PENINGKATAN KOMPETENSI GURU KELAS I, II DAN III

DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PAKEM

MELALUI PEER TEACHING DALAM KEGIATAN KKG SISTEM SEL

DI DABIN 2 UPTD TK/ SD KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sudarbi

Pengawas DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora

ABSTRAK

Penelitian Tindakan Sekolah ini merupakan hasil pengalaman penulis dalam membina dan memantau kinerja guru kelas I, II dan III DI DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis PAKEM melalui kegiatan peer teaching dalam KKG Sitem SEL. Objek yang diambil adalah guru kelas I, II dan III sebagai kolabolator. Hasil wawancara yang diperoleh pada awal penelitian untuk menentukan tindakan antara lain; sikap guru terhadap penggunaan strategi PAKEM, melakukan peer teaching pada KKG, mengikuti kegiatan KKG yang dekat nenunjukkan keinginan yang sangat tinggi. Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh dari tiap siklus dengan prosentase yang sangat tinggi adalah kehadiran guru dalam KKG, sikap siswa terhadap PBM. kegiatan Peer Teaching, sikap peserta selama mengikuti kegiatan KKG, Pelaksanaan PBM , Sikap guru terhadap Pembelajaran antara siklus I, dan II menunjukkan peningakatan yang sangat signifikan. Kesimpulan yang diperoleh adalah; Peer Teaching dalam KKG sistem SEL dapat meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis PAKEM.

Kata Kunci: Kompetensi Guru KKG Sistem SEL, PAKEM, Peer Teaching


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/ Ma-drasah yang didalamnya meliputi Kualifikasi dan Kompetensi Pengawas Sekolah/Madra-sah, tercantum bahwa Pengawas Sekolah harus memiliki 6 dimensi kompetensi Ada-pun tugas dan fungsi pengawas sekolah dalam melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial diantaranya 1) mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan keku-rangan dalam melaksanakan tugas pokok-nya di sekolah menengah yang sejenis,2) membimbing guru dalam menyusun silabus dan RPP tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan, 3) membimbing guru dalam memilih dan menggunakan stategi/metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat me-ngembangkan berbagai potensi siswa melalui mata-mata pelajaran, 4) membim-bing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, hal ini ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan semata

Sebagai pengawas mata pelajaran Bahasa Ingggris, peneliti sebagai mitra guru dalam meningkatkan kompetensi tersebut berusaha membina membimbing dalam pembuatan silabus, RPP serta pelaksanaan PBMnya baik dalam kegiatan KKG atau dipantau langsung ke dalam kelas. Namun dari hasil pemantauan tersebut dari 30 orang guru Bahasa Inggris yang dapat melaksanakan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) itu hanya 8 orang ( 27%), sementara pesan kurikulum senantiasa menginginkan pembelajaran di kelas itu harus menggunakan paradigma 4 pilar pendidikan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together, dengan pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) tidak membosankan sehingga hasilnya akan riten cukup lama di benak siswa,yang pada kenyataannya guru masih banyak yang belum memahaminya dan kurang pengetahuan dan pengalaman dalam mempraktekannya sehingga mereka kembali mengajar dengan strategi teacher centered sehingga kemampuan dan potensi siswa kadang tidak tergali dan hasil belajar siswa belum mencapai tarap yang diinginkan. Adapun Guru yang membuat Perangkat Pembelajaran lengkap hanya 6 orang (20%), Pembuatan Silabus yang baik hanya 10 orang (33%), RPP yang baik hanya 6 orang (20%),yang melaksanakan PBM secara PAKEM hanya 8 orang ( 27%) dan yang aktif dalam pertemuan KKG rata-rata 40% dengan alasan lokasi kegiatan KKG jauh.dari sekolah dimana mereka bekerja.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM melalui peer teaching dalam kegiatan KKG system SEL.

Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah melalui peer teaching dalam kegiatan KKG system SEL kinerja guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat?

b. Apakah melalui peer teaching dalam kegiatan KKG system SEL komidmen guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat?

Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum penelitian ini adalah: Secara umum yang menjadi tujuan dalam Penelitian Tindakan Sekolah ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran dalam kegiatan KKG system SEL. 2014/2015 melalui peer teaching

b. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1) Meningkatkan aktivitas siswa da-lam proses pembelajaran PAKEM.

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pembelajaran berbasis PAKEM

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan dapat menambah penga-laman dan kemampuan guru serta sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah pada mata pelajaran dengan memanfaatkan lingungan sekolah.

2.   Manfaat Praktis

a) Bagi siswa

1) Meningkatkan hasil belajar pada siswa.

2) Meningkatkan aktivitas siswa

b) Bagi Guru

1) Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan benda–ben-da di sekitarnya sekolah untuk dijadikan media pembelajaran yang menarik.

2) Memberdayakan diri dalam meng-ambil prakarsa profesionalisme dengan semakin terampil dalam mengelola pembelajaran dan semakin kreatif dalam memilih model pembelajaran yang inovatif.

c) Bagi Sekolah

1) Sekolah akan lebih meningkatkan hasil belajar siswa dengan meng-gunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

2) Sekolah lebih meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada

KAJIAN TEORI

Kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan, guru adalah merupakan faktor vital dalam pelaksanaan pendidikan, karena ia akan dapat memberikan makna terhadap masa depan siswa. Untuk mewujudkan semua itu, guru diberikan tugas dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Undang-Undang Repuplik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 35 menyebutkan, Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajar-an, menilai hasil belajar, membimbing dan melatih siswa, serta melaksanakan tugas tambahan (Anonim,2005:21)

Pembelajaran PAKEM

PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student-centre learning) dan pembelajar-an harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk erus belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani atau takut. (Rusman, 2010:321). Untuk itu, maka aspek learning is fun menjadi salah satu aspek dalam pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk erus memotivasi anak agar mereka mengadakan eksplorasi, kreatif, dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.

Di samping itu, PAKEM adalah penerjemahan dari pilar pendidikan yang di canangkan oleh UNESCO:

a) Learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran

b) Learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek pengalaman dan pelaksanaannya.

c) Learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri anak ( ini juga sesuai dengan konsep “ multiple intelligent” dari Howard Gardner, dan learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagamaan yang ada disekeliling siswa.

Peer Teaching

Metode peer teaching adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Mulai dari pembahasan materi sampai penilaian juga dilakukan dari dan oleh siswa dalam kelompok itu sendiri (self-assessment dan peer assessment). Sedangkan untuk nilai akhirnya adalah penggabungan antara penilaian oleh guru dan teman sebaya. Dari defenisi tersebut, guru harus mampu memodifikasi metode peer teaching agar sesuai diterapkan untuk siswa SD (kelas tinggi) terutama pada bagian assessment-nya.

Pembelajaran kooperatif dengan teknik ini bisa dilaksanakan bersamaan dengan metode diskusi. Prasyarat untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode peer teaching, di dalam kelas harus terdapat beberapa siswa yang cepat (pintar) dan semua siswa cenderung memiliki pengetahuan dasar yang relevan.

Diskusi Kelompok Kerja Guru peer teaching

Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bentuk kegiatan yang beranggotakan guru-guru kelas, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan KKG bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya.

Kemudian diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto,2004).

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat penelitian adalah DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015. Jumlah guru sebagai anggota KKG sebanyak 30 orang guru Kelas I, II dan III.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan setiap hari KKG yaitu hari sabtu dengan melakukan kegiatan; pelaksanaan peer teaching, refleksi, revisi RPP, pembuatan RPP, supervisi kelas, kesimpulan untuk merencanakan strategi berikutnya.

a. Siklus Pertama

Kegiatan siklus Pertama ini peneliti dapat mengevaluasi bahwa kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan KKG selajutya, dan strategi yang sudah dicobakan yaitu “Maka A Match, Jig saw, dan Story Based on pictures”telah disepakati untuk diganti dengan strategi yang lain yaitu dengan 1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing . RPP juga diperbaiki baik secara bersama-sam ataupun perorangan

b. Siklus Kedua

Kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan KKG selajutya, strategi yang sudah dicobakan yaitu “1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing dapt dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdat peningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurui tapi secara keseluryhan ada peningkatan

Kegiatan siklus kedua ini peneliti dapat mengevaluasi dan menarik kesimpulan sebagai berikut; kegiatan Peer Teaching masih dapat dilanjutkan dalam kegiatan KKG selajutya, strategi yang sudah dicobakan yaitu “1) Think Pair Shares, 2) Two Stay Two Stray, dan 3) Role Playing dapt dicoba terus dengan perbaikan-perbaikan. Dilihat perbedaan hasil dari siklus pertama terdat peningkatan meskipun ada yang masih tetap atau bahkan menurui tapi secara keseluryhan ada peningkatan.

Setelah menyelesaikan maka kita dapat melihat hasilnya . yang pertama tentang kehadiran peserta KKG. Dengan kontrol dan pemanatauan yang terus menerus ditunjang dengan tempat kegiatan KKG yang dekat maka tingkat kehadiran gurupun tetap bertahan dengan posisi yang sangat baik dengan prosentase 95,55%.

Adapun sikap peserta dalam mengikuti KKG sistem SEL ini terutama pada saat peserta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) cukup baik dengan rata-rata skor 80,09 yang pada siklus pertama mendapat skor nilai 79,60 sedangkan siklus terakhir 80,67.

Hasil dari kegiatan Peer Teaching cukup baik juga yang pada siklus pertama sempat diganti dengan simulasi tidak memposisikan peserta menjadi siswa kare anggotanya hanya 5 orang , namun setelah dicoba dan diminta rekan seawatnya untuk tidak mempermainkan Sehingga yang pada siklus pertama mendapat poin rata-rata 76,76, siklus jedua 78,57 yang pada pada akhirnya di siklus terakhir ada kenaikan yaitu mencapai 78,58 sehingga rata-ratanya mencapai 77,96.

Pembuatan RPP kenaikannya cukup hal ini menandakan bahwa kegiatan ini terutama dengan pembinaan yang terus menerus berkelanjutan maka hasil dari kegiatan itu akan segera terlihat , bisa kita lihat dari pembuatan RPP yang pertama mendapat rata-rata nilai 77,78 dan yang terakhir atau siklus ketiga mendapat rata-rata nilai 83,44.

Melihat hasil dari pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) ini sangat tergantung pada kesulitan materi yang diberikan makin lama belajar siswa makin susah juga materi yang diberikan apalagi strategi pembelajaran menjadi lebih sulitnya tapi meskipun demikian masih tetap ada peningkatan yaitu pada siklus pertama mendapat rata-rat skor 83,61, siklus kedua rata-rata 77,58 sedangkan siklus terakhir mendapakan 79,23 dengan rata-rata akhir 80,14 sperti.

Untuk Sikap guru terhadap PBM di kelaspun memperoleh kenaikan yang cukup yaitu pada siklus pertama mendapat skor 80,siklus kedua mendapat ka rata-rata skor 84 dan pada siklus ketiga mendapat skor 89,33 dengan rata-rata 84,44 . Begitu juga sikap siswa terhadap pelaksanaan PBM dirasakan cukup baik selalu ada peningkatan dari sikap yang asalnya suka ribut tidak terarah sekarang menjadi aktif ( ribut tapi terarah).skor yang diperoleh adalah ; siklus pertama 70, siklus ke dua 78 dan siklus ke tiga adalah 87 sehingga rata-rata akhir menjadi 78,83.

PENUTUP

Simpulan

a. Melalui peer teaching dalam KKG sistem SEL maka kinerja guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015 akan meningkat terutama dalam pembuatan RPP dan mengimplementasikannya di sekolah masing-masing dengan PBM berbasis PAKEM.

b. Keterbatasan dari hasil penelitian ini adalah melakukan peer teaching dalam KKG sistem SEL ini belum tentu cocok dan berhasil seandainya digunakan di daerah- daerah lain. Mengatur waktu kunjungan kelas cukup sulit karena jadwal mengajar guru (peserta KKG) banyak yang sama.

c. Komitmen antara pengawas,guru, dan kepala Sekolah harus dibangun secara kuat, b) Kepala Sekolah sangat diharapkan ikut terlibat terutama dalam melaksanakan supervisi akademiknya/ supervisi kelas,c) Pembentukan dan Pembagian Wilayah binaan tidak terlalu cepat minimal 3 tahun sekali ( satu siklus pesertya didik berada di sekolah binaan. Hal ini diharapkan untuk pembinaan dari mulai input, proses sampai ke out put

Saran

Dari simpulan tersebut di atas, disarankan kepada guru-guru khususnya guru kelas I, II dan III dalam pengelolaan pembelajaran berbasis PAKEM di DABIN 2 UPTD TK/ SD Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2014/2015, adalah sebagai berikut:

1. Guru disarankan untuk lebih aktif dalam mengkondisikan pembelajaran, dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang inovatif yang dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran agar materi yang diajarkan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Siswa disarankan semangat dalam belajar, lebih aktif dalam pembela-jaran, dan lebih giat dalam belajar.

3. Guru sekolah dasar, hendaknya berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan menerapkan inovasi pembelajaran agar pembelajaran lebih efektif serta mampu memotivasi siswa dalam belajar

4. Siswa hendaknya dapat meningkatkan hasil belajarnya yaitu belajar dengan giat, dan aktif dalam pembelajaran, dan guru hendaknya memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar mereka, dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, Keith A, et al, 1987, Techniques in The Clinical Supervision of Teachers, ,Longman, New York & London.

Arikunto, Suharsimi, 2007, Penelitian Tindakan Sekolah, Makalah pada Bimbingan dan Teknik KTI bagi Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah, Direktorat PMPTK Departemen Pendidikan Nasional.

Berman Sally, 2002, Making Choice Theory Work In A Quality Classroom,USA: Skylight Training and Publishing,Incc

Depdiknas, 2004, Pemberdayaan KKG, Direktorat Pendidikan Menengah, Jakarata

Depdiknas, 2004, Revitalisasi KKG Dalam Konteks School Reform Dengan Pendekatran MPMBS,Direktorat PMU, Jakarta.

Depdiknas, 2008, Kumpulan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Nasional Pendidikan dan Panduan KTSP, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depdiknas, 2008, Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Depdiknas, Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta

Depdiknas, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta

Hopkin David P. 1993, A teacher’s Guide to Classroom Research, Open University, Buckingham,.

 

Kardiawarman, Ph.D, 2001, Penelitian Tindakan Kelas, IKIP Bandung