menurun pada pra siklus sebanyak 25 siwsa atau 78,13% turun 59,21% Penerapan metode inkuiri sangat tepat diterapkan karena memacu siswa untuk dapat menulis puisi dengan mudah, baik dan menyanangkan.

Siklus I dengan Siklus II

Siklus II hasil nontes maupun tes mengalami peningkatan sangat baik Keadaan lebih baik bisa dilihat dari hasil hasil nontes, minat siswa menulis puisi meningkat Pada siklus I sebanyak 21 siswa atau 65,63% yang senang meningkat menjadi 27 siswa atau 84,38% dan pada siklus II. Artinya, dengan penerapan metode inkuiri yang menggembirkan dan menjadikan siswa aktif sehingga siswa di kelas VIII C tidak merasa kesulitan dan tertarik dalam menulis puisi. Ketertarikan ini memberikan dampak positif pada hasil akhir belajar siswa. Hal itu juga dapat dilihat dari hasil penelitian dimana siswa yang merasa kesulitan dalam menulis puisi pada siklus I ada sebanyak 14 siswa atau 43,75% menurun menjadi 5 siswa atau 15,63% pada siklus II. Jadi siswa menjadi antusias menulis puisi, hal tersebut berdampak pada meningkatnya kualitas siswa dalam menulis puisi.

Berdasarkan laporan diatas hasil yang diperoleh untuk ketrampilan menulis puisi terdapat peningkatan siswa yang telah memenuhi KKM pada siklus I sebanyak 23 siswa atau 71,88% dan pada siklus II menjadi 29 siswa atau 90.63% jadi ada peningkatan sebanyak 6 siswa atau sebesar 18,75% setelah di terapkan metode inkuiri pada siklus II Jumlah siswa yang tidak tuntas KKM nya menurun pada pra siklus sebanyak 9 siswa atau 28,12% turun menjadi 3 siswa atau 9,37% jadi terdapat penurunan sebesar 18,75%.

Penerapan metode inkuiri sangat tepat diterapkan karena memacu siswa untuk dapat menulis puisi dengan mudah, baik dan menyanangkan. Selain peningkatan kemampuan menulis puisi, siswa juga mempunyai kemampuan mempresentasi kan puisi dengan sikap, lafal, pembawaan, intonasi, dan mimik yang tepat. Presentasi melatih siswa berani bertanya dan mengeluarkan pendapat secara baik dan sopan.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa pelajaran Bahasa Indonesia untuk materi menulis puisi menggunakan model pembalajaran Inkuiri pada kelas VIII C SMP Negeri 3 Pati semester genap tahun pelajaran 2017 / 2018 dapat meningkatkan ketrampilan menulis puisi peserta didik ditandai dengan indikator keberhasilan sebagai berikut:

1.     Peserta didik yang minat menulis puisi meningkat dan siswa yang kesulitan menulis puisi menjadi menurun ditunjukkan dengan hasil tugas menulis puisi yang makin bagus dan bervariasi, serta suasana pembelajaran yang makin aktif, menyenangkan dan potensi peserta didik makin tereksplor. Hasil wawancara menunjukkan peserta didik yang senang menulis puisi ada peningkatan sebesar 18,75 dari siklus I sebesar 65.63% meningkat pada siklus II menjadi 84,38%.

2.     Hasil belajar peserta didik telah tercapai, ditunjukkan dengan nilai ketrampilan menulis puisi peserta didik pada prasiklus sebesar 21,87% meningkat pada siklus I sebesar 71,88% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 90,63% telah melebihi target kriteria ketuntasan minimal 80. Dan daya serap personal peserta didik pada prasiklus sebesar 72,34 meningkat pada siklus I sebesar 82,03 dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 88,44 telah melebihi target kriteria ketuntasan minimal 80.

Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.       Metode Inkuiri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketrampilan menulis puisi siswa.

2.       Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dikembangkan dengan beragam metode Inkuiri yang lebih menyenangkan dan meningkatkan garu ketrampilan siswa.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut.

1.     Guru Seni Bahasa Indonesia dapat lebih mengembangkan metode Inkuiri dalam pelajaran sehingga kreativitas dan hasil belajar siswa dapat lebih meningkat.

2.     Para guru dan para peneliti yang lain dapat lebih mengembangan model pembelajaran Inkuiri untuk mata pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Aftaruddin, P. 2004. Pengantar Apresiasi Puisi, Angkasa, Bandung

Elina Syarif, 2010. Keterampilan Menulis. Jakarta: Depdiknas.

H.B. Sutopo,2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

H.G. Tarigan, 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Haryadi, Zamzani.1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Depdiknas.

Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Bojonegoro.

Kemmis, Taggart. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas V Pada SDN Sumberejo

Muchlisoh, dkk, 1992, Materi Pokok Bahasa Indonesia 3, Jakarta: UT.

Nasih. 2011. Penerapan Metode Inquiry Training Dalam Meningkatkan

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Psikologi pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suckman, 2008. Metode Pembelajaran Interaktif, Jakarta: Bumi Aksara.

Sujana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rusda Karya.

Sumarlikah 2006,Belajar Sastra Indonesia.Surabaya: Farhas

Susilo 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yokyakarta Pustaka Book Publisher.

Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 5, Jakarta: