UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG LINGKARAN

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE TRADE A PROBLEM DI KELAS XI IPA2

SMA NEGERI 1 SUKOHARJO SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Supriyanto

SMA Negeri 1 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe trade a problem dalam meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pembelajaran Matematika diimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe trade a problem. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 yang terdiri atas 36 orang. Subjek penelitian adalah hasil belajar Matematika. Data hasil belajar Matematika siswa dikumpulkan menggunakan tes prestasi belajar dalam bentuk uraian, dan data aktivitas siswa dikumpulkan melalui observasi dengan instrument penilaian menggunakan lembar observasi. Selanjutnya data yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan analisis data yang telah ditetapkan, ditemukan bahwa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe trade a problem terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada Matematika siswa kelasXI IPA.2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2017/2018 yaitu pada siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 76,00 dan pada siklus II meningkat menjadi 81,00. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 76% meningkat pada siklus II mencapai 87%. Aktivitas siswa pada siklus I tergolong kategori kurang aktif, pada siklus II meningkat menjadi aktif.

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif, aktivitas, hasil belajar matematika

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Peran dan fungsi guru sangat penting dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi. Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

Selama ini, proses pembelajaran yang berlangsung di kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Sukoharjo masih sedikit sekali yang memperoleh hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal khususnya pada mata pelajaran matematika, walaupun telah banyak dilakukan penerapan strategi dan metode yang dilakukan. Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan beberapa model pembelajaran diantaranya metode Tanya-jawab, seluruh siswa yang menggunakan model tersebut menciptakan suasana di kelas terutama siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar, tetapi khusus pada kelas XI IPA.2 siswanya sebagian kecil aktif dan sebagian besar pasif sehingga hasil belajar sebagian besar tidak tuntas dalam pembelajaran matematika di sekolah. Siswa kurang aktif bertanya, menanggapi dan menjawab pertanyaan serta hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah dengan nilai rata-rata 73 sedangkan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan 75.

Metode pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah ini adalah model kooperatif tipe trade a problem. Model pembelajaran ini yang paling menonjol ialah kerja kelompok dengan membentuk kelompok – kelompok kecil yaitu satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa, kemudian masing-masing siswa diberi nomor punggung 1 sampai degan 5. Tugas masing-masing skelompok adalah membuat satu soal uraian dan kunci jawaban, kemudian masing-masing kelompok berpasangan dan saling menukar pertanyaan untuk diselesaikan oleh kelompok pasangannya. Setelah selesai salah satu siswa diminta maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Bila siswa ini memberi jawaban yang kurang tepat atau salah, maka guru memberi meluruskan jawabanya. Mengingat pada kelas XI IPA.2 terdiri dari sebagian kecil siswa aktif dan sebagian besar pasif, peneliti cenderung menggunakan model Kooperatif Tipe Trade A Problem, untuk menciptakan siswa lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu penulis tertarik untuk menerapkan model kooperatif tipe trade a problem untuk mengatisipasi kendala yang timbul pada pelaksanaan pembelajaran di kelas XI IPA.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah proses pembelajaran melalui metode kooperatif tipe trade a problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018? (2) Berapa persen peningkakatan hasil belajar materi Lingkaran melalui metode Kooperatif Tipe Trade A Problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa sebagai dampak dari hasil belajar materi Lingkaran melalui metode kooperatif tipe trade a problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui keberhasilan dari proses pembelajaran melalui metode kooperatif tipe trade a problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018. (2) Meningkakatan hasil belajar materi Lingkaran melalui metode kooperatif tipe trade a problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018. (3) Mengetahui perubahan perilaku siswa sebagai dampak dari hasil belajar materi Lingkaran melalui metode kooperatif tipe trade a problem pada siswa kelas XI IPA. 2 di SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, yaitu memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Matematika. Bagi Siswa yaitu meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran Matematika dan bagi Sekolah: Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.

KAJIAN TEORI

Metode Mengajar Matematika

Kalau kita ingin mengajar sesuatu kepada siswa dengan baik dan berhasil pertama-tama yang harus diperhatikan adalah metode atau pendekatan yang akan digunakan, sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana, karena metode atau pendekatan yang dalam fungsinya untuk mencapai tujuan. Dengan demikian jika pengetahuan tentang metode dapat mengaplikasikannya dengan tepat maka sasaran untuk mencapai tujuan akan semakin efektif dan efisien.

Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran unuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan tujuan. Sedangkan metode mengajar dikatakan efektif jika penerapannya menghasilkan sesuatu yang diharapkan itu relatif menggunakan tenaga, usaha pengeluaran biaya, dan waktu minimum atau semakin kecil tenaga, usaha, biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin efisien metode itu.

Dalam pembelajaran materi yang akan diajarkan dirancang terlebih dahulu. Dengan kata lain bahwa untuk menerapkan suatu metode atau cara atau pendekatan delam pengajaran matematika sebelumnya menyusun strategi belajar mengajar, atau tehnik mengajar dan akhirnyadapat dipilih alat peraga atau media pelajaran sebagai pendukung materi pelajaran yang akan diajarkan (Simanjuntak, 1993:80-81). Pendekatan yang dapat dilakukan dalam mengajar matematika pada prinsipnya berorientasi dengan falsafah pendidikan, berkaitan dengan tujuan pengajaran dan menggunakan cara belajar siswa aktif serta pemecahan masalah.

Dalam pemecahan masalah menurut Gagne (Simanjuntak,1993:83) mempunyai beberapa langkah yaitu: (1) Mengubah situasi guru mengajar pada situasi siswa belajar. (2) Dari pengalaman guru kepada pengalaman siswa

Dari dunia guru ke dunia siswa, guru menempatkan siswa pada pusat kegiatan belajar membantu mendorong siswa untuk belajar, bagaimana menyusun pertanyaan, bagaimana membicarakan dan menemukan jawab-jawaban persoalan. Guru memanfaatkan pengalaman-pengalaman alamiah siswa guna mengembangkan konsep-konsep matematika seperti bilangan, pengukuran, dan benda-benda lainnya serta dapat memelihara keterampilan yang diperlukan dengan demikian siswa akan menyenangi matematika karena relavan dengan kehidupan sehari-hari (Simanjuntak, 1993:83).

Dari keterangan di atas untuk memilih strategi dalam proses belajar menurut Aprina (2006:13) ” guru harus menguasai teori-teori mengajar matematika dan menyusun strategi belajar mengajar, misalnya penggunaan metode mengajar. Pada metode belajar mengajar banyak macam metode yang dapat digunakan oleh guru diantaranya metode demonstrasi, pemecahan masalah, model kooperatif tipe trade a problem, metode tanya-jawab, dan sebagainya. 

 

 

Model Kooperatif Tipe Trade A Problem

Model kooperatif tipe trade a problem adalah model pembelajaran kooperatif yang berisi suatu struktur yang digunakan untuk mereview (melihat kembali) atau melatih konsep-konsep. Tujuan dan manfaat model kooperatif tipe trade a problem adalah (1) Usaha menggiatkan para siswa agar aktif berpikir (2) Memberikan dorongan kepada siswa yang pasif agar berpikir dan menjawab pertanyaan guru (3) Mengusahakan agar relatif semua siswa dapat bagian yang sama untuk menjawab pertanyan guru (Pidarta, 1990:39-50).

Keuntungan dan kelemahan model kooperatif tipe trade a problem adalah persiapan guru tidak banyak hanya meringkas materi yang akan diajarkan, meningkatkan keaktifan siswa dan membina siswa untuk lebih berpikir dalam arti siswa dapat menemukan sendiri jawaban itu sendiri dan guru hanya sebagai fasilator.

Kelemahan Model kooperatif tipe trade a problem yaitu tidak semua siswa mempunyai kemampuan dan keberanian untuk berani tampil bicara di depan umum, keterampilan bisa didapat melalui latihan terus menerus dalam situasi nyata ketika mengajar para siswa dan membuat pertanyaan-pertanyaan kunci tidaklah mudah kecuali guru bersangkutan sudah terlatih (Pidarta, 1990:39).

Langkah-langkah Pelaksanaan Model Kooperatif Tipe Trade A Problem

Model Trade a Problem adalah model di mana peserta didik secara berpasangan untuk menulis pertanyaan dan jawaban untuk topik yang ditugaskan oleh guru. Kemudian mereka menukarkan pertanyaan mereka dengan kelompok lain. Adapun tahapan-tahapannya yaitu: (1) Peserta didik dibentuk berkelompok yang terdiri dari 4-5 peserta didik. Setiap anggota kelompok mempunyai angka dari 1-4, (2).Guru membagi kan lembar pertanyaan dan lembar jawaban, (3). Masing-masing anggota kelompok membuat pertanyaan pada lembar pertanyaan kemudian kunci jawaban pada lembar jawaban, (4). Tiap kelompok menukarkan pertanyaan ke kelompok lain, (5). Masing-masing kelompok mendiskusikan jawaban dan mencoba mencari kesepakatan tentang jawaban tiap kelompok untuk tiap pertanyaan kemudian menuliskannya di balik lembar pertanyaan, (6). Guru menyebutkan satu angka. Peserta didik dengan angka tersebut dalam dua kelompok yang menukar lembar pertanyaan menjelaskan jawaban kelompok mereka. Dan membagi jawaban yang telah mereka tulis sebel umnya ke pasangan kelompoknya, (7). Perwakilan kelompok kembali ke kelompok asal. Anggota kelompok mendiskusikan jawaban kelompok lainnya, (8). Seluruh peserta didik mendiskusikan hasil akhir.

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe trade a problem dapat meningkatkan hasil belajar tentang Lingkaran di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo semester 2 tahun Pelajaran 2017/2018”.

 

 

 

 

PELAKSANAAN PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjopada semester 2 tahun pembelajaran2017/2018 tepatnya pada tanggal 8 Januari 2018 sampai tanggal 22 Juni 2018, pada mata pelajaran matematika pokok bahasan Lingkaran.

 Subjek Penelitian

Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA.2 SMA Negeri 1 Sukoharjo. Siswa kelas ini diambil sebagai subjek penelitian karena di kelas ini terdiri dari sebagian kecil siswa yang aktif dan sebagian besar siswa yang pasif dalam pembelajaran matematika. Dengan demikian berdasarkan pengamatan peneliti sebagai guru matematika di kelas ini melihat rendahnya hasil belajar siswa.

 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data menggunakan rumus statistik yaitu dengan rumus rata-rata sebagai berikut:

(Sudjana, 2002:267)

 Keterangan:

x = Nilai rata-rata

fi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian

xi = Nilai hasil test. Dan n = banyaknya data (siswa)

Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel untuk lebih memudahkan dalam membaca data memprediksikan apa kesimpulan dari perlakuan yang diberikan.

HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian Siklus I

Tahap pelaksanaan siklus I meliputi: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting)

Perencanaan (planning) dilaksanakan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran, yaitu RPP dan LKS:

NO

KEGIATAN

KETERANGAN

1

 

 

2.

Menyusun perangkat pembelajaran siklus I

 

 

a.     RPP

 

 

b.     LKS

Berkolaborasi bersama guru mengembangkan perangkat pembelajaran berdasarkan model kooperatif tipe trade problem

Berkolaborasi bersama guru menyusun RPP sesuai tahapan-tahapan model model kooperatif tipe trade problem

Berkolaborasi bersama guru menyusun LKS sesuai tahapan-tahapan model model kooperatif tipe trade problem

 

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA.2 pada Akhir Siklus I yang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Trade A Problem:

Nilai

fi

xi

xi2

fixi

fixi2

61-67

6

63

3096

383

23576

68-74

10

71

5031

710

50310

75-81

10

78

6083

780

60830

82-88

5

85

7225

325

36125

89-95

3

92

8363

368

33856

96-102

1

99

9801

99

9801

Jumlah

 36

 2766

215608

 

Dari data di atas dapat ditentukan rata-rata (x) sebagai berikut:

Dan s = 9,29.

Jadi, rata-rata untuk data hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem adalah 76,00 dengan simpangan baku adalah 9,29.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa, dari hasil rata-rata pada tes akhir terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA.2SMA Negeri 1 Sukoharjo telah memenuhi standar ketuntasan belajar minimum 75. Nilai siswa tidak menyebar merata, sebagian besar berada pada kisaran 75-81 dengan nilai rata-rata 75, maka dapat dikatakan pada siklus I belum optimal dan oleh karena itu perlu ditingkatkan.

Hasil Penelitian Siklus II

Sama halnya dengan penelitian pada siklus I, hasil penelitian yang diperoleh pada siklus II, berupa tiga jenis data yang memuat hasil belajar siswa selama tiga kali pertemuan dan satu jenis data hasil belajar sebagai data pendukung penelitian yang diadakan setelah penelitian siklus II berakhir

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA.2 pada Akhir Siklus IIyang Diajar Dengan Model Kooperatif Tipe Trade A Problem

Nilai

fi

xi

xi2

fixi

fixi2

61-67

1

63

3096

63

3096

68-74

10

71

5031

710

50310

75-81

10

78

6083

780

60830

82-88

7

85

7225

595

50575

89-95

6

92

8363

552

50783

96-102

2

99

9801

198

19602

Jumlah

 36

2899

236307

 

 

 

 

Dari data di atas dapat ditentukan rata-rata (x) sebagai berikut:

 

dan s = 8,89

Jadi, rata-rata untuk data hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem adalah 81,00 dengan simpangan baku adalah 8,89.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa, dari hasil rata-rata pada tes akhir siklus II terlihat bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI IPA.2SMA Negeri 1 Sukoharjo telah memenuhi standar ketuntasan belajar minimum 75. Nilai siswa menyebar merata dengan nilai rata-rata 81,00, maka dapat dikatakan pada siklus II hasil belajar siswa sudah dapat dikatakan telah optimal.

Dari hasil belajar yang telah dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA.2 dalam menyelesaikan soal tes matematika yang berbentuk soal essay pada pokok bahasanLingkaran yang telah diajarkan dengan model kooperatif tipe trade a problem telah mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa selama diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem. Dari hasil data didapat nilai rata-rata untuk siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem pada siklus I adalah 76 dan nilai rata-rata siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem pada siklus II adalah 81,00.

Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:

 Data Rata-rata Hasil Belajar Siswa, dan Peningkatannya.

Nilai Rata-rata

Akhir Siklus I

76

Akhir Siklus II

81

Peningkatan

5

Hasil belajar siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem dapat meningkatkan siswa lebih aktif dan kreatif berpikir dalam proses belajar mengajar, sehingga membuat siswa mudah ingat dan paham akan konsep, dalil, prinsip dan rumus. Hal ini karena siswa dibimbing dengan materi pertanyaa-pertanyaan kunci, sehingga mereka benar-benar paham, mengerti dengan konsep, prinsip, dan akhirnya terampil dalam menyelesaikan soal-soal.

Siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe trade a problem membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan semangat belajar siswa di kelas terutama siswa yang kurang aktif membuat siswa jadi aktif, hal ini disebabkan siswa dibimbing dan diarahkan, sehingga mereka paham dan mengerti.

 

 

PENUTUP

Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulkan: “Jika pada siswa kelas XI IPA.2SMA Negeri 1 Sukoharjo dilakukan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe trade a problem maka akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa belajar matematika”.

Implikasi

Implikasi dari hasil penelitan ini adalah Jika pada siswa-siswa SMA Negeri 1 Sukoharjo diterapkan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe trade a problem maka akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa belajar matematika.

 Saran

Untuk menyempurnakan hasil yang diperoleh dalam penenelitian ini maka perlu diajukan beberapa saran sebagai berikut: Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk kelas yang berbeda, karena pada kelas XI IPA.2SMA Negeri 1 Sukoharjo kemampuan siswa hampir merata sama sehingga kesulitan menentukan yang lebih aktif dan kreatif dalam berpikir dan Perlu dilakukan pelatihan pada dalam menggunakan model kooperatif tipe trade a problem untuk menambah penguasaan materi yang lebih mendalam, sehingga dampaknya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 2002. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Djamarah, Syaiful, Bahri, 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful, Bahri, dkk, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, 2003. Pedoman Umum Pengembangan Penilaiaan. Yogyakarta: Depdiknas.

Hudojo, Herman, 1990. Strategi Mengajar Belajar Matematika. Malang: IKIP.

Hanafiah, 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

…………, 2013. Definisi Belajar. (www.Goegle. Diakses tanggal 25 September 2013).

Aprina, Nera, 2006. Perbandingan Model Kooperatif Tipe Trade A Problem dan Tanya-Jawab Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMA PGRi 2 Palembang. Palembang: UNIV. PGRI

Pidarta, Made, 1990. Cara Belajar Mengajar di Universitas Negara Maju. Jakarta: Bumi Aksara.

Simanjuntak, Lisnawaty, dkk, 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.