PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA

MELALUI METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA AUDIO

(TAPE RECORDER) BAGI SISWA KELAS VI SDN I NGANDONG KECAMATAN EROMOKO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Parwanto

SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan kreativitas belajar bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan di Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 selama 3 (tiga) bulan. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Kabupaten Wonogiri yang terdiri dari 9 orang siswa. Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan ini pada intinya mengacu pada desain penelitian yang digunakan, yaitu: 1) perencanaan; 2) pelaksanaan; 3) observasi; dan 4) refleksi hasil tindakan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media audio tape recorder dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kreativitas dan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita. Berdasarkan hasil tes sebelum dilakukan tindakan dan setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran, nilai rata-rata kemampuan menyimak dan kreativitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Hal ini diketahui dari nilai yang diperoleh pada kondisi awal sebesar 51,1 meningkat menjadi 70,0 pada akhir tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 84,4 pada akhir Siklus II. Ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 22,2% pada kondisi awal meningkat menjadi 55,6% pada akhir tindakan siklus I, kemudian meningkat menjadi 100,0% pada akhir tindakan Siklus II. Kreativitas siswa pada pra sikus rata-rata 57,9 berkategori rendah dapat ditingkatkan pada Siklus I mendapat nilai rata-rata 70,8 berkategori sedang dan meningkat lagi menjadi 82,3 berkategori tinggi pada akhir Siklus II.

Kata Kunci: kreativitas, metode demonstrasi, media audio tape recorder

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan mahluk individual sekaligus mahluk sosial. Manusia harus bergaul dan berhubungan dengan manusia lain. Sebagai mahluk sosial, manusia serimg memerlukan orang lain untuk memahami apa yang sedang dipikirkan, apa yang dirasakan, dan apa yang diinginkan, pemahaman terhadap pikiran, kehendak dan perasaan orang lain dapat dilakukan dengan menyimak.

Banyak pilihan yang menganggap bahwa menyimak merupakan keterampilan yang paling penting diantara keterampilan-keterampilan lain. Melalui aktivitas ini, siswa memperoleh kosakata yang gramatika, disamping tentunya pengucapan yang baik (Azis dan Alwasilah, 1996:82). Selanjutnya, Astuti (2002:3) menyatakan bahwa “keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dipelajari untuk menunjang kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan menyimak yang baik bisa memperlancar komunikasi karena komunikasi tidak akan berjalan dengan lancar jika pesan yang sedang diberikan atau diterima tidak dimengerti”. Pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan menyimak sangatlah perlu diberikan kepada siswa. Menguasai keterampilan menyimak, maka siswa dapat memperoleh informasi dari bahan simakan sehingga memicu kreativitas siswa. Namun dalam pencapaian harapan tersebut, banyak hambatan atau kendala dalam pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah pada umumnya. Seperti kenyataan yang dihadapi bahwasanya kemampuan siswa dalam menyimak, khususnya mengidentifikasi unsur cerita sangat kurang sehingga kreativitas siswapun juga cenderung sangat rendah.

Rendahnya kreativitas siswa dan keterampilan menyimak diduga berasal dari faktor siswa dan guru. Faktor siswa, disebabkan oleh beberapa faktor antara lain mereka tidak memeiliki keberanian dalam mengungkapkan kembali isi berita, kosakata yang digunakan masih kurang, kurangnya motivasi dan aksi siswa dalam pembelajaran menyimak. Sedangkan dari faktor guru sebagai akibat dari belum efektifnya strategi pengajaran yang digunakan. Dalam proses belajar mengajar sebelumnya, peneliti hanya menggunakan teknik dikte (imla) pada pengajaran mengidentifikasi unsur cerita dalam pengajaran menyimak, sehingga siswa cenderung merasa bosan dalam menerima pelajaran menyimak.

Rendahnya penguasaan keterampilan menyimak siswa khususnya materi mengidentifikasi unsur cerita terbukti dari 9 siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 hanya 2 dari 9 siswa yang mendapat nilai > KKM yang telah ditatapkan yakni 70. Berarti siswa yang berhasil atau tuntas hanya 22,22% sedangkan yang 7 siswa masih memperoleh nilai dibawah KKM atau siswa yang belum tuntas jika diprosentasi masih 77,78%.

Untuk mengatasi rendahnya kreativitas serta kemampuan siswa mengidentifikasi unsur cerita dalam pengajaran menyimak, maka perlu mencari upaya pemecahanya. Penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi dengan media audio berupa tape recorder. Alasan peneliti menggunakan metode demonstrasi dengan media audio ini dengan pertimbangan media mudah diperoleh dan dapat menunjang peneliti dalam pengajaran menyimak. Harapan peneliti dalam penelitian tindakan dengan mengunakan metode demonstrasi dengan media audio (tape recorder), dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi unsur cerita dalam pengajaran menyimak serta kreativitas siswa.

Untuk menguji efektivitas media audio, khususnya tape-recorder ini, maka peneliti akan mengkaji dalam suatu penelitian tindakan kelas dengan formulasi judul yaitu: “Peningkatan Kreativitas Dan Hasil Belajar Mengidentifikasi Unsur Cerita Melalui Metode Demontrasi Dengan Media Audio (Tape Recorder) Bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015”.

 

Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.    Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan kreativitas belajar bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?

2.    Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Merujuk pada rumusan masalah yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

1.    Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan kreativitas belajar bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.    Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

Hakekat Keterampilan Menyimak

Kegiatan menyimak tidak bisa dilepaskan dengan kegiatan berbicara sebagai suatu jalinan komunikasi. Pada dasarnya, komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan tulis. Komunikasi lisan mencakup aktivitas menyimak dan berbicara, sementara komunikasi tulis mencakup kegiatan membaca dan menulis.

Pada dasarnya, terdapat perbedaan antara mendengar dan menyimak. `Mendengar` berarti sesuatu yang dilakukan dengan tidak sengaja. Hal ini berbeda dengar `mendengarkan` yang sudah mengarah pada usaha yang sungguh-sungguh dengan memperhatikan baik-baik apa yang didengar. Dalam `mendengarkan`, faktor kesengajaan dan perhatian merupakan faktor penting (kamidjan, dalam Ardiana, 2002:6). Sementara itu, menyimak adalah menangkap pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya. Jadi, menyimak merupakan penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran sesorang. Tanggapan atas menyimak merupakan respon terhadap pembicara. Jika hal itu terjadi, berarti telah terjalin komunikasi antara pembicara dan penyimak.

Oleh sebab itu, dapatlah dikatakan bahwa `mendengar` merupakan kegiatan pasif, sedangkan `mendengarkan` dan `menyimak` merupakan kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan. Jika ditinjau dari segi tingkat pemaknaan, `mendengarkan` lebih tinggi dari pada `mendengar`, sedangkan `menyimak` lebih tinggi dari pada `mendengarkan`.

Lebih lanjut, Kamidjan dalam Ardiana (2001:4) menjelaskan bahwa menyimak ialah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh, perhatian, pemahaman, apresiasif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Akan tetapi, patut diperhatikan pula bahwa kegiatan menyimak yang dimaksudkan diatas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak yang dimaksudkan di atas merupakan kegiatan menyimak lisan, bukan tulis. Dalam kegiatan menyimak (lisan) ini, selain aspek-aspek suprasegmental, seperi: (1) tekanan atau keras lembutnya suara, (2) jeda atau panjang pendeknya suara, (3) nada atau tinggi rendahnya suara, (4) intonasi atau naik turunnya suara, dan (5) ritme atau irama dalam suara (sabarati, 1992: 147). Hal ini perlu diperhatikan karena keterampilan menyimak merupakn keterampilan menangkan pesan dan memahami pesan tersebut dengan sebaik-baiknya, baik pesan yang tersirat maupun pesan yang tersurat yang terkandung dalam bunyi bahasa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa menyimak merupakan penerimaan pesan gagasan, perasaan, dan fikiran sesoorang. Tanggapan atas penyimak lisan merupakan respon terhadap pembicaraan. Jika hal itu terjadi, berarti terjadi komunikasi antara dan penyimak.

Metode Pembelajaran Demostrasi

Menurut Syaiful (2008:210) Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurut Rusminiati (2007:2) metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa, pada sampai penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat dipahami peserta didik baik secara nyata maupun tiruan. Menurut Roehstyah NK (2001:81) mendefinisikan metode demostrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode demostrasi adalah cara mengajar instruktur atau guru menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan diatas maka dapat diambil sebuah hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1.     Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan kreativitas belajar bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.     Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian Tindakan kelas ini diawali dengan persiapan berupa penyusunan proposal dan diakhiri dengan pembuatan laporan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada bulan April 2015 dan diakhiri pada bulan Juni 2015 pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.Penelitian dilaksanakan di SD Negeri I Ngandong Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri pada siswa Kelas VI semester 2 tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini, maka subjek penelitian ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri I Ngandong Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang jumlah siswanya ada 9 anak dengan satu rombongan belajar. Objek penelitian adalah kreativitas dan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Prasiklus (Prasiklus)

Prasiklus pembelajaran katarampilan manyimak materi mengidentifikasi unsur cerita yang disampaikan secara lisan kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat diketahui dari hasil tes ulangan harian yang dilakukan sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran. Hasil-hasil ulangan yang diperoleh dari siswa di kelas tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.

Hasil tes yang diperoleh dari 9 orang siswa kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 30.00 dan nilai tertinggi diperoleh sebesar 80.00. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh sebesar 51,11.

Ditinjau dari penguasaan penuh secara klasikal, jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar dengan KKM > 70.00 adalah sebanyak 2 orang siswa atau 22,22% dari jumlah siswa. Sisanya sebanyak 7 orang siswa atau 77,78% belum mencapai ketuntasan belajar.

Kreativitas siswa dalam menentukan unsur cerita setelah selesai menyimak juga masih sangat kurang. Hal ini terbukti bahwa masih banyak anak yang hanya ikut-ikutan temannya dalam menentukan unsur cerita yang telah didengarkannya.

Deskripsi Siklus 1

Peningkatan kreativitas belajar siswa dapat dilihat waktu pembelajaran berlangsung. Siswa yang awalnya malu sudah berani bertanya, yang awalnya takut sudah berani mengutarakan pendapat. Suasana kelas yang tadinya sepi sudah mulai ramai. Siswa sudah tahu apa yang harus diperbuat jika menghadapi kesulitan dalam pembelajaran. Mereka sudah aktif dan kritis dalam menerima pelajaran.

Dari data pengamatan diatas dapat dilihat Dari 9 siswa yang memiliki kreativitas sangat tinggi ada 2 siswa, yang tinggi ada 1 siswa, yang sedang 5 siswa, yang rendah ada 1 siswa. Rata-rata skor secara klasikal 70,8 termasuk kategori sedang. Jadi secara klasikal rata-rata tinggi.

Jumlah nilai seluruhnya 630. Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa adalah 70,00. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa saat tes formatif adalah 90. Nilai terendah yang diperoleh siswa saat tes formatif adalah 60. Jika menengok KKM yang telah ditetapkan, rata-rata nilai hasil belajar siswa secara klasikal sudah diatas KKM Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individual sebanyak 5 siswa dari 9 siswa. Persentase ketuntasan belajar = 5/9 x 100% = 55,6%.

Meningkatnya kreativitas belajar siswa terhadap materi mengidentifikasi unsur cerita tersebut ternyata berdampak positif terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa juga ikut meningkat. Hal ini tampak dari hasil analisis terhadap hasil belajar siswa kelas VI materi mengidentifikasi unsur cerita pada penelitian perbaikan pembelajaran Siklus 1 diperoleh data bahwa rata-rata perolehan nilai siswa pada perbaikan pembelajaran Siklus 1 adalah 70,0. Pencapaian ini meningkat 18,9 apabila dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa Prasiklus yang hanya mencapai 51,1. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa meningkat mendekati nilai sempurna yaitu 90. Nilai terendah yang diperoleh siswa masih tetap ada yang memperoleh 60 meski begitu terjadi peningkatan karena hanya empat siswa yang memperoleh nilai tersebut. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individual sebanyak 5 siswa dari 9 siswa. Jika dipersentase, ketuntasan belajar siswa telah mencapai 55,6%. Sisanya sebanyak 4 siswa atau 44,4% belum mencapai ketuntasan. Apabila dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa Prasiklus, persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus 1 juga telah mengalami peningkatan sebesar 33,4%. Akan tetapi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dan peningkatan ketuntasan belajar siswa tersebut belum memenuhi target yang diharapkan. Karena target peningkatan kualitas belajar siswa sebesar 80% sampai 100%.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil ulangan pada Siklus 1. Jumlah siswa kelas VI yaitu 9 siswa, sedangkan hasil ulangan yang diperoleh mereka sebagai berikut: yang mendapat nilai 90 ada 1 siswa, yang bernilai 80 ada 2 siswa, yang bernilai 70 ada 2 siswa, yang bernilai 60 ada 4 siswa. Sedangkan KKM untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70. Berarti siswa yang sudah mencapai KKM baru 5 siswa atau 55,6%. Nilai rata-rata klasikal mencapai 70,00.

Deskripsi Siklus 2

Dari hasil pengamatan diduga kreativitas belajar siswa sudah meningkat. Pengamat/teman sejawat mengamati proses perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah diberikan sebelum pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan berisi hal-hal yang menjadi indikator pengamatan tentang kreativitas belajar siswa, antara lain:

1.       Hasrat keingintahuan yang cukup tinggi,

2.       Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru,

3.       Panjang akal,

4.       Keinginan untuk menemukan dan meneliti,

5.       Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit

Dari data pengamatan diatas dapat dilihat Dari 9 siswa yang memiliki kreativitas sangat tinggi ada 4 siswa, yang tinggi ada 4 siswa, yang sedang 1 siswa, yang rendah tidak ada. Rata-rata skor secara klasikal 82,3 termasuk kategori tinggi. Jadi secara klasikal rata-rata tinggi.

Rata-rata perolehan nilai hasil belajar siswa adalah 84,4. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa saat tes formatif adalah 100. Nilai terendah yang diperoleh siswa saat tes formatif adalah 70. Jika menengok KKM yang telah ditetapkan, rata-rata nilai hasil belajar siswa secara klasikal sudah diatas KKM Siswa yang mencapai ketuntasan belajar secara individual sebanyak 9 siswa dari 9 siswa. Persentase ketuntasan belajar = 9/9 x 100% = 100%.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan observasi permasalahan pembelajaran di kelas, evaluasi serta refleksi pada observasi awal, maka dilakukan penelitian tindakan kelas di sekolah dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan tersebut dilakukan dalam dua siklus dan menerapkan metode demonstrasi. Metode ini mengaitkan antara materi pelajaran dengan pengalaman siswa. Pada metode ini guru berperan sebagai fasilitator dan siswa diarahkan untuk berperan aktif dalam pembelajaran melalui diskusi kelompok.

Pada Siklus 1, berdasarkan observasi diperoleh data hasil belajar siswa terjadi peningkatan nilai dari prasiklus yang semula hanya 2 siswa atau 22,2% siswa yang mencapai KKM dengan rata-rata kelas 51,1. Pada Siklus 1 menjadi 5 siswa atau 55,6% siswa yang mencapai KKM dengan rata-rata kelas 70,0.

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi dari Siklus 1 dapat dijadikan acuan penelitian Siklus 2. Untuk pembelajaran Siklus 2 ini guru masih menerapkan metode demonstrasi dengan diskusi kelompok tetapi anggota kelompok diperkecil supaya setiap siswa dapat lebih fokus dalam berdiskusi. Hasil refleksi dan evaluasi Siklus 2 yaitu terjadi peningkatan hasil belajar siswa menjadi 9 siswa 100% siswa yang mencapai KKM dengan nilai rata-rata 84,4. Berikut ini adalah hasil rekapitulasi pengelompokan nilai dari Prasiklus, Siklus 1 dan Siklus 2 mata pelajaran Bahasa Indonesia materi mengidentifikasi unsur cerita.

Berdasarkan data yang diperoleh di atas telah banyak terjadi peningkatan dari kreativitas dan hasil belajar. Berhubung sudah ada peningkatan baik kreativitas maupun hasil belajar siswa sesuai dengan indikator kinerja dalam penelitian ini maka penelitian diakhiri dan dihentikan.

P E N U T U P

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebgaia berikut:

1.     Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan kreativitas belajar bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebesar 12,9 dari prasiklus ke siklus satu, ada kenaikkan 11,6 siklus satu ke siklus dua ada kenaikkan sedangkan dari prasiklus ke siklus dua kenaikannya 24,4.

2.     Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio (tape recorder) dapat meningkatkan hasil belajar mengidentifikasi unsur cerita bagi Siswa Kelas VI SDN I Ngandong Kecamatan Eromoko Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 sebesar 18,9 dari prasiklus dengan siklus satu sedangkan peningkatan ketuntasannya sebesar 33,4%, sebesar 14,4 dari siklus satu ke siklus dua nilai rata-ratanya meningkat sedangkan peningkatan ketuntasannya sebesar 44,4%. jika dibandingkan nilai rata-rata kelas antara prasiklus dengan siklus dua ada peningkatan sebesar 33,3.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

1.     Bagi Siswa

Siswa disarankan untuk lebih aktif dan fokus dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh semakin optimal.

2.     Bagi Guru

Guru disarankan untuk lebih optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran sehingga pembelajaran lebih mudah dipamahi siswa.

3.     Bagi Sekolah

Sekolah disarankan untuk mendorong para guru memanfaatkan berbagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2002. Menyimak. Jakarta: Depdikbud

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2012. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Hera Lestari. 2007. Pendidikan Anak Usia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Herry Guntur Tarigan. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

__________________. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Iriana Indri Hapsari. 2016. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Indeks

Kamidjan, 2001. Teori Menyimak. Surabaya: FBS UNESA.

Kompri. 2015. Motivasi Perkembangan. Yogyakarta: Aswana Pressindo

Leo Idra Ardiana, dkk. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompotensi Guru Mata