PENINGKATAN KINERJA GURU KELAS

DALAM MENGEMBANGKAN RPP MELALUI SUPERVISI

AKADEMIK SIMPATIK DI SD NEGERI KECIL KARANGHARJO KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016

 

Suwarto

SDN Kecil Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang rendahnya hasil laporan ulangan akhir semester I tahun pelajaran 2015/2016 SD Negeri Kecil Karangharjo. Hal ini ditandai dengan nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester I pada beberapa mata pelajaran yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran. Rendahnya nilai ulangan akhir semester ini menjadi salah satu indikator rendahnya kinerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan cara simpatik ternyata dapat meningkatkan kinerja guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada aspek (1) menentukan tujuan pembelajaran (2) menyusun materi ajar, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran, (4) pemilihan media pembelajaran, dan (5) penyusunan perangkat evaluasi. Secara keseluruhan hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP dari kategori cukup pada siklus 1 dengan nilai rata-rata 51 menjadi kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83 pada siklus 2. Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata dari tiap-tiap siklus tersebut, disimpulkan bahwa melaui kegiatan supervisi akademik simpatik dapat meningkatkan kinerja guru kelas dalam pengembangan RPP di SD Negeri Kecil Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016

Kata Kunci: Supervisi akademik simpatik, kinerja guru

 

PENDAHULUAN

 Tugas utama Kepala Sekolah satuan pendidikan adalah melaksanakan pembinaan, pemantauan, dan penilaian kepada guru, dan tenaga kependidikan yang lain dalam bidang manajerial dan akademik. Tujuannya adalah membantu guru, dan tenaga lainnya yang ada di sekolah untuk mewujudkan sekolah yang efektif yaitu sekolah yang tinggi kompetensinya dalam mengimplementasikan delapan standar nasional pendidikan.

Hal ini berkaitan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah yang berisi standar kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah. Ada enam kompetensi yang harus dikuasai kepala sekolah yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kompetensi penelitian dan pengembangan, dan (f) kompetensi sosial.

 Menurut Blumberg (1980) peningkatan kualitas pembelajaran guru akan meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Didorong dengan kemauan yang keras untuk meningkatkan kinerja guru di sekolah kepala harus melakukan berbagai strategi pembinaan dan supervisi yang mendorong guru dapat melaksanaan pembelajaran di kelas sesuai dengan standar proses pendidikan yang telah ditetapkan.

 Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan untuk meningkatkan kualitas guru antara lain melalui pelatihan, seminar, workshop, pemantapan kegiaatan KKG dan PKG, namun hasilnya belum optimal. Hasil laporan ulangan akhir semester I tahun pelajaran 2015/2016 yang dilakukan oleh penulis selaku kepala sekolah terhadap 6 guru kelas hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Hal ini ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester I pada beberapa mata pelajaran yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) mapel Rendahnya nilai ulangan akhir semester ini menjadi salah satu indikator rendahnya kinerja guru dengan kata lain kinerja guru belum memuaskan.

 Dari beberapa penyebab rendahnya kinerja guru, penulis selaku kepala sekolah memprioritaskan masalah RPP. Sebab melalui RPP dapat diketahui kadar kemampuan dan kinerja guru dalam menjalankan profesinya. Untuk itu, melalui supervisi akademik simpatik merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan RPP.

 Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah rendahnya kinerja guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Berdasarkan uraian masalah di atas peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah melalui supervisi akademik simpatik dapat meningkatkan kinerja guru kelas dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Kecil Karangharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2015/2016 ?”

 Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan sekolah ini diharapkan agar: (a) guru memiliki kemampuan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajarann (RPP) yang menjadi pedoman saat kegiatan belajar mengajar, (b) guru mampu menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik, (c) guru mampu menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan lingkungan belajar. Selanjutnya untuk kepala sekolah (a) kepala sekolah memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah yang ada di sekolah binaannya.(b) kepala sekolah memiliki kemampuan berinovasi dalam melaksanakan supervisi akademik kepada guru. (c) sebagai salah satu masukkan kepada teman-teman kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik dapat melalui supervisi akademik simpatik. Kemanfaatan penilitian ini untuk dinas pendidikan adalah memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Kinerja Guru

Kinerja dapat pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. (LAN, 1992). Menurut August W. Smith, Kinerja adalah performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan ori-entasi prestasi. Kinerja seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability, capacity, held, incentive, environment dan validity (Noto Atmojo, 1992).

Adapun ukuran kinerja menurut T.R. Mitchell (1989) dapat dilihat dari lima hal, yaitu: (1) Quality of Work artinya kualitas hasil kerja,(2) Promptness artinya ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan,(3)Initiative artinya prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan, (4)Capability artinya kemampuan menyelesaikan pekerjaandan (5) Comunication artinya kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain.

Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam Kusmianto (1997: 49) bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Supervisi Akademik

Secara etimologi supervisi berasal dari kata super dan vision yang masing-masing kata itu berarti atas dan penglihatan. Jadi secara etimologis, supervisi berarti penglihatan dari atas. Pengertian ini merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat kedudukan lebih tinggi dari pada yang di lihat. Sedangkan menurut KBBI (2002) kata supervisi artinya kepalaan utama, pengontrolan utama, dan kata akademik maknanya sesuatu yang berhubungan dengan lembaga pendidikan tinggi yang mendidik tenaga profesional.

Berkaitan dengan itu Pidarta (2009) menyebutkan supervisi adalah segala bantuan dari para pimpinan sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa supervisi akademik adalah suatu kegiatan layanan dan pembinaan yang direncanakan oleh kepala sekolah yang dilakukan secara sistematis untuk membantu para guru baik secara individu atau kelompok dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran atau melakukan tugasnya secara efektif.

Prinsip-Prinsip Supervisi Akademik

Menurut Modul BBM Bermutu (2009) ada beberapa prinsip yang harus dipahami apabila akan melaksanakan supervisi akademik, prinsip-prinsip itu adalah antara lain: praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif.

Tujuan Supervisi Akademik

Tujuan supervisi akademik adalah membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya supaya tujuan pembelajaran yang ditetapkan tercapai. Sedangkang menurut Sergiovanni (1987) ada tiga tujuan supervisi akademik yaitu (1) supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud membantu guru mengembangkan kemampuannya profesionalnnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu,(2) supervisi akademik diselenggarakan dengan maksud untuk memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, (3) supervisi akademik diselenggarakan untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan tanggung jawabnya.

Supervisi Akademik Simpatik

Berdasarkan uraian tentang pengertian supervisi, tujuan, dan teknik supervisi akademik. Penulis dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) menggunakan istilah simpatik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2002) simpatik maknanya amat menarik hati, dengan demikian supervisi akademik simpatik maksudnya suatu pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik individual tetapi dengan cara-cara simpatik yaitu tidak mencari-cari kekurangan dan kesalahan guru dalam mengembangkan RPP tetapi justru memberikan bimbingan kepada guru dalam mengembangkan RPP dengan cara menarik hati guru agar tidak merasa takut tetapi sangat menyenangkan

Tahap-tahap supervisi akademik dengan teknik individual menurut BBM Bermutu (2009) ada empat tahap yaitu (1) tahap persiapan yaitu supervisor merencanakan waktu, sasaran.(2) tahap pengamatan selama kunjungan ,(3) tahap akhir kunjungan pada tahap ini supervisor dan guru membicaran hasil kunjungan, dan (4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut atau refleksi..

METODE PENELITIAN

 Rancangan penelitian ini meggunakan penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan dalam 2 siklus.

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah 6 guru dari SD Negeri Kecil Karangharjo yang terdiri dari 6 guru kelas. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah kemampuan guru dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kecil Karangharjo tempat peneliti sebagai kepala sekolah. SD Negeri Kecil Karangharjo terletak Kecamatan Pulokulon Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah yang ada di SD Negeri Kecil Karanggharjo cukup memadai karena jumlah ruang kelas sesuai dengan rombongan belajar, disamping itu sekolah sudah mempunyai perangkat komputer dan ruang kepala sekolah masih menyatu dengan ruang guru. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semeter 2 dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2016.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) yang bersifat siklik. Sedangkan kemampuan yang ditingkatkan adalah kemampuan guru kelas dalam proses pembelajaran. Siklus dalam kegiatan supervisi akademik ada 4 tahapan yaitu yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pengamatan selama kunjungan, (3) tahap akhir kunjungan, dan (4) tahap terakhir atau tahap tindak lanjut (refleksi).

 

 

Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penilaian kinerja guru adalah instrumen penilaian dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran yang terdiri dari 5 aspek yaitu (1) tujuan pembelajaran,(2) materi pembelajaran, (3) strategi dan metode pembelajaran,(4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi hasil

Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Menurut Arikunto (2003) statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Data yang diperoleh dianalisis dengan merujuk pada teknik analisis data yaitu interprerasi data hasil observasi.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dibagi menjadi 4 kegiatan yaitu (a) tahap persiapan, (b) tahap pengamatan, (c) tahap akhir kunjungan, dan (d) tahap terakhir atau refleksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan penelitian dan pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik simpatik diperoleh hasil penelitian sebagai berikut.

Hasil Penelitian Siklus 1

Persiapan awal kegiatan akademik dengan teknik simpatik dilakukan oleh kedua pihak antara peneliti selaku supervisor dan guru. Dengan adanya kebersamaan antara peneliti dan guru maka terbangun suatu komunikasi dan interaksi yang efektif dan efesien antara kedua belah pihak dan pada akhirnya semua persiapan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana kegiatan.

Hasil persiapan awal adalah (a) teridentifikasi permasalahan dalam menyusun rencanana pelaksanaan pembelajaran(RPP), (b) kepala sekolah siap membantu pelaksaan supervisi akademik dengan teknik simpatik, (c) tersusunnya aspek yang akan diamati, dan jadwal kunjungan.

Pada tahap pengamatan, hasilnya tercipta hubungan yang akrab antara peneliti dengan guru. Dengan suasana yang hangat dan damai maka peneliti dengan mudah dapat mendalami keadaan guru. Guru bercerita panjang lebar tentang kondisi kelasnya. hubungan dengan teman guru dan kepala sekolah.

Dari pertemuan tersebut diketahui berbagai kekurangan atau kelemahan yang dimiliki oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk diperbaiki. Kekurangpahaman guru dalam menyusun RPP terletak pada komponen (1) menentukan tujuan pembelajaran, (2) memilih materi ajar, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran,(4) menentukan media pembelajaran, (5) evaluasi hasil belajar yang dijabarkan dalam teknik penilaian.

Peneliti selaku supervisor memperhatikan dan mencatat secara cermat tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata guru masih rendah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu pada (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Hasil catatan inilah yang akan ditunjukkkan kepada guru dalam kegiatan tahap refleksi.

Dengan penuh keakraban peneliti sebagai supervisor menanyakan perasaan setiap guru setelah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) diteliti dan memberikan kesempatan kepada guru untuk menceritakan tentang permasalahan serta kesulitan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti memposisikan diri sebagai pendengan yang baik dan mencatat hasilnya. Cerita dari tiap-tiap guru dirangkum dan akan dipaparkan kembali secara klasikan pada pertemuan yang telah ditentukan bersama. Selesai pelaksanaan supervisi akademik dengan teknik simpatik terhadap 6 guru, peneliti mengumpulkan semua guru dan dan menjelaskan hasil temuan yang dibuat rangkuman dari 6 guru sebagai berikut (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar sehingga perlu adanya pembenahan, (2) materi ajar sebatas mengutip pada buku teks sehingga materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Akhir dari pertemuan balikan peneliti memberikan data hasil pengamatan kepada guru kemudian guru menganalisis data hasil pengamatan dan mendiskusikan untuk perbaiakan pada siklus ke 2

Tabel 3. Hasil Supervisi Akademik pada Siklus I

No

Nama Guru

Aspek

1

Aspek

 2

Aspek

 3

Aspek

 4

Aspek

 5

Jumlah

1

Sulastri

12

7

13

14

10

56

2

Endang S

10

8

8

10

8

44

3

Latifah

12

10

11

10

8

51

4

Kusnul Fitiatun

12

10

10

12

11

55

5

Sairin,S.Pd

12

10

14

12

16

64

6

Resmiyati

10

10

11

10

10

51

 JUMLAH

133

110

131

121

117

612

 RATA-RATA

11,08

9,17

10,91

10,08

9,75

51

 

Dari data di atas menunjukkan pada siklus 1 rata-rata kemampuan guru pada setiap aspek sebagai berikut (1) menentukan tujuan pembelajaran rata-rata 11,08 ,(2) memilih materi ajar rata-rata 9,17 ,(3) memilih strategi dan metode pembelajaran rata-rata 10,91 ,(4)menentukan media pembelajaran rata-rata 10,08, (5) evaluasi hasil belajar rata-rata 9,75. Secara keseluruhan hasil supervisi akademik simpatik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP kategori cukup dengan nilai rata-rata 51. Dengan demikian maka pelaksanaan supervisi akademik simpatik dilanjutkan pada siklus 2 karena indikator keberhasilan yang telah ditetapkan belum tercapai.

Melalui data yang ditunjukkan oleh supervisor, guru akhirnya mampu untuk menemukan kekurangan dirinya serta mampu untuk memperbaiki kekurangannya. Peneliti memberikan bimbingan dan dampingan teknis agar guru dapat menyusun RPP dengan baik sesuai dengan standar proses pendidikan pada siklus 2.

Hasil Penelitian Siklus 2

Persiapan awal kegiatan supervisi akademik dengan cara simpatik pada siklus 2 ini lebih efektif karena dilakukan bersama antara peneliti selaku supervisor dan kepala sekolah.Hasil pada tahap persiapan adalah teridentifikasi permasalahan dari hasil siklus 1 yaitu (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Dengan adanya kebersamaan antara peneliti dan guru maka terbangun suatu komunikasi dan interaksi yang efektif dan efesian antara kedua belah pihak dan pada akhirnya tahap persiapan berjalan dengan baik sesuai dengan rencana kegiatan.

Pada tahap pengamatan, terlihat terciptanya hubungan yang akrab dengan guru. Dengan suasana yang hangat dan damai maka peneliti dengan mudah dapat mendalami keadaan guru. Guru bercerita panjang lebar tentang kondisi kelas dan sekolah, hubungan dengan teman guru dan kepala sekolah.

Dari pertemuan tersebut diketahui berbagai kekurangan atau kelemahan yang dimiliki oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang selanjutnya untuk diperbaiki dalam supervisi akademik. Pada tahap pengamatan diakhiri dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yaitu (1) tujuan pembelajaran belum mengambarkan proses dan hasil belajar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur belum ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran belum disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran belum sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar belum disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Peneliti selaku supervisor meneliti dan mencatat secara cermat tentang dokumen RPP yang telah dibuat oleh guru yang dimulai dari (1) menuliskan identitas mata pelajaran, (2) menuliskan standar kompetensi, (3) menuliskan kompetensi dasar, (4) menentukan indikator, (5) menentukan tujuan pembelajaran, (6) menuliskan materi ajar, (7) menentukan metode pembelajaran, (8) menetapkan kegiatan pembelajaran, (9) memilih sumber belajar, dan (10) menentukan penilaian.

Dengan penuh keakraban peneliti sebagai supervisor menanyakan perasaan setiap guru setelah pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada guru untuk menceritakan sewaktu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti memposisikan diri sebagai pendengan yang baik dan mencatat hasilnya. Cerita dari tiap-tiap guru dirangkum dan dipaparkan kembali secara klasikal. Hasil rangkuman dari cerita guru tersebut adalah (1) tujuan pembelajaran sudah mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, (2) materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi, (3) strategi dan metode pembelajaran disesuaikan dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator, (4) media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran sudah sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan (5) prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar sudah sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Akhir dari tahap refleksi peneliti memberikan data hasil pengamatan, terhadap dokumen RPP sebagai berikut.

Tabel 4. Hasil Supervisi Akademik Pada Siklus 2

No

Nama Guru

Aspek

1

Aspek

 2

Aspek

 3

Aspek

 4

Aspek

 5

JML

1

Sulastri

14

11

20

17

18

80

2

Endang.S

13

12

15

16

17

73

3

Latifah

14

12

17

17

18

78

4

Kusnul Fitiatun

14

12

17

18

18

79

5

Sairin,S.Pd

15

12

20

18

20

85

6

Resmiyati

14

11

16

17

16

74

JUMLAH

164

136

199

200

211

910

RATA-RATA

13,67

11,33

16,58

16,67

17,57

75,83

 

Berdasarkan data di atas pelaksanaan supervisi akademik pada siklus 2 menunjukkan rata-rata kemampuan guru dalam menyusun RPP sebagai berikut (1) kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran rata-rata 13,67, (2) mengembangkan materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur rata-rata 11,33, (3) memilih strategi dan metode pembelajaran rata-rata 16,58 (4) pemilihan media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran rata-rata 16,67 (5) evaluasi proses dan hasil belajar adalah 17,57.

Secara keseluruhan hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83. Dengan hasil tersebut di atas maka pelaksanaan supervisi akademik dengan cara simpatik dianggap berhasil karena hasilnya baik dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan             

Pembahasan Hasil Penelitian

Pada siklus 1 kemampuan guru dalam menyusun RPP yang diungkap melalui supervisi akademik terhadap 5 aspek dan 24 indikator berada pada kategori cukup. Secara keseluruhan hasil supervisi akademik simpatik tentang kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan rata-rata nilai 51. Sedangkan pada siklus 2 secara umum hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83. Dengan hasil tersebut di atas maka pelaksanaan supervisi akademik dengan cara simpatik dianggap berhasil karena hasilnya baik dan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi akademik dengan cara-cara simpatik berbasis siklus penelitian tindakan sekolah ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini dibuktikan dari data berikut:

1.      Kemampuan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran mengambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dengan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 11, 08 meningkat menjadi 13,67 pada siklus 2.

2.      Kemampuan menyusun materi ajar yang berupa fakta, konsep, dan prosedur ditulis sesuai dengan butir-butir rumusan indikator pencapaian kompetensi rata-rata 9,11 pada siklus 1 meningkat menjadi 11,33 di siklus 2.

3.      Kemampuan memilih strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik serta karakteristik setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai dengan nilai rata-rata 10,91 pada siklus 1 meningkat menjadi 16,58 pada siklus 2.

4.      Kemampuan guru memilih media pembelajaran sebagai alat bantu dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dari rata-rata 10,08 pada siklus 1 meningkat menjadi 16,67 di siklus 2.

5.      Kemampuan guru dalam menyusun perangkat evaluasi masuk dalam kategori baik, karena guru mampu memberikan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga rata-rata pada aspek ini 9,75 pada siklus 1 menjadi 17, 57 di siklus 2.

6.      Secara keseluruhan hasil pelaksanaan supervisi akademik tentang kemampuan guru dalam menyusun RPP dari kategori cukup pada siklus 1 dengan nilai rata-rata 51 menjadi kategori baik dengan nilai rata-rata 75,83 pada siklus 2.

7.      Pelaksanan supervisi akademik cara-cara simpatik dari kuesioner yang berisi 12 pernyataan menunjukkan bahwa suprevisi akademik bagi kepala sekolah menyatakan pendapat bermanfaat 66 dan pendapat sangat bermanfaat 55.

SARAN

Dari hasil dan pembahasan penelitian tindakan sekolah peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1.      Guru supaya berinovatif, dan berkreatif dalam menyusun RPP sehingga pelaksanaan pembelajaran akan menjadi aktif, kreaktif, efektif dan menyenangkan.

2.      Kepala sekolah agar membimbing guru dalam upaya mengembangkan RPP dan silabus sehingga KTSP dapat tersusun dengan baik.

3.      Kepala sekolah supaya memberikan pendampingan secara profesional dalam upaya membantu guru dalam mengembangkan RPP melalui supervisi akademik yang berkelanjutan.

4.      Dinas pendidikan supaya memberikan motivasi kepada guru, kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kualitas kinerja guru dan kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhartini. (2003) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Blumberg, A. 1980. Supervisiors and Teachers: A private cold war (2nd ed). Berkeley, CA: McCutchan

Cogan,M. 1973. Clinical Supervision. Boston: Houghton-Mifflin.

Darmo Mulyoatmodjo. 1980. Micro Teaching. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru

Dunkin. J. Michael. 1989. Teaching and Teacher Education. New York. Pergoman Press.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang No 20 tentang Sisdiknas. Dikdasmen: Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional.2007. Peraturan Mendiknas No 12 tentang Standar Kompetensi Kepala. BNSP: Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional.2009. BBM untuk KKPS. PMPTK: Jakarta

Hastuti. 2005. Kontribusi Hasil Pelatihan Guru dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru. Jurnal Pendidikan Widyatama No 2 /2005: LPMP: Semarang

Kusmianto. 2003. Kinerja Kepala Sekolah dan Kepala dalam Membina Kemampuan Mengajar Guru. Tesis: Universitas Pendidikan Indonesia.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. PT.Rineka Cipta: Jakarta

Sergiovanni, T. J., & Starratt, R. J. (1998). Supervision: A re-definition (6th ed.). Boston: McGraw-Hill.