PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

STUDI LANJUT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS XII IPA 4 SEMESTER 2

SMA NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Yuraida Ita Kurniawati

SMA N 3 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus, siklus I dan siklus II. Subyek penelitian adalah 10 siswa kelas X11 IPA 4 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018. Metode pengumpulan data menggunakan skala pengambilan keputusan studi lanjut siswa dan observasi. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut subyek ketika dilakukan layanan bimbingan klasikal berada pada skor antara 70-72 dengan rata-rata skor 71,2 pada kategori rendah. Sedangkan melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terjadi peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut sebesar 17,7% berada pada rentang skor 72-92 dengan rata-rata skor 83,8 pada kategori sedang, siklus II kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut meningkat sebesar 18,3% berada pada rentang skor 91-106 dengan rata-rata skor 99,1 pada kategori tinggi. Dengan demikian layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa.

Kata kunci: pengambilan keputusan studi lanjut, layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

ABSTRACT

The goal of this action research is to improve students’ further study decision making ability through group guidance services with discussion techniques. The research was conducted with two cycles, the first cycle and the second cycles. The Subjects were ten students of class XII IPA 4 SMA N 3 Sukoharjo in academic year 2017/2018. The data collection technique use decision making scale and observation. The results of the data analysis appointing an increase in decision making abilility of the students. The decision-making ability of the subject’s further study when classical guidance services were conducted was between 70-72 with an average score of 71.2 in the low category. Whereas through group guidance services with discussion techniques there is an increase in decision making abilities of students’ advanced studies. In the first cycle there was an increase in decision making abilities of further studies of 17.7% in the range of scores 72-92 with an average score of 83.8 in the medium category, cycle II the ability to take decision-making studies further increased by 18.3% in the range score 91-106 with an average score of 99.1 in the high category. Its meaning group guidance services with discussion techniques effective to improve students’ advanced study decision making skills.

Keywords: further study decision making, group guidance services with discussion techniques.

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar belakang

Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yang paling penting adalah pemilihan pekerjaan atau karier. Tugas ini dirasakan oleh para remaja SMA dalam mengambil keputusan studi lanjut sebelum memilih suatu pekerjaan. Siswa melakukan proses penentuan pilihan dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan studi lanjut atau pendidikan lanjutan yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi untuk merencanakan masa depan.

Persaingan ketat untuk memasuki perguruan tinggi terjadi dalam berbagai jalur masuk seleksi Perguruan Tinggi baik melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan maupun jalur tertulis. Kemristekdikti menyatakan bahwa jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi SNMPTN tahun 2017 sebanyak 101.906 siswa atau 20,68% dari 517.166 siswa pendaftar., sedangkan untuk hasil seleksi SBMPTN tahun 2017 dari 797.738 siswa pendaftar, sebanyak 148.066 siswa atau 14,36% dinyatakan lulus sebagai calon mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (http://kompasiana.com). Para siswa bersaing untuk mendapatkan perguruan tinggi unggulan yang diharapkan nanti setelah lulus segera mendapatkan pekerjaan.

Kesulitan memilih jurusan serta menentukan sekolah atau perguruan tinggi mana yang akan dipilih sering dialami siswa yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak siswa yang masih bingung ketika harus mengisi perguruan tinggi dan jurusan mana yang harus dipilih. Sebagai contoh ketika diberikan formulir jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) undangan. Jalur SNMPTN undangan adalah jalur yang diberikan kepada semua siswa kelas XII dengan menggunakan nilai rapot dari semester 1 sampai semester 5.

Bimbingan kelompok adalah salah satu layanan guru BK yang dapat dilakukan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami siswa. Di dalam proses bimbingan kelompok siswa dapat mengembangkan potensi dan memecahkan masalah yang dihadapi. Penelitian Utomo (2015) menyatakan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik fishbowl dapat mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa SMA 1 Bergas Semarang. Ada banyak teknik dalam bimbingan kelompok yang dapat diterapkan untuk membantu siswa menyelesaikan permasalahan. Teknik diskusi adalah salah satu teknik yang dapat dipilih untuk membantu siswa mengambil keputusan studi lanjut. Diskusi antar anggota dan saling memberikan pendapat diantara anggota dalam kelompok kecil akan membuat siswa lebih nyaman. Layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi merupakan suatu cara pemberian bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok untuk mengembangkan potensi diri atau pemecahan masalah individu yang menjadi peserta layanan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018? (2) Seberapa peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok siswa kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018? (3) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa yang menyertai peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok siswa kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) Kualitas proses layanan Bimbingan Konseling tentang kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok siswa kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018. (2) Kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa Kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok. (3) Perubahan perilaku siswa Kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo sesuai hasil kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok.

LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

 Pengertian Pengambilan keputusan studi lanjut

Menurut Siagian (dalam Hasan 2002) pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Baron (2005) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses terjadinya identifikasi masalah, menetapkan tujuan pemecahan, pembuatan keputusan awal, pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif, serta pemilihan salah satu alternatif yang kemudian dilaksanakan dan ditindaklanjuti. Fahmi (2013) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan pengambilan keputusan studi lanjut adalah proses penentuan pilihan dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan studi lanjut atau pendidikan lanjutan yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi untuk merencanakan masa depan. Studi lanjut yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan lanjutan setelah tamat SMA.

 Aspek -aspek dalam pengambilan keputusan

Irving dan Mann (dalam Hasan 2002) membagi pengambilan keputusan di dalam 3 hal, yaitu pertama kemampuan menghadapi tantangan yaitu kemampuan untuk menghadapi suatu yang mengganggu atau menarik perhatian untuk mencapai situasi yang ingin dicapai, kedua adalah kemampuan mempertimbangkan beberapa alternatif dan yang terakhir adalah kemampuan menerima resiko dan melaksanakan keputusan yang diambil.

Nurhayati (2011) dimensi psikologis yang penting dalam pengambilan keputusan karir antara lain adalah memiliki konsep diri yang positif, kemandirian (autonomy), dan cukupnya support dari orang tua. Ketiga faktor ini sangat diperlukan untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan vokasi yang sesuai hingga pada akhirnya dapat membuat komitmen terhadap vokasi yang menjadi pilihannya. Sementara itu Super (dalam Watkins & Campbell, 2000) dimensi psikologis dalam pengambilan keputusan karir yang lain yaitu: career planning, career exploration, career decision making dan world of work information.

a.     Career planning. Dimensi ini mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa depan. Individu memiliki kepercayaan diri, kemampuan untuk dapat belajar dari pengalaman, menyadari bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan.

b.     Career exploration. Dimensi ini mengukur sikap terhadap sumber informasi. Individu berusaha untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta menggunakan kesempatan dan sumber informasi yang berpotensial seperti orangtua, teman, guru dan konselor.

c.     Career decision making. Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan. Individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, kemampuan untuk menggunakan metode dan prinsip pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan.

d.     World of work information. Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan, cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan.

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan aspek-aspek pengambilan keputusan studi lanjut antara lain perencanaan karir, eksplorasi karir, cara pengambilan keputusan dan informasi tentang dunia kerja.

 Pengertian Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru BK) yang berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. (Sukardi,2010). Tohirin (2013) menjelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Masalah yang menjadi topic pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok (guru BK).

Pengertian Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi yaitu layanan bimbingan yang terdiri dari beberapa anggota siswa dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang pemimpin. Pelaksanaan diskusi meliputi tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Pada tahap perencanaan, fasilitator melaksanakan lima macam hal, yaitu: (a) merumuskan tujuan diskusi;(b) menentukan jenis diskusi, apakah diskusi kelas, diskusi kelompok-kelompok kecil, atau diskusi panel; (c) melihat pengalaman dan perkembangan siswa, apakah memerlukan pengarahan-pengarahan yang jelas, tugas yang sederhana dan waktu diskusi yang lebih pendek atau sebaliknya; (d) memperhitugkan waktu yang tersedia untuk kegiatan diskusi; dam (e) mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi, misalnya rangkuman, kesimpulan-kesimpulan atau pemecahan masalah. Pada tahap pelaksnaan, fasilitator memberikan tugas yang harus didiskusikan, waktu yang tersedia untuk mendiskusikan tugas itu, dan memberitahu cara melaporkan tugas, serta menunjuk pengamat diskusi apabila diperlukan. Pada tahap penilaian, fasilitator meminta pengamat melaporkan hasil pengamatannya, memberikan komentar mengenai proses diskusi dan membeicarakannya dengan kelompok.

Hipotesis Tindakan

Penerapan diskusi kelompok dengan teknik diskusi kelompok diduga:

1.     Dapat meningkatkan kualitas proses layanan Bimbingan Konseling tentang pengambilan keputusan studi lanjut siswa Kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

2.     Dapat meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa Kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

3.     Dapat memberikan gambaran perubahan perilaku siswa dalam pengambilan keputusan studi lanjut siswa Kelas XII IPA 4 semester 2 SMA Negeri 3 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK), yang dilaksanakan dengan dua siklus tindakan, dengan masing-masing siklus memiliki empat kegiatan utama (Sukiman, 2011:138) yaitu: Planning (perencanaan), Action (tindakan), Observation (observasi) dan Reflexion (refleksi). Subyek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 4 SMA Negeri 3 Sukoharjo yang memiliki kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut rendah, antara 70-72 (sebanyak 10 siswa). Kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa diketahui dari perolehan skor pengisian skala pengambilan keputusan studi lanjut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari – April tahun 2018, bertempat di SMA Negeri 3 Sukoharjo. Instrumen yang digunakan adalah skala pengambilan keputusan studi lanjut dan pedoman observasi.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif dipilih berkaitan adanya pengukuran pre-test dan post-test yang memerlukan hitungan-hitungan sederhana (Tadjri, 2014:71). Adapun indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah 70% siswa yang mengikuti bimbingan kelompok dengan teknik diskusi memiliki kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut tinggi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

 Berikut hasil pengukuran kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa pada prasiklus, siklus I dan siklus II:

 

 

 

 

Tabel 1. Hasil Pengukuran Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

NO

KODE SISWA

PRASIKLUS

SIKLUS I

SIKLUS II

1

S8

71

92

102

2

S9

72

78

99

3

S13

71

82

100

4

S14

72

85

104

5

S15

70

72

90

6

S20

72

90

103

7

S21

71

91

104

8

S22

71

72

91

9

S28

72

84

92

10

S32

70

92

106

 

Observasi selama pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dilakukan oleh kolaborator. Hal-hal yang diobservasi meliputi kesungguhan siswa selama bimbingan, antusiasme, keberanian mengeluarkan pendapat, keterbukaan, saling menghargai, minat siswa, aktivitas siswa selama bimbingan, komunikatif, dan dapat membuat rencana tindak lanjut.

Tabel keefektifan bimbingan kelompok dengan diskusi kelompok

No

Subyek

Siklus I

Siklus II

1

S8

35

42

2

S9

34

40

3

S13

36

40

4

S14

36

41

5

S15

31

40

6

S20

35

41

7

S21

37

42

8

S22

32

40

9

S28

35

40

10

S32

36

41

 

Pembahasan

Berdasarkan data yang sudah dipaparkan di atas, ternyata kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa mengalami peningkatan. Pada saat layanan bimbingan klasikal di kelas kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut subyek yang berjumlah 10 siswa berada pada rentang skor antara 70-72 dengan kategori rendah. Kemudian melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terjadi peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Pada siklus I kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa meningkat sebesar 17,7% pada rentang skor 72-92 dengan rata-rata skor 83,8 pada kategori sedang. Hasil akhir pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 18,3% pada rentang skor 91-106 dengan rata-rata skor 99,1 pada kategori tinggi.

Layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi cukup efektif untuk meningkatkan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Sesuai dengan pendapat Roemlah (2006:3) diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah tetapi juga untuk mencerahkan suatu persoalan serta untuk pengembangan pribadi. Penggunaan diskusi kelompok dalam pelaksanan bimbingan kelompok membuat anggota kelompok lebih aktif karena tiap anggota mendapat kesempatan untuk berbicara dan memberi sumbangan pada kelompok. Anggota kelompok dapat saling bertukar pengalaman, pikiran, perasaan, dan nilai-nilai yang akan membuat persoalan yang dibicarakan menjadi lebih jelas.

Pelaksanaan siklus I guru BK memberikan lembar permasalahan karier dan angket pilihan karier. Semua siswa menuliskan permasalahan karir dalam lembar yang telah disediakan tetapi beberapa siswa terlihat bingung ketika menentukan pilihan karier di angket pilihan karier. Permasalahan karier yang dialami dalam kelompok antara lain merasa kurang informasi tentang program studi di Perguruan Tinggi dan peluang kerjanya serta kurang tahu bakat dan minat yang dimiliki. Dari permasalahan yang muncul didiskusikan bersama anggota kelompok dan pemimpin kelompok. Siswa lebih berani menyampaikan permasalahan dan pendapat karena berada di kelompok kecil. Keberhasilan siklus I terlihat dari peningkatan skor dari kategori rendah ke sedang, meskipun masih ada 2 siswa yang berada pada kategori rendah.

Selanjutnya pada siklus II guru BK memberikan lembar analisis SWOT dan menuliskan apa yang dikuasai dan apa yang disukai. Dari analisis SWOT terlihat potensi diri siswa, kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk mencapai karier yang diinginkan. Masing-masing anggota kelompok mengevaluasi dirinya sendiri untuk meningkatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Hasil pengukuran pada siklus II mengalami peningkatan skor dari 10 subyek, 3 siswa dengan kategori sedang dan 7 siswa dengan kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa teknik yang digunakan efektif untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa.

Perubahan perilaku siswa selama mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi juga terlihat dari aspek keefektifan layanan bimbingan. Aspek yang diobservasi kesungguhan siswa selama bimbingan, antusiasme, keberanian mengeluarkan pendapat, keterbukaan, saling menghargai, minat siswa, aktivitas siswa selama bimbingan, komunikatif, dan dapat membuat rencana tindak lanjut. Pada pelaksanaan siklus I masih ada beberapa siswa yang penilaian aspeknya kurang dan cukup baik. Ada beberapa siswa yang belum komunikatif, masih malu mengungkapkan permasalahannya sehingga dinamika kelompok belum begitu terlihat. Peran pemimpin kelompok sangat dibutuhkan untuk menggali atau merangsang siswa mengungkapkan permasaahannya. pada siklus II penilaian aspeknya baik dan sangat baik. Aspek komunikatif sudah baik, dinamika kelompok terbentuk dan guru sebagai pemimpin kelompok tidak mendominasi kelompok. Semua siswa sudah mampu membuat rencana tindak lanjut setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi berjalan nyaman. Ketika layanan berlangsung siswa tampak aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan. Keeefektifan bimbingan tampak dari siklus ke siklus. yaitu rata-rata skor keefektifan pada siklus I sebesar 34,7 dengan kategori cukup efektif dan siklus II sebesar 40,7 dengan kategori efektif.

2.      Kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa kelas XII IPA 4 SMA N 3 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan. Pada saat layanan bimbingan klasikal di kelas kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut subyek yang berjumlah 10 siswa berada pada rentang skor antara 70-72 dengan kategori rendah. Kemudian melalui layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi terjadi peningkatan kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut. Pada siklus I kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa meningkat sebesar 17,7% pada rentang skor 72-92 dengan rata-rata skor 83,8 pada kategori sedang. Hasil akhir pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 18,3% pada rentang skor 91-106 dengan rata-rata skor 99,1 pada kategori tinggi. Kemampuan pengambilan keputusan studi lanjut siswa kelas XII IPA SMA N 3 Sukoharjo semester 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat ditingkatkan melalui penerapan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

3.      Perubahan perilaku siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi menjadi lebih baik, semua siswa mampu menentukan rencana tindak lanjut setelah SMA, tentang jurusan dan Perguruan tinggi yang akan dipilih

Saran

1.      Bagi guru BK

a.      Guru membimbing siswa untuk lebih aktif selama proses layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

b.      Guru harus lebih inovatif dalam menyelenggarakan layanana Bimbingan Konseling salah satunya layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

2.      Bagi Siswa

a.      Siswa lebih aktif dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

b.      Siswa hendaknya mampu menentukan rencana tindak lanjut pengambilan keputusan studi lanjut setelah SMA

3.      Bagi Sekolah

a.      Sekolah dapat menyediakan ruang bimbingan kelompok yang representative.

b.      Pihak sekolah berupaya untuk selalu menciptakan iklim kerja yang kondusif, memberikan semangat bagi guru untuk menciptakan karya-karya yang inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Baron,R.A, dan Byrne,D. (2005). Psikologi Sosial jilid 1 (edisi 10). Jakarta:Erlangga.

Basori, M. (2004).Paket Bimbingan Perencanaan dan Pengambilan Keputusan Karir Bagi Siswa SMU. Malang:Universitas Negeri Malang.

Fahmi, I. (2013). Manajemen Pengambilan Keputusan Teori dan Aplikasi. Bandung:Alfabeta

Hasan, I (2002). Pokok-pokok Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta:Ghalia. Indonesia.

Nurhayati, E. (2011). Bimbingan Konseling & Psikoterapi Inovatif, Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Prayitno & Amti, Erman. (2013). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.