Meningkatkan KompetensiMelalui Supervisi Akademik Individual Pendekatan Non Directif
MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGELOLA
PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI PENERAPAN
SUPERVISI AKADEMIK INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN
NON DIRECTIF BAGI GURU KELAS IV-VI
SD NEGERI 4 KARANGHARJO UPTD PENDIDIKAN
KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN
PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Titik Iriyanti Pangarsi
SD Negeri 4 Karangharjo UPTD Kec. Pulokulon Kab.Grobogan
ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari kenyataan yang ada guru kelas IV-VI di SDN 4 Karangharjo dalam pembelajaran, dalam penggunaan model pembelajaran konvensional ternyata tidak dapat memberikan suasana belajar yang menarik. Pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Permasalahan tersebut diharapkan dapat diatasi melalui pendampingan terhadap guru melalui supervisi akademik melalui pendekatan Non Directif dalam melaksanakan pembelajaran secara PAIKEM dengan menerapkan model-model pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan tetap menyenangkan bagi siswa SDN 4 Karangharjo. Tujuan penelitian ini adalah terjadinya peningkatan kompetensi guru dalam mengelola Pembelajaran PAIKEM yang akan berimplikasi pada terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas IV, V dan VI di SDN 4 Karangharjo. Metode penelitian ini adalah dengan penelitian tindakan sekolah (action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil penelitian tindakan disimpulkan bahwa Supervisi Akademik Individual dengan pendekatan Non Directif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas SDN 4 Karangharjo dalam pembelajaran PAIKEM.
Kata kunci: Pembelajaran Paikem, Supervisi akademik Individual, Pendekatan Non Directif.
PENDAHULUAN
Predikat profesional bagi seorang guru erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, guru hendaknya selalu mengupayakan optimalisasi ketercapaian hasil belajar. Penggunaan model pembelajaran konvensional ternyata tidak dapat memberikan suasana belajar yang menarik. Pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Idelanya guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara PAIKEM dengan menerapkan model-model pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan tetap menyenangkan bagi peserta didik. Bahkan istilah PAIKEM bisa dikembangkan menjadi PPPAIIIKEMMMM yakni Pembelajaran Penuh Prakarsa Aktif Interaktif Inspiratif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Menantang Memotivasi dan Mandiri.
Salah satu indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan PBM PAIKEM dapat diukur dari bagaimana guru tersebut menerapkan model-model pembelajaran secara PAIKEM yang telah tersusun dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Kiat-kiat Kepala Sekolah sekolah dibutuhkan untuk memberikan layanan pembinaan dan pendampingan serta solusi yang dibutuhkan guru dalam pengelolaan PBM PAIKEM. Hal ini perlu disadari juga adanya saling keterbukaan dan kesepakatan antara guru dengan kepala sekolahnya. Hal ini disampaikan penulis karena di lapangan masih timbul beberapa masalah diantaranya keengganan guru untuk menjadikan Kepala Sekolah selaku konsultan dalam mengatasi kesulitannya, termasuk ada rasa kurang enak kalau kelasnya sering dikunjungi Kepala Sekolah serta dimungkinkan kemampuan Kepala Sekolah dalam pengelolaan PBM PAIKEM juga kurang memadai.
Masalah yang dihadapi oleh guru –guru kelas IV-VI dalam melaksanakan tupoksinya banyak sekali, namun dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada masalah meningkatkan kompetensi guru kelas IV-VI dalam pengelolaan PBM PAIKEM dengan pendampingan Kepala Sekolah dalam bentuk supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif, berdasarkan kajian di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kompetensi dalam pengelolaan PBM PAIKEM dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik individual dengan pendekatan non-direktif bagi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon pada semester I tahun pelajaran 2015/2016?
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competency yang berarti kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Seseorang dikatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja pada suatu bidang tertentu (Djaman,an Satori. 2008: 2.2).
Kompetensi adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diaktualisasikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (E Susilowati. 2006: 4). Menurut Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, bahwa kompetensi adalah kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik (seseorang).
Pembelajaran PAIKEM
Perkembangan ide-ide tentang pembelajaran dan perkembangan teknologi (baik hardware atau software) yang sangat pesat berpengaruh terhadap perubahan budaya belajar. Aktivitas pembelajaran jadi berbeda. Pola pembelajaran konvensional telah bergeser dan teacher oriented ke student oriented. Media yang digunakan mnenjadi lebih luas dan tidak agi terbatas hanya pada guru atau pendidik saja, tapi segala hal yang dapat mengantarkan atau memuat pesan pembelajaran bisa disebut sebagai media pembelajaran, karena pada tahap ini pengajar sudah beralih menjadi pembelajaran.
Sesuai dengan huruf-huruf penyusun istilah PAIKEM, Pembelajaran PAIKEM adalah salah satu contoh pembelajaran yang memiliki karakter istilah Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Dampak positif dan diterapkannya model PAIKEM yaitu siswa dapat terpacu sikap rasa keingintahuannya tentang sesuatu di lingkungannya. Selanjutnya pembelajaran PAIKEM dikemas sedemikian rupa oleh guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Supervisi Pendidikan
Menurut Ngalim Purwanto (1997: 76) Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang ditujukan kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Senada dengan pendapat di atas Good Cartel dalam Sahertian (2000: 17) menyebutkan bahwa Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas sekolah dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyelesaikan pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam supervisi:
(1) Membangkitkan dan merangsang semangat guru, kepala sekolah, dan pegawai lainnya dalam menjalankan tugas.
(2) Berusaha memberi saran kelengkapan alat-alat pelajaran, termasuk media instruksional
(3) Bersama-sama guru berusaha untuk mengembangkan, mencari, dan menemukan metode baru untuk proses belajar mengajar.
(4) Membina kerjasama yang baik dengan guru, kepala sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya.
(5) Berusaha menyeimbangkan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan perkembangan zaman melalui KKG, KKKS, workshop, seminar, in-service trainning, atau up grading. (Sarono Makalah workshop Kepala Sekolah 2008: 2)
Pendekatan Supervisi Pendidikan
Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sangat tergantung kepada prototipe guru. Ada satu paradigma yang dikemukakan Glickman untuk memilah-milah guru dalam empat prototipe guru. Ia mengemukakan setiap guru memiliki dua kemampuan dasar, yaitu berpikir abstrak dan komitmen serta kepedulian.
Pendekatan dan perilaku serta tekhnik yang diterapkan dalam memberi supervisi kepada guru-guru berdasarkan prototipe guru seperti yang disebut di atas. Bila guru profesional maka pendekatan yang digunakan non direktif.
Pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan, tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang di kemukakan guru-guru. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pemahaman psikologis humanistik. Psikologi Humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi guru-guru. Guru mengemukakan masalahnya supervisor mencoba mendengarkan memahami, apa yang dialami guru-guru.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan oleh Kepala SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon. Penelitian Tindakan Sekolah ini dilakukan pada semua kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon.
Dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini peneliti mengambil subyek guru – guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon, dengan mempertimbangkan bahwa kelas IV-VI adalah kelas yang paling relevan dalam penerapan model-model pembelajaran PAIKEM. Data berbentuk kualitatif dan kuantitatif yang menggambarkan kompetensi guru kelas IV-VI SD dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas PAIKEM. Data kuantitatif berupa angka yang menggambarkan kompetensi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo dalam pengelolaan PBM PAIKEM dengan melalui supervisi akademik secara individu dengan pendekatan Non directif. Data ini berskala besar 0-100 yang diperoleh dengan alat penilaian, terlampir. Sedangkann untuk data kualitatif berupa uraian dengan beberapa kata atau kalimat yang menggambarkan pelaksanaan supervisisi dan kompetensi guru kelas IV-VI dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM.
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini ada dua yaitu pertama, berupa data kualitatif berupa deskripsi tentang pelaksanaan supervisi akademik dan kompetensi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM. Kedua, berupa data kuantitatif berupa nilai/ angka yang menggambarkan unjuk kerja kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran PAIKEM serta setting kelas PAIKEM bagi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon.
Indikator Kinerja
Bagi guru kelas IV-VI yang memperoleh nilai pengelolaan PBM PAIKEM terkategori cukup, sebelum diadakan supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif diharapkan setelah diadakan pendampingan Kepala Sekolah melalui supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif dapat meningkatkan menjadi berkategori baik atau sekaligus berkategori amat baik, sedangkan guru kelas IV-VI yang sebelum penelitian sudah berkategori baik, diharapkan dapat berubah menjadi bernilai amat baik.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan sekolah (PTS) terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil pantauan Kepala Sekolah terhadap pengelolaan pengelolaan PBM PAIKEM SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon menunjukkan bahwa kemampuan Guru kelas IV-VI dalam pengelolaan administrasi SD masih rendah. Hal ini terbukti dari semua guru kelas yang dipantau dalam mengajar tanpa menggunakan RPP yang sesuai, mereka mengajar lebih banyak menggunakan dan memanfaatkan media yang memadahi. Cara guru mengajar masih menggunakan metode yang lama (konvensional) yaitu guru masuk kelas langsung menjelaskan, peserta didik disuruh memperhatikan / mendengarkan, kemudian peserta didik disuruh mengerjakan soal. Guru dalam mengajar jarang menggunakan berbagai media pembelajaran yang relevan dengan indikator atau Kompetensi Dasar yang dibahas. Keadaan di atas dinilai oleh kepala sekolah dengan menggunakan instrumen observasi dan instrumen penialaian pelaksanaan PBM menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon dalam pengelolaan pembelajaran baru mencapai angka 64.
Deskripsi Hasil Siklus I
Supervisi akademik individu dengan pendekatan non direktif berjalan dengan baik, semua guru kelas IV-VI melakukan dengan senang hati, antusias, tahapan dan jadwal pelaksanaan supervisi ditaati dan hampir tidak ada guru yang nampak ogah-ogahan dalam mempersiapkan pembelajaran PAIKEM. Fenomena di lapangan bahwa guru malas menerapkan pembelajaran PAIKEM sedikit-demi sedikit mulai berubah, mereka mulai antusias untuk merancang, melaksanakan, dan menerapkan model-model pembelajaran pakem yang berjumlah sekitar 48 model.
Namun demikian masih ada juga guru yang kesulitan untuk menerapkan model-model pembelajaran tersebut dengan segala keterbatasan yang melingkupinya. Untuk itu membuat kiat membatu guru tersebut dengan menghadirkan teman-teman guru kelas I-III untuk membantu mempersiapkan pembelajaran PAIKEM disertai setting kelas PAIKEM yang dikerjakan bersama-sama pada Kegiatan KKG secara anjangsana bagi guru kelas IV-VI dengan istilah “KKG Bedah Kelasâ€. Tindakan berikutnya adalah melaksanakan supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif kolaboratif dengan teman sejawat serta menghadirkan guru model.
Berdasarkan dari data hasil penelitian, kondisi awal belum menerapkan supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif. Pada siklus I telah diterapkan supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif. Dari kompetensi guru dalam pengelolaan PBM PAIKEM diperoleh peningkatan 20% dari 54 menjadi 68, nilai tertinggi meningkat 9.7% dari 74 menjadi 82, dan rerata meningkat 11% dari 64 menjadi 71.
Deskripsi Hasil Siklus 2
Pada siklus 2 ini kompetensi pengelolaan PBM PAIKEM sekolah bagi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon dapat dijelaskan sebagai berikut nilai terendah 70, nilai tertinggi 86 nilai rerata 78. Adapun peningkatan dan perbandingan hasil supervisi secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Nilai dan Rerata pada Tiap-tiap Siklus
Kondisi Awal |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Refleksi Dari Kondisi Awal s.d Siklus 2 |
Nilai terendah 54 tertinggi 74, rerata 64 |
Nilai terendah 68 tertinggi 82 rerata 71 |
Nilai terendah 70 tertinggi 86 rerata 78 |
Nilai terendah naik 22,8% dari 54 menjadi 70, nilai tertinggi naik 13,9% dari 74 menjadi 86 dan rerata 17,9% dari 64 menjadi 78 |
Hasil Tindakan
1. Hasil Supervisi
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat peningkatan kemampuan pengelolaan administrasi rerata 64 menjadi 78. Sehingga naik 22,8%.
2. Proses Supervisi
Dari kondisi awal ke kondisi akhir terdapat keaktifan guru kelas V dalam proses pembelajaran PAIKEM maupun mensetting kelas PAIKEM.
SIMPULAN DAN SARAN
Atas dasar kajian teoritik dan pengujian empirik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan supervisi akademik individual dengan pendekatan non direktif dapat meningkatkan kompetensi guru kelas IV-VI SDN 4 Karangharjo Kecamatan Pulokulon dalam pengelolaan PBM PAIKEM.
Karena secara teori dan empirik dapat meningkat, maka Kepala Sekolah perlu melakukan penelitian-penelitian sejenis bagi guru guna meningkatkan kemampuan guru dalam menghadapi sertifikasi guru, pengusulan PAK, pelaksanaan EDS mapun akreditas sekolah khusus dalam pelaksanaan standar proses serta secara umum dapat meningkatkan mutu pendidikan, serta berguna untuk peningkatan karir serta pelaksanaan tupoksi Kepala Sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2007. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM. Semarang: DBE
Depdiknas. 2010. Modul Pelatihan Praktik yang Baik # 1. http://www.mgmp-bse.depdiknas.go.id/v/php?key=publikasi_detil&kbrt=1234850987. Diakses pada tangga; 5 Nopember 2010
Haryono. 2010. Pengembangan Kompetensi Profesional. Makalah Fasilitasi Teaching Clinic Pasca Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Bidang PPTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Ibrahim, Bafadal. 2004. Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: Bumi Aksara
Ishom, Ahmad. 2010. Makalah Seminar Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Aktif Humanis. PGRI Provinsi Jawa Tengah
Slameto. 2010. Pengembangan Kompetensi Pedagogik. Makalah Fasilitasi Teaching Clinic Pasca Sertifikasi Guru Dalam Jabatan. Bidang PPTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.