PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DI KELAS VI

SD NEGERI 1 JENGGAWUR

 

Mulyanti

Guru SD Negeri 1 Jenggawur Kecamatan Banjarmangu

 

ABSTRAK

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar PKn dengan menerapkan model pembelajaran Jigsaw di kelas VI SD Negeri 1 Jenggawur semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Subyek penelitian 12 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan . Penelitian dilakukan selama 2 siklus dengan prosedur umum meliputi tahapan planning, acting, observing, dan reflecting. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi dan tes. Instrumen pengambilan data dengan lembar pengamatan untuk mengetahui Kreativitas dan butir soal tes prestasi untuk prestasi belajar siswa.Teknik analisis data dengan menggunakan metode deskripsi komparatif yaitu membandingkan pra siklus dan antar siklus.               Berdasarkan analisis data diperoleh hasil pada siklus I, Skor tinggi 7 siswa 58,33%, skor sedang 3 siswa 25,00% , skor rendah 2 siswa 16,67% dengan skor rerata 6,95 atau kategori sedang. Prestasi belajar rata-rata 69,67 dengan ketuntasan belajar 50%.Siklus II kreativitas 10 siswa atau 83,33% kategori tinggi, kreativitas 2 siswa atau 16,67%kategori sedang, kreativitas 0 siswa atau 0% kategori rendah. Prestasi belajar rata-rata 76,17 dengan ketuntasan belajar 91,67%. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: kreativitas, prestasi belajar, model pembelajaran Jigsaw

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

SD Negeri 1 Jenggawur adalah salah satu sekolah dasar yang berada di bawah binaan UPT Dindikpora Kecamatan Banjarmangu. Letak sekolah berada di Jalan Raya Jenggawur – Banjarmangu, Desa Jenggawur kecamatan Banjarmangu

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, selama pembelajaran PKn berlangsung, kreativitas siswa dapat dikatakan belum memuaskan atau belum sesuai harapan. Hasil pengamatan pada pra siklus (studi pendahuluan, penelitian awal) menunjukkan bahwa dari sejumlah 13 siswa, hanya 2 siswa atau sebesar 15% yang terlihat Kreativitas tinggi, lainnya, sebanyak 5 siswa atau sebesar 39% kategori Kreativitas sedang, dan 6 siswa atau sebesar 46% kategori Kreativitas rendah.

Rendahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran ternyata berpengaruh terhadap prestasi belajar PKn. Hal ini ditunjukkan oleh data ulangan harian menunjukkan siswa yang mendapatkan nilai di atas atau sama dengan KKM sebanyak 6 anak atau hanya sebesar 46% dengan KKM sebesar 70.

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan guru dan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran .Salah satu permasalahan yang umum terjadi dalam proses pembelajaran antara lain kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya.Pembelajaran sesungguhnya menempatkan siswa sebagai subjek belajar,sehingga pembelajaran di sekolah ditekankan atau berorientasi pada aktifitas siswa,Wina Sanjaya(2010:135)

Kondisi di atas menunjukkan ada kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi yang seharusnya dimiliki oleh siswa, yaitu Kreativitas siswa dalam pembelajaran harus baik. Untuk itu perlu ada upaya perbaikan agar Kreativitas dan prestasi belajar siswa meningkat.

Untuk mengetahui peningkatan Kreativitas dan prestasi belajar maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah rendahnya Kreativitas dan prestasi belajar.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.      Apakah penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan kreativitas mata pelajaran PKn siswa kelas VI SD Negeri 1 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?.

2.     Apakah penerapan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas VI SD Negeri 1 Jenggawar semester 2 tahun pelajaran 2014/2015?.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan prestasi belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Jenggawur semester 2 tahun pelajaran 2014/2015

LANDASAN TEORI

Kreativitas

Menurut Asrori (2009:63) menyatakan bahwa Kreativitas adalah cirri-ciri khas yang dimiliki oleh individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru atau kombinasi dari karya-karya yang telah ada sebelumnya menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan dan mencari alternative pemecahannya melalui cara-cara berpikir yang menyeluruh.

Menurut Nana Syaokih (2005:104) mengemukakan bahwa Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara baru,model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu tidak perlu sesuatu yang sama sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya,tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dangan keadaan yang sebelumnya. Jadi hal baru itu sesuatu yang sifatnya inofatif

Menurut Drevdahl (Asrori, 2009:62) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dan pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarng. Hasil tersebut berguna,bertujuan,terarah dan tidak hanya sekedar fantasi. Sumber awal dan perkembangan kreativitas itu disebabkan oleh faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga.

Menurut Supriadi (1994:20) mengemukakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan suatu yang baru,baik berupa gagasanmaupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Hal ini senada dengan pendapat Semiawan (1997:19) yang mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kamampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.

Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang dalam membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain,atau menciptakan sesuatu yang baru.

Prestasi Belajar

Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport. Muhibbin Syah (2004: 141) menjelaskan “prestasi belajar adalah setiap macam kegiatan belajar menghasilkan sesuatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar”.

Menurut Tanthawi (dalam Asrori Ardiansyah 2011) bahwa prestasi belajar yang diharapkan setelah siswa mengikuti program pendidikan atau proses belajar-mengajar adalah adanya perubahan perilaku siswa terhadap informasi mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku, serta ketrampilan yang dicapai selama selang waktu tertentu.

Menurut Djamarah (dalam Asrori Ardiansyah 2011) Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh, berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas dalam belajar.

Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan prestasi belajar adalah suatu proses aktif dalam memperoleh pengetahuan baru yang menghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku, serta ketrampilan.

Pembelajaran Model Jigsaw.

 Menurut Slavin, ( 2005:246 ). Model pembrlajaran Jigsaw merupakan salah satu variasi model Colaborative Learning yaitu proses belajar kelompok diminta setiap anggota menyumbangkan informasi, pengalamanide, sikap, pendapat, kemampuan, dan ketrampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota.

Model pembelajaran Jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh siswa dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain (Zaini, 2008:56 ).

Teknik mengajar Jigsaw sebagaian metode pembelajaran kooperatif bisa di gunakan dalam pengakaran membaca menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara sehingga dapat di gunakan dalam beberapa mata pelajaran seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan social, PKn, agama, dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua tingkatan/kelas.

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerja sama positif dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Dalam model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari beberapa anggota kelompok ahli yang di bentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang di tugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian di jelaskan kepada anggota kelompok lain. Disini, peran guru adalah memfasilitasi dan memotifasi agar mudah memahami materi Yang di berikan.

Langkah – Langkah Model Pembelajaran Jigsaw

Langkah–langkah kegiatan pembelajaran dengan Model pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagi berikut:

1.     Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.

2.     Tiap orang dalam kelompok di beri sub topik yang berbeda.

3.     Setiap kelompok membaca dan mendikusikan sub topik masing-masing dan menetapkan anggota ahli yang akan begabung dalam kelompok ahli.

4.     Anggota ahli dari masing–masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik yang telah di bagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.

5.     Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang di berikan dan saling membantu untuk menguasai topik tersebut.

6.     Setelah memahami materi kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok masing-masing kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

7.     Tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.

8.     Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang telah didiskusikan.

9.     Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.

METODE PENELITIAN

Subyek,Setting dan Waktu.

            Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Jenggawur berjumlah 12 siswa terdiri dari 5 siswa perempuan dan 7 siswa laki-laki, dengan karakteristik siswa memiliki potensi dan kompetensi yang heterogen. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Jenggawur, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn selama 2 siklus. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Februari sampai Mei 2015.

Data, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

            Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini yang digunakan adalah:1) Sumber data siswa meliputi data tentang Kreativitas, data tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn dan data tentang penerapan model pembelajaran jigsaw . 2) Sumber data guru meliputi data ketrampilan guru,merencanakan perbaikan pembelajaran, proses pembelajaran seperti interaksi pembelajaran,implementasi penerapan pembelajaran model jigsaw.3) Sumber data kolaborator meliputi pengamatan penerapan pembelajaran model jigsaw, hasil bersama guru peneliti.

            Pada penelitian ini teknik dan alat pengumpulan data menggunakan: 1) Teknik tes yang digunakan adalah tes prestasi belajar.

2) Teknik pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi pengamatan tentang Kreativitas siswa. dan 3) Teknik Dokumentasi: Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen pra siklus tentang Kreativitas siswa dan prestasi belajar siswa serta dokumen perangkat pembelajaran . Selain hal tersebut digunakan dokumen foto kegiatan pembelajaran

            Pada penelitian ini validasi tes prestasi belajar menggunakan validasi empirik dan validasi teoritik yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif, sedang data pengamatan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi metode, dan triangulasi peneliti.

Prosedur Pelaksanaan.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari 2 siklus. Prosedur umum penelitian melalui tahapan planning, acting, observing, dan reflecting.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Pembelajaran mata pelajaran PKn yang dilakukan peneliti pada umumnya: semangat belajar masih rendah, metode belum bervariasi, guru belum menguasai model pembelajaran. Kondisi proses pembelajaran ini berakibat Kreativitas siswa rendah. Hal ini ditunjukkan hasil pengamatan dari 12 siswa, hanya 2 siswa atau 16,67% yang kreativitasnya tinggi. Kondisi rendahnya kreativitas siswa berdampak juga rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan nilai tes prestasi belajar pra siklus menunjukkan banyak siswa yang belum tuntas . Siswa yang mendapat nilai lebih besar atau sama denga KKM = 70 ada 4 siswa dengan ketuntasan belajar 33,33%. Nilai tertinggi 84,nilai terendah 48 dengan nilai rata-rata 67,50.

Kondisi lain pada pra siklus, dalam proses belajar mengajar siswa hanya sebagai pendengar, hal ini berakibat siswa kurang konsentrasi, kurang bersemangat, kurang aktif, kurang memahami masalah, serta kurang dalam menyelesaikan masalah dan kemampuan kreativitas rendah.

Siklus I

Hasil penelitian untuk mengetahui seberapa besar kreativitas siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran PKn , dan mengetahui seberapa besar prestasi belajar mata pelajaran PKn. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, diperoleh data sebagai berikut:

1.     Kreativitas siswa

Data tentang Kreativitas siswa diambil setelah melakukan pembelajaran pada akhir siklus I, instumen data berupa lembar pengamatan yang terdiri dari 10 indikator. Dari data diperoleh Kreativitas siswa skor 1-3 kategori rendah, skor 4-7 kategori sedang, skor 8-10 kategori tinggi.

 Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan kreativitas diperoleh hasil sebagai berikut: Skor tinggi 7 siswa 58,33%, skor sedang 3 siswa 25,00% , skor rendah 2 siswa 16,67% dengan skor rerata 6,95 atau kategori sedang. Siswa yang mendapat skor tinggi hanya 7 atau 58,33%.

2.     Prestasi Belajar

Setelah pembelajaran berlangsung 3 kali pertemuan maka dilakuan tes tertulis. Hasil tes prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 86, skor terendah 50, rerata 69,67, modus skor 66. Masih ada 6 siswa ( 50,00%) yang mendapat skor dibawah ketuntasan belajar minimal (KKM).

Diskusi refleksi pada siklus I dengan hasil analisis dan diskusi secara kolaboratif diperoleh data sebagai berikut; Berdasarkan kriteria keberhasilan maka 1) Kreativitas baru mencapai 7 siswa yang tinggi atau 58,33% sehingga belum berhasil karena kriteria keberhasilan 75% atau 9 siswa. 2) Prestasi belajar Pendidikan kewarganegaraan nilai rata-rata baru mencapai 69,67 dengan ketuntasan belajar 50,00% sehingga belum berhasil kerena kreteria keberhasilan nilai rata-rata 70, dengan ketuntasan belajar 75%.

Keputusan refleksi bersama kolaborator, maka kekurangan segera diperbaiki adalah: pemberian tugas, pemberian latihan soal, media pembelajaran dan Pembentukan kelompok kecil, akhirnya memutuskan untukmelanjutkan siklus II dengan ketentuan pembelajaran menerapkan pendekatan Jigsaw perbaikan yang dilakukan pemberian soal latiahan secara individu.

Siklus II

Hasil penelitian untuk mengetahui seberapa besar kreativitas siswa dalam prosessiswa pembelajaran mata pelajaran PKn ,mengetahui seberapa besar prestasi belajar mata pelajaran PKn. Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, diperoleh data sebagai berikut:

1.     Kreativitas siswa

Berdasarkan hasil pengamatan, kemampuan kreativitas diperoleh hasil sebagai berikut: Skor tinggi 10 siswa 83,33%, Skor sedang 2 siswa 16,67% dan skor rendah 0 siswa 0%, dengan skor rerata 8,47, dalam katagori tinggi. Siswa yang mendapat skor tinggi 10 siswa atau 83,33%.

2.   Prestasi Belajar

Setelah pembelajaran berlangsung 3 kali pertemuan maka dilakukan tes tertulis.Hasil analisis tes prestasi belajar Pendidikan kewarganegaraan, diperoleh rerata 76,17 nilai tertinggi 88 , nilai terendah 60 , modus 70, dan ketuntasan belajar 91,67%.

Diskusi refleksi pada siklus II hasil analisis dan diskusi secara kolaboratif berdasarkan kriteria keberhasilan maka: kemampuan kreativitas sudah mencapai 10 siswa yang tinggi atau 83,33% sehingga sudah berhasil karena kreteria keberhasilan 75% atau 9 siswa. Prestasi belajar PKn nilai rata-rata sudah mencapai 76,17 dengan ketuntasan belajar 91,67% sehingga sudah berhasil kerena kriteria keberhasilan nilai rata-rata 70,00, dengan ketuntasan belajar 75%.

Keputusan refleksi bersama kolaborator, akhirnya memutuskan penelitian dihentikan pada siklus II karena kemampuan kreativitas sudah sesuai dengan kreteria keberhasilan yaitu 75%. Sedangkan prestasi belajar PKn nilai rata-rata sudah mencapai 76,17 dengan ketuntasan belajar melebihi kreteria yang ditentukan yaitu 91,67%.

Pembahasan

            Pada pengamatan pra siklus kemampuan kreativitas tinggi hanya 16,67% atau 2 siswa dari 12 siswa, kemampuan kreativitas sedang hanya 33,33% atau 4 siswa dari 12 siswa, kemampuan kreativitas rendah 50,00% atau 6 siswa dari 12 siswa. Jadi kemampuan kreativitas pada pra siklus adalah 2 atau 16,67%. Setelah di lakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Jigsaw kemampuan kreativitas mengalami peningkatan. Kemampuan kreativitas tinggi 58,33% atau 7 siswa dari 12 siswa, kemampuan kreativitas sedang 25,00% atau 3 siswa dari 12 siswa, kreativitas rendah 16,67% atau 2 siswa dari 12 siswa. Kemampuan kreativitas tinggi pada siklus I adalah 58,33% atau 7 siswa. Hal ini disebabkan situasi pembelajaran lebih bermakna dan lebih aktif dan kreatif, siswa tidak lagi berbicara sendiri, guru dalam proses pembelajaran sudah menerapkan pendekatan Jigsaw sehingga situasi kelas lebih konduksif. Namun kemampuan kreativitas belum mencapai indikator keberhasilan. Pada siklus I penerapan pendekatan Jigsaw dengan penekanan/perubahan kelompok besar sedang pada siklus II menjadi kelompok kecil dan penambahan soal latihan individu dan media pembelajaran, mampu meningkatkan kemampuan kreativitas secara optimal. Hasil pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut kemampuan kreativitas tinggi 883,33% atau 10 siswa dari 12 siswa, kemampuan kreativitas sedang 16,67% atau 2 siswa dari 12 siswa, kemampuan kreativitas rendah 0 % atau 0 siswa dari 12 siswa. Jadi kemampuan kreativitas pada siklu II adalah 10 siswa atau 83,33%.

Berdasarkan data pada siklus I ada kenaikan kemampuan kreativitas dari 2 siswa atau 16,67% menjadi 7 siswa 58,33%. Pada siklus II ada kenaikan kemampuan kreativitas dari 7 siswa atau 58,33% menjadi 10 siswa atau 83,33%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan kreativitas dari 2 siswa atau 16,67% menjadi 10 siswa atau 83,33%.

Prestasi belajar mata pelajaran PKn yang diukur melalui tes prestasi menunjukan hasil pada pra siklus rerata 67,50 dengan ketuntasan 33,33% Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Jigsaw ada peningkatan. Pada siklus I rerata 69,67 dan ketuntasan 560,00% dari hasil refleksi hasil tersebut masih belum mencapai indikator keberhasilan. Dengan memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I yaitu dengan membentuk kelompok kecil, hasil tes prestasi pada siklus II rerata 76,17 dan ketuntasan 91,67%.

 Pada data terlihat pra siklus nilai rata-rata 67,50, pada siklus I rata-rata 69,67 dan siklus II rata-rata 76,17. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan Jigsaw, dapat meningkatkan rerata prestasi belajar pada pra siklus 67,50 menjadi 69,67 pada siklus I dan siklus II dari 69,67 pada siklus I menjadi 76,17 pada siklus II. ketuntasan belajar pada pra siklus 33,33% pada siklus I menjadi 50,00% dan siklus II menjadi 91,67%. Ini berarti pada siklus I ada peningkatan dari 33,33% menjadi 50,00% sedangkan pada siklus II meningkat dari 50,00% menjadi 91,67%. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Jigsaw dapat meningkatkan rata-rata prestasi belajar dari 67,50 menjadi 76,17 dan ketuntasan belajar dari 33,33% menjadi 91,67%.

Penerapan pendekatan Jigsaw berdampak pada perubahan situasi kelas dan siswa. Perubahan kondisi siswa antara lain sangat aktif, sangat antusias dan sangat bersemangat. Kondisi kelas sangat menyenangkan, sangat konduksif dan sangat bermakna. Hal ini menyebabkan kemampuan peningkatan kreativitas dan prestasi belajar menjadi meningkat. Hal ini sebagaimana pendapat Kunandar (2006:301) menyatakan bahwa landasan berfikir pembelajaran Jigsaw adalah pengetahuan dibangun manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui kontek yang terbatas. Manusia mengkontruksi pengetahuan, menemukan sesuatu yang berguna itu dan memberi pengalaman nyata, sehingga siswa perlu dibiasakan untuk peningkatan kreativitas, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.

Dari uraian di atas maka dapat diperoleh hasil bahwa penerapan pendekatan Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan peningkatan kreativitas dari 2 siswa atau 16,67% menjadi 10 siswa atau 83,33% dapat meningkatkan prestasi belajar rata-rata 67,50 menjadi 76,17.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.   Penerapan model pembelajaran Jigsaw, dapat meningkatkan kemampuan kreativitas, mata pelajaran PKn siswa kelas VI SD N 1 Jenggawur semester II tahun pelajaran 2014/2015 dari pra siklus 2 siswa atau 16,67% menjadi 10 siswa atau 83,33% pada akhir siklus II.

2.   Penerapan pendekatan Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas VI SD N 1 Jenggawur semester II tahun pelajaran 2014/2015 nilai rerata dari pra siklus 67,50 menjadi 76,17 pada akhir siklus II dan ketuntasan belajar dari prasiklus 33,33% menjadi 91,67% pada siklus II.

Saran

Berakhirnya siklus II agar penelitian lebih optimal maka disarankan a) Pelaksanaan penelitian ini baru 2 siklus, peneliti lain selanjutnya dapat menambah siklus baru untuk mendapatkan temuan-temuan yang lebih signifikan. b) Instrumen tes dan lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini masih merupakan instrument yang tingkat validasinya belum memuaskan, peneliti berikutnya dapat menggunakan instrumen yang standar atau validitas dan reliabilitas yang standar.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajarannya , Jakarta: Rineka Cipta

Lestari Mikarsa, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Lie, Anita 2005. Cooperative learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas.Jakarta:Grasindo

Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung Remaja Rosda Karya

Model Pembelajaran Jigsaw (http//www.asikbelajar.com/2012/11model-pembelajaran-jigsaw html.Diakses tanggal 2 April 2015

Nasution, 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Saminanto, 2011. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas) Semarang: Provinsi Jawa Tengah LPTK IAIN Walisongo.

Sudrajat, Akhmad, , 2008. Strategi Pembelajaran: Departemen Pendidikan.

Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi