PENINGKATAN KINERJA GURU

DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN KELAS

MELALUI SUPERVISI KLINIS PENGAWAS DI SD BINAAN

WILAYAH KECAMATAN TENGARAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018-2019

 

Sipyani

Pengawas TK/SD Pemerintah Kabupaten Semarang

Dinas Pendidikan Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga

 

ABSTRAK

Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pengawas dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui peningkatan kinerja guru yang dilakukan melalui pembinaan supervisi klinis pengawas. Tujuan dari penelitian tindakan kepengawasan (PTS) ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas melalui supervisi klinis pengawas di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019. Dalam penelitian tindakan kepengawasan ini dilakukan dalam 3 siklus, dari hasil tindakan yang dilakukan terbukti dapat meningkatkan kinerja guru dengan mencapai standar ideal. Dari 59,82% pada Siklus l,dapat meningkat menjadi 68,75% pada siklus II, dan siklus ke III meningkat menjadi 79,82%. Hasil penelitian tindakan kepengawasan ini menunjukkan bahwa penerapan supervisi klinis pengawas dapat meningkatkan kinerja guru dengan ketuntasan mencapai 100%, tanggapan guru adalah sangat positif terhadap pembinaan yang dilakukan pengawas melalui supervisi klinis.

Kata Kunci: Peningkatan Kinerja Guru, Tinjauan tentang Manajemen Pengelolaan Kelas, Supervisi Klinis Pengawas.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

 Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang sering dijadikan perhatian utama oleh para calon guru, guru baru, dan bahkan guru yang telah berpengalaman, karena calon guru, guru baru, dan guru yang telah berpengalaman berkeinginan agar para peserta didik dapat belajar dengan optimal. Dalam artian guru mampu menyampaikan bahan pelajaran dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Penciptaan kelas yang nyaman merupakan kajian dari manajemen kelas. Sebab manajemen kelas merupakan serangkaian perilaku guru dalam uapayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar dengan baik. Dalam kelas segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses; guru dengan segala kemampuannya; murid dengan segala latar belakang dan potensinya; kurikulum dengan segala komponennya; metode dengan segala pendekatannya; media dengan segala perangkatnya; materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Sementara itu, hasil pembelajaran ditentukan pula segala sesuatu yang terjadi di kelas. Oleh karena itu, selayaknyalah kelas dimanajemeni secara baik, profesional, dan berkelanjutan. Untuk sampai pada tujuan yang dimaksud terlebih dahulu diperlukan pemahaman akan hal-hal umum/prinsip-prinsip manajemen kelas sebelum sampai kepada pemahaman yang lebih khusus. Pemahaman akan konsep dasar manajemen kelas ini penting dikuasai sebelum hal-hal khusus diketahui.

 Tugas guru adalah menyangkut segala sesuatu yang berhubugan dengan sarana pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Semua tugas guru itu akan optimal jika ia mampu mengatur Peserta Didik dan mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan sehingga tercapailah tujuan pembelajaran. Guru yang baik akan berusaha menguasai kelas dalam proses pembelajaran dengan keterampilan mengelola kelas yang optimal. Sehingga manajemen kelas yang baik akan membawa guru dan Peserta Didik pada keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Suasana kelas terasa nyaman, peserta didik belajar penuh dengan semangat, diliputi perasaan menyenangkan, guru yang mengajar akan merasa puas karena tujuan belajar dapat dicapai oleh Peserta Didik. Namun demikian, jika guru tidak mampu mengelola kelas dengan baik maka akan timbul permasalahan-permasalahan baik itu permasalahan yang sifatnya sementara dan tidak mengganggu, hingga ke permasalahan yang serius dan terus menerus. Hal ini akan menyebabkan dampak-dampak buruk bagi peserta didik dan guru tentunya. Dampak terburuk dari gagalnya manajemen kelas seorang guru adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diajarkan saat itu.

Oleh sebab itu, guru yang baik akan sangat memperhatikan pentingnya manajemen kelas, berusaha untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, serta selalu berusaha menggembalikan perilaku- perilaku yang mulai menyimpang kepada keadaan belajar yang optimal.

 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan pengakuan pada pentingnya tenaga pendidik dan kependidikan pada sekolah sebagai sumber daya manusia yang vital, yang memberikan sumbangan terhadap tujuan sekolah, dan memanfaatkan fungsi dan kegiatan yang menjamin bahwa sumber daya manusia dimanfaatkan secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, sekolah, dan masyarakat. Dalam pengertian ini, posisi sumber daya manusia tidak bisa digantikan oleh faktor-faktor lain dilihat dari nilai sumbangannya terhadap sekolah. Seorang tenaga pendidik dan kependidikan dinyatakan memiliki nilai sumbangan kepada sekolah apabila kehadirannya diperlukan, memiliki nilai tambah terhadap produktivitas sekolah dan kegiatannya berada dalam mata rantai keutuhan sistem sekolah itu. Tingkat keberhasilan manajemen sumber daya manusia dalam satu sekolah dapat dikaji dari ketepatan melaksanakan fungsi-fungsi SDM. Kemaslahatan seorang tenaga pendidik dan kependidikan harus dilihat dari kepentingan dan kebermaknaan bagi dirinya sendiri, produktivitas sekolah dan fihak fihak yang memperoleh jasa layanan sekolah itu.

Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali supervisi (pengawas) yang berkaitan dengan Kinerja Guru, disebabkan oleh: (1). Adanya kecenderungan melemahny guru/tidak disiplin dalam melaksanakan tugasnya di mana berdasarkan pengalaman penulis menjadi pengawas yaitu terjadinya guru yang membolos mengajar, guru yang masuk ke kelas yang tidak tepat waktu, guru mengajar tidak mempunyai persiapan mengajar, guru tidak punya absensi siswa, (2) adanya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh Pengawas belum dilaksanakan dengan sebaik – baiknya kepada guru. Beberapa rekan penulis yang sama-sama menjabat menjadi pengawas mengaku kurang serius dalam melaksanakan fungsinya sebagai supervisor, (3) adanya penurunan kinerja guru merupakan salah satu penyebab menurunnya Nilai US/M siswa. Kondisi ini dialami di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang yang menurut penilaian Pengawas dalam melakukan supervisi klinis pengawas banyak guru yang tidak serius dalam manajemen pengelolaan kelas. Oleh karena itu peneliti perlu mencari solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.

 Sehubungan dengan hal di atas penulis melakukan penelitian tindakan dengan judul: “ Peningkatan Kinerja Guru dalam Manajemen Pengelolaan Kelas melalui Supervisi Klinis Pengawas di SD Binaan Wilayah Kecamatan Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019

Pembatasaan dan Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.     Bagaimana peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas melalui supervisi klinis pengawas di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019?

2.     Bagaimana efektivitas supervisi klinis dalam peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019?

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian tindkan kepengawasan ini adalah untuk mengetahui:

1.     Peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas melalui supervisi klinis di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019.

2.     Efektivitas supervisi klinis dalam peningkatan kinerja guru dalam manajemen pengelolaan kelas di SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018-2019.

Manfaat Penelitian

1.     Menemukan unsur-unsur yang berpengaruh dengan Peningkatan kinerja guru sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas guru dalam tugasnya sebagai pendidik. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pengembangan sumber daya manusia khususnya guru oleh para praktisi pendidikan.

2.     Hasil penelitian akan berguna bagi Pengawas sekolah, khususnya kepala SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan terutama kualitas guru melalui pemberian supervisi oleh Pengawas.

3.     Kegunaan lain, bagi guru yang bersangkutan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai tenaga pengajar yang profesional. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru melalui optimalisasi fungsi pengawas sekolah.

4.     Jika hasil penelitian ini terbukti maka dapat digunakan sebagai rujukan untuk meperbaiki kinerja guru melalui pengawasan optimal terhadap kinerja guru yang dipengaruhi oleh faktor supervisi Pengawas. Diharapkan Pengawas dapat memainkan perannya sebagai supervisor dan motivator yang baik kepada guru.

5.     Secara teoritis hasil penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh antara supervisi terhadap peningkatan Kinerja Guru sehingga dapat mengetahui pemanfaatannya di bidang pendidikan.

KAJIAN TEORI

Kinerja Guru dan Indikatornya

 Istilah kemampuan mengajar guru merupakan kemampuan guru dalam menigkatkan kinerjanya melaksanakan pembelajaran di kelas. Kinerja dapat diterjemahkan dalam perfomance atau unjuk kerja, artinya kemampuan yang ditampilkan seseorang terhadap pekerjaannya pada tempat ia bekerja. Kinerja merupakan suatu kinerja yang esensial terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Karena itu suatu kinerja yang efektif bagi setiap individu perli diciptakan sehingga tujuan lembaga dapat tercapai secara optimal.

 Menurut Fattah (1996) kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan otivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang yang mencerminkan prestasi kerja sebagai ungkapan pengetahuan, sikpa dan keterampilan.

Manajemen Kelas atau Administrasi Kelas

Kelas merupakan wahana yang paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran bagi anak-anak sekolah. Kedudukan kelas yang begitu penting mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan yang profesional yang dikehendaki, terutama guru, harus profesional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pada tingkat deskripsi, terminologi, konsep, dan teori manajemen itu bersifat netral dan ubiversal. karakteristik tugas pokok dan fungsi institusi lembagalah yang membuat replika manajemen menjadi berbeda. Oleh karena itu berbeda pada tingkat kreatif. Ini berarti bahwa konsep dan teori manajemen dapat ditransfer (tranferable).

Kata manajemen awalnya berasal dari dunia bisnis komersial. Adapun dalam dunia pendidikan lebih dikenal istilah administrasi, seperti administrasi pendidikan, administrasi sekolah, dan adminsitrasi kelas. Jika ditilik proses kerja atau fungsi organiknya, administrasi dan manajemen boleh dikatakan sama. Meskipun ada ahli yang mengatakan bahwa manajemen merupakan inti dari kegiatan atau proses adminstrasi.

Kini, kata manajemen semakin populer di semua tempat, apakah bisnis, pemerintahan, atau pendidikan. Krajewki Attal (1983) memaknai istilah administrasi yang lebih luas daripada manajemen. Titik tekan manajemen terletak dimensi-dimensi lebih teknis daripada usaha untuk mencapai tujuan. Sedangkan adminsitrasi disamping menyangkut tugas-tugas manajemen bagi pencapaian tujuan, juga menekankan pada penciptaan unitas dari dimensi-dimensi keorganisasian dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Lipham dan Hoeh. Jr (1974) yang membedakan antara adminstrasi dengan manajemen dari pendekatan proses. Menurut dua pakar ini, pendekatan proses admnistrasi kurang menekankan aspek-aspek operatif apa (what) yang harus dikerjakan dan bagaimana (how) organisasi akan dikelola. Titik tekan administrasi pada bagaimana kinerja ditampilkan oleh administrator pada tingkat manajerial puncak dari hirearki organisasi.

Dengan demikian, istilah administrasi umumnya digunakan manakala merujuk pada proses kerja manajerial tingkat puncak (top manajement) yang dilihat dari konteks keorganisasian; sedangkan istilah manajemen merujuk pada proses kerja manajerial pada tingkat pada tingkat yang lebih operasional. Misalnya manajemen kelas, manajemen manufaktur, manajemen sumber daya material, dan sebagainya.

Manajemen merupakan proses mendesain dan memelihara lingkungan, yang individunya bekerja sama dlam kelompok untuk mencqpai tujuan tertentu secara efisien. Scanlan dan Key (1979:7) mendefinisikan manajemen sebagai prose pengordinasian dan pengintegrasian semua sumber, baik manusia, fasilitas maupun sumber daya teknikal lain, untuk mencapai berbagai tujuan khusus yang ditetapkan. Terry mendefinisikan manajemen dari sudut pandang fungsi organiknya. Ia mengemukakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, aktuasi, pengawasan, baik sebagai ilmu maupun seni, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Supervisi Klinis Pengawas

Supervisi klinis yang juga disebut supervisi kelas adalah suatu bentuk bimbingan atau bantuan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhan guru melalui siklus yang sistematis untuk meningkatkan proses belajar mengajar (La Sulo, Efffendi, Gojali).

Richard Waller yang dikutip oleh J.l. Bolla (1985:3) mengatakan: “Clinical Supervision may be defines as supervision focused upon the improvement of instruction by mean of systematic cycles of planning, observationand intensive intellectual analysis of actual teaching performances in the interest of rational modification”.

Bantuan supervisor dipusatkan untuk meningkatkan pengajaran, dan siklus yang sistematis merupakan proses yang terdiri dari kegiatan perencanaan, observasi, dan analisis rasional yang intesif terhadap unjuk kerja mengajar yang ingin dimodifikasi untuk dikembangkan. Hoy dan Forsyth (1986:47) menyatakan: “In education the movement away from traditional supervision has been dramatic; in fact, the strong professional interest in practices designed to improve teaching classroom perforzance has been described as the clinical supervision”. Dari pernyataan tersebut dapat ditarik suatu pengertian, bahwa supervisi klinis merupakan pendekatan supervisi hasil upaya reformasi terhadap supervisi yang tradisional. Sergiovani dan Starrat, dalam bukunya yang berjudul Supervision Human Perspectives mengemukakan: “…clinical supervision, which emphasis working with teacher about teaching in classroom as an activity distinct from general supervision”. (1979: 309).

 

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Guru SD Binaan Wlayah Kec. Tengaran Kab. Semarang yang merupakan sekolah binaan pengawas tahun pelajaran 2018-2019.

Setting Penelitian

1.     PTS dilakukan pada SD Binaan Wlayah Kec. Tengaran Kab. Semarang. Tahun Pelajaran 2018-2019.

2.     SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang terdiri dari 28 orang guru.

3.     PTS dilakukan pada guru dan pengawas melalui pembinaan supervisi klinis dalam upaya meningkatkan kinerja guru.

Teknik Pengumpulan Data:

Dalam pengumpulan data teknik yang digunakan adalah menggunakan observasi dan angket.

Indikator Keberhasilan

Penelitian tindakan kepengawasan yang dilaksanakan dalam tiga siklus dianggap sudah berhasil apabila terjadi peningkatan kinerja guru sekolah mencapai 85% Pengawas (sekolah yang diteliti) telah mencapai ketuntasan dengan nilai rata rata 75. Jika peningkatan tersebut dapat dicapai pada tahap siklus 1 dan 2, maka siklus selanjutnya tidak dilaksanakan karena tindakan kepengawasan yang dilakukan sudah dinilai efektif sesuai dengan harapan dalam manajemen berbasis sekolah (MBS).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Paparan Data dan Temuan Penelitian

Siklus I

Dengan pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas melalui supervisi klinis diperoleh nilai rata-rata peningkatan Kinerja Guru adalah 59,82% atau baru 12 guru dari 28 orang sudah tuntas. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara kelompok (sekolah) belum meningkat disiplinnya, karena yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 42,85% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena banyak guru yang belum memahami dan merasa baru dengan supervisi klinis sehingga mereka belum dapat memahaminya dengan baik.

Siklus II

Nilai rata-rata peningkatan disipilin adalah 68,75% dan peningkatan disiplin mencapai 78,57% atau sudah 22 orang dari 28 orang guru yang sudah tuntas Ndalam meningkatkan disiplinnya. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini peningkatan kinerja guru telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan disiplin ini karena setelah Pengawas telah menginformasikan bahwa setiap akhir pembinaan akan diadakan penilaian sehingga pada pertemuan berikutnya guru lebih termotivasi untuk meningkatkan kedisiplinannya. Selain itu guru juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan oleh Pengawas dalam melakukan pembinaan supervisi klinis ke sekolah.

Siklus III

Nilai rata-rata tes formatif sebesar 79,82% dan dari 28 orang guru secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan dalam meningkatkan disiplinnya. Maka secara kelompok ketuntasan telah mencapai 100% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan Pengawas dalam menerapkan pembinaan melalui supervisi klinis sehingga guru menjadi lebih memahami tugasnya sehingga dapat meningkatkan disiplin kerjanya.. Di samping itu ketuntasan ini juga dipengaruhi oleh kerja sama dari guru dengan Pengawas dalam melaksanakan disiplin kerja masing masing.

Refleksi dan Temuan

Berdasarkan pelaksanaan pembinaan yang telah dilakukan Pengawas kepada para guru melalui pembinaan supervisi klinis maka hasil observasi nilai, dapat dikatakan sebagai berikut:

a.     Pertemuan pertama kegiatan pembinaan belum berhasil karena dalam pembinaan Pengawas, masih terlihat guru belum begitu antusias karena mereka masih menganggap pembinaan Pengawas tersebut merupakan tugas baru yang diembannya.

b.     Pembinaan yang dilakukan melalui supervisi klinis, dalam hal peningkatan kinerja Guru belum tampak, sehingga hasil yang dicapai tidak tuntas.

c.     Mungkin karena proses pembinaan yang menggunakan supervisi klinis yang baru mereka laksanakan sehingga guru merasa kaku dalam menerapkannya.

d.     Akan tetapi setelah dijelaskan, mereka bisa mengerti dan buktinya pada pertemuan kedua dan ketiga proses pembinaan Pengawas berjalan baik, semua guru aktif dan lebih-lebih setelah ada rubrik penilaian proses, semua guru antusias untuk mengikutinya.

Pembahasan Hasil Penelitian

1.     Ketuntasan Hasil Pembinaan Kinerja guru, Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembinaan melalui supervisi klinis memiliki dampak positif dalam meningkatkan kinerja Guru, hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman guru dan terhadap pembinaan yang disampaikan Pengawas (Kinerja Guru meningkat dari siklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 59,82% ; 68,75% ; 79,82% Pada siklus III displin guru secara kelompok dikatakan tuntas (100% tuntas).

2.   Kemampuan Pengawas dalam meningkatkan kinerja Guru; Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru dalam meningkatkan disiplinnya pada setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap kinerja Guru yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata guru pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3.   Aktivitas Pengawas dalam Pembinaan melalui Supervisi klinis, Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru, yang paling dominan dalam kegiatan supervisi klinis adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan Pengawas, dan diskusi antar guru dan Pengawas. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas guru dapat dikategorikan aktif.

Sedangkan untuk aktivitas Pengawas selama pembinaan telah melaksanakan langkah-langkah metode pembinaan melalui supervisi klinis dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas Guru yang muncul di antaranya aktivitas membuat dan merencanakan program sekolah, melaksanakan, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab di mana persentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, peningkatan Kinerja Guru melalui pembinaan supervisi klinis hasilnya sangat baik. Hal itu tampak pada pertemuan pertama dari 28 orang Guru yang ada pada saat penelitian ini dilakukan nilai rata rata mencapai ; 59,82% meningkat menjadi 68,75% dan pada siklus 3 meningkat menjadi 79,82%.

Dari analisis data di atas bahwa pembinaan Disiplin oleh Pengawas melalui supervisi klinis efektif diterapkan dalam upaya meningkatkan kinerja Guru, yang berarti proses pembinaan Pengawas lebih berhasil dan dapat meningkatkan kinerja guru khususnya SD Binaan Wilayah Kec. Tengaran Kab. Semarang, oleh karena itu diharapkan kepada para Pengawas dapat melaksanakan pembinaan melalui supervisi klinis secara berkelanjutan. Berdasarkan Permen No 12 Tahun 2007 tentang kompetensi guru dan Pengawas, dan dapat membuat rencana kerja kerja sekolah, serta dapat mengorganisasikan sekolah kearah perubahan yang diinginkan mencapai 85% ketercapaiannya, maka kinerja guru tersebut dikatakan efektif. Dengan demikian maka hipotesis yang diajukan di atas dapat diterima.

P E N U T U P

Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan diskusi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Pembinaan Pengawas dalam upaya meningkatkan kinerja Guru melalui supervisi klinis menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putaran (Siklus).

2.     Aktivitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa Guru dapat meningkatkan disiplin kerjanya dengan baik dalam setiap aspek.

3.     Peningkatan kinerja guru oleh Pengawas melalui supervisi klinis ini menunjukan peningkatan pada tiap-tiap putarannya.

4.     Aktivitas guru menunjukan bahwa kegiatan pembinaan melalui supervisi klinis bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan disiplin untuk lebih muda memahami konsep peran dan fungsi guru sehingga displin kerjanya dapat meningkat,dengan demikian capaian mutu sekolah dapat ditingkatkan.

 

 

 

Saran – Saran

1.     Penelitian perlu dilanjutkan dengan serangkaian penelitian yang mengembangkan alat ukur keberhasilan yang lebih reliabel agar dapat menggambarkan peningkatan disiplin sekolah dengan baik sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan.

2.     Pembinaan Pengawas melalui supervisi klinis dalam upaya meningkatkan Kinerja Guru diperlukan perhatian penuh dan disiplin yang tinggi pada setiap langkah pembinaan, dan perencanaan yang matang misalnya dalam pengalokasian waktu dan pemilihan konsep yang sesuai.

3.     Kepada guru diharapkan selalu mengikuti perkembangan jaman, terutama dengan membaca hasil karya para ahli sehingga tidak ketinggalan dengan daerah lain, dalam meningkatkan mutu pendidikan, sebagai tanggung jawab bersama memajukan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, I. 2000. Profesionalisme Guru: Analisis Wacana Reformsi Pendidikan dam Era Globalisasi. Simposium Nasional Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang, 25-26 September 2001.

Arikunto, Suharsini. 2004. Dasar – dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmodiwiro, Soebagio dan Soenarto Tatosiswanto, 1991. Kepemimpinan Pengawas, Semarang: Adhi Waskitho.

Bafadal Ibrahim, 1979. Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional Guru, Jakarta: Rineka Cipta.

Burhanudin, 2007. Pengorganisasian Sekolah. Bahan Diktlat Manajemen Pendidikan. Jakarta: Dittendik Ditjen Mutendik, Depdiknas.

Depdiknas RI,2003.Undang Undang No 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: depdiknas.

____________,2005 Undang Undang Undang No 14 tentang Guru dan Dosen.Jakarta: Depdiknas.

Dirjen PMPTK,2007.Peraturan Menteri no 13 Tentang Standar Kompetensi Pengawas.Jakarata: Dirjen PMPTK Depdiknas

 ____________,2009.Bahan Belajar Mandiri Kelompok Kerja Pengawas Tentang Dimensi Kompetensi Manajerial.Jakarta:Dirjen PMPTK Depdiknas.

Direktorat PLP Depdiknas. 2005. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Imron, Ali. 2007. Manajemen Perubahan. Malang: Jurusan AP FIP UM.

Imron, Ali. 2007. Manajemen Peserta Didik. Bahan Diktlat Manajemen Pendidikan. Jakarta: Dittendik Ditjen Mutendik, Depdiknas.

Imron, Ali. 2009. Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan. Malang: UniversitasNegeri Malang.

Satori, Djam’an. 2007. Manajemen Pemberdayaan MIM Persekolahan. Bahan Diktlat Manajemen Pendidikan. Jakarta: Dittendik Ditjen Mutendik, Depdiknas

Semiawan, Conny. 1985. Bagaimana Cara Membina Guru Secara Profesional. Jakarta: Journal Pendidikan.

Sergiovani, Cs. 1975. “Beyond Human Relations” Profesional Supervision for Profesional Teachers. Washington DC: Association for supervision and Curiculum Development. 1979. Supercision: Human Prepectives. New York: MeGraw-Hill Book Company.

Suyanto dan Djihad Hisya. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan Indoenesia Memasuki Millenium III. Adi Cita. Yogyakarta.

Tilaar, 1987. Futurisme dan Pengambilan Kebijakan pendidikan Menyongsong Abad-21. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Perencanaan Pendidikan. IKIP Jakarta.

Yusuf A. Hasan. 2002. Pedoman Pengawasan Untuk Madrasah dan Sekolah Umum. Mekar Jaya. Jakarta.

Usman, Khusaini. 2009. Manajemen: Teori. Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: